Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN


REPRODUKSI PADA NY.S USIA 23 TAHUN P1AB0AH1 AKSEPTOR
LAMA KB SUNTIK KOMBINASI DENGAN SPOTTING DI KLINIK
PRATAMA PURI ADISTY

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik pada


Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Oleh:

ISMI NUR AINI

P07124521117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Komprehensif

“Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada


Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik Kombinasi
dengan Spotting di Klinik Pratama Puri Adisty”

Oleh:
ISMI NUR AINI

P07124521117

Menyetujui,
Pembimbing Klinik

Fina Andriani, S.ST (……………………………………)


Pembimbing Akademik

Dwiana Estiwidani, S.ST., M.PH (……………………………………)


NIP. 197904182002122001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, SST., M.Kes


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepadaAllah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif “Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada Ny.S Usia 23
Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik Kombinasi dengan Spotting di
Klinik Pratama Puri Adisty”. Bersama ini saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. Yuni Kusmiyati, SST, MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada saya untuk mengikuti praktik klinik.
2. Hesty Widyasih, S.ST, M. Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan dan dorongan kepada saya untuk mengikuti praktik klinik.
3. Dwiana Estiwidani, S.ST., M.PH, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan waktunya serta masukan kepada saya dalam
menyelesaikan Laporan Komprehesif ini.
4. Fina Andriani, S.ST, selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan
bimbingan bagi saya selama praktek di Klinik Pratama Puri Adisty.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Maka saran dan kritik sangat saya harapkan demi membuat makalah
ini menjadi lebih baik.
Akhir kata saya ucapkan mohon maaf apabila terdapat penyusunan yang
salah dalam makalah ini, sebab kesempurnaan hanya milik Tuhan semata. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Januari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Ruang Lingkup..........................................................................................3
D. Manfaat......................................................................................................3

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI...............................................................5


A. Kajian Masalah Kasus...............................................................................5
B. Kajian Teori...............................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................15


A. Data subjektif..........................................................................................15
B. Data objektif............................................................................................16
C. Analisis....................................................................................................16
D. Penatalaksanaan.......................................................................................17

BAB IV PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................24

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut BKKBN, peserta KB aktif di antara Pasangan Usia Subur
(PUS) di Indonesia tahun 2020 sebesar 67,6% akseptor. Angka tersebut
meningkat dibandingkan data di tahun 2019 sebesar 63,31% akseptor. Pada
tahun 2020 sebagian besar akseptor memilih menggunakan metode suntik
sebesar 72,9% dibanding metode kontrasepsi yang lain.1 Menurut Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2020 Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki
cakupan peserta KB Aktif sebesar 58,8% dengan jumlah total PUS di Daerah
Istimewa Yogyakarta menurut data sebanyak 538.019 PUS dengan peserta
KB aktif sebanyak 316.242 (58,78%). Metode kontrasepsi suntik
mendapatkan persentase paling tinggi di DIY dibanding metode yang lain
yaitu sebanyak 49,3%.2
Klinik Pratama Puri Adisty adalah salah satu klinik di Kota
Yogyakarta yang menerima layanan konsultasi dan pemasangan KB mulai
dari suntik, implant dan IUD. Hasil dari pantauan laporaan suntik di klinik
Pratama Puri Adisty, akseptor terbanyak menggunakan KB jenis suntik
progestin dan suntik kombinasi. Jika dilihat dari efektivitas, kedua jenis alat
ini termasuk metode kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas
dalam pengendalian kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi
jangka Panjang (Implaan, IUD). Hal ini terjadi setiap tahun, dimana peserta
lebih banyak memilih metode kontrasepsi jangka pendek dibandingkan
metode kontrasepsi jangka Panjang (IUD dan implan). Klinik puri adisty
memiliki data akseptor KB kunjungan untuk memakai KB suntik kombinasi
pada bulan November-Desember 2021 terdapat 38 akseptor.
Kontrasepsi Suntikan kombinasi 25 mg Depo Medroxy Progesterone
Acetate dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan melalui injeksi IM
(intramuscular) sebulan sekali. Kontrasepsi ini juga memiliki beberapa efek
samping seperti terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan

1
bercak atau spooting, perdarahan sampai sepuluh hari. 3 Spotting merupakan
efek samping yang paling sering dirasakan pada akseptor KB suntik
kombinasi dibandingkan dengan efek samping yang lain.4
Metode kontrasepsi suntik kombinasi banyak dipilih oleh Wanita usia
subur (WUS) dikarenakan efek samping yang tidak banyak terjadi
dibandingkan metode suntik progestin. Pada kontrasepsi suntik kombinasi
efek samping yang timbul berupa gangguan menstruasi dan penambahan
berat badan lebih ringan dibanding suntik progestin.5 Banyak akseptor
mengaku setelah menggunakan KB suntik kombinasi memiliki siklus haid
yang lebih teratur.6 Namun, tetap ada peluang pada beberapa WUS dengan
adanya efek samping ini juga yang dapat dikhawatirkan menjadi alasan untuk
berhenti KB.7
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data pada kasus Ny.S
Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik Kombinasi
dengan Spotting.
b. Melakukan intrepretasi data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga
ditemukan diagnosis, masalah dan kebutuhan yang spesifik dasar yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan pada Ny.S Usia 23 Tahun
P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik Kombinasi dengan Spotting.
c. Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi pada kasus
Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik
Kombinasi dengan Spotting.
d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan atau tindakan segera oleh bidan, dokter dan/atau untuk
2
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai kondisi pada kasus Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1
Akseptor Lama KB Suntik Kombinasi dengan Spotting.
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
f. Melakukan penatalaksanaan yang dilakukan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secera komperhensif yaitu
penyuluhan dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up serta
melakukan pendokumentasian berdasarkan seluruh tindakan yang telah
dilakukan pada Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB
Suntik Kombinasi dengan Spotting.
g. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam
masalah dan diagnosa.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan
pelayananan kebidanan yang berfokus pada kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu,
menambah wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan di Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta

3
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan asuhan
yang akan diberikan pada ibu akseptor lama KB suntik kombinasi
dengan spotting.
b. Bagi Bidan di Klinik Pratama Puri Adisty
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan bagi
bidan pelaksana di klinik mengenai asuhan yang diberikan pada
akseptor KB suntik kombinasi yang mengalami keluhan spotting.
c. Bagi Ibu Akseptor KB Suntik Kombinasi
Dapat menjadi penambahan ilmu pengetahuan untuk mengerti efek
samping dari KB suntik kombinasi dan penanganan yang harus
dilakukaan.

