Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI JURNAL

PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase V


Praktik Asuhan Kebidanan Remaja dan Perimenopause

Oleh:
NAMA : MARYAM BAHARUDDIN
NIM : A1A122141

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA

Oleh:

NAMA : MARYAM BAHARUDDIN


NIM : A1A122141

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk


dipresentasikan di hadapan tim penguji.

Tanggal 28 Maret 2023

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nurhidayat Triananingsih, S.ST, M.Keb)


LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN ANEMIAN PADA REMAJA

Oleh:
NAMA : MARYAM BAHARUDDIN
NPM : A1A122141

Telah dipresentasikan pada tanggal 28 bulan 03 tahun 2023 di hadapan tim


penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

Tanggal, 28 Maret 2023


Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Hj. Rosmiati, S.ST, M.Kes Nurhidayat Triananingsih, S.ST, M.Keb

Mengesahkan,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

(Sutrani Syarif, S.ST.,M.Keb)


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang
berjudul “PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN ANEMIAN PADA
REMAJA” Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis
mendapatkan bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti untuk menyampaikan rasa terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. H. Alimuddin, S.H, MH., M. Kn., selaku Pembina Yayasan

Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega

Rezky Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mapahya selaku Rektor Universitas Megarezky

4. Ibu Dr. Syamsuriyati, S.ST., SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky.

5. Ibu Sutrani Syarif, S.ST., M. Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Universitas Megarezky.

6. Ibu Nurhidayat Triananingsih, S.ST, M.Keb selaku penguji begitu banyak

memberikan pengarahan dan masukan serta meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Presentasi Jurnal ini.

7. Ibu Hj. Rosmiati, S.ST, M,Kes yang telah memberikan izin dalam mengambil

kasus.
8. Seluruh dosen dan staf Universitas Megarezky yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswi

9. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yang selama ini

memberikan bantuan moril maupun materil dalam penyelesaian proposal ini.

10. Kepada semua sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan bantuan, semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan proposal ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan kepada

Peneliti, senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT,

Amin.

Makassar. 28 Maret 2023

MARYAM BAHARUDDIN
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3...................................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 12
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 19
Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I JURNAL
JURNAL

1. Jurnal 1

Judul : Penyuluhan dan Deteksi Dini Anemia pada Remaja Putri


Dusun

Bagunung Jawa Timur

Penulis : Ervi Suminar, Lidia Aditama Putri, Naorma Yunita,


Halimatuz

Zuhriyah, Rokani

Tahun : 2021

Link Jurnal : http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm/article/view/5456

Abstrak

Anemia merupakan masalah gizi yang paling sering dijumpai di dunia. Berdasarkan Laporan Nasional Riskesdas
2018, angka kejadian anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 32%. Angka ini termasuk tinggi untuk
masalah kesehatan yang terkait gizi pada remaja. Kebutuhan zat besi yang meningkat pada remaja karena
sedang berada pada masa pertumbuhan membuat para remaja sangat rentan mengalami anemia, terutama
pada remaja putri. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mencegah penyakit anemia dengan
memberikan penyuluhan dan pemeriksaan haemoglobin (Hb) awal pada remaja putri di Jawa Timur. Sasaran
pengabdian ini adalah remaja putri berusia 14-19 tahun, sebanyak 60 orang. Hanya remaja putri yang bersedia
saja yang dilakukan pemeriksaan kadar Hb. Kegiatan dilakukan dalam tahap penyuluhan yaitu ceramah dan
diskusi tentang anemia, dilanjutkan tahap pemeriksaan kadar Hb. Seluruh kegiatan dilaksanakan secara door to
door. Dari 60 remaja putri sebanyak 52 (86,6%) remaja putri yang bersedia untuk dilakukan pemeriksaan kadar
Hb. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa 11 remaja putri (23%) yang memiliki kadar haemoglobin <12 g/dl dan
41 remaja putri (77%) dengan kadar haemoglobin >12 g/dl.Diharapkan hasil kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini dapat dijadikan sebagai gambaran kejadian anemia pada remaja putri sehingga dapat dilakukan
upaya pencegahan dan penanggulangan anemia. Memberikan motivasi dan kesadaran kepada remaja putri
untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung zat besi atau untuk mengkonsumsi tablet darah
tambahan. Kegiatan penyuluhan ini dianggap efektif untuk mengubah perilaku remaja putri dalam pencegahan
penyakit anemia.

2. Jurnal 2

Judul : Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dan Siklus Menstruasi Dengan

Anemia Pada Remaja Putri

Penulis : Arnoveminisa Farinendya, Lailatul Muniroh, Annas Buanasita

Tahun : 2019

Link Jurnal : https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/14895


Abstrak

Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang rentan terjadi pada remaja putri.
Kurangnya asupan zat gizi dan kehilangan darah pada saat menstruasi dapat menjadi penyebab
anemia pada remaja putri. Tujuan: Melakukan analisis korelasi hubungan tingkat kecukupan zat gizi
(zat besi, protein, vitamin C, seng) dan siklus menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri.
Metode: Cross sectional adalah desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Populasi yang
digunakan sebanyak 397 siswi siswi SMAN 3 Surabaya, 206 siswi kelas X dan 191 siswi kelas XI.
Besar sampel sebanyak 78 orang dipilih secara proportional random sampling dari kelas X sebanyak
40 siswi dan kelas XI sebanyak 38 siswi. Data tingkat kecukupan zat gizi didapatkan melalui
kuesioner SQ-FFQ dan dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Data siklus menstruasi
didapatkan melalui kuesioner terstruktur. Data anemia didapatkan dari pemeriksaan kadar hemoglobin
dengan menggunakan alat hemoglobinometer digital (easy touch). Analisis statistik menggunakan uji
korelasi chi-square. Hasil: Tingkat kecukupan protein (p=0,031) dan vitamin C (p=0,020)
berhubungan dengan anemia. Tingkat kecukupan zat besi (p=0,416), seng (p=0,392), dan siklus
menstruasi (p=0,731) tidak berhubungan dengan anemia. Kesimpulan: Remaja putri yang memiliki
tingkat kecukupan protein dan vitamin C cukup akan menurunkan risiko terkena anemia. Oleh karena
itu, remaja putri dianjurkan untuk mempertahankan asupan protein dan vitamin C untuk mencegah
kejadian anemia

3. Jurnal 3

Judul : Anemia and Its Determinants among Male and Female Adolescents

In Southern Ethiopia : A Comparative Cross-Sectional Study

Penulis : Melat Belay Zeleke, Mohammed Feyisso Shaka, Adane Tesfaye


Anbesse, and Solomon Hailemariam Tesfaye

Tahun : 2020

Link Jurnal : https://www.hindawi.com/journals/anemia/2020/3906129/

Abstrak

Background. Adolescent anemia is a major public health problem worldwide. Adolescents


(10–19 years) are at an increased risk of developing anemia due to increased iron demand
during puberty, menstrual losses, limited dietary iron intake, and faulty dietary
habits. Objective. To assess the prevalence of anemia and associated factors among male and
female adolescent students in Dilla Town, Gedeo Zone, Southern Ethiopia, May
2018. Methods. A school-based comparative cross-sectional study was employed among 742
school adolescents. Basic characteristics, anthropometric measurements, haemoglobin
measurement, and others were collected. Data were analyzed using SPSS version 20
software, and descriptive statistics were computed for all variables. Bivariate and
multivariable logistic regression analyses using binary logistic regression were done, the
results were interpreted by using AOR with their corresponding 95% CI, and statistically
significant difference was declared at Result. Out of the total 742 respondents, 377 (50.8%)
were males and 365 (49.2%) were females. The overall prevalence of anemia was 21.1%, and
the prevalence of anemia was 22.5% among male adolescents and 19.7% among females.
Male adolescent students within the early adolescence age group (10–13 yrs) (AOR 0.27,
95% CI, 0.08–0.87), those consuming fibre-rich foods daily (AOR 0.11, 95% CI, 0.02–0.61),
and those having no intestinal parasites (AOR 0.04, 95% CI, 0.02–0.09) were less likely to be
anemic. Similarly, female adolescent students not having intestinal parasites (AOR 0.05, 95%
CI, 0.01–0.11) were less likely to develop anemia while those from malaria endemic area
(AOR 2.57, 95% CI, 1.13–5.83) were identified to be more anemic. Conclusion. This study
identified that anemia was a moderate public health significance in the study area, and the
prevalence of anemia was slightly higher among male than female adolescents. Age category,
frequency of eating fibre-rich foods, and positive intestinal parasite tests were factors
contributing for anemia among male adolescents while presence of intestinal parasite and
malaria endemicity were the determinants of anemia among female adolescents.
BAB II TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA MASA REMAJA

Tanggal MRS : 0037


Tanggal Pengkajian : 14/03/2023
No. Registrasi : 0028
Waktu Pengkajian : 10.00 WITA
Tempat Pengkajian : TPMB Hj. Rosmiati
Pengkaji : FITRIAH IDRIS
PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Anak : Nn. T
Usia : 16 th
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA

Identitas Orang tua


Nama ibu : Ny. F Nama Ayah : Tn. A
Usia Ibu : 37 Tahun Usia Ayah : 39Tahun
Suku ibu : Makassar Suku ayah : Makassar
Pekerjaan ibu : IRT Pekerjaan Ayah: Wiraswasta
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Alamat : Bumi Sudiang Permai
2. Alasan datang
Remaja Ingin mengetahui kondisinya
3. Keluhan utama
Remaja mengatakan Haidnya lebih dari satu bulan dan merasakan nyeri saat haid
pada hari ke 2 dan ketiga
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : Kurang dari 21 hari
Lama : 14 Hari
Sebelum sakit : 6-7 hari
Sesudah sakit : 14 hari
Banyak : 4x sehari ganti pembalut
Sebelum sakit : 2 x sehari
Selama sakit : 4 x sehari
Sifat darah : Merah encer kadang menggumpal
Sebelum sakit : Merah encer kadang menggumpal
Sesudah sakit : Merah encer kadang menggumpal
Nyeri haid : ada
Flour albus :-
HPHT :-
5. Riwayat Kesehatan
- Riwayat keturunan : Alergi (-), Riwayat penyakit keturunan : Asma (-), darah
tinggi (-), DM (-)
- Riwayat kesehatan sekarang : menstruasi hari ke 2 dan merasakan kram perut,
tetapi tidak mengganggu aktifitas
- Riwayat kesehatan yang lalu : Remaja mengatakan baru kali ini merasakan
keram perut saat mentruasi
6. Riwayat Psikososial
Remaja Mengatakan Biasa-biasa saja dengan kondisinya
7. Pola kebiasaan sehari hari
a) Pola Istirahat
Tidur siang : tidak pernah
Tidur malam : 7-8 jam
b) Pola aktifitas
Remaja mengatakan kegiatan sehari hari main Hp, Nonton Film Korea dan
sekolah daring di rumah.
c) Pola Eliminasi
BAK : 2 x sehari
BAB : 1x /3 hari
d) Pola Nutrisi
Makan 2x sehari, porsi sedikit, dengan lauk pauk, tidak makan sayur mayur.
Minum sehari 2 - 3 gelas / Hari
e) Pola Kebiasaan
Tidak ada
f) Pola personal Hygiene
Ganti pakaian dalam : 2x sehari
Mandi : 1x sehari
Keramas : 3x seminggu
Ganti baju : 2x sehari
Cara membersihkan alat genital: Setelah BAB/BAK : langsung mengeringkan
setelah BAB/BAK

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 90/80 mmhg
Denyut Nadi : 84 x/menit
Frekuensi Nafas : 24 x/ menit
Suhu tubuh : 37 ℃
3. Pemeriksaan status Gizi
Berat Badan : 42 kg
Tinggi Badan : 156 cm
IMT : 18,4 (Kurus)
LILA : 23,5 cm
Lingkar perut : 65cm
4. Pemeriksaan Fisik :
Wajah : Tidak pucat
Mata : Sklera : putih, konjungtiva : pucat
Telinga : Bentuk : Simetris, Kebersihan : bersih, Polip : Tidakada, Hidung:
tidak ada riwayat sinus, simetris, tidak ada benjolan
Mulut : tidak ada karies, tidak ada stomatitis
Leher : kelenjar tiroid (-), kelenjar limfe (-), Vena Jugularis (-)
Dada : Tidak dilakukan
Ambomen : Bentuk : simetris, bekas luka (-), Turgor kulit (-), terdapat nyeri
tekan pada perut bagian bawah
Ekstremitas atas : Baik
Ekstremitas bawah : oedema : (-), Varices (-), Reflek patella kanan (+),Kiri
(+)
Anogenitalia : - (Tidak dilakukan pemeriksaan)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil pemeriksaan laboratorium

Nama Nilai Nama Nilai


Hasil Hasil
Pemeriksa Normal Pemeriksa Normal
an an
Darah Lengkap Faal Hati
Golongan Albumin
darah SGOT
Trombosit SGPT
Eritrosit Gula Darah
Leukosit GDS
Hemoglobin Plano Test

b. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya

C. Analisis Data
Nn. T Remaja umur 16 Tahun dengan gangguan Menstruasi (Menorrhagia)

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent dan izin mendokumentasikan
Evaluasi : ibu bersedia
2. Menggunakan alat pelindung diri (gaun pelindung dan masker)
3. Mencuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan, telah
dilakukan.
4. Menggunakan Handscoon
5. Melakukan pemeriksaan fisik pada Nn.T
6. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik dan mengalami Gangguan
Menstruasi.
Evaluasi : Responden mengerti dengan penjelasan
7. Menjelaskan kepada pasien tentang Gangguan Menstruasi yang dialaminya yaitu
dapat terjadi akibat perpaduan antara kesehatan genetalia dan rangsangan
hormonal yang kompleks. Selain itu, gangguan menstruasi dapat dipengaruhi oleh
faktor status gizi, aktivitas fisik, stres psikologi, usia menarche dan faktor usia.
Evaluasi : Responden mengerti dengan penjelasan yang diberikan
8. Menganjurkan pada remaja untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
diantaranya makanan dengan kandungan asam folat, zat besi, vitamin C, vitamin
E, vitamin B6, seng, aluminium dan kalsium. Zat gizi tersebut banyak terkandung
dalam kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan, daging dan juga ikan laut.
Evaluasi : Responden bersedia dan mau mengonsumsi makanan yang di anjurkan
9. Menganjurkan pada remaja untuk menghindari faktor-faktor pencetus yang dapat
mengakibatkan stress misalkan melakukan hal-hal yang menyenangkan dan yang
tidak membuat remaja cemas.
Evaluasi : Responden mengerti dengan penjelasan yang diberikan
10. Menganjurkan kepada remaja untuk melakukan aktifitas fisik yaitu semua gerakan
tubuh yang dihasilkan dari otot rangka kontraksi yang meningkatkan pengeluaran
energi dan membakar kalori terdiri aktivitas seperti berjalan, bekerja, latihan,
aktivitas di rumah (menyapu, mencuci), untuk menjaga Kesehatan dan dapat
meningkatkan imun tubuh
Evaluasi : Responden bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan
11. Memberikan Pendidikan Kesehatan pada remaja terkait personal hygiene
Pemakaian pembalut atau pantyliner yang mengandung parfum akan
menyebabkan iritasi pada kulit, pada saat membersihkan organ genitalia tidak
perlu membersihkan dengan cairan pembersih karena cairan tersebut akan
semakin merangsang bakteri yang bisa menyebabkan infeksi. Jika menggunakan
sabun sebaiknya mengguinakan sabun dengan pH rendah (pH 3,5) seperti sabun
bayi yang sifatnya netral setelah membasuh organ genitalia sebaiknya memakai
handuk atau tissue toilet dan mencuci tangan sebelum dan setelah membasuh
vagina dan membasuh vagina menggunakan air bersih mengalir dan mengganti
pembalut sesering mungkin sekitar 4-5 kali atau setiap 4 jam sekali
Evaluasi : Responden mengerti dengan penjelasan yang diberikan
12. Melakukan pendokumentasian

Pengkaji,

(FITRIAH IDRIS)
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Jurnal 1” Penyuluhan dan Deteksi Dini Anemia pada Remaja Putri Dusun
Bagunung Jawa Timur(Suminar et al., 2021)”
Hasil dari pemeriksaan hemoglobin yang telah dilakukan kepada remaja
putri yaitu didapatkan hasil kadar haemoglobin darah pada rentang 10,5-14,7
g/dL. Sedangkan pada remaja putri didapatkan 11 orang (23%) yang memiliki
kadar haemoglobin 12 g/dl.
Penyebab anemia pada remaja di negara berkembang dapat diakibatkan
oleh banyak faktor, yaitu kekurangan gizi (asam folat, zat besi, dan vitamin B12),
infeksi (malaria dan infeksi cacing pada usus) dan penyakit kronis. Pada masa
remaja, kebutuhan zat besi meningkat karena pertumbuhan yang pesat. Sedangkan
pada anak perempuan, anemia terjadi karena adanya menarche dan
ketidakteraturan menstruasi yang dapat menghentikan peningkatan konsentrasi
hemoglobin sesuai usia(Michael Dwi Cahyono et al., 2017).
Remaja mengalami berbagai perubahan fisik dan fisiologis, hal tersebut
menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan nutrisi yang signifikan pada
remaja. Peningkatan kebutuhan nutrisi tersebut membuat remaja menjadi lebih
rentan mengalami mengalami defisiensi (kekurangan) nutrisi. Salah satu
kekurangan nutrisi yang sering dialami remaja adalah kekurangan zat besi. Ya,
remaja memang berisiko tinggi mengalami anemia defisiensi besi. Penyebabnya
tidak lain karena cepatnya laju pertumbuhan pubertas dengan peningkatan pesat
pada massa sel darah merah, volume darah, dan massa sel tubuh tanpa lemak yang
dapat meningkatkan kebutuhan zat besi pada myoglobin di otot tubuh serta
Haemoglobin dalam darah. Pada remaja, jumlah kebutuhan akan zat besi
meningkat sebanyak dua hingga tiga kali lipat dari tingkat pra-remaja 0,7-0,9 mg
zat besi/hari menjadi sebanyak 1,40–3,27 mg zat besi/hari pada remaja
perempuan. Anemia pada masa remaja menyebabkan berkurangnya kapasitas fisik
dan mental, berkurangnya konsentrasi dalam pekerjaan dan prestasi pendidikan,
serta menimbulkan masalah yang serius bagi masa depan ibu pada anak
perempuan(Zhu et al., 2021).
Anemia pada remaja berhubungan dengan konsekuensi fungsional dari
defisiensi zat besi. Hal ini sangat terkait dengan tingkat keparahan anemia. Ini
menyebabkan penurunan resistensi terhadap infeksi, gangguan pertumbuhan fisik
dan perkembangan mental, dan penurunan kebugaran fisik, kapasitas kerja, dan
kinerja sekolah (Zeleke et al., 2020). Pencegahan Anemia meliputi pengobatan
dan rehabilitasi untuk mencegah kejadian anemia lebih lanjut. Anemia pada
remaja putri disebabkan dari faktor kurangnya berbagai macam nutrisi penting
dalam pembentukan Hb. Prinsip dasar dalam pencegahan anemia karena defisiensi
zat besi adalah memastikan konsumsi zat besi secara teratur untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dan untuk meningkatkan kandungan serta bioavailabilitas
(ketersediaan hayati) zat besi dalam makanan. Menurut (Almatsier, 2017) ada 4
pendekatan utama dalam mengatasi anemia, Penyediaan suplemen zat besi,
makanan yang mengandung zat besi, mengurangi minuman yang menghambat
penyerapan zat besi seperti teh, kopi, susu, dan minuman beralkohol serta edukasi
gizi tentang anemia
Salah satu upaya pengkaji meningkatkan kemampuan kognitif adalah
dengan cara memberikan edukasi kesehatan. Edukasi yang diterima ini kemudian
diharapkan dapat menjadi jembatan untuk mengubah perilaku seseorang.
Pengetahuan tentang anemia bisa diartikan sebagai hasil tahu tentang penyakit
anemia, memahami penyakit anemia, dan mengetahui bagaimana cara
pengobatan, pencegahan, dan komplikasi anemia (Sari & ’Atiqoh, 2020).
Pengetahuan tentang anemia adalah sebuah informasi yang sangat penting
diketahui oleh remaja dalam rangka pencegahan anemia yang sering terjadi pada
remaja.
Konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai dengan hasil penelitian
jurnal 1 bahwa Hasil evaluasi minat deteksi dini sangat baik, dimana didapatkan
hasil bahwa sebanyak 86,6% remaja putri memiliki minat dan kesadaran untuk
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin setelah diberikan penyuluhan. Hal ini
berarti bahwa kegiatan penyuluhan ini dianggap efektif untuk mengubah perilaku
remaja putri dalam pencegahan penyakit anemia.
2. Jurnal 2 “Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dan Siklus Menstruasi Dengan
Anemia Pada Remaja Putri”(Farinendya et al., 2019)
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil p value 0,031 antara tingkat
kecukupan protein dan anemia, sehingga ada hubungan tingkat kecukupan protein
dengan kejadian anemia pada remaja putri. Rata-rata konsumsi potein responden
telah sesuai dengan anjuran AKG dapat dilihat pada Tabel 2. Responden
mengonsumsi sumber protein seperti telur ayam, ayam, hati ayam, ikan mujahir,
dan kerang. Meskipun terdapat beberapa bahan makanan yang tidak dikonsumsi
seperti bebek, ikan bandeng, dan kepiting, namun masih terdapat bahan makanan
dengan harga terjangkau. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi pada
tahun 2016 dan Solicha pada tahun 2018 yang menunjukkan asupan protein dan
anemia pada remaja putri berhubungan. Asupan protein yang cukup akan
membantu proses transportasi zat besi untuk pembentukan hemoglobin sehingga
tidak terjadi kekurangan zat besi yang akan menyebabkan anemia20. Responden
memiliki asupan protein yang masih kurang. Apabila asupan protein kurang maka
penyerapan zat besi di dalam tubuh akan terhambat dan lama kelamaan akan
menimbulkan kekurangan zat besi. Responden lebih sering mengonsumsi protein
nabati yang lebih murah dan lebih mudah didapatkan di kantin sekolah.
Vitamin C merupakan fasilitator absorbsi zat besi yang paling umum yang
dapat membantu penyerapan zat besi non heme empat kali lipat20. Berdasarkan
Tabel 5 maka dapat diketahui bahwa hasil p value 0,020 sehingga ada hubungan
tingkat kecukupan vitamin C dengan anemia pada remaja putri di SMAN 3
Surabaya. Responden mengonsumsi bahan makanan sumber vitamin C dalam
jumlah yang cukup. Bahan makanan yang dikonsumsi merupakan bahan makanan
yang mudah didapatkan dan memiliki harga yang terjangkau. Berdasarkan tabel 3
sebagian responden memiliki tingkat kecukupan vitamin C cukup (62%). Adanya
vitamin C dapat mereduksi zat besi ferri menjadi ferro yang lebih mudah diserap
dalam tubuh, sehingga penyerapan zat besi non heme akan lebih mudah diserap.
Asupan vitamin C yang tinggi akan menurunkan anemia karena kadar hemoglobin
semakin tinggi pula .
Penelitian Pradanti, dkk pada tahun 2018 juga menyebutkan bahwa asupan
vitamin C dengan kadar hemoglobin berhubungan. Responden yang mengonsumsi
vitamin C kategori normal tidak mengalami anemia. Namun, terdapat juga
responden yang mengonsumsi vitamin C kategori defisit berat. Kekurangan
asupan vitamin C disebabkan oleh kurangnya konsumsi bahan makanan sumber
vitamin C, selain itu responden tidak mengonsumsi tablet vitamin C. Vitamin C
yang berperan sebagai enhancer akan memudahkan penyerapan zat besi sehingga
tidak terjadi anemia.
Pengkaji memberikan konseling penatalaksanaan berupa Menganjurkan
pada remaja untuk menghindari faktor-faktor pencetus yang dapat mengakibatkan
stress misalkan melakukan hal-hal yang menyenangkan dan yang tidak membuat
remaja cemas serta mempertahankan asupan protein seperti daging, ayam, bebek,
telur, ikan, kerang serta vitamin C seperti jambu biji, jeruk, pepaya, dan tomat.
Selain itu meningkatkan asupan makanan seperti daging, ayam, hati, telur, dan
ikan yang mengandung zat besi heme untuk mencegah terjadinya anemia.
Konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai dengan hasil penelitian
jurnal 2 bahwa banyaknya darah yang keluar akan berpengaruh pada anemia.
Volume darah yang keluar setiap bulannya sekitar 30-50 cc. Hal ini dapat
membuat seseorang kehilangan 12-15 mg zat besi per bulan atau sekitar 0,4-0,5
mg per hari selama 28-30 hari. Siklus menstruasi normal masih memiliki
persediaan zat besi sebagai pengganti zat besi yang telah hilang selama menstruasi
berlangsung sehingga tidak terjadi anemia. Apabila terjadi kehilangan zat besi
saat menstruasi maka responden disarankan mengonsumsi makanan yang
mengandung zat besi agar kadar Hb meningkat sehingga terhindar dari anemia

3. Jurnal 3 “Anemia and Its Determinants among Male and Female Adolescents In
Southern Ethiopia : A Comparative Cross-Sectional Study” (Zeleke et al., 2020)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi secara keseluruhan
anemia pada remaja di wilayah penelitian adalah 21,1%. Menurut kriteria yang
ditetapkan WHO, prevalensi ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
moderat. Komparatif penilaian mengungkapkan bahwa remaja laki-laki (22,5%)
adalah sedikit lebih anemia dibandingkan remaja perempuan (19,3%). Namun,
perbedaan itu ditemukan tidak secara statistik penting.
Temuan lain dari studi yang dilakukan antara remaja di Kecamatan
Wonago, Zona Gedeo, Selatan Ethiopia, menemukan prevalensi anemia yang
lebih tinggi secara signifikan antara remaja laki-laki (24,3%) dibandingkan remaja
perempuan (18,1%) [24]. ,e temuan dari Kerala Selatan di India juga menemukan
bahwa remaja laki-laki lebih anemia daripada remaja perempuan . Namun, temuan
penelitian dilakukan di Kota Bonga, Ethiopia Barat Daya, menemukan bahwa
prevalensi anemia di kalangan remaja laki-laki lebih rendah antara laki-laki
(9,4%) dibandingkan perempuan (19,3%).
Mungkin disebabkan oleh perbedaan tertentu dalam populasi yang
termasuk dalam penelitian yang dilakukan di Kota Bonga di mana penelitian ini
termasuk remaja yang lebih tua, dan prevalensi anemia yang lebih tinggi di antara
wanita mungkin karena menstruasi. menemukan ini studi dalam hal ini
menyiratkan bahwa tren mempertimbangkan remaja laki-laki sebagai kelompok
yang kurang rentan terhadap anemia dibandingkan mitra perempuan dalam
program yang mencoba untuk campur tangan masalah gizi seperti anemia harus
dipertimbangkan kembali.
Pengkaji memberikan konseling penatalaksanaan berupa Menganjurkan
kepada remaja untuk makanan asupan buah-buahan dan sayuran lainnya adalah
sumber Vit-A yang baik dan Vit-C dan makanan tersebut juga merupakan
penambah penyerapan zat besi yang baik serta menjelaskan faktor yang
berhubungan dengan anemia di antara wanita remaja, mereka yang berasal dari
tempat malaria umum di daerah mereka lebih mungkin untuk mengembangkan
anemia dibandingkan wanita remaja yang malaria tidak umum di daerah tempat
tinggal mereka.
Konseling yang diberikan oleh pengkaji ini tidak berhubungan dengan
gangguan menstruasi pada remaja tetapi lebih kepada Kesehatan tubuh dan
meningkatkan imun tubuh yang sangat berguna terlebih pada masa Pandemi
Covid 19. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian jurnal 3 bahwa remaja laki-laki
yang makan makanan berserat setiap hari lebih kecil kemungkinannya untuk
mengembangkan anemia daripada laki-laki remaja yang tidak makan selama
berminggu-minggu.
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Jurnal 1 sesuai dengan kasus Pencegahan Anemia pada remaja yang dikaji
oleh pengkaji
b. Jurnal 2 sesuai dengan kasus Pencegahan Anemia pada remaja yang dikaji
oleh pengkaji
c. Jurnal 3 sesuai dengan kasus Pencegahan Anemia pada remaja yang dikaji
oleh pengkaji

I. DAFTAR PUSTAKA
Farinendya, A., Muniroh, L., & Buanasita, A. (2019). Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi
dan Siklus Menstruasi dengan Anemia pada Remaja Putri. Amerta Nutrition, 3(4), 298.
https://doi.org/10.20473/amnt.v3i4.2019.298-304
Michael Dwi Cahyono et al. (2017). ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN DISMINOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 8
KENDARI TAHUN 2016. Jimkesmas Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
2(6), 1–10. ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/2895
Suminar, E., Putri, L. A., Yunita, N., & Zuhriyah, H. (2021). DUSUN BAGUNUNG JAWA
TIMUR remaja tentang anemia , rendahnya tingkat pendidikan orang tua dari yang
tidak main-main . Remaja putri yang mengalami anemia dan jika. 5(6), 8–11.
Zeleke, M. B., Shaka, M. F., Anbesse, A. T., & Tesfaye, S. H. (2020). Anemia and Its
Determinants among Male and Female Adolescents in Southern Ethiopia: A
Comparative Cross-Sectional Study. Anemia, 2020.
https://doi.org/10.1155/2020/3906129
Zhu, Z., Sudfeld, C. R., Cheng, Y., Qi, Q., Li, S., Elhoumed, M., Yang, W., Chang, S.,
Dibley, M. J., Zeng, L., & Fawzi, W. W. (2021). Anemia and associated factors among
adolescent girls and boys at 10–14 years in rural western China. BMC Public Health,
21(1), 1–14. https://doi.org/10.1186/s12889-021-10268-z

II. LAMPIRAN
Foto-foto kegiatan dan link video

Anda mungkin juga menyukai