Anda di halaman 1dari 92

EFEKTIVITAS EDUKASI MANAJEMEN DIRI TERHADAP

AKTIVITAS PERAWATAN DIRIPADA PASIEN DIABETES


MELITUS DI PUSKESMAS BULAKAMBA KABUPATEN
BREBES

Skripsi

Disusun oleh:

Nama: Trisnanta Yudha Pratama

NIM: G2A018047

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

saya yang bertanda tangan dibawah menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi
dengan judul “efektifitas edukasi manajemen diri terhadap aktivitas
perawatan diri pada pasien diabetes melitus di puskesmas Bulakamba
kabupaten Brebes” saya susun tanpa tindakan plagiat yaitu pengambilan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Jika dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi saya adalah hasil jiplakan,
saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi yang
dijatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang kepada saya.

Semarang, 05 september 2022

Trisnanta Yudha Pratama

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

EFEKTIFITAS EDUKASI MANAJEMEN DIRI TERHADAP AKTIVITAS


PERAWATAN DIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI
PUSKESMAS BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Pembimbing 1 pembimbing 2

Ns. Khoiriyah, S.Kep., M.Sc Ns. Satriya Pranata., M.Kep,Ph.D.

iii
HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIFITAS EDUKASI MANAJEMEN DIRI TERHADAP AKTIVITAS


PERAWATAN DIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI
PUSKESMAS BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan


Tim penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
Pada tanggal 2 Juni 2022
Tim penguji:

Dr. Ali Rosidi, M. Si :……………………………………………...

Ns. Khoiriyah, S.Kep., M.Sc :……………………………………………...

Ns. Satriya Pranata., M.Kep, Ph.D. :……………………………………………...

Mengetahui
Ketua program Studi S1 ilmu keperawatan

iv
Ns. Machmudah, M.Kep., Sp.Kep,Mat

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
nikamatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan
judul ”efektivitas edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan diri
pada pasien diabetes melitus di puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes”.
Skripsi ini disusun oleh trisnanta yudha pratama dalam rangka memenuhi
syarat untuk mencapai gelar sarjana di bidang keperawatan skripsi ini dapat
diselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, oleh karena itu
peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih pada:
1. Ns Macmudah, M.kep., Sp.Kep.Mat. selaku ketua program studi S1 ilmu
keperawatan universitas muhammadiyah semarang.
2. Ns. Khoiriyah, S.kep., M.Sc.selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan waktu dan kesabaran serta membimbing dalam penyelesaian
penyusunan skripsi.
3. Ns. Satriya Pranata., M.Kep. Ph.D. selaku pembimbing 2 yang telah
memberikan waktu serta kesabaran dalam membimbing dan mengajari
untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Ali Rosidi, M.Si selaku penguji satu dalam penyusunan skripsi ini yang
telah memberikan masukan sera dukungan
5. kedua orang tua dan pacar saya garnis revira ayu yang telah memberikan doa
dan dukungan demi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. serta teman-teman dan kerabat dekat yang membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini
Peneliti menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan.Maka saran dan
kritik sangat diharapkan oleh peneliti demi kesempurnaan skripsi ini sehingga
dapat bermanfaat bagi kita semua.Aamiin.
Wassalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

vi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Skripsi,September 2022
Trisnanta Yudha Pratama
Efektivitas Edukasi Manajmen Diri Terhadap Aktivitas Perawatan Diri Pada Pasien
Diabetes Melitus di puskesmas Bulakamba kabupatenBrebes

ABSTRAK

Latar belakang:Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis. International


diabetic federation (IDF) organisasi internasional diabetes federasi memperkirakan
terdapat 463 juta orang penderita diabetes. international diabetic federation (IDF)
memperkirakan pravelensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9,3% Pravelensi pada wanita
sebesar 9% dan pada pria sebesar 9,6% dan jumlah kematian akibat diabetes 4,2 juta
orang di dunia.Manajemen diri merupakan perawatan yang dilakukan secara mandiri
dimana penderita mampu mengobservasi kebutuhan diri tanpa tergantung dengan
lingkungan sekitar oleh karena itu pentingnya peran edukasi manajemen diri pada
perawatan diri dalam mencegah terjadinya komplikasi.Tujuan: untuk mengetahui
efektifitas edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan diri pada pasien diabetes
melitus tipe II di kecamatan brebes.Metode:Metode quasy experiment dengan desain
penelitian pre-test dan post-testdengan teknik purposive sampling34 pasien DM
instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah summary of diabetes self-care
activities (SDSCA) dan di analisa memakai paired t test. Hasil: mayoritas responden DM
pada penelitian ini kategori lansia akhir rata-rata responden memiliki perawatan diri
baik .perawatan diri dengan hasil p-value 0,080yang bermakna tedapat hubungan antara
edukasi manajemen diri dengan aktivitas perawatan diriKesimpulan: Ada hubungan
yang signifikan antara edukasi manajemen diri dengan aktivitas perawatan diri
Kata Kunci : diabetes melitus, edukasi manajemen diri, perawatan diri.

vii
NURSING S1 STUDY PROGRAM
FACULTY OF NURSING AND HEALTHSCIENCES
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY SEMARANG
Mini thesis,September 2022
Trisnanta Yudha Pratama
The Effectiveness of Self-Management Education on Self-Care Activities in Diabetes
Mellitus Patients at the Bulakamba Public Health Center, Brebes Regency

ABSTRACT
Background: Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease. The International Diabetic
Federation (IDF) estimates that there are 463 million people with diabetes. The
international diabetic federation (IDF) estimates the prevalence of diabetes in 2019 is
9.3%, the prevalence in women is 9% and in men is 9.6% and the number of deaths from
diabetes is 4.2 million people in the world. Self-management is a treatment that is carried
out independently where the patient is able to observe self-needs without depending on
the surrounding environment, therefore the importance of the role of self-management
education in self-care in preventing complications. PurposeThis study aims to determine
the effectiveness of self-management education on self-care activities in type II diabetes
mellitus patients in Brebes sub-districtmethod: Quasy experiment method with pre-test
and post-test research design with purposive sampling technique of 34 DM patients. The
instrument used in this study is a summary of diabetes self-care activities (SDSCA) and
analyzed using paired t test.Results: the majority of DM respondents in this study in the
late elderly category, the average respondent had good self-care. Self-care with a p-value
of 0.080 which means that there is a relationship between self-management education and
self-care activities conclusion: There is a significant relationship between self-
management education and self-care activities
Keywords : diabetes mellitus, self-management education, self-care.

viii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM..............................................ii


HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5
C. TUJUAN......................................................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN........................................................................6
E. Keaslian Penelitian......................................................................................7
BAB II Tinjauan pustaka...................................................................................10
A. Konsep perawatan diri.............................................................................10
1. Pengertian perawatan diri....................................................................10
2. Tujuan perawatan diri..........................................................................10
3. Faktor yang mempengaruhi perawatan diri.......................................10
B. Konsep manajemen diri dan edukasi manajemen diri..........................11
1. Pengertian manajemen diri..................................................................11
2. Pengertian edukasi manajemen diri....................................................11
3. Tujuan edukasi manajemen diri..........................................................12
4. Prinsip edukasi manajemen diri..........................................................12
5. Standar edukasi manajemen diri.........................................................12
C. Konsep diabetes melitus...........................................................................14
1. Definisi....................................................................................................14
2. Klasifikasi...............................................................................................14
3. Etiologi....................................................................................................15
4. Penatalaksanaan Diabetes Melitus......................................................16