4
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
A. Kajian Masalah Kasus
Pada 11 Januari 2022 Ny. S berusia 23 tahun datang ke klinik Pratama
puri adisty. Saat dikaji mengenai data subjektif Ibu mengatakan ingin suntik
ulang KB Kombinasi, saat ini sedang menstruasi hari ke 5, beberapa bulan
terakhir ibu selalu mengalami flek selama 2-3 hari setiap bulanya diluar siklus
menstruasi. Kemarin desember flek, mulai sejak oktober. Biasanya flek
terjadi pertengahan siklus menstruasi. Ibu menikah pada usia 21 tahun, saat
ini sudah 2 tahun dengan suami. Memiliki Riwayat menstruasi teratur dengan
siklus 28 hari lama nya 5-7 hari memiliki kebiasaan ganti pembalut Ketika
sudah merasa penuh saja HPHT: 07-01-2022. Pada Riwayat kehamilan
persalinan, dan nifas yang lalu Ny. S melahirkan 1 kali tidak ada Riwayat
keguguran. Melahirkan pada 14 agustus 2020 dengan usia kehamilan aterm,
lahir normal di bidan. Riwayat kontrasepsi yang digunakan adalah suntik KB
kombinasi yang sampai saat ini masih digunakan, pertama menggunakan ada
September 2021 di klinik puri adisty dengan keluhan flek-flek. Pada Riwayat
Kesehatan diri sendiri dan keluarga tidak ada Riwayat penyakit sistemik.
Pada Riwayat penyakit ginekologi ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit miom, kista, PRP dll. Pada pola makan ibu semua dalam keadaan
normal dan tidak ada keluhan. Pola eliminasi juga tidak ada keluhan dan
normal. Kegiatan ibu sehari-hari masih melanjutkan studi kuliah, menjadi ibu
rumah tangga dan mengurus anak. Dengan istirahat yang cukup dan tidak ada
keluhan. Seksualitas berlangsung normal dengan frekuensi 2-3 kali/minggu.
Pada personal hygiene ibu memiliki kebiasaan mandi 2 kali/hari, Kebiasaan
membersihkan alat kelamin setiap mandi, setelah BAK dan BAB dilap kering
dengan handuk atau tissue, Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap kali
setelah mandi pagi dan sore hari dengan jenis pakaian dalam yang digunakan
berbahan katun dingin dan nyaman. Dan apabila flek menggunakan pembalut,
dan karena flek sedikit jadi pembalut tidak 4 jam sekali ganti, kadang tidak

5
pakai pembalut, hanya celana dalam saja. Pada keadaan psikososial spiritual
suami dan ibu kandung sangat mendukung ibu dalam menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun asal ibu nyaman. ibu mampu mengetahui beberapa
alat kontrasepsi namun ibu lupa mengenai efek samping yang pernah
dijelaskan, hanya dapat menyebutkan penambahan berat badan.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan objektif, didapatkan keadaan
umum iu baik. Status emosional stabil dengan tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 80 x/mnt, nafas 22 x/mnt, suhu 36,5⁰C. pada pemeriksaan berat badan
didapatkan 58 kg, tinggi badan 160 cm, LILA 24 cm. bedasarkan data
tersebut didapatkan IMT 22,65. Pada pemeriksaan fisik semua dalam batas
normal, tidak ditemukan adanya masalah, pada pemeriksaan genetalia ibu
menolak diperiksa karena sedang haid. Tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang. Pada Riwayat Kesehatan ibu bedasarkan kartu KB ibu melakukan
kunjungan ulang tepat waktu, dengan Riwayat tekanan darah tidak pernah
tinggi dan tidak ada penambahan berat badan.
Setelah dilakukan penggalian data secara subjektif dan objektif
ditegakkan diagnose Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB
suntik kombinasi dengan Spotting. Ditemukan masalah berupa Kurang rajin
dalam mengganti pembalut saat flek dan saat menstuasi sehingga
membutuhkan KIE informasi efek samping KB suntik kombinasi, KIE
persetujuan ulang, Pemberian suntikan dan KIE vulva hygiene. Masalah
potensial berupa iritasi dan infeksi vulva sehingga dilakukan antisipasi
tindakan segera dengan Pemberian edukasi mengenai vulva hygiene. ibu
dilakukan tatalaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan
evaluasi akhir ibu paham mengenai penjelasan dan akan mengikuti anjuran
serta ibu masih melanjutkan KB suntik kombinasi.
B. Kajian Teori
1. Kontrasepsi
a. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang
6
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma
tersebut.8
b. Tujuan
Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan, tujuan umum
untuk pemberian dukungan dan pemantapan peneriman gagasan KB
yaitu dihayatinya NKKBS serta tujuan pokok penurunan angka
kelahiran yang bermakna.9
c. Macam kontrasepsi
Ada beberapa macam metode kontrasepsi yang ada dalam
program KB di Indonesia:
1) Metode kontrasepsi sederhana. Metode kontrasepsi sederhana ini
terdiri dari 2 metode yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa
alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi
tanpa alat antara lain; metode amenorrhea laktasi (MAL), coitus
interruptus, metode kalender, metode lendir serviks (MOB),
metode suhu basal badan dan simptothermal yaitu perpaduan
antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode
kontrasepsi dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan
spermisida.
2) Metode kontrasepsi hormonal. Metode kontrasepsi hormonal pada
dasarnya dibagi menjadi dua yaitu kombinasi (mengandung
hormone progesteron dan esterogen sintetik) dan yang hanya
berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat
pada pil dan suntikan. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi
progesteron saja terdapat pada pil, suntik dan implan.
3) Metode kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR). Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi
menjadi dua yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik
progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.
7
4) Metode kontrasepsi mantap. Metode kontrasepsi mantap terdiri
dari 2 macam yaitu Metode Operatf Wanita (MOW) dan Metode
Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi
karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat
saluraan tuba fallopi sehingga mencegah pertemuan antara ovum
dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan vasektomi
yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga
cairan sperma tidak diejakulasikan.
5) Metode kontrasepsi darurat.10
2. Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang
pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara
intramuscular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon
progesteron dan esterogen pada wanita usia subur. Penggunaan
kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis
yaitumenurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkemabangan dan
kematangan folikel de graaf tidak terjadi.9
b. Jenis KB Suntik Kombinasi
Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroxy Progesterone
Acetate dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan melalui injeksi
IM (intramuscular) sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan melalui injeksi
IM sebulan sekali.3
c. Cara kerja
Cara kerja suntik kombinasi adalah menekan ovulasi, membuat
lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu,
perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu;,
menghambat transportasi gamet oleh tuba.9
d. Efektivitas

