PEMBIMBING :
Dr.Bdn. HJ. SITTI SALEHA, S.SiT,SKM.,M.Keb
Bdn. KURSIH SULASTRININGSIH, S.SiT.,M.Kes
OLEH :
SELVIA
NPM : 220503282073
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu tugas di Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Stikes Bhakti Pertiwi Indonesia untuk memenuhi tugas penilaian yang telah
ditetapkan. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah Asuhan Kebidanan Pada Pranikah Dan Prakonsepsi
ini.
penyusunan Makalah Asuhan Kebidanan Kompleks ini. Untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................2
C. Ruang Lingkup.............................................................................................. 2
D. Manfaat.................. .......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
A. Definisi Tentang KIE.................................................................................... 3
B. Definisi Tentang Konseling.........................................................................3
C. Tujuan Konseling Dalam Kesehatan Reproduksi dan KB............................4
D. Jenis-Jenis Konseling Dalam Kesehatan Reproduksi dan KB......................4
E. Sikap Yang Baik Dalam Konseling.............................................................7
F. Tujuan Umum Tentang Kontrasepsi............................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................10
A. Pengkajian...................................................................................................10
B. Identifikasi Masalah / Diagnosa..................................................................12
C. Antisipasi Masalah Potensial......................................................................12
D. Identifikasi Kebutuhan Segera....................................................................12
E. Intervensi / Rasional....................................................................................12
F. Implementasi...............................................................................................13
G. Evaluasi.......................................................................................................13
H. Pendokumentasian SOAP...........................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................16
A. Pengkajian...................................................................................................16
B. Identifikasi Masalah / Diagnosa..................................................................16
C. Antisipasi Masalah Potensial......................................................................16
D. Identifikasi Kebutuhan Segera....................................................................16
E. Intervensi / Rasional....................................................................................16
F. Implementasi...............................................................................................16
G. Evaluasi.......................................................................................................16
ii
BAB V PENUTUP...........................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................17
B. Saran...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif
dan efisien.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini yaitu ibu yang menjadi akseptor KB melalui konseling
kontrasepsi.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan atau mengembangkan pengalaman dalam melakukan Asuhan Kebidanan
Pranikah dan Prakonsepsi
2. Bagi Profesi
Menambah dan meningkatkan wawasan bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
sesuai standart asuhan kebidanan (pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
pencatatan dan evaluasi).
3. Bagi Masyarakat
Menambah dan meningkatkan wawasan bagi ibu yang ingin melakukan konseling tentang
kontrasepsi KB.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keluarga Berencana, bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu
kesempatan yakni pada saat memberi pelayanan (Sulistyawati, 2011).
3. Konseling adalah suatu hubungan timbal balik antara konselor (bidan) dengan konseli
(klien) yang bersifat profesional baik secara individu atau pun kelompok, yang
dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti dalam
kehidupan (Yulifah, 2009).
4
kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi
reproduksi keluarga.
a. Bertujuan untuk menentukan metode apa yg diambil
b. Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih
yang cocok untuknya.
2. Konseling Khusus
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor. Pelayanan
konseling spesifik dilakukan di klinik dan diupayakan agar diberikan secara
perorangan di ruangan khusus. Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk
melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling lapangan. Konseling spesifik
berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-
keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
a. Memberi kesempatan klien untuk bertanya dan membicarakan pengalaman.
b. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang konselingnya.
c. Mendapatkan bantuan untuk memilih dan mendapatkan penerangan lebih jauh
tentang penggunaannya.
3. Konseling Tindak Lanjut
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor /
dokter / bidan. Pelayanan konselin ini jga dilakukan di klinik secara perseorangan.
Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan
(pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.
a. Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
b. Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yang serius yang
memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat.
Contohnya seperti Informed Choice dan Consent.
1) Informed Choice
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode
kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang
paling sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil
bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti
oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif
yang tersedia.
2) Informed Consent
Informed consent merupakan :
5
a) Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode
kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.
b) Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
c) Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap
keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).
6
ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus
memberikan waktu kepada klien untuk berdiskusi, bertanya, dan mengajukan
pendapat.
