Oleh:
Oleh:
Mengetahui,
Oleh:
NAMA : ANDI SARWINDAH
NPM : A1A122021
Menyetujui,
Mengesahkan,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang
berjudul “KEK PADA REMAJA PUTRI” Dalam penyelesaian Laporan
Presentasi Jurnalini penulis mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti untuk menyampaikan rasa
2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega
Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mapahya selaku Rektor Universitas Megarezky
5. Ibu Sutrani Syarif, S.ST., M. Keb selaku Ketua Program Studi S1Kebidanan
Universitas Megarezky.
6. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes selaku penguji begitu banyak
kasus.
10. Kepada semua sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
Peneliti, senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT,
Amin.
ANDI SARWINDAH
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
BAB 1: JURNAL
Jurnal 1...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3...................................................................................................... 3
BAB II: TINJAUAN KASUS
TinjauanKasus........................................................................................... 7
BAB III: PEMBAHASAN
Pembahasan............................................................................................... 11
BAB IV: PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 17
Saran ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN KASUS
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN KEK PADA REMAJA
Urin
1. Reduksi urin : - (tidak memiliki data hasil pemeriksaan)
2. Albumin : - (tidak memiliki data hasi lpemeriksaan)
C. Analisis Data
Nn. D Remaja umur 19 Tahun dengan KEK
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent dan izin mendokumentasikan
Evaluasi : Remaja bersedia
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien mengenai keluhan yang dialami saat
ini.
Evaluasi : Remaja mengerti dengan penjelasan dan lega mengetahui kondisinya
3. Memberi KIE mengenai pola nutrisi yang baik serta rutin berolahraga ringan untuk
menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
4. Evalsuasi : Remaja mengerti penjelasan yang diberikan
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah
terjadinya anemia
Evaluasi : Remaja bersedia mengkomsumsi tablet tambah darah dan vitamin
6. Menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan ulang jika kondisi tetap berlanjut
Evaluasi : remaja mengerti dan bersedia melakukan kunjungan
Pengkaji,
(ANDI SARWINDAH)
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Jurnal 1” Kualitas diet, Kurang Energi Kronik (KEK) dan anemia pada remaja di
kabupaten semarang”
Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa yang siap menjadi
seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak,
remaja, ataupun lanjut usia. Kebutuhan zat gizi pada masa ini menjadi penting,
karena wanita usia prakonsepsi merupakan kelompok wanita yang akan
mempersiapkan kehamilan dan menyusui. Prakonsepsi merupakan periode kehidupan
dimana terjadi perubahan fisik, psikologis, dan perilaku secara signnifikan. Periode
ini juga merupakan periode yang rentan dalam kehidupan manusia terhadap
perkembangan terjadinya anemia defisiensi zat gizi, yang sering diabaikan oleh
masyarakat. Dalam keluarga ekonomi menengah kebawah, anak perempuan lebih
cenderung dinomor duakan atau diabaikan. Mereka cenderung tidak mendapatkan
asupan makanan dan pendidikan yang baik dan dimanfaatkan sebagai tenaga ekstra
untuk melaksanakan pekerjaan rumah tangga.
Dalam penelitian ini diketahui sebanyak 22 subjek berisiko mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK) dan terdapat 10 subjek yang mengalami Kurang Energi Kronis
(KEK). Kurang Energi Kronis (KEK) biasanya terjadi pada masa remaja dan akan
berlanjut ke masa selanjutnya jika tidak ditangani dengan baik. Kurang Energi Kronis
(KEK) pada calon pengantin wanita akan menyebabkan masalah pada masa
selanjutnya saat hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan, wanita yang mengalami
KEK dapat mengalami anemia, komplikasi pada masa kehamilan, pendarahan, dan
mudah terserang penyakit infeksi. Pengaruh kurang energy kronis pada proses
persalinan dapat mengakibatkan persalinan menjadi sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (prematur), dan persalinan melalui operasi. Ibu yang KEK akan
berisiko tinggi mengalami keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, anemia pada
bayi, mati dalam kandungan, dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Calon pengantin wanita rentan menderita anemia defisiensi zat gizi terutama besi
dan asam folat di karenakan mengalami masalah yang dialami wanita usia subur,
seperti mengalami menstruasi setiap bulannya yang kehilangan darah sekita r0-48mg
perhari (tergantung pada aliranmenstruasi), kurang asupan zat gizi, infeksi parasit
seperti malaria, kecacingan serta mayoritas wanita usia subur menjadi angkatan kerja.