8
KB suntik kombinasi sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan.10
e. Keuntungan
Sangat efektif, aman karena memiliki risiko terhadap kesehatan
yang kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak
diperlukan pemeriksaan dalam, efek samping sangat kecil, akseptor
tidak perlu menyimpan obat suntikan sendiri, pemberian aman efektif
dan relative mudah.11
f. Keterbatasan
1) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak atau spooting, perdarahan sampai sepuluh hari.
2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3) Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang
senggama dan terasa mengganggu (keputihan).
4) Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karena
pasien harus kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang.
5) Efektifitas suntik kombinasi berkurang bila digunakan bersamaan
dengan obat- obatanepilepsi (feniton dan barbiturat) atau obat
tuberkolosis (rifampisin).
6) Dapat terjadi perubahan berat badan.
7) Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan
timbulnya tumor hati.
8) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual (IMS), hepatitis B virus atau infeksi virus HIV.
9) Pemulihan kesuburan kemungkinan terlambat setelah penghentian
pemakaian KB suntik kombinasi.
g. Indikasi
Usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak,
menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi, setelah
9
melahirkan dan tidak menyusui, nyeri hadi hebat, haid teratur,
Riwayat kehamilan ektopik, telah banyak anak tetapi belum
menghendaki tubektomi, sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
dan anemia defisiensi besi.3
h. Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per
100.000 kelahiran), Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan.
pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, Umur > 35
tahun yang merokok. Ibu mempunyai riwayat kelainan
tromoboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun, kelainan
pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala ringan atau migrain
dan keganasan pada payudara.11
i. Waktu Mulai Menggunakan KB Suntik Kombinasi
1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, ibu
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
3) Bila ibu tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,
asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Ibu tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau
menggunakan kondom selama 7 hari dari suntikan pertama.
4) Bila ibu pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil.
5) Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat
haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1
dan 7.
6) Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, ibu tidak boleh
diberikan suntik kombinasi.
7) Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberi.
10
8) Ibu pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan dalam
waktu 7 hari.
9) Ibu yang sedang menggunakn metode kotrasepsi hormonal yang
lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal
kombinasi boleh diberikan tanpamenunggu haid, asalkan
kontrasepsi yang sebelumnya digunakan secara benar dan tepat.
Suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya. Bila ragu ibu harus di uji kehamilannya
terlebih dahulu.
10) Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
pertama dapat segera diberikan asal diyakini ibu tersebut tidak
hamil dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid.
Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain
tidak perlu digunakan.12
j. Cara Penggunaan KB Suntik Kombinasi
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan, di suntik
secara intramuscular (IM) di daerah pantat. Suntikan ulang diberikan
setiap bulan sekali dan dapat diberikan 2 hari lebih awal, dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan
lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.13
k. Tanda yang Harus Diwaspadai bagi Pengguna KB Suntik Kombinasi
1) Nyeri dada yang hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya
bekuan darah di paru atau serangan jantung.
2) Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan
terjadi stroke, hipertensi atau migrain.
3) Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan
pembuluh darah pada tungkai.
4) Jika tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum
suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.10
11
3. Perdarahan Bercak (Spotting)
a. Pengertian Perdarahan Bercak (Spotting)
Spotting merupakan hal yang sering terjadi pada pengguna
kontrasepsi hormonal. Karena pengaruh dari hormon progesteron
yang menyebabkan selaput lendir tipis dan atrofi sehingga haid tidak
terjadi dan terkadang hanya perdarahan bercak. Spotting yaitu haid
terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika terdapat inseden bercak
darah atau perdarahan diantara haid. Gangguan haid ini biasanya
bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.14
Spotting yaitu perdarahan yang berupa bercak yang berjumIah
sedikit, namun bila spotting tidak ditangani atau berlangsung
berkepanjangan akan menyebabkan anemia, selain itu efek samping
lainnya adalah terjadi iritasi dikarenakan frekuensi pemakaian
pembalut meningkat lebih sering jika hal tersebut dibiarkan dan tidak
melakukan perawatan serta menjaga kebersihan genetalia dengan
baik dan benar akan menyebabkan infeksi.12
Pada penelitian yang dilakukan oleh Putri et al. mendapatkan
hasil bahwa Sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik kombinasi
dapat mengalami mentruasi yang teratur tiap bulannya dengan lama
siklus, lama hari, gambaran darah dan banyaknya darah yang keluar
dikatakan normal. Sebagian besar mengalami perdarahan bukan
haid/perdarahan sela, olighomenorrhea dan hipomenorrhea dengan
bentuk perdarahan flek (spotting).15 Penelitiaan yang dilakukan oleh
Safitri pada tahun 2019 menyebutkan hal serupa bahwa salah satu
efek samping yang dijumpai pada akseptor KB kombinasi adalah
spotting.16 Penelitian serupa yang dilakukan oleh Mustafid, didaptkan
hasil bahwa Pada pengguna KB kontrasepsi cyclofem, yang
mengalami spotting persentasenya lebih besar.17
b. Penyebab
Pemicu terbentuknya perdarahan bercak (spotting) adalah
terbentuknya pelebaran pembuluh vena kecil diendometrium serta
12
menimbulkan pembuluh vena tersebut jadi rapuh sehingga terjalin
perdarahan lokal. Apabila gestagen kurang, stabilitas stroma
menurun, yang pada kesimpulannya terjalin perdarahan.18
Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak
berbahaya. Apabila perdarahan terus berlanjut atau sesudah masa
haid berhenti namun terjadi perdarahan, maka sangat perlu dicari apa
penyebab perdarahan itu, memberikan penatalaksanaan terhadap
masalah perdarahan dengan sistem yang sesuai, apabila tidak
ditemukan masalah terjadinya perdarahan, memberikan pertanyaan
kepada klien yakni tetap melanjutkan kontrasepsi suntik kombinasi
atau beralih kontrasepsi lain.12
c. Penanganan
Penanganan jika terjadi perdarahan bercak (spotting)
Informasikan pada akseptor bahwa perdarahan ringan sering
dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak
perlu memerlukan pengobatan. Keluhan spotting baik ringan ataupun
tidak terlalu mengganggu, maka tidak perlu diberikan obat. Akan
tetapi jika mengganggu ataupun mengalami pendarahan sepanjang
bisa ditangani dengan pemberian pil kontrasepsi kombinasi 2x1 tablet
selama 7 hari, dan ibu profen (sampai dengan 800 mg, 3x/hari, untuk
5 hari) untuk mencegah inflamasi.19
Selain pengobatan maka berikan bimbingan konseling kepada
akseptor tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi pada vulva dengan membersihkan vulva dari depan
kebelakang menggunakan air bersih dan menghindari agar tidak
lembab.3 Dengan mengeringkan selalu vulva setelah BAK maupun
BAB. Dan tetap menjaga pola penggunaan pantyliner yaitu dengan
mengganti pantylener 3 sampai 4 kali/ hari agar terjaga kebersihanya
dan terhindar dari iritasi dan infeksi.3 Spotting adalah perdarahan
intramuscular yang jumlahnya tidak banyak, untuk itu, tidak
memerlukan banyak pemakaian tampon atau pembalut.9
13
4. Kewenangan Bidan terhadap Kasus
Kewenangan bidan tertuang pada Pasal 46 Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan. Pada
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana yang
tencantum, Bidan bertugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana yang diperjelas pada pasal 51 bahwa
Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi, konseling,
dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.20
Selain itu, terdapat juga wewenang bidan seputar kasus ini yaitu
PMK No 28 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan praktik bidan pasal 18
dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, bidan memiliki kewenangan
untuk memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana. Diperjelas pada pasal 21 bahwa Bidan berwenang
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana; dan pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan
suntikan 21
5. Standar Operasional Prosedur (SOP) KB Suntik Kombinasi di Klinik
Pratama Puri Adisty
a. Persiapan alat
1. Spuit 3 cc
2. Needle no 24
3. Kapas alcohol
4. KB cyclofem
b. Pelaksanaan
1. Mencocokan identitas pasien
2. Melakukan konseling
3. Melakukan inform consent sebelum melakukan tindakan
4. Melakukan anamnesa timbang BB dan tensi
5. Menyiapkan alat dan bahan
14
6. Mengatur posisi pasien
7. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
8. Ambilkan spuit 3 cc isi dengan obat yang akan disuntikan. Obat KB suntik
kombinasi mengandung 2 jenis hormon yaitu 25 mg Depo medroksiprogesteron
asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat (cycloferm)
9. Lakukan aseptik tempat yang akan disuntik dengan kapas alkohol
biarkan kulit kering sebelum di suntik
10. Suntikkan jarum secara IM dalam pada pantat
11. Lakukan aspirasi bila tidak terdapat darah masukkan obat secara perlahan
lahan
12. Angkat jarum suntik dan bersihkan kulit dengan kapas alkohol
13. Kemudian membuang spuit dan jarum ke safety box
14. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu mengeringkanya
15. Tulis di buku rekam medis dan KIA mengenai tindakan yang dilakukan
dan merencanakan suntikan berikutnya