5. Membahas metode yang diinginkan klien
Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus
tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menanggukkan penggunakan kontrasepsi. Didalam melakukan konseling petugas
mengkaji apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi, termasuk
keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya. Konseling
mengenai kontraspsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis
kontrasepsi dalam program keluarga berencana. Petugas mendorong klien untuk
berpikir melihat persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi
tersebut. Dengan cara ini petugas membantu klien untuk membuat suatu pilihan
(Informed Choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien
mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila memperoleh pelayanan
kontrasepsi sesuai yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut
lebih lama dan lebih efektif.
6. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar
memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas
juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamflet, atau
halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah
mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa bahan-bahan tersebut ke rumah.
Ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juga harus
memberitahu kepada orang lain. (Yulifah, 2009)
7
b. Tidak ada efek samping yang merugikan.
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat selama
pemakaian.
f. Cara penggunaan sederhana atau tidak rumit.
g. Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
3. Efektifitas kontrasepsi
Efektifitas kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna
dengan intruksi. Perbedaan keberhasilan juga tergantung pada tipikal penggunaan
(yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna yang mengikuti semua
intruksi dengan benar dan tepat. (Nugraha dan Utama, 2014)
4. Faktor-faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi
Menurut Proverawati (2010), faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi
adalah:
1) Faktor pasangan dan motivasi
a) Umur.
b) Gaya hidup.
c) Frekuensi senggama.
d) Jumlah keluarga yang diinginkan.
e) Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.
2) Faktor kesehatan
a) Status kesehatan.
b) Riwayat haid.
c) Riwayat keluarga.
d) Pemeriksaan fisik dan panggul.
3) Faktor metode kontrasepsi
a) Efektifitas.
b) Efek samping.
c) Biaya.
5. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Rusmini dkk (2017), macam-macam kontrasepsi adalah sebagai
berikut :
8
a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
1) Senggama terputus.
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana traditional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminya dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan
dapat dicegah.
2) Pantang berkala.
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang
wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi (waktu dimana sel telur siap untuk
dibuahi).
b. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat
a) Kondom
Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastic(vinil), atau bahan alami(produksi hewani)
yang dipasang pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada
saat berhubungan seksual.
2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari karet yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual dan
menutup serviks.
3) Metode kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal (pil KB, suntik, implant).
4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau yang biasa disebut dengan
Intra Uterin Device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam
rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik.
5) Metode kontrasepsi mantap (kontap)
a) Pada wanita: Tubektomi, pemotongan atau pengikatan saluran
pembawa sel telur ke rahim
b) Pada pria : Vasektomi, mengikat atau memotong saluran mani.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 28 Mei 2022
Jam Pengkajian : 10.30 WITA
Oleh : Bidan Selvia
Ruang : KB
a.
Data Subjektif
1. Identitas Istri / Suami
Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. H
Umur : 27 Tahun Umur : 33 Tahun
Nikah/Lama : 1 x / 1 Tahun Nikah/Lama : 1 x / 1 Tahun
Suku : Jawa Suku : Bugis
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Maros Alamat : Maros
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
1) Ibu mengatakan bersalin sudah 40 hari
2) Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi
3) Ibu mengatakan pertama kali ber-KB
4) Ibu mengatakan alat kontrasepsi yang cocok untuk ibu menyusui
3. Riwayat Perkawinan
Ini adalah pernikahan ibu yang pertama, ibu menikah usia 26
tahun dan menikah kurang lebih sudah 1 tahun.
4. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, Campak, dan HIV/AIDS dan ibu juga tidak memiliki
penyakit turunan seperti asma, hipertensi, jantung dan diabetes.
10
5. Riwayat menstruasi
1) Menarche : Ibu mengatakan umur 15 tahun.
2) Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28 hari.
3) Lama : Ibu mengatakan lamanya 5 hari.
4) Banyaknya : Ibu mengatakan 3 x ganti pembalut per hari.
5) Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur.
6) Sifat darah : Ibu mengatakan darahnya encer, warnanya merah
segar.
7) Disminorhoe : Ibu mengatakan nyeri haid pada hari
pertama menstruasi.