ix
5. KOMPLIKASI.......................................................................................17
7. Faktor resiko diabetes melitus.............................................................18
D. Pengukuran aktivitas perawatan diri pada penderita DM...................19
E. Kerangka teori :........................................................................................21
F. Kerangka konsep.......................................................................................22
G. Variabel penelitian....................................................................................22
H. Hipotesis.....................................................................................................22
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................23
A. Desain penelitian.......................................................................................23
B. Populasi dan sampel..................................................................................23
1. Populasi..................................................................................................23
2. Sampel....................................................................................................23
3. Teknik sampling....................................................................................25
C. Tempat penelitian.....................................................................................25
D. Waktu penelitian.......................................................................................25
E. Definisi operasional...................................................................................25
F. Etika penelitian.........................................................................................27
G. Alat pengumpulan data............................................................................28
H. Prosedur pengumpulan data....................................................................29
I. Pengolahan data dan analisa data...........................................................30
1. Pengolahan data....................................................................................30
2. Analisis data...........................................................................................31
a) Univariat.................................................................................................31
b) Bivariat...................................................................................................32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................33
A. Gambaran umum penelitian....................................................................33
B. Hasil penelitian..........................................................................................33
1. Analisa univariat...................................................................................33
2. Analisa bivariat......................................................................................36
C. Pembahasan...............................................................................................39
1. Karakteristik responden.......................................................................39

x
D. Perawatan Diri pasien diabetes melitus sebelum dan sesudah
diberikan edukasi manajemen diri.................................................................41
F. Keterbatasan penelitian............................................................................45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................46
A. Kesimpulan................................................................................................46
B. Saran..........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian...............................................................................7
Tabel 2. 1 Etiologi Diabetes Melitus...................................................................15
Tabel 2. 2 Kuesioner SDSCA..............................................................................19
Tabel 3. 1 Definisi Operasional...........................................................................25
Tabel 4. 1 Karakteristik Usia..............................................................................33
Tabel 4. 2 Karakteristik Demografi...................................................................34
Tabel 4. 3 Gambaran Perawatan Diri................................................................35
Tabel 4. 4 Uji Normalitas....................................................................................36
Tabel 4. 5 Uji Independen t-test..........................................................................36
Tabel 4. 6 Rata-rata Post-test..............................................................................37
Tabel 4. 7 Uji Homogenitas.................................................................................37
Tabel 4. 8 Uji Paired Sample Test......................................................................39

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori..............................................................................21
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep..........................................................................22

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1...........................................................................................................54
Lampiran 2...........................................................................................................56
Lampiran 3...........................................................................................................57
Lampiran 4...........................................................................................................58
Lampiran 5...........................................................................................................62
Lampiran 6...........................................................................................................63
Lampiran 7...........................................................................................................64
Lampiran 8...........................................................................................................65
Lampiran 9...........................................................................................................66
Lampiran 10.........................................................................................................67
Lampiran 11.........................................................................................................70
Lampiran 12.........................................................................................................71
Lampiran 13.........................................................................................................71
Lampiran 14.........................................................................................................71
Lampiran 15.........................................................................................................71
Lampiran 16.........................................................................................................72
Lampiran 17.........................................................................................................72
Lampiran 18.........................................................................................................72
Lampiran 19.........................................................................................................73
Lampiran 20.........................................................................................................76
Lampiran 21.........................................................................................................77
Lampiran 22.........................................................................................................78

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus yang lebih sering dikenal dengan DM yaitu penyakit
yang sering ditandai dengan darah yang mengalami kadar gula yang tinggi
karena terjadi resistensi insulin serta adanya gangguan metabolik (Diabetes et
al., 2015). Diabetes Mellitus (DM) salah satu penyakit kronis dan tidak
menular (PTM) dan berakibat kematian sebanyak 1,6 juta jiwa ditahun 2010
(Istianah et al., 2020). Diabetes Melitus (DM) yaitu penyakit dimana tubuh
tidak menggunakan insulin secara efektif ataupun diproduksinya insulin lagi
dalam tubuh (Herlambang et al., 2019).

International diabetes federation (IDF) organisasi internasional diabetes


federasi telah diperkirakan terdapat 463 juta orang penderita diabetes.
international diabetes federation (IDF) mengatakan jika sebanyak 9,3%
dengan pembagian prevalensi pada perempuan sekitar 9% sementara laki-laki
sekitar 9,6% dan jumlah kematian akibat diabetes 4,2 juta orang di
dunia.diprediksi kasus diabetes akan terus meningkat pada tahun 2030 hingga
mencapai 578 juta (Atlas, 2019). International diabetes federation (IDF)
organisasi internasional diabetes federasi memperkirakan terdapat 537 juta
orang menderita diabetes memperkirakan prevalensi di tahun 2021 yaitu
10,5% dalam hal tersebut orang yang menderita diabetes di dunia menunjukan
kenaikan pada tahun 2021 (Atlas, 2021). World health organization (WHO) di
prediksi jika Indonesia kemungkinan mengalami kenaikan 3x lipat dalam
waktu 30 tahun atau menjadi 21,3 juta jiwa yang mengalami DM di tahun
2030. Penderita diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 6,9%
mengalami kenaikan di tahun 2018 menjadi 8.5% (Laporan Nasional
Riskesdas, 2018). Penderita diabetes melitus di provinsi jawa tengah sebanyak
13,4% di tahun 2019 di tahun berikutnya yaitu 2020 naik menjadi 16% yang
menderita DM (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019). Penyakit

1
diabetes melitus menjadi penyakit terbanyak nomor dua setelah hipertensi
yang masuk dalam golongan penyakit tidak menular (PTM) di Jawa tengah
(Jateng, 2020). Sedangkan angka morbiditas diabetes di kabupaten Brebes
sebesar 18.724 jiwa di tahun 2019 dan pada tahun 2020 sebesar 20.572 jiwa
sedangkan pada kecamatan Bulakamba itu sendiri terdapat 579 jiwa di tahun
2020 dan terdapat 558 jiwa.

Pasien yang telah mengalami penyakit DM lebih dari 5 tahun serta gula
darah dalam tubuh tidak terkontrol sehingga menyebabkan adanya gangguan
di pembuluh darah kecil (mikrovaskular), sel-sel saraf serta pembuluh darah
besar (makrovaskular).Pembuluh darah kecil yang rusak dapat menyebabkan
gangguan di bagian saraf, ginjal dan mata, sementara di pembuluh darah besar
dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis. Komplikasi kronis yang terjadi
adalah makroangiopati sementara komplikasi akut yang terjadi pada penderita
DM yaitu ketasidosis diabetika dan hipoglikemia, Komplikasi kronis
menyerang penderita yang mengalami kadar gula darah yang tidak terkontrol
(Dodie et al., 2019).

DM ketika sudah kronis dapat menyebabkan timbulnya gangguan


psikologis (Dodie et al., 2019).Dampak pada DM tidak hanya fisiologis saja
tetapi juga psikologis.Dampak fisiologis yang terjadi seperti aktivitas fisik,
diet, pengobatan, dan mengatasi gejala. Dampak psikologis penderita DM
adalah khawatir, penolakan, stigma buruk, dan perasaan tidak berdaya yang
berakibat menjadi stres (A. J. P. Putra et al., 2017). Perubahan fisik umumnya
terjadi yaitu penglihatan kabur, kelemahan, keletihan, menjadi kesemutan atau
kebas di kaki atau tangan, lesi kulit atau luka yang lambat sembuh, terjadi
infeksi berulang kali, kulit menjadi kering ( Susan C,Smeltzer, 2019).

Program pengendalian diabetes melitus telah diupayakan pemerintah


indonesia mulai tahun 2008 dengan cara promotif dan preventif serta
memberikan kuratif dan rehabilitatif. Pemerintah juga melakukan skrining
yang masuk satu program standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan
dengan indikator usia 15- 59 tahun (Zuriati et al., 2021).

2
Manajemen diri adalah perawatan mandiri penderita yang dapat
mengamati kebutuhan diri tanpa adanya ketergantungan pada lingkungan
disekitarnya.Manajemen diri dibutuhkan untuk penderita penyakit kronis
terutama DM (Luthfa & Fadhilah, 2019). Manajemen diri yang dapat
dilakukan untuk penderita DM Tipe 2 salah satunya adalah dengan menjaga
pola makan, pemantauan kadar gula darah, meningkatkan aktivitas jasmani,
melakukan perawatan kaki secara berkala, dan mengkonsumsi obat-obatan
secara aman dan teratur ‘(Putri et al., 2013). Penderita diabetes yang
melakukan perawatan diri aktivitas yaitu kegiatan individu untuk dapat
mengontrol gula darah dalam tubuh dengan mencegah terjadinya komplikasi
dan pengobatan (Sulistria, 2013) aktivitas perawatan diri dinilai efektif bagi
penderita DM untuk mencegah terjadinya komplikasi, selain itu perawatan diri
mampu mengurangi kadar gula pada penderita DM (Sudyasih & Nurdian
Asnindari, 2021).Manajemen perawatan diri penderita DM yaitu dengan
mengatur kegiatan jasmani, pola makan, perawatan kaki, pemantauan gula
darah, dan pengobatan.(P. W. K. Putra & Suari, 2018).