Diagnosis anemia defisiensi zat gizi ditentukan dengan tess krining melalui
pengukuran kadar Hb, Hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi
Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan.
Menurut Walmsleyetal. Secara berurutan perubahan laboratories pada defisiensi
besi sebagai berikut: (1) penurunan simpanan besi, (2) penurunan feritin serum, (3)
penurunan besi serum disertai meningkatnya transferin serum, (4) peningkatan
Redcell diketahui skorkualitas diet sebanyak 55 subjek (78,6%) tergolong rendah.
Distribution Width (RDW), (5) penurunan Mean Corpuscular Volume (MCV),
dan terakhir (6) penurunan hemoglobin.36 Didasari keadaan cadangan besi, akan
timbul defisiensi besi yang terdiri atas tiga tahap, dimulai dari tahap yang paling
ringan yaitu tahap pralaten (irondepletion), kemudian tahap laten (iron deficientery
thropoesis) dan tahap anemia defisiensi besi (iron deficiency anemia).
Hasil pengukuran menunjukkan, sebanyak subjek (11,4%) memiliki kadar
haemoglobin yang rendah. Dari 8 subjek yang memiliki kadar Hb rendah, sebanyak
4 subjek (50%) tergolong anemia mikrositik hipokromik. Anemia mikrositik
biasanya merupakan konsekuensi dari anemia defisiensi besi. Anemia mikrositik
ditandai oleh produksi sel darah merah yang lebih kecil dari normal. Ukuran kecil sel-
sel ini disebabkan oleh penurunan produksi hemoglobin, unsure utama sel darah
merah. Pada pemeriksaan darah, sel mikrositik dapat dikenali karena lebih kecil dari
inti limfosit. Pada pemeriksaan ini keadaan hipokromia juga dapat diamati. Penyebab
anemiami krositik diantaranya adalah kurangnya produksi globin, pengiriman zat besi
yang terbatas kekelompok hemehemoglobin, kurangnya pengiriman zat besi
kekelompok heme, dan cacat pada sintesis kelompok heme. Karena memiliki siklus
hilang nya zat besi setiap bulan melalui menstruasi,wanita berisiko lebih besar
mengalami defisiensi besi dibandingkan pria. Kehilangan zat besi pada wanita rata-
rata 1 hingga 3 mg perhari, dan asupan makanan seringkali tidak memadai
untuk mempertahankan keseimbangan zat besi.
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi anemia di Indonesia masih
cukup tinggi, anemia pada remaja wanita sebesar 26,50% dan pada wanita usia subur
26,9%. Anemia memiliki dampak yang cukup signifikan pada fase sebelum atau
selama kehamilan. Anemia dapat berkontribusi pada kematian ibu dan janin. Anemia
sebelum atau selama kehamilan juga berdampak terhadap risiko kelahiran bayi
dengan BBLR. Di Jawa Tengah presentase bayi dengan BBLR tahun 2006 sebesar
1,78%. Pada tahun 2015 diketahui presentase kejadian BBLR dikabupaten Semarang
sebesar 4,7%.
2. Jurnal 2 “Asuhan kebidanan pada prakonsepsi dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK).
2. Kekurangan energy kronis pada WUS sedang menjadi focus pemerintah dan
tenaga kesehatan sekarang ini. Hal ini dikarenakan seorang WUS yang kurang
energy kronis memiliki resiko tinggi untuk melahirkan anak yang akan menderita
kurang energy kronis dikemudian hari. Selain itu, kekurangan gizi menimbulkan
masalah kesehatan (morbiditas, mortalitas dan disabilitas), juga menurunkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa.
4. Mengenai tindakan segera Pada kasus Kekurangan Energi Kronis tidak diperlukan
tindakan segera kepada klien selama keadaan atau kondisi ibu yang mengalami
KEK ini tidak merasakan seperti gejala anemia, sesaknafas, pingsan, syok atau
dalam keadaan tidak sadar kandiri.
3. Jurnal 3 “Hubungan tingkat komsumsi dan pengetahuan gizi dengan kejadian Kurang
Energi Kronik (KEK) pada calon pengantin di kecamatan Camplong”
Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan Status KEK
Usia adalah lama waktu calon pengantin hidup terhitung sejak lahir hingga ulang
tahun terakhir saat penelitian dilakukan. Undang-undang perkawinan yang baru
mengubah batas minimal menikah laki-laki maupun perempuan yang akan menikah
minimal di usia 19 tahun. Usia produktif untuk calon mempelai wanita mengalami
masa subur pada usia 19-49 tahun (Amalia and Siswantara, 2018). Hasil penelitian
didapatkan p > α adalah 0,475 bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia
calon pengantin dengan terjadinya KEK. Terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi pada
wanita usia subur berkaitan dengan percepatan pertumbuhan yang dialaminya,
dimana zat gizi yang diserap tubuh digunakan untuk meningkatkan berat badan dan
tinggi badan, disertai dengan meningkatnya jumlah ukuran jaringan sel tubuh untuk
mencapai pertumbuhan yang optimal (Prawirohardjo, 2009).
Hasil penelitian didapatkan hasil p > α adalah 0,103 menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan calon pengantin dengan
terjadinya KEK. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Kartika (Kartika, 2014)
dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan kurang energy kronis di
Kecamatan Sampang. Analisis statistic menunjukkan tidak ada hubungan bermakna
antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian KEK. Wanita yang kurang
berpendidikan lebih cenderung mulai mengandung pada usia muda. Sebesar 19%
remaja yang tidak sekolah telah mulai mempunyai anak dibandingkan dengan 4%
remaja berpendidikan SMTA atau lebih (Indonesia, 2018). Pendidikan mempunyai
peranan penting dalam kehidupan berkeluarga karena jika individu berpendidikan
tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan yang
berpendidikan rendah (Rokhanawati and Nawangsih, 2017).
1. Kesimpulan
a. Jurnal 1 sesuai dengan kasus KEK pada remaja yang dikaji oleh pengkaji
b. Jurnal 2 sesuai dengan kasus KEK pada remaja yang dikaji oleh pengkaji
c. Jurnal 3 sesuai dengan kasus KEK pada remaja yang dikaji oleh pengkaji
2. Saran
Petugas kesehatan harusnya lebih rajin untuk memberikan penyuluhan
tentang KEK dan masalah masalah-masalah yang terjadi jika Kekurangan Energi
Kronik agar mereka tidak bingung atau khawatir terhadap kondisi mereka.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Alam, S., Ansyar, D. I., &Satrianegara, M. F. (2020). Eating pattern and
educational history in women of childbearing age. Al-Sihah: The Public Health
Science Journal, 12(1), 81. https://doi.org/10.24252/as.v12i1.14185
2. Amirullah, S. (2006). Prosedur Pengukuran Lingkar Lengan Atas Pada Ibu Hamil
dengan Kurang Energi Kronis (KEK). RinekaCipta.
3. Angraini, D. I. (2018). Hubungan Faktor Keluarga dengan Kejadian Kurang
Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di KecamatanTerbanggi Besar. JK Unila,
2(2), 146–150.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/download/1952/1919
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riskesdas Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar. http://www.depkes.go.id/
II. LAMPIRAN
Foto-foto kegiatan