8) Flour Albus : Ibu mengatakan mengalami keputihan jika
mendekati menstruasi
6. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali dan tidak pernah keguguran
7. Pola Kebutuhan Sehari-hari
Nutrisi: Ibu biasa mengkonsumsi nasi, lauk pauk sayur-sayuran dan
buah- buahan. Ibu tidak memiliki riwayat alergi. Eliminasi BAK frekuensi
6 kali dalam sehari, urine berwarna kuning jernih. Frekuensi BAB 2 kali
dalam sehari, konsistensi lembek berwarna kuning kecoklatan dan tidak ada
masalah.
b. Data Objektif
1. Keadaan umun ibu baik, Kesadaran Composmentis
2. TTV : TD: 120/80 mmHg, Nadi 80x/m, P: 21x/m, BB: 50 Kg
3. Pemeriksaan fisik
a) Rambut : Penyebaran merata,bersih, tidak mudah rontok
b) Muka : Tidak oedema
c) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d) Mulut dan gigi : Bersih tidak ada caries dan gigi berlubang
e) Lidah dan geraham : Bersih dan utuh
f) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
g) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
h) Payudara : Bentuk simetris, tidak ada pemebesaran
i) Abdomen : Tidak ada bekas operasi
11
j) Ekstremitas : odema (-) dan varises dan refleks patella (+)
12
pilihan (Informed Choice)
4. Lakukan informed choice dan informed consent
Rasional : Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan
harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menanggukkan penggunakan kontrasepsi.
5. Lakukan penyuntikan KB 3 bulan pada ibu
Rasional : suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara IM sesuai
prosedur.
6. Anjurkan ibu untuk datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu 24 -08-2022
Rasional : Suntikan diberikan setiap 90 hari atau 12 minggu untuk mencegah
kehamilan sebagai akibat dari pemberian suntikan yang terlambat.
F. Implementasi
Tanggal : 28 Mei 2022 Jam : 11.05 WITA
1. Memberitahu kepada ibu secara umum bahwa keadaan kesehatannya baik
dan normal
2. Menginformasikan kepada ibu tentang KB yang akan digunakan
3. Melakukan informed choice dan informed consent
4. Melakukan penyuntikan KB 3 bulan pada ibu
5. Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal
24 -08-2022
G. Evaluasi
Tanggal : 28 Mei 2022 Jam : 11.20 WITA
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannnya
2. Ibu setuju dan memilih KB yang cocok
3. Ibu setuju dan memilih KB suntik 3 bulan
4. Ibu bersedia dilakukan penyuntikan KB 3 bulan
5. Ibu bersedia datang kembali sesuai tanggal yang telah ditentukan yaitu tanggal 24 -
08-2022
13
PENDOKUMENTASIAN SOAP
A. Subyektif
1. Ibu mengatakan bersalin sudah 40 hari
2. Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi
3. Ibu mengatakan pertama kali ber-KB
4. Ibu mengatakan alat kontrasepsi yang cocok untuk ibu menyusui
B. Obyektif
1. Keadaan umun ibu baik, Kesadaran Composmentis
2. TTV : TD: 120/80 mmHg, Nadi 80x/m, P: 21x/m, BB: 50 Kg
3. Pemeriksaan fisik
a) Rambut : Penyebaran merata,bersih, tidak mudah rontok
b) Muka : Tidak oedema
c) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d) Mulut dan gigi : Bersih tidak ada caries dan gigi berlubang
e) Lidah dan geraham : Bersih dan utuh
f) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
g) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
h) Payudara : Bentuk simetris, tidak ada pemebesaran
i) Abdomen : Tidak ada bekas operasi
j) Ekstremitas : odema (-) dan varises dan refleks patella (+)
C. Analisa
P1A0 Dengan Konseling Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu secara umum bahwa keadaan kesehatannya
baik dan normal
Keadaan umun ibu baik, Kesadaran Composmentis
TTV : TD: 120/80 mmHg, Nadi 80x/m, P: 21x/m, BB: 50 Kg
Ibu sudah mengetahui tentang keadaannnya
2. Menginformasikan kepada ibu tentang KB yang akan digunakan
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan
14
(Informed Choice)
Ibu setuju dan memilih KB yang cocok
3. Melakukan informed choice dan informed consent
Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus
tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menanggukkan penggunakan kontrasepsi.
Ibu setuju dan memilih KB suntik 3 bulan
4. Melakukan penyuntikan KB 3 bulan pada ibu
Suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara IM sesuai prosedur.
Ibu bersedia dilakukan penyuntikan KB 3 bulan
5. Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
tanggal 24 -08-2022
Suntikan diberikan setiap 90 hari atau 12 minggu untuk mencegah kehamilan
sebagai akibat dari pemberian suntikan yang terlambat.
Ibu bersedia datang kembali sesuai tanggal yang telah ditentukan yaitu tanggal
24 -08-2022
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang Konseling Kontrasepsi pada Ny.”A” dengan
P1A0 Suntik 3 Bulan. Untuk mempermudah pembahasan tersebut, penulis membagi dalam
7 tahap, yaitu : Pengkajian, identifikasi Masalah / Diagnosa, Antisipasi masalah potensial,
identifikasi kebutuhan akan tindakan segera, Intervensi / Rasional, Implementasi serta
evaluasi.
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori pada Ny. A
data subyektif dengan teori mengenai konseling kontrasepsi suntik 3 bulan
2. Identifikasi Masalah / Diagnosa
Pada tahap interpretasi data penulis tidak menemukan kesenjangan antara data
obyektif dengan teori mengenai konseling kontrasepsi suntik 3 bulan
3. Antisipasi Masalah Potensial
Tahap antisipasi masalah potensial pasien atau ibu tersebut tidak ada, Sehingga penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek
4. Identifikasi Kebutuhan akan tindakan segera
Pada tahap ini penulis tidak memerlukan kesenjangan antara teori dengan kasus dan
identifikasi kebutuhan segera.
5. Intervensi / Rasional
Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek
karena apa saja yang direncanakan di langkah ini sesuai dengan konsep asuhan
kebidanan.
6. Implementasi
Pada tahap ini menjelaskan tentang keadaan dan hasil pemeriksaan kepada ibu.
Konseling tentang kebutuhan yang menyangkut kesehatan ibu. Pada tahap ini penulis
tidak menemukan kesenjangan atau hambatan yang sangat berarti.
7. Evaluasi
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan dari hasil studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
2. Profesi
3. Pendidikan
masalah dan untuk membandingkan teori yang telah dipelajari dibangku kuliah dan
17
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B., Adriaansz, G. & dkk, &., 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. 4 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Baziad, A., 2010. Kontrasepsi Hormonal. 2 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Budi, R. T. & Nova, W., 2017. Efek Samping Akseptor KB Suntik Depo Medroksi
Progesterone Acetat (DMPA) Setelah 2 Tahun Pemakaian. Jurnal Kesehatan,
Volume 08, p. 37.
Dinkes, J., 2017. Profil Kesehatan Jawa Tengah, Jawa Tengah: Dinas Kesehatan
Pemerintahan.
Dinkes, K. S., 2017. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, Kabupaten Semarang:
Dinas Kesehatan.
Ernawati, 2017. Hubungan Lama Penggunaan Suntik Depo Progestin dengan
Kejadian Spotting Pada Akseptor KB di Puskesmas Patinggalong Makassar.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, Volume 10, pp. 123-127.
Fitri, I., 2018. Nifas Kontrasepsi Terkini dan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Handayani, S., 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Kartika, M., 2016. Asuhan Kebidanan KB Suntik 3 Bulan dengan Spotting di RB Hj
Tri Tuti R Sukoharjo. Penelitian.
Kesehatan, M., 2017. Permenkes RI No 28, s.l.: Mentri Kesehatan.
Rusmini, Purwandani, S. & dkk, &., 2017. Pelayanan dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Suryani, I., 2016. Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan
Spotting di Klinik Pratama Mutiara Bunda Tasikmalaya. Penelitian.
Susanti, L. W., 2015. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
dengan Kejadian Spotting di Bidan Praktek Swasta Tri Erry Boyolali. Jurnal
Kebidanan dan Ilmu Kesehatan, Volume 02, pp. 32-38.
Susilowati, E., 2011. KB Suntik 3 Bulan dengan Efek Samping Gangguan Haid dan
Penanganannya. p. 11.
Timbawa, S., Kundre, R. & Bataha, Y., 2015. Hubungan Vulva Hygiene Dengan
Pencegahan Infeksi. E-Journal Keperawatan, Volume 3, p. 2.
18
Verralls, S., 2009. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. 2 ed. Jakarta:
EGC.
Wahyuningsih, H. P., 2009. Etika Profesi Kebidanan. 6 ed. Yogyakarta: Fitramaya.