Edukasi kesehatan pada pasien diabetes seharusnya berfokus pada


manajemen diri, konsep ini dikenal sebagai edukasi manajemen diri. Edukasi
manajemen diri diperlukan supaya dapat meningkatkan status kesehatan
pasien sehingga penting untuk pengobatan penderita DM dengan cara
memberikan pengetahuan ke pasien tentang penerapan cara perawatan diri
mandiri yang dapat mengoptimalkan pencegahan komplikasi, control
metabolik, serta meningkatkan kualitas hidup penderita DM.

Penelitian yang berjudul Self Management Menentukan Kualitas Hidup


Pasien Diabetes Mellitus, menggunakan deskriptif korelasi dengan desain
cross sectional,dengan hasil responden berusia 46 hingga 80 tahun dengan
jenis kelamin perempuan. Responden mayoritas kemampuan self
managementnya baik serta memiliki kualitas hidup yang baik dengan jumlah
113 responden.Hubungan antara self management dengan kualitas hidup
memiliki peningkatan.

3
Penelitian serupa yang berjudul, “edukasi dan kadar glukosa darah pada
pasien diabetes”, dengan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross
sectional, hasil dari penelitian tersebut 19 responden (52,78%) memperoleh
edukasi yang kurang, kadar gula darahnya juga tidak terkontrol. Uji statistik
diperoleh nilai p value: 0,044 < α: 0,05, yang artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara edukasi oleh perawat dengan kadar glukosa darah.

Penelitian yang berjudul, “Pengaruh Diabetes Self Management


Education (DSME) terhadap Self Management pada Pasien Diabetes
Mellitus”, penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental
dengan control group pretest- posttest design.hasil penelitian menunjukan
Hasilnya pada kelompok intervensi variabel self management dari uji
wilcoxon p value test sebesar 0,0, sementara hasil uji mann whitney test p
value yaitu 0,0 sehingga dapat disimpulkan jika terdapat perbedaan signifikan
nilai self management antara kelompok kontrol dengan intervensi.

Hasil penelitian menunjukan kadar gula darah mampu turun setelah di


edukasi. Edukasi dapat menambah wawasan tentang gaya dan pola hidup
pasien supaya dapat terkontrol gula darahnya dalam tubuh. Sedangkan hasil
penelitian yang disampaikan oleh Jasmani,Tori Rihiantoro petugas kesehatan
khususnya perawat sangat berpengaruh dalam memberikan informasi dari segi
sikap, pengetahuan maupun keterampilannya. Tiga domain sikap, pengetahuan
maupun keterampilannya tersebut diperoleh rata-rata yang diberi edukasi baik
dengan diberi edukasi kurang, kadar gula darah yang di edukasi baik lebih
rendah dan terkontrol daripada yang kurang. (Jasmani et al., 2016).

Hasil studi penelitian menunjukan bahwa pasien diabetes melitus tipe II


pada puskesmas kecamatan bulakamba kabupaten brebes yaitu 5-10 pasien
yang aktif dalam program prolanis pada tahun 2021, rata-rata pasien yang
datang pada program prolanis berumur 40th keatas.pasien diabetes yang aktif
dalam program prolanis belum banyak diberikan terapi self management
edukasi untuk dapat mengontrol kadar gulanya secara mandiri, pasien tidak
memiliki kesadaran akan penyakit diabetes. masih sedikit penelitian yang

4
mengevaluasi tentang edukasi manajemen diri pada diabetes di kabupaten
brebes sehingga peneliti tertarik dengan judul efektifitasedukasi manajemen
diri terhadap aktivitas perawatan diri pada pasien diabetes melitus tipe II di
Kecamatan Brebes.

B. RUMUSAN MASALAH
Pemerintah indonesia telah mengupayakan untuk mengatasi masalah DM
sejak tahun 2008 dengan cara melakukan kegiatan promotif dan preventif serta
menggunakan kuratif dan rehabilitatif. Manajemen diri adalah perawatan
mandiri penderita yang dapat mengamati kebutuhan diri tanpa adanya
ketergantungan pada lingkungan disekitarnya.Manajemen diri dibutuhkan
untuk penderita penyakit kronis terutama DM. Manajemen diri salah satu
upaya preventif dalam pengendalian diabetes, upaya yang paling sering
dilakukan adalah edukasi manajemen diri.Berdasarkan latar belakang tersebut
maka peneliti merumuskan masalah bagaimana upaya penerapan efektifitas
edukasi manajemen diri terhadap pasien diabetes untuk meningkatkan
perawatan diripasien diabetes?

C. TUJUAN
Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas edukasi manajemen
diri terhadap aktivitas perawatan diri pada pasien diabetes melitus tipe II di
Kecamatan Brebes.
Tujuan khusus
a) Mendeskripsikan karakteristik pada pasien diabetes di puskesmas
Bulakamba kabupaten Brebes
b) Mendeskripsikan aktivitas perawatan diri pada pasien diabetes di
puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes.
c) Menganalisa efektifitas edukasi manajemen diriterhadap aktivitas
perawatan diri pada pasien diabetes mellitus di puskesmas Bulakamba
kabupaten Brebes.

5
D. MANFAAT PENELITIAN
Bagi peneliti
Mendapat pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian pada pasien
diabetes serta mampu menerapkan ilmu kepada masyarakat awam penderita
diabetes.
Bagi pengetahuan
Dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi tentang bagaimana
melakukan perawatan diri pada pasien diabetes.
Bagi penderita/pasien diabetes melitus
Diharapkan masyarakat penderita diabetes mampu dan mengerti tentang
perawatan diri diabetes dengan baik,serta mampu untuk mengontrol kadar
gulanya secara mandiri.
Bagi institut
Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran tentang self care
penderita DM di puskesmas sehingga dapat memperoleh motivasi pada pasien
dan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri penderita DM supaya gula
darah dalam tubuh dapat terkontrol.Penelitian ini bermanfaat untuk
mengetahui komponen dari self care supaya dapat memberikan edukasi
kepada pasien.

6
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian


Nama
Dan
Judul Tujuan Desain. Variabel
Tahun Hasil Penelitian
Peneltian Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitia
n
Luthfa, Self untuk cross self ada hubungan
Iskim Managemen menganalisis sectional managemen antara self
t hubungan t management
Fadhilah, Menentukan self dengan kualitas
Nurul,201 Kualitas management hidup pasien
9 Hidup dengan diabetes mellitus
Pasien kualitas
Diabetes hidup pasien
Mellitus diabetes
melitus

Sulistria, Tingkat Self untuk observasi self care bahwa tingkat self
Y Care Pasien mengetahui deskriptif care pasien rawat
Rawat Jalan tingkat self jalan
Diabetes care pasien
Mellitus rawat jalan diabetes mellitus
Tipe 2 Di Diabetes tipe 2 di
Puskesmas Mellitus tipe Puskesmas
Kalirungkut 2 di Kalirungkut
Surabaya Puskesmas Surabaya sudah
Kalirungkut cukup baik

Surabaya

Jasmani, edukasi dan untuk kuantitatif edukasi dan sebagian besar


Tori kadar mengetahui dengan kadar responden
Rihiantoro glukosa hubungan pendekata glukosa menganggap
,2016. darah pada edukasi oleh n cross bahwa edukasi
pasien perawat sectional yang diberikan
diabetes dengan kadar oleh perawat
glukosa tentang DM
darah pada kurang dapat
pasien mereka pahami
diabetes. sehingga
informasi yang
diberikan tidak

7
Nama
Dan
Judul Tujuan Desain. Variabel
Tahun Hasil Penelitian
Peneltian Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitia
n
dapat mereka
terima dengan
baik sehingga
tidak memberikan
dampak terhadap
penurunan kadar
glukosa darah
pasien DM.