15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Data subjektif
Pada 11 Januari 2022 Ny. S berusia 23 tahun datang ke klinik Pratama
puri adisty. Bedasarkan BKKBN (2014) Ny. S merupakan wanita usia subur
(WUS) dengan usia reproduksi sehat wanita usia menikah disarankan pada
usia 20-35 tahun sebab merupakan usia reproduksi sehat. Dan termasuk
Wanita usia subur Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang memasuki
usia 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya. 22 Saat dikaji
keluhan Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik kombinasi, saat ini
sedang menstruasi hari ke 5, beberapa bulan terakhir ibu selalu mengalami
flek selama 2-3 hari setiap bulanya diluar siklus menstruasi Kemarin desember
flek, mulai sejak oktober. Biasanya flek terjadi pertengahan siklus menstruasi.
Bedasarkan teori Affandi pada 2014 yang disebutkan efek samping KB suntik
kombinasi adalah terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak atau spotting, perdarahan sampai sepuluh hari.3
Memiliki Riwayat menstruasi teratur dengan siklus 28 hari lama nya
5-7 hari memiliki kebiasaan ganti pembalut Ketika sudah merasa penuh saja
HPHT: 07-01-2022. Bedasarkan teori dari Verawaty (2011) bahwa Menstruasi
yang normal berlangsung kurang lebih 4-7 hari. Jumlah darah yang
dikeluarkan sekitar 2-8 sendok makan. Sementara satu siklus menstruasi rata-
rata adalah 28 hari, tetapi panjang siklus 24-35 hari masih dikategorikan
normal.23 Pada pergantian pembalut hal ini tidak sesuai dengan Kemenkes RI
(2015) bahwa khusus untuk perempuan tidak boleh terlalu sering
menggunakan cairan pembilas vagina dan jangan gunakan pembalut dalam
waktu lama, minimal setiap 4 jam sekali harus diganti.24
Pada Riwayat kehamilan persalinan, dan nifas yang lalu Ny. S
melahirkan 1 kali tidak ada Riwayat keguguran. Melahirkan pada 14 agustus
2020 dengan usia kehamilan aterm, lahir normal di bidan. Dari data ini dapat
dibuat diagnose obstetri P1AB0AH1. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