Kurniawati Pengaruh untuk quasi diabetes self Terdapat hasil


,TrinaHuri Diabetes mengetahui experimen managemen peningkatan nilai
ah, Titih Self pengaruh tal t education rata rata Self
Primanda, Managemen Diabetes Self (DSME) Management
Yanuar, t Education Management dan self setelah diberikan
(DSME) Education managemen Diabetes Self
2019 terhadap terhadap Self t Management
Self Management Education
Managemen pada pasien (DSME) pada
t pada DM kelompok
Pasien intervensi dan
Diabetes terdapat perbedaan
Mellitus. pengaruh antara
kelompok
intervensi yang
mendapatkan
intervensi DSME
dan kelompok
kontrol yang
mendapatkan
intervensi standar
edukasi dari
PERSADIA.

8
Perbedaan antara penelitian yang akan peneliti laksanakan dengan
penelitian terdahulu yaitu:
1. Variabel
a) Penelitian terdahulu
Jurnal 1: Self Management Menentukan Kualitas Hidup
Jurnal 2: Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus
Tipe II
Jurnal 3: edukasi dan kadar glukosa darah pada pasien diabetes
Jurnal 4: Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME)
terhadap Self Management pada Pasien Diabetes Mellitus
b) Penelitian yang akan dilakukan: efektifitasevaluasi self
management edukasi terhadap self care activitypada pasien
diabetes melitus tipe II
2. Lokasi
a) Penelitian terdahulu
Jurnal 1: Puskesmas Bangetayu Semarang
Jurnal 2: Puskesmas Kalirungkut Surabaya
Jurnal 3: wilayah Puskesmas Jati Datar Kabupaten Lampung
Tengah
Jurnal 4: di PERSADIA Batang
Penelitian yang akan dilakukan: di puskesmas bulakamba
kabupaten brebes.
3. Desain
a) Penelitian terdahulu
Jurnal 1: cross sectional
Jurnal 2: observasi deskriptif
Jurnal 3: kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
Jurnal 4: quasi experiment
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan desain quasi
eksperimen

9
BAB II
Tinjauan pustaka

A. Konsep perawatan diri

1. Pengertian perawatan diri


Perawatan mandiri (self care) adalah tindakan yang mengupayakan
orang lain dalam mengembangkan kemampuannya sehingga dapat
dikembangkan secara maksimal. perawatan diri pada pasien diabetes
adalah suatu proses perkembangan pengetahuan atau kesadaran pasien
dengan harapan untuk bisa bertahan dari kompleksitas penyakit diabetes
(Erida Silalahi, 2021).

2. Tujuan perawatan diri


Tujuan dari perawatan diri adalah untuk kemampuan perawatan diri
mempertahankan kadar glukosa dalam darah dengan normal dengan cara
latihan, penggunaan insulin dan OHO, diet, dan monitoring glukosa.
(Budiana,Irwan 2021)

3. Faktor yang mempengaruhi perawatan diri


Perawatan diri dipengaruhi tiga faktor yaitu sebagai berikut:
(Budiana,Irwan 2021)

1) Diabetes Knowledge (pengetahuan pasien DM)


Pengetahuan merupakan hasil panca indra yang bersifat kesan yang
berada dalam pikiran manusia.
2) Self efficacy (keyakinan tentang kemampuan diri)
Self efficacy menjelaskan tentang kemampuan diri atau keyakinan
seseorang bahwa dia dapat menghadapi situasi dan mencapai hasil
yang positif.
3) Self care agency (kemampuan diri dalam melakukan aktivitas
perawatan)

10
Self care agency adalah kekuatan seseorang untuk dapat melakukan
self care. Self care agency juga termasuk dalam kekuatan diri terkait
penilaian serta sifat proses perawatan mandiri

B. Konsep manajemen diri dan edukasi manajemen diri

1. Pengertian manajemen diri


Manajemen diri yaitu seseorang yang mampu mengamati kebutuhan
diri dengan melakukan perawatan diri secara mandiri tanpa adanya
ketergantungan oleh lingkungan yang berada di sekitarnya (Luthfa &
Fadhilah, 2019). Manajemen diri merupakan suatu proses pemberdayaan
untuk memberikan tanggung jawab untuk memperoleh tujuan dalam
pengambilan keputusan.

2. Pengertian edukasi manajemen diri


Diabetes edukasi manajemen diri (DSME) atau edukasi manajemen
diri adalah proses yang dimulai sejak tahun 1930 an dengan cara
manajemen diri untuk mengajarkan mengelola diabetes. DSME membantu
orang dengan memperoleh keterampilan koping, pemecah masalah serta
menambah pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengatasi penyakitnya
secara mandiri (Ridwan, Arfiza, Barri, Pathul, Hasrati Nizami, 2018).

Diabetes edukasi manajemen diri adalah diperlukan untuk menaikkan


status kesehatan penderita DM dengan cara memberi pengetahuan secara
mandiri tentang cara perawatan diri untuk menghindari komplikasi,
mengoptimalkan kontrol metabolisme, serta kualitas hidup pasien DM
meningkat (Agustiningrum & Kusdaryanto, 2019)

11
3. Tujuan edukasi manajemen diri
Tujuan keseluruhan dari edukasi manajemen diri adalah untuk
mendukung pengambilan keputusan, perilaku perawatan diri, pemecahan
masalah,dan kolaborasi dengan tim keperawatan kesehatan untuk
meningkatkan hasil klinis atau status kesehatan dan kualitas
hidup(Budiana,Irwan 2021).

4. Prinsip edukasi manajemen diri


Terdapat empat prinsip edukasi manajemen diri yaitu: (Budiana,Irwan
2021)

1) aktivitas yang membantu pasien DM melakukan dan mempertahankan


tindakan yang diperlukan untuk mengolah kondisinya secara terus
menerus (Supporting activity).
2) Jenis dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan perilaku,
pendidikan, psikososial, atau klinis (social support).
3) Perawatan yang berpusat pada pasien. Memberikan perawatan yang
tepat dan responsif terhadap preferensi, kebutuhan, dan nilai pasien
secara individual (patient center).
4) Pengambilan keputusan bersama memunculkan perspektif dan prioritas
pasien dan memberikan pilihan dan informasi untuk membantu pasien
berpartisipasi lebih aktif dalam perawatan (shared decision making).

5. Standar edukasi manajemen diri


Terdapat 10 standar dalam national standards for diabetes edukasi
manajemen diri dan support (Beck et al., 2020) sebagai berikut:

1) Standar 1 (internal structure): penyedia layanan edukasi manajemen


diri akan menetapkan dan mendokumentasikan pertanyaan visi dan
misi, tujuan dan layanan tergabung dalam organisasi besar, kecil, atau
dioperasikan secara independen.
2) Standar 2 (stakeholder input): penyedia jasa edukasi manajemen diri
akan terus berusaha memasukan atau mengundang para pemangku

12
kepentingan dan pakar yang berkepentingan untuk membentuk suatu
tim mempromosikan kualitas dan meningkatkan kepuasan peserta.
3) Standar 3 (evaluation of population served): penyedia jasa edukasi
manajemen diri akan mengevaluasi komunitas yang menjadi objek
edukasi untuk menentukan sumber daya, desain, dan metode
penyampaian yang akan selaras dengan kebutuhan akan layanan self
management education.
4) Standar 4 (Quality Coordinator Overseeing self management education
Services): pembentukan koordinator mutu untuk memastikan
pelaksanaan standar dan mengawasi edukasi manajemen
diri.koordinator mutu bertanggung jawab atas semua komponen edukasi
manajemen diri, termasuk praktik berbasis bukti, desain layanan,
evaluasi, dan kualitas perbaikan.
5) Standar 5 (self management education team): setidaknya salah satu
anggota tim bertanggung jawab untuk memfasilitasi layanan edukasi
manajemen diri sebagai leader baik perawat, dokter, ahli gizi diet, atau
apoteker dengan pelatihan dan pengalaman yang berkaitan dengan self
management education atau kesehatan lainnya yang memiliki sertifikasi
sebagai pendidik.
6) Standar 6 (curriculum): pedoman kurikulum harus mencerminkan bukti
dan praktik terkini dengan kriteria untuk mengevaluasi hasil, akan
berfungsi sebagai kerangka kerja penyediaan edukasi manajemen diri.
kebutuhan individu peserta akan menentukan mana elemen kurikulum
yang diperlukan.
7) Standar 7 (individualization): kebutuhan edukasi manajemen diri akan
diidentifikasi dan dipimpin oleh peserta dengan penilaian dan dukungan
oleh satu atau lebih anggota edukasi manajemen diri. tim dan peserta
akan bersama-sama mengembangkan rencana edukasi manajemen diri
individual.
8) Standar 8 (ongoing support): peserta akan diberi pilihan dan sumber
daya yang tersedia untuk dukungan berkelanjutan dan peserta akan

13
memilih pilihan yang terbaik sesuai kebutuhan untuk mempertahankan
manajemen diri mereka.
9) Standar 9 (participant progress): penyedia layanan edukasi manajemen
diriakan memantau dan mengkomunikasikan apakah peserta sudah
mencapai tujuan pengelolaan diri diabetes dan lainnya. Hasil yang
digunakan untuk mengevaluasi keefektifan pendidikan intervensi
dengan menggunakan teknik pengukuran yang tepat.
10) Standar 10 (Quality improvement): koordinator layanan edukasi
manajemen diri akan mengukur dampak dan efektivitas layanan edukasi
manajemen diri yang diberikan dan mengidentifikasi factor-faktor
untuk perbaikan dengan melakukan evaluasi proses dan hasil secara
sistematis.

C. Konsep diabetes melitus

1. Definisi
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis progresif yang
ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sehingga menyebabkan hiperglikemia
(kadar glukosa darah tinggi) (Sudirman, 2018). Diabetes adalah penyakit
kronis yang disebut sebagai pandemic global yang serius oleh Resolusi
PBB No.61 tahun 2006, tidak hanya karena efek komplikasinya seperti
kerusakan pembuluh darah dan saraf, ketoasidosis diabetik (KAD) dan
Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH) (Jasmani et al., 2016). Diabetes
Mellitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
yang berhubungan dengan defisiensi absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin (Rahmasari, 2019).

2. Klasifikasi
DM dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan etiologinya
yaitu:(Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW,
Kusnadi Y, 2021)yaitu:

14
1) Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas,
mengakibatkan defisiensi insulin absolut, bersifat autoimun dan
idiopatik.
2) Diabetes tipe 2, bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai dengan yang dominan defek
sekresi insulin disertai resistensi insulin.
3) Diabetes tipe lain mempunyai berbagai faktor yang dapat merusak
pankreas yaitu: defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinologi, obat/zat kimia,
infeksi, penyebab imunologi yang jarang, dan sindrom genetik lain..
4) Diabetes gestasional ,diabetes yang terjadi selama kehamilan, dan dan
berkelanjutan hingga persalinan. Kondisi ini dapat terjadi pada semua
usia kehamilan, tetapi biasanya terjadi antara minggu ke-24 sampai ke
28 kehamilan.

3. Etiologi
Berdasarkan klasifikasinya etiologi dibagi menjadi 4(Soelistijo SA,
Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y, 2021)yaitu :

Tabel 2. 1 Etiologi Diabetes Melitus


klasifikasi deskripsi

DM tipe I Destruksi sel beta pankreas, umumnya berhubungan dengan defisiensi


insulin absolut
- Autoimun
- Idiopatik

DM tipe II Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi


insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin.

Tipe spesifik yang Sindroma diabetes monogenik (diabetes neonatal, maturity ʹ onset
berkaitan dengan diabetes of the young [MODY]) - Penyakit eksokrin pankreas (fibrosis
penyebab lain kistik, pankreatitis) - Disebabkan oleh obat atau zat kimia (misalnya
penggunaan glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah
transplantasi organ)

DM gestasional Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan
dimana sebelum kehamilan tidak didapatkan diabetes

15
4. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
a) Tujuan penatalaksanaan umum adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien diabetes. meliputi :
1) Tujuan jangka pendek: menghilangkan gejala DM, meningkatkan
kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2) Tujuan jangka panjang: mencegah dan menunda perkembangan
komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati.
3) Tujuan akhir penatalaksanaan adalah menurunkan morbiditas dan
mortalitas DM.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa


darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan
pasien secara komprehensif Langkah-langkah Penatalaksanaan Umum
Evaluasi pemeriksaan fisik dan komplikasi dilakukan pada Pelayanan
Kesehatan Primer. apabila fasilitas belum tersedia maka pasien bisa
dirujuk ke Pelayanan Kesehatan Sekunder dan/atau Tersier.

b) Langkah-langkah Penatalaksanaan Khusus

Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat


(terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi
farmakologis dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan.Obat anti hiperglikemik oral dapat diberikan sebagai terapi
tunggal atau kombinasi.Pada keadaan emergensi dengan dekompensasi
metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang
menurun dengan cepat, atau adanya ketonuria, harus segera dirujuk ke
pelayanan kesehatan sekunder atau tersier. Pengetahuan mengenai
pemantauan mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia dan cara
mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pengetahuan tentang
pemantauan mandiri tersebut dapat dilakukan setelah mendapat
pelatihan khusus.

16
5. KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes dibagi menjadi 2 bagian (Widodo, 2017)
a. Komplikasi akut
Terdapat 2 komplikasi akut pada diabetes yaitu:
1) Hipoglikemia Serangan hipoglikemia ditandai dengan perasaan
pusing, lemas, gemetar, mata berkunang-kunang, keringat dingin,
detak jantung meningkat, hilangnya kesadaran. hipoglikemia
biasanya terjadi bila kadar glukosa darah < 50 mg/dl, biasanya
terjadi apabila dosis obat anti diabetes atau insulin terlalu tinggi,
makan terlalu sedikit, olahraga terlalu berat, minum alkohol atau
depresi
2) Hiperglikemia hiperglikemia adalah situasi di mana kadar gula
darah tiba-tiba meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya stress,
infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. hiperglikemia ditandai
dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah, dan
pandangan kabur. hiperglikemia dapat memperburuk masalah
kesehatan seperti gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi
candida vaginatis.
b. Komplikasi kronis
Komplikasi ini terjadi akibat lama dan beratnya
hiperglikemia,komplikasi jangka panjang atau komplikasi kronis
dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu:
1) Komplikasi makrovaskular
Komplikasi makrovaskular yang umum terjadi dan berkembang
pada pasien diabetes adalah penyakit jantung koroner, penyakit
pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah
perifer.Komplikasi makrovaskular umumnya menderita hipertensi,
dislipidemia dan atau obesitas, walaupun komplikasi
makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe I.

17
2) Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi ini terutama terjadi pada penderita diabetes tipe I.
Komplikasi mikrovaskuler yang timbul antara lain retinopati,
nefropati, dan neuropati. selain kondisi hiperglikemia, ketiga
komplikasi ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik perkembangan
menjadi komplikasi mikrovaskular, tergantung lamanya (durasi)
penyakit dan tingkat keparahan diabetes.
6. Manifestasi klinis ( Susan C,Smeltzer, 2019)
1) Poliuria, polydipsia, dan polifagia
2) Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak,
kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit
atau luka kulit yang lambat sembuh, atau infeksi berulang.
3) timbulnya diabetes tipe I dapat disertai dengan penurunan berat badan
secara tiba-tiba atau mual,muntah, atau nyeri lambung.
4) Diabetes tipe II disebabkan oleh gangguan intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat (bertahun-tahun) dan mengakibatkan komplikasi
jangka panjang apabila diabetes tidak terdeteksi selama bertahun-tahun
(mis., penyakit mata, neuropati perifer, penyakit vaskular perifer).
Komplikasi dapat muncul sebelum diagnosis yang sebenarnya
ditegakan.
5) Gejala ketoasidosis diabetes (DKA) mencakup nyeri perut, mual,
muntah, hiperventilasi, dan napas berbau buah. DKA yang tidak
diobati dapat menyebabkan gangguan tingkat kesadaran, koma, dan
kematian.