16
adalah suntik KB suntik kombinasi yang sampai saat ini masih digunakan,
pertama menggunakan ada September 2021 dengan keluhan flek-flek. Ny. S
tidak pernah menderita penyakit serius apapun pada pola. Pada pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak ditemukan masalah selain kebiasan
apabila flek menggunakan pembalut, dan karena flek sedikit jadi pembalut
tidak 4 jam sekali ganti, kadang tidak pakai pembalut, hanya celana dalam
saja. Pada keadaan psikososialspiritual suami dan ibu kandung sangat
mendukung ibu dalam menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun asal ibu
nyaman. Saat dikaji mengenai pengetahuan KB yang ibu gunakan ibu lupa
mengenai efek samping yang pernah dijelaskan, hanya dapat menyebutkan
penambahan berat badan.
B. Data Objektif
Pada pemeriksaan objektif, didapatkan keadaan umum iu baik. Status
emosional stabil dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/mnt, nafas 22
x/mnt, suhu 36,5⁰C. tanda vital ibu saat ini semua dalam batas normal,
menurut Hidayat (2013) tanda vital dengan hasil tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 82 x/menit pernafasan 21x/menit, suhu 36,8⁰C. Tanda vital ibu
saat ini semua dalam batas normal, bedasarkan Hidayat (2013) Tekanan darah
normalnya berkisar sistolik 110−120 mmHg dan diastolik 70−90 mmHg. Nadi
normalnya 70−90 x/menit. Pernafasn 18−24 x/menit, suhu badan normalnya
36,5C−37,5C.25 pada pemeriksaan berat badan didapatkan 58 kg, tinggi
badan 160 cm, LILA 24 cm. bedasarkan data tersebut didapatkan IMT 22,65.
Bedasarkan Kemenkes RI (2018) IMT dengan kisaran 18.5-25 merupakan
IMT normal.26 Ukuran lingkar lengan atas menurut Marmi (2017) Wanita usia
subur dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. 27 Pada
pemeriksaan fisik semua dalam batas normal, tidak ditemukan adanya
masalah, pada pemeriksaan genetalia ibu menolak diperiksa karena sedang
haid. Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Pada Riwayat Kesehatan ibu
bedasarkan kartu KB ibu melakukan kunjungan ulang tepat waktu, dengan
Riwayat tekanan darah tidak pernah tinggi dan tidak ada penambahan berat
badan.
17
C. Analisis
Setelah dilakukan penggalian data secara subjektif dan objektif
ditegakkan diagnose Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB
Suntik kombinasi dengan Spotting. Menurut Varney (2012) Spotting yaitu
haid terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika terdapat inseden bercak
darah atau perdarahan diantara haid. Gangguan haid ini biasanya bersifat
sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.14 Ditemukan masalah
berupa Kurang rajin dalam mengganti pembalut saat flek dan saat menstuasi.
Hal ini berlawanan dengan teori yang disebutkan oleh Kemenkes (2015)
bahwa Khusus untuk perempuan tidak boleh terlalu sering menggunakan
cairan pembilas vagina dan jangan gunakan pembalut dalam waktu lama,
minimal setiap 4 jam sekali harus diganti.24 Sehingga Ny. S membutuhkan
KIE informasi efek samping KB suntik kombinasi, KIE persetujuan ulang,
Pemberian suntikan dan KIE vulva hygiene. Masalah potensial berupa Iritasi
dan infeksi vulva. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2013) spotting
tidak ditangani atau berlangsung berkepanjangan akan terjadi iritasi
dikarenakan frekuensi pemakaian pembalut meningkat lebih sering jika hal
tersebut dibiarkan dan tidak melakukan perawatan serta menjaga kebersihan
genetalia dengan baik dan benar akan menyebabkan infeksi.12 Dilakukan
Kebutuhan segera dengan Pemberian edukasi mengenai vulva hygiene. ibu
dilakukan tatalaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
D. Penatalaksanaan
KIE efek samping KB suntik kombinasi menurut Affandi (2014) Kb
suntik kombinasi memiliki beberapa efek samping yaitu Terjadi perubahan
pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau spooting, perdarahan
sampai sepuluh hari. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan
seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. Adanya cairan putih
yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan terasa mengganggu
(keputihan).Dapat terjadi perubahan berat badan. Dapat terjadi efek samping
yang serius seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak
dan kemungkinan timbulnya tumor hati. Pemulihan kesuburan kemungkinan
18
terlambat setelah penghentian pemakaian KB suntik kombinasi.3 selain itu
dijelaskan juga mengenai efek samping yang ibu rasakan setiap bulan yaitu
spotting. Menurut Varney (2012) Spotting merupakan hal yang sering terjadi
pada pengguna kontrasepsi hormonal.14 Teori dari Baziad (2012) Pemicu
terbentuknya perdarahan bercak (spotting) adalah terbentuknya pelebaran
pembuluh vena kecil diendometrium serta menimbulkan pembuluh vena
tersebut jadi rapuh sehingga terjalin perdarahan lokal. Apabila gestagen
kurang, stabilitas stroma menurun, yang pada kesimpulannya terjalin
perdarahan.18 menurut Sulistyawati (2013) Perdarahan ringan atau spotting
sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya. Apabila perdarahan terus berlanjut
atau sesudah masa haid berhenti namun terjadi perdarahan, maka sangat perlu
dicari apa penyebab perdarahan itu, memberikan penatalaksanaan terhadap
masalah perdarahan dengan sistem yang sesuai, apabila tidak ditemukan
masalah terjadinya perdarahan, memberikan pertanyaan kepada klien yakni
tetap melanjutkan kontrasepsi suntik kombinasi atau beralih kontrasepsi lain.12
Selanjutnya diberikan suntikan ulang untuk KB kombinasi pada ibu
setelah ibu menyetujui dan tidak masalah melanjutkan KB karena tidak
merasa terganggu. Menurut Irianto (2014) Suntikan kombinasi dapat
diberikan setiap bulan, di suntik secara intramuscular (IM) di daerah pantat.
Suntikan ulang diberikan setiap bulan sekali dan dapat diberikan 2 hari lebih
awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan
tidak bekerja segera dan efektif.13
Dilanjutkan dengan KIE vulva hygiene menurut Affandi (2014)
bimbingan konseling kepada akseptor tentang vulva hygiene yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva dengan membersihkan vulva
dari depan kebelakang menggunakan air bersih dan menghindari agar tidak
lembab. Dengan mengeringkan selalu vulva setelah BAK maupun BAB. Dan
tetap menjaga pola penggunaan pantyliner yaitu dengan mengganti pantylener
3 sampai 4 kali/ hari agar terjaga kebersihanya dan terhindar dari iritasi dan
infeksi.3 Menurut Hartanto (2012) Spotting adalah perdarahan intramuscular
19
yang jumlahnya tidak banyak, untuk itu, tidak memerlukan banyak pemakaian
tampon atau pembalut.9
Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang pada tanggal yang
ditentukan yaitu 9 Februari 2022 untuk mendapatkan suntikan ulang KB 1
bulan. Namun apabila ibu ada keluhan, dapat segera kontrol. Hal ini sesuai
dengan teori yang disebutkan Irianto (2014) bahwa Mejadwalkan akseptor
untuk kunjungan ulang. Pemberian suntikan KB suntik kombinasi setiap
sebulan sekali. Suntikan ulang diberikan setiap bulan sekali dan dapat
diberikan 2 hari lebih awal.3

20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, saya dapat memahami kasus secara nyata tentang
asuhan yang diberikan pada Pada Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor
Lama KB Suntik Kombinasi dengan Spotting di Klinik Pratama Puri Adisty
sudah sesuai teori yang ada. Selain itu dari penatalaksanaan kasus, saya dapat
menarik kesimpulan;
1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data atau anamnesis secara
subjektif dengan hasil bahwa Ny. S mengalami flek-flek setiap bulan 2-3
hari. Dilakukan pengkajian secara objektif dengan hasil saat ini Ny. S
dalam keadaan sehat.
2. Melakukan intrepretasi data dasar yang sudah dikumpulkan sehingga
didapatkan diagnose Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama
KB Suntik kombinasi dengan Spotting di Klinik Pratama Puri Adisty
dengan masalah Ny. S Kurang rajin dalam mengganti pembalut saat flek
dan saat menstuasi dan kebutuhan yang diperlukan adalah KIE informasi
efek samping KB suntik kombinasi, KIE persetujuan ulang, Pemberian
suntikan dan KIE vulva hygiene.
3. Mengidentifikasikan diagnosa potensial dari kasus ini yaitu tidak
ditemukan diagnosa potensial. Pada masalah potensial yang muncul yaitu
Iritasi dan infeksi vulva.
4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan atau tindakan segera oleh bidan. Kebutuhan segera yang
dilakukan adalah mengedukasi ibu mengenai vulva hygiene.
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi yaitu dengan memberikan KIE informasi
efek samping KB suntik kombinasi, KIE persetujuan ulang, Pemberian
suntikan dan KIE vulva hygiene.

21
6. Melakukan penatalaksanaan yang dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secera komperhensif yaitu penyuluhan
dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up serta melakukan
pendokumentasian berdasarkan seluruh tindakan yang telah dilakukan
pada kasus Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik
Kombinasi dengan Spotting.
7. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnosa. Bedasarkan penatalaksanaan yang sudah diberikan pada Ny.S
sudah lengkap, dan Ny. S kooperatif, mampu berkomitmen untuk
melakukan saran dan rekomendasi dari bidan.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan di Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
Sebagai mahasiswa agar lebih menguasai materi dan mampu
mengaplikasikannya sehingga ketika terjadi masalah dapat mengkajinya
lebih dalam dan memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan pasien.
Mahasiswa diharapkan untuk membaca literatur terbaru untuk menambah
wawasan mengenai asuhan pada ibu akseptor KB.
2. Bagi Bidan di Klinik Pratama Puri Adisty
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya
asuhan pada ibu akseptor KB suntik kombinasi sesuai dengan standar
yang ada saat ini untuk mencegah komplikasi dan efek samping yang
menganggu untuk akseptor KB suntik kombinasi
3. Bagi Ibu Akseptor KB Suntik Kombinasi
Ibu akseptor KB suntik kombinasi dapat mengetahui bagaimana cara
kerja suntik KB suntik kombinasi sehingga mampu mengerti tentang efek
samping yang akan ditimbulkan, cara merawat diri dan mengetahui
penanganan yang harus dilakukan.

22
23
DAFTAR PUSTAKA

1. BKKBN, BPS, KEMENKES. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.


2013;
2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 2021. 139 p.
3. Affandi B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.
4. Kusumawardani PA, Machfudloh H. Efek Samping KB Suntik Kombinasi
(Spotting) dengan Kelangsungan Akseptor KB Suntik Kombinasi. JI-KES
(Jurnal Ilmu Kesehatan). 2021;5(1):33–7.
5. Ramadhani YP. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik terhadap
Perubahan Siklus Menstruasi dan Perubahan Berat Badan: Sebuah Tinjauan
Sistematis. J Bidan Komunitas. 2021;
6. Murniati, Putri ACT. Perbedaan Siklus Menstruasi Antara Akseptor KB
Suntik 1 Bulan dan Akseptor KB Suntik 3 Bulan di BPM Ny “S” Desa
Kluwih Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. J Delima Harapan 2019.
2019;6(2):17–23.
7. Shariati M, Golmakany A, Maroozi P, Bayati B. Factors affecting
Discontinuation of the Once-a-month Injectable Contraceptive ( Cyclofem )
in Neyshabur , Iran. J Midwifery Reprod Heal 2018. 2018;6(2):1244–52.
8. Marmi. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2016.
9. Hartanto H. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan; 2012.
10. Handayani S. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama; 2014.
11. Arum DNS, Sujiyantini. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
12. Sulistyawati A. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika;
2013.
13. Irianto K. Pelayanan Keluarga Berencana Dua Anak Cukup. Bandung:
Alfabeta; 2014.
14. Varney H, Krebs, Gegor L. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 4. Jakarta: EGC;
2012.
15. Putri DY, Nurullita U, Pujiati N. Gambaran pola menstruasi akseptor
kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan (studi di BPM T Tlogosari Kota
24
Semarang Tahun 2012). J Kebidanan. 2013;
16. Safitri Y. Analisis Efek Samping Dari Penggunaan KB Suntik 1 Bulan
Pada Akseptor KB Suntik 1 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo Pekanbaru. J Profesi. 2019;17(1).
17. Mustafid F. Perbedaan Kejadian Spotiing Bleeding Antara Penggunaan KB
IUD Dengan Cycclofem dI Kota Madiun. e J Univ muhammadiyaah
surakarta. 2019;
18. Baziad. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2012.
19. Endang S. KB Suntik dengan Efek Samping Gangguan Haid dan
Penanganannya. Jakarta: Mitra Cendikia Press; 2012.
20. Undang Undang No. 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan.
21. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan. 2017.
22. BKKBN. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat.
BKKBN dan UMM. 2014;
23. Noor Verawaty S, Rahayu. Menjaga Kesehatan Seksual Wanita. Bandung:
Grafindo; 2011.
24. Kemenkes RI. Buku Saku Kespro dan Seksual Bagi Catin. 2018.
25. Hidayat AAA, Wildan. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika;
2013.
26. Kementerian Kesehatan RI. Epidemi Obesitas. Jurnal Kesehatan. 2018. p.
1–8.
27. Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2017.

25
LAMPIRAN
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
PADA NY.S USIA 23 TAHUN P1AB0AH1 AKSEPTOR LAMA KB
SUNTIK KOMBINASI DENGAN SPOTTING DI KLINIK PRATAMA
PURI ADISTY

Waktu pengkajian: 11 Januari 2022 pukul 15.30 WIB


DATA SUBJEKTIF
Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. S Tn. J
Umur : 23 tahun 25 tahun
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Mahasiswa Mahasiswa
Agama : Kristen Kristen
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Giwangan, Banguntapan

1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik kombinasi, saat ini sedang
menstruasi hari ke 5, beberapa bulan terakhir ibu selalu mengalami flek selama 2-
3 hari setiap bulanya diluar siklus menstruasi. Kemarin desember flek, mulai sejak
oktober. Biasanya flek terjadi pertengahan siklus menstruasi
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 21 tahun. Dengan suami sekarang 2 tahun.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 12 tahun. Siklus 28 hari. Teratur. Lamanya 5-7 hari. Sifat
darah encer. Flour Albus : tidak. Dysmenorrhea : tidak. Kebiasan menstuasi :
ganti pembalut ketika merasa penuh. HPHT: 07-01-2022
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

26
P1 Ab0 Ah1

Ha Persalinan Nifas
mil Umur Jenis Komplikasi Jenis BB
Tgl lahir Penolong Laktasi Komplikasi
ke kehamilan Persalinan Ibu Bayi kelamin Lahir
02/07/20 TAK TAK
1 39 mg Spontan Bidan L 3250 TAK TAK
20

5. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


Rincian ibu menggunakan alat kontrasepsi:
Jenis Mulai memakai Berhenti/Ganti Cara
No Kontrasepsi
Tahun Oleh Tempat Keluhan Tahun Oleh Tempat Alasan
2021 Puri
1 Suntik 1 bln Bidan felk-flek - - - -
(sep) Adisty

6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit Sistemik yang Pernah/ Sedang Diderita
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit sistemik (DM,
Hipertensi, ginjal, jantung)
b. Penyakit Sistemik yang Pernah/Sedang Diderita keluarga
Ibu mengatakan kelyarga tidak ada menderita penyakit sistemik (DM,
Hipertensi, ginjal, jantung)
c. Riwayat Penyakit Ginekologi
ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit miom, kista, PRP dll
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3 kali/hari Total satu hari 1.5 liter
Macam Nasi, sayur, lauk buah Air putih
Jumlah porsi sedang 1 gelas belimbing
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Pola Eliminasi BAB BAK
Frekuensi 1 kali/hari Sering

27
Keluhan Tidak ada keluhan tidak ada keluhan
c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : masih lanjut studi kuliah, menjadi ibu rumah tangga
dan mengurus anak
Istirahat/Tidur : malam 7 jam Siang 1 jam
Seksualitas :tidak ada keluhan, frekuensi 2-3 kali/minggu
d. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap mandi, setelah BAK dan BAB
dilap kering dengan handuk atau tissue
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap kali setelah mandi pagi dan sore hari
Jenis pakaian dalam yang digunakan berbahan katun dingin dan nyaman
Tidak pernah menggunakan sabun kewanitaan
Jika flek menggunakan pembalut, dan karena flek sedikit jadi pembalut tidak 4
jam sekali ganti, kadang tidak pakai pembalut, hanya celana dalam saja
8. Keadaan Psikososialspiritual
a. Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi
Ibu dapat menyebutkan beberapa alat kontasepsi yang bisa digunakan
sepperti susuk, spiral, pil
b. Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Yang Dipakai Sekarang
Ibu lupa mengenai efek samping yang pernah dijelaskan, hanya dapat
menyebutkan penambahan berat badan
c. Dukungan Suami/ Keluarga
Ibu mengatakan suami dan ibu kandung sangat mendukung ibu dalam
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun asal ibu nyaman
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Status emosional : Stabil
c. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
28
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 22 x/mnt
Suhu : 36,5⁰C
d. BB/TB/LLA : 58 kg / 160 cm/ 24 cm
e. IMT : 22,65 (kategori normal)
f. Kepala leher :
Rambut : Berwarna hitam dan bersih
Wajah : Tidak pucat dan tidak ada bengkak wajah
Mata : Simetris, bersih, konjungtiva merah muda,
sklera putih
Mulut : Simetris, bibir, gusi dan lidah tidak pucat, gigi
tidak ada karies
Leher : Simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar
g. Payudara : Simetris, puting menonjol, tidak ada benjolan
pada payudara kanan atau kiri
h. Abdomen : Simetris, tidak ada nyeri tekan dan pembesaran
i. Ekstremitas : Simetris, tidak ada kaku gerak, tidak ada edema
j. Vulva : Tidak dilakukan pemeriksaan karena ibu kurang
berkenan saat ini sedang haid
k. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan karena ibu tidak
setuju
2. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
3. Riwayat Kesehatan Ibu
Pada kartu KB ibu melakukan kunjungan ulang tepat waktu, dengan riwayat
tekanan darah tidak pernah tinggi dan tidak ada penambahan berat badan.
ANALISA
1. Diagnosa
Ny.S Usia 23 Tahun P1AB0AH1 Akseptor Lama KB Suntik kombinasi
dengan Spotting
2. Masalah
29
Kurang rajin dalam mengganti pembalut saat flek dan saat menstuasi
3. Kebutuhan
KIE informasi efek samping KB suntik kombinasi, KIE persetujuan ulang,
Pemberian suntikan dan KIE vulva hygiene
4. Masalah potensial
Iritasi dan infeksi vulva
5. Kebutuhan segera
Pemberian edukasi mengenai vulva hygiene
PENATALAKSANAAN (11 Januari 2022 pukul 15.45)
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu yang telah dilakukan bahwa saat ini
ibu dalam keadaan sehat, semua tanda tanda vital dalam batas normal. Namun
ditemukan masalah pada kebersihan kelamin ibu khususnya kebiasaan
mengganti pembalut dan efek samping KB yang baru ibu ketahui haanya
penambahan berat badan.
E: ibu paham mengenai hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kembali kepada ibu sebagai pengulangan bahwa ibu saat ini
memakai alat kontrasepsi KB suntik kombinasi dimana ini merupakan
kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi yang ibu gunakan mengandung hormone
yang dapat mempengaruhi kestabilan hormone dalam tubuh, jadi akan
memanipulasi hormone reproduksi pada tubuh ibu sehingga kontrasepsi ini
menimbulkan berbagai efek samping. Diantaranya yaitu perubahan pola haid,
seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau spooting, perdarahan sampai
sepuluh hari., Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, perubahan berat
badan. Efek samping yang saat ini ibu sudah rasakan adaalah flek 2-3 hari
perbulan. Itu merupakan efek samping dan merupakan hal yang normal.
Mempertanyakan kepada ibu apakah ibu keberatan atau merasa terganggu
dengan efek samping yang ditimbulkan.
E: ibu paham mengenai efek samping dan tidak merasa terganggu dan
keberatan
3. Menanyakan kembali kepada ibu apakaah ibu bersedia nantinya untuk
dilakukan suntik KB lagi atau ingin ganti cara?
30
E: ibu menjawab ingin melanjutkan saja KB suntik kombinasi ini karena
sudah merasa nyaman dan cocok, tidak terlalu terganggu dengan efek
sampingya
4. Menjelaskan kembali kepada ibu mengenai penanganan untuk flek yang ibu
alami dan saat menstruasi ibu harus selalu mengganti pembalut 4 jam sekali
apabila menggunakan pembalut saat menstruasi. Untuk flek, tidak harus
menggunakan pembalut, bisa menggunakan pantyliner saja yang lebih tipis
dan nyaman. Ibu harus selalu menjaga kebersihan kelamin ibu, ditambah saat
ibu flek dan mesntruasi. Dikhawatirkan akan timbul banyak bakteri karena
lingkungan kelamin yang lembab sebab dari pembalut yang tidak diganti oleh
ibu. Diharapkan ibu mengganti lebih rajin lagi, dan selalu menjaga kelamin
tetap kering dengan mempertahankan kebiasaan ibu selalu mengeringkan
kelamin dengan handuk atau tissue setelah BAK dan BAB
E: ibu paham dan mempertanyakan apakah pantyliner aman untuk digunakan?
5. Menjelaskankepada ibu, bahwa pantyliner tidak untuk digunakan sehari-hari
ibu dapat menggunakannya apabila ibu mengalami flek yang banyak dan ingin
lebih nyaman terlebih jika beraktifitas diluar Rumah. Apabila terjadi
keputihan/flek maka mungkin ibu akan tidak nyaman apabila langsung
menggunakan celana dalam saja, dan tidak praktis. Karena celana dalam akan
lembab dan kelamin ibu juga akan lembab. Jika menggunakan pantyliner ibu
dapat ganti dan membuangnya sewaktu-waktu. Namun ingat penggunaaan
pantyliner tidak perlu menjadi kebiasan sehari hari
E: ibu paham terkait penjelasan yang telah diberikan
6. Meminta persetujuan ibu untuk disuntik suntikan ulang KB suntik kombinasi
di pantat ibu sebanyak 1 ml obat yang berisi hormone
E: ibu bersedia
7. Memberikaan obat suntikan kombinasi (Depo Medroksipprogesteron Asetat
dan 5 mg Estradiol Sipionat/ 1ml). Langkah-langkahnya:
a. Menjaga privasi klien.
b. Mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan
dengan handuk atau diangin-anginkan.
31
c. Melakukan pengocokan pada vial KB suntik kombinasi secara lembut
sehingga obat dapat tercampur rata.
d. Membuka dan buang tutup kaleng pada pada vial yang menutupi karet.
Mengusap karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas alkohol, biarkan
kering.
e. Jarum dan semprit suntik sekali pakai segera buka plastiknya, memasang
jarum pada semprit suntik dengan memasukan jarum pada mulut semprit
penghubung.
f. Membalikkan vial dengan mulut vial ke bawah, masukan cairan suntik
dalam semprit. Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi
sunti dan dan menyuntikan pada klien.
g. Menentukan daerah penyuntikan yaitu pada 1/3 SIAS
h. Membersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, dan biarkan
kering sebelum disuntik.
i. Menyuntikan obat (Depo Medroksipprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat / 1 ml) melalui intramuscular tepatnya di otot gluteus
maximus dengan sudut 90 derajat.
j. Mencabut jarum dan jangan memijat daerah suntikan
k. Membuang sampah sesuai pada tempat yang sudah disediakan.
E: suntikan KB kombinasi telah diberikan
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang tepat waktu pada 9
Februari 2022 untuk mendapatkan suntikan ulang
E: ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

32

Anda mungkin juga menyukai