7. Faktor resiko diabetes melitus


Adapun beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya diabetes melitus
yaitu: (Budiana,Irwan 2021)

1) Faktor genetik
2) Usia
3) Jenis kelamin

18
4) Kelahiran prematur
5) Tekanan darah tinggi

D. Pengukuran aktivitas perawatan diri pada penderita DM


Instrumen pengukuran aktivitas perawatan diri pada pasien DM
menggunakan summary of diabetesself-care activities (SDSCA) yang dibuat
oleh Toobert, Hampson & Glasgow (2000) yang telah diterjemahkan kedalam
bahasa indonesia oleh kurniawati dan di modifikasi pada penelitian
sebelumnya oleh Rizki Taufikur (2019). Kuesioner ini terdiri dari 16 item
pertanyaan untuk mengukur aktivitas perawatan diri pasien diabetes
mellitus.Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini meliputi pertanyaan tentang
pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), perawatan kaki, pengobatan, dan
mentoring gula darah. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:

Tabel 2. 2 Kuesioner SDSCA


kuesionersummary of diabetes self care activities (SDSCA)
variabel parameter jumlah soal nomor soal
aktivitas pola makan/diet diabetes mellitus yang6 soal 1, 2, 3, 4, 5, 6
perawatan dialami.
diri
latihan fisik/olahraga 2 soal 7, 8
perawatan kaki 5 soal 9, 10, 11, 12
pengobatan diabetes mellitus 2 soal 13, 14, 15
monitoring gula darah 2 soal 15, 16

Rentang penilaian dalam setiap pertanyaan yaitu 0-7 dimana


menggambarkan tindakan perawatan diri dalam hari selama 7 hari.Dalam
kuesioner ini terdapat 14 item pertanyaan favortable dan 2 item pertanyaan
non favortable pada pertanyaan nomor 3 dan 6. Penilaian pertanyaan
favortable pada kuesioner ini adalah dari jumlah hari dimana jumlah hari

0= 0, 1 = 1, 2 = 2, 3 = 3, 4 = 4, 5 = 5, 6 = 6, 7 = 7.Sedangkan pada pertanyaan


unfavortable yaitu jumlah hari 0 = 7, 1 = 6, 2 = 5, 3 = 4, 4 = 3, 5 = 2, 6 = 1, 7
= 0.Rentang skor dalam kuesioner ini 0-112.Hasil nilai dari kuesioner ini
dikategorikan menjadi 2 kelompok yang mengadopsi dari penelitian Rizki

19
Taufikur (2019). Yang menggunakan teknik cut of point (COP) untuk
mengkategorikan hasil kuesioner SDSCA. 2 kelompok tersebut sebagai
berikut: aktivitas perawatan diri baik ; aktivitas perawatan diri buruk .

20
E. Kerangka teori :
Faktor resiko DM: Komplikasi:

1. Faktor genetik Komplikasi akut


2. Usia
1. Hipoglikemia
3. Jenis kelamin Diabetes melitus
2. Hiperglikemia
4. Kelahiran
premature Komplikasi kronik
5. Tekanan darah
tinggi 1. Komplikasi
makrovaskuler
2. Komplikasimikrovasku
ler
Manajemen diri

Kadar gula dalam


Aktivitas perawatan diri darah menurun 4 prinsip self management

1. Supporting activity
2. Social support
3. Patient center
4. Shared decision
making
Summary of Diabetes Self-Care
Aktivities (SDSCA)

1. Pola makan
2. Latihan fisik
(olahraga)
3. Perawatan kaki
4. Minum obat
5. Mentoring gula
darah

Keterangan:
= pengaruh
= hubungan
Gambar 2. 1 Kerangka Teori

21
F. Kerangka konsep

Edukasi manajemen diri Perawatan diri

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lama penyakit DM
4. pendidikan

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep


G. Variabel penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit (Notoatmodjo,2018). Variabel
penelitian ini adalah edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan
diripada pasien diabetes melitus tipe II.

H. Hipotesis
Ha: Terdapat pengaruh edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan
diri pada pasien diabetes.

22
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian
Desain Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
kuantitatif.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan desain penelitian pre-test and post-test.responden dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok
kontrolPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi
manajemen diri terhadap aktivitas perawatanpada pasien diabetes melitus tipe
II di Puskesmas Bulakamba Kabupaten Brebes.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi
Populasi adalah suatu wilayah yang terdapat atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya ( sugiyono,2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami
penyakit diabetes tipe II yang terdata di puskesmas bulakamba kabupaten
Brebes yaitu sejumlah 100 orang.

2. Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian yang memberikan gambaran
secara umum dari populasi. Sampel penelitian memiliki karakteristik yang
sama dengan karakteristik populasi, sehingga sampel yang digunakan
dapat mewakili populasi. (slamet riyanto,2020).

Untuk menentukan besar sampel yang akan diteliti oleh peneliti


menggunakan rumus federer sebagai berikut:
(n-1) x (t-1) ≥ 15

Keterangan:

n = besar sampel setiap kelompok

23
t = banyaknya kelompok

(n-1) x (t-1) ≥ 15 (n-1) x (2-1) ≥ 15 (n-1) x


(1) ≥ 15 n-1 ≥ 15

n ≥ 15+1 n ≥ 16

Dengan demikian setiap kelompok terdapat minimal 16


sampel.Peneliti memilih untuk menggunakan 17 sampel setiap
kelompoknya dengan jumlah kelompok sebanyak 2 kelompok sehingga
jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 sampel.

dalam penelitian, agar sampel dapat digunakan oleh peneliti, maka perlu
digunakan kriteria yaitu:

a. Kriteria inklusi

Karakteristik umum penelitian dari suatu populasi target yang


terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015). Kriteria inklusi pada
penelitian ini yaitu:

1) Penderita DM di wilayah kerja Puskesmas Bulakamba Kabupaten


Brebes.
2) Bersedia menjadi responden penelitian dengan menandatangani
informed consent
3) Data responden lengkap meliputi: hasil gula darah, alamat lengkap.
4) Mampu berkomunikasi dengan baik
b. Kriteria eksklusi

Menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria


inklusi dari stude karena berbagai sebab (Nursalam, 2015). Kriteria
eksklusi pada penelitian ini yaitu:

1) Responden yang menolak untuk menandatangani informed consent


2) responden yang tidak bisa memberikan informasi dengan lengkap.

24
3. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk
menentukan sampel yang nantinya akan digunakan dalam penelitian.
(sugiyono,2020). Teknik sampel yang akan digunakan oleh peneliti yaitu
teknik sampel nonprobability sampling dengan metode purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan yang sesuai
dengan karakteristik atau kriteria yang sudah di tentukan oleh peneliti.

C. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes.

D. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai padatanggal 2 juli 2022 sampai tanggal
13 agustus 2022 yang terdiri dari penyusunan proposal, pengumpulan data,
dan laporan hasil penelitian.

E. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan
diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk
memudahkan pada saat pengumpulan data dan pengolahan analisis data.
(Masturioh, Imas;Anggita, 2018).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Variabel definisi alat ukur hasil ukur skala
operasional
Aktivitas Aktivitas Kuesioner SDSCA Rentang skor 0-112. Total Interval
perawatan diri perawatan diri skor akan dikategorikan
yang dilakukan menjadi perawatan diri baik
oleh pasien DM di dan perawatan diri buruk
Puskesmas
bulakamba
kabupaten Brebes.
untuk mengontrol
diabetes nya
meliputi mengatur
pola makan (diet),
latihan fisik
(olahraga),
perawatan kaki,
monitoring gula

25
Variabel definisi alat ukur hasil ukur skala
operasional
darah, minum
obat.
Edukasi Suatu Proses atau - - -
manajemen diri metode
memfasilitasi,
membantu pasien
dengan
memberikan
pendidikan
kesehatan dalam
mengolah diabetes
secara mandiri

26
F. Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian seorang peneliti harus berpedoman pada
etika penelitian. Dalam penelitian Dicky Endrian terdapat 4 prinsip yang harus
dipegang teguh oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu: (Studi et
al., 2017).

1. Autonomy
Konsep otonomi didasari oleh kebenaran untuk memilih apa yang
terbaik untuk dirinya sendiri. Perawat menghargai serta menghormati
setiap keputusan pasien.
2. Justice
Prinsip justice berdasarkan dengan konsep keadilan sebagai hasil yang
bahwa pemberian pelayanan ini sama dan seimbang baik manfaat maupun
kerugian. Dalam penelitian setiap pasien berhak mendapatkan perlakuan
yang sama dari peneliti.
3. Beneficence &nonmaleficence
Beneficence and nonmaleficence, perawat harus memberikan yang
terbaik kepada pasien dan tidak merugikan pasien.
4. Privacy, anonymity, and confidentiality
Dalam penelitian melindungi privasi pasien merupakan komponen yang
tidak dapat terpisahkan untuk menghargai pasien dalam proses penelitian.
Sebelum melakukan penelitian perawat perlu mengajukan persyaratan etik
yang ada.Tujuannya untuk memberikan informasi yang memadai kepada
komite etik penelitian. Setelah dilakukan peninjauan oleh tim etik peneliti
boleh melaksanakan penelitian, dalam proses penelitian peneliti perlu
membuat persetujuan atau kontrak antara peneliti dengan pasien. Kontrak
yang dibuat antara peneliti dengan pasien sebagai tanda persetujuan tidak
hanya secara lisan, namun harus dilakukan secara tertulis.

27
G. Alat pengumpulan data
1. Uji Validitas
Uji validitas pada kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities
(SDSCA) instrumen penelitian yang diuji validitas adalah modifikasi dari
Rizki Taufikur (2019), yang sebelumnya 17 pertanyaan bahwa terdapat 3
pertanyaan yang tidak valid. Dalam penelitian Rizki Taufikur (2019).
Peneliti menghilangkan salah satu pertanyaan yaitu pertanyaan “berapa
hari dalam tujuh hari terakhir anda mengeringkan sela-sela jari kaki
setelah dicuci” pertanyaan lain “berapa hari dalam tujuh hari terakhir anda
memeriksa bagian dalam sepatu anda” dimodifikasi oleh peneliti menjadi
“berapa hari dalam tujuh hari terakhir anda memeriksa dan membersihkan
bagian dalam sepatu anda”.Satu pertanyaan terakhir yaitu “apakah Anda
menggunakan insulin? Jika Ya, berapa hari dalam tujuh hari terakhir anda
menggunakan insulin yang disarankan untuk anda?”pertanyaan ini tetap
digunakan dikarenakan pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan penting
dalam penelitian, kuesioner ini diadopsi dan diuji validitasnya oleh Rizki
Taufikur (2019) dalam pengaruh diabetes self management
education/support terhadap efikasi diri dan perilaku perawatan diri pasien
diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas Gribig kota Malang dengan
menggunakan 10 sampel di puskesmas Gribig kota Malang. Hasil uji
validitas yang terdiri dari 17 item menunjukan bahwa r hitung berada pada
rentang 0,453-0,875 yang artinya item-item tersebut dapat dijadikan alat
ukur untuk penelitian yang kemudian diuji reabilitasnya sehingga item
tersebut layak untuk disebut sebagai alat ukur.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas pada kuesioner kuesioner Summary of Diabetes Self-Care
Activities (SDSCA) dilakukan oleh peneliti yang diadopsi dari penelitian
Rizki Taufikur (2019) dalam pengaruh diabetes self management
education/support terhadap efikasi diri dan perilaku perawatan diri pasien
diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas Gribig kota Malang dari penelitian di
puskesmas Gribig kota Malang dengan 10 responden. Hasil uji reabilitas

28
kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA)
menunjukkan nilai Alpha Cronbach 0,909 sehingga dapat dikatakan
kuesioner ini reliabel.
3. Uji normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro wilk test yaitu dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) penerapan
uji Shapiro wilk test adalah bahwa jika signifikan dibawah 0,05 berarti
data yang akan di uji mempunyai perbedaan yang signifikan hal tersebut
menandakan bahwa data tersebut tidak normal.

P<0,05 ( distribusi data tidak normal)

P>0,05 (distribusi data normal)

H. Prosedur pengumpulan data


1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan dari institusi
fakultas keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Brebes dan diteruskan kepada Puskesmas
Bulakamba kabupaten Brebes.
2) Peneliti melakukan studi pendahuluan di puskesmas Bulakamba
Kabupaten Brebes untuk menyusun proposal penelitian.
3) Peneliti melakukan seminar proposal.
4) Setelah proposal penelitian disetujui oleh dosen pembimbing dan penguji
peneliti mengajukan surat izin penelitian yang diajukan ke bagian
akademik jurusan keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
5) Surat izin dari akademik akan diajukan kebagian dinas kesehatan
Kabupaten Brebes dan Puskesmas Bulakamba Brebes.
6) Peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak 34 sampel.
7) Peneliti menentukan responden penelitian sesuai dengan kriteria
berdasarkan data dari puskesmas Bulakamba Kabupaten Brebes.
8) Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang penelitian yang
dilakukan peneliti. Kemudian peneliti meminta persetujuan responden
dengan memberikan inform consent.

29
9) Peneliti memberikan lembar kuesioner SDSCA kepada responden untuk di
isi. Jika responden kesulitan dalam membaca, maka peneliti membacakan
isi kuesioner kepada responden.
10) Peneliti melakukan cross-check ulang apabila ada jawaban yang belum
terjawab atau terlewati dan segera meminta responden menjawab
pertanyaan yang terlewati atau belum dijawab.

I. Pengolahan data dan analisa data

1. Pengolahan data
Dalam pengolahan data terdapat beberapa langkah yang dapat
dilakukan,yaitu:

1. Editing
Hasil pretest dan posttest pada lembar kuesioner SDSCA yang
terkumpul dikoreksi dan dilakukan pengecekan apakah sudah terisi
lengkap, tepat dan jelas.
2. Coding
Peneliti memberikan kode untuk kelompok perlakuan yang
dari:SDSCA/k1 untuk kuesioner pretest dan SDSCA/K2 untuk
kuesioner hasil post test.jawaban telah diisi oleh responden diberikan
kode untuk memudahkan dalam melakukan analisis.
a. Data demografi
1) Jenis kelamin: laki-laki 1, perempuan 2.
2) Usia 26-35 tahun: 1, usia 36-45 tahun: 2, usia 46-55 tahun: 3,
usia 56-65 tahun: 4, usia >65 tahun: 5.
3) Pendidikan terakhir: tidak tamat sd 1, sd/sederajat 2,
smp/sederajat 3, SMA/sederajat 4, akademi/sarjana 5.
4) Lama menderita: 1-5 tahun 1, 6-10 tahun 2, >10 tahun 3.
b. Aktivitas perawatan diri
1) Aktivitas perawatan diri buruk (kode 1)
2) Aktivitas perawatan diri baik (kode 2)

30
3. Scoring
Skoring dilakukan untuk memberikan skor pada setiap hasil dari
pengisian jawaban kuesioner yang dilakukan responden.Skoring dalam
penelitian ini terdiri dari skoring responden aktivitas perawatan
diri.Hasil dari perhitungan berupa angka dari kuesioner yang
selanjutnya dikategorikan sesuai dengan kategori yang ditentukan oleh
peneliti.
4. Data entry
Jawaban dari responden dalam bentuk kode dimasukan kedalam
software untuk membantu menganalisis.Peneliti dalam penelitian ini
menggunakan software komputer.
5. Clearing
Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang telah dimasukan
dalam software komputer apakah ada kesalahan atau ketidaklengkapan
data dan kesalahan lainnya kemudian dilakukan perbaikan jika terdapat
kesalahan.

2. Analisis data

a) Univariat
Analisa univariat dilakukan pada setiap variabel dari hasil
penelitian.Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi
dan persentase setiap variabel, misalnya seperti distribusi penyakit
yang ada di daerah tertentu, distribusi umur responden dan sebagainya.
Analisis tersebut digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan
edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan diri pada pasien
diabetes melitus dalam bentuk tabel yang terdiri dari data sebagai
berikut:
1) Numerik
Data numerik ditampilkan dalam bentuk tendensial sentral
yaitu mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (frekuensi
terbanyak). Data yang masuk kedalam bentuk data numerik adalah
seperti usia responden.

31
2) Kategorik
Data kategorik akan ditampilkan dalam bentuk tabulasi dengan
memasukan seluruh data kemudian diolah secara deskriptif
kuantitatif. Data yang termasuk kedalam data kategorik adalah jenis
kelamin, lama dm dan pendidikan terakhir.

b) Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh
edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan diri pasien
diabetes, untuk mengetahui adanya pengaruh edukasi manajemen diri
harus dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji
wilcoxondikarenakan populasi data berdistribusi tidak normal.

32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal2 Juli 2022 - 13 Agustus 2022
terhadap 34 responden pada pasien yang mempunyai penyakit DM di
puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan antara 2 kelompok dalam peningkatan aktivitas
perawatan diri pasien DM yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

B. Hasil penelitian

1. Analisa univariat
b. Karakteristik responden
Hasil penelitian terkait deskripsi usia penderita diabetes mellitus di
puskesmas Bulakamba Brebes dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Karakteristik Usia


Distribusi responden penderita diabetes melitus berdasarkan usia di
puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes. (n= 34 ) 2022

Variabel Mean Min Max SD


Usia
intervensi 54.00 39 71 9.753
kontrol 55.59 35 70 8.178

Hasil dari tabel 4.1 menyatakan jika rata-rata usia responden di


puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes adalah 54,79 tahun dengan
standar deviasi 8,899..

33
Hasil penelitian terkait deskripsi karakteristik demografi penderita
diabetes mellitus di puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes dapat
dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Karakteristik Demografi


Distribusi Frekuensi menurut karakteristik demografi
penderita Diabetes Melitus (n=34) 2022
intervensi kontrol
kategori presentase
f (n) presentase (%) f (n)
(%)

Jenis kelamin

laki-laki 4 23,5% 6 35,3%

perempuan 13 76,5% 11 64,7%

total 17 100,0% 17 100,0%

Tingkat pendidikan

tidak tamat sekolah 1 5,9% 1 5,9%

SD/sederajat 8 47,1% 12 7,6%

SMP/sederajat 1 5,9% 2 11,8%

SMA/sederajat 7 41,2% 2 11,8%

perguruan tinggi - - - -

total 17 100,0% 17 100,0%

Lama DM

1-5 tahun 10 58,8% 10 58,8%

6-10 tahun 4 23,5% 5 29,4%

>10 tahun 3 17,6% 2 11,8%

total 17 100,0% 17 100,0%

Hasil tabel 4.2 menunjukan bahwa jenis kelamin penderita diabetes


melitus di puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes paling banyak
adalah perempuan dengan frekuensi 24 responden atau 70,6%.
Responden yang lama menderita DM berada di rentang 1-5 tahun

34
(58,8%). Responden yang paling banyak adalah berpendidikan SD
dengan frekuensi 20 orang atau (58,8%).
c. Gambaran perilaku perawatan diri sebelum dan sesudah pada
kelompok intervensi.

Gambaran perilaku perawatan diri pada penderita diabetes melitus di


puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes pada 34 responden sebelum
dan sesudah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Gambaran Perawatan Diri


Gambaran perawatan diri pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pasien DM di puskesmas Bulakamba

intervensi kontrol
perawatan diri
pre-test post-test pre-test post-test

perawatan diri buruk 8 3 7 8

perawatan diri baik 9 14 10 9

total 17 17

Berdasarkan tabel 4.3 diatas pada pre-test kelompok intervensi


menunjukkan bahwa responden yang memiliki perawatan diri buruk
sebanyak 8 responden dan perawatan diri baik sebanyak 9 responden.
Sedangkan pada saat post-test perilaku perawatan diri responden
terdapat perawatan diri buruk sebanyak 3 responden dan perawatan
diri baik sebanyak 14 responden.

Hasil dari pre-test kelompok kontrol perawatan diri buruk


sebanyak 7 responden dan perawatan diri baik sebanyak 10
responden.Perawatan diri post-test perilaku perawatan diri buruk
sebanyak 8 responden dan perawatan diri baik sebanyak 9 responden.

35
2. Analisa bivariat

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shapiro
wilk.yangdilakukan sebelum uji bivariat, uji normalitas dilakukan pada
pre-test dan post-test kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang
disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Uji Normalitas


Uji normalitas data perilaku perawatan diri pre-test dan post-test
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di puskesmas
Bulakamba kabupaten Brebes

intervensi kontrol
variabel
p value p value

pre-test 0,448 0,705

post-test 0,001 0,110

Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian variabel perilaku perawatan diri


sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada kelompok intervensi data
berdistribusi normal pada pre-test dan pada post-test berdistribusi tidak
normal. Sedangkan pada kelompok kontrol data berdistribusi normal pada
pretest ataupun pada post-test.

Tabel 4. 5 Uji Independen t-test


Uji independent antara pre-test dan post-test intervensi pada
kelompok intervensi di puskesmas Bulakamba kabupaten Brebes

t df sig (2tailed)
hasil
4,733 32 0,000

Berdasarkan tabel 4.5 nilai sig. (2 tailed) adalah


sebesar 0,000 p value(< 0,05).Maka dapat disimpulkan ada
perbedaan rata-rata antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol

36
untuk mengetahui rata-rata post-test kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol dapat di lihat pada tabel 4.6

Tabel 4. 6 Rata-rata Post-test


Rata-rata post-test kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada
pasien diabetes melitus

kelompok N Mean

intervensi 17 58.47
post-test
kontrol 17 47.53

Uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa dua kelompok


data sampel berasal dari populasi yang sama, uji homogenitas pada
karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4. 7 Uji Homogenitas


Uji homogenitas karakteristik responden pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol pasien diabetes melitus

variabel intervensi kontrol signifikansi

usia

mean 54.00 55.59 0.182

median 57.00 55.00

SD 9.753 8.178

min-max 37-71 35-70

95% CI 48.99-59.01 51.38-59.79

jenis kelamin

mean 1.76 1.65 0.153

37
variabel intervensi kontrol signifikansi

median 2.00 2.00

SD 0.437 0.493

min-max 1-2 1-2

95% CI 1.54 – 1.99 1.39 – 1.90

tingkat pendidikan

mean 2.82 2.29 0.007

median 2.00 2.00

SD 1.074 0.772

min-max 1-4 1-4

95% CI 2.27-3.38 1.90-2.69

lama DM

mean 1.59 1.53 0.553

median 1.00 1.00

SD 0.795 0.717

min-max 1-3 1-3

95% CI 1.18-2.00 1.16-1.90

38
Uji statistik selanjutnya adalah uji paired sample test untuk mengetahui
adanya pengaruh pada edukasi terhadap perawatan diri kelompok kontrol
dan intervensi yaitu sebagai berikut
Tabel 4. 8 Uji Paired Sample Test
Uji paired sample test antara pre-test dan post-test pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di puskesmas Bulakamba
kabupaten Brebes

variabel mean mean diference CI pvalue


intervensi
pre-test 36.88 -21.588 0.000
post-test 58.47
kontrol
pre-test 45.18 -3.941 0.080
post-test 47.53

Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji beda menunjukan p value 0,000 (p<0,05)
artinya terdapat perbedaan yang signifikan perilaku perawatan diri pre-test
dan post-test pada kelompok intervensi. Sementara uji beda pada
kelompok kontrol menunjukan p value 0,080 (p>0,05) kesimpulan dari
kelompok tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan perilaku
perawatan diri pre-test dan post-test.

C. Pembahasan
1. Karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah


dikumpulkan mendapatkan hasil responden rata-rata
berusia 54 tahun.Usia ≥ 45 tahun adalah kelompok
yang beresiko tinggi terkena DM (prasetyani dan
sodikin, 2017). Seiring bertambahnya usia membuat
tubuh mengalami penurunan fungsi, organ pankreas yang
seharusnya bekerja normal dalam memproduksi insulin mengalami
penurunan sehingga insulin tidak diproduksi dengan baik selain itu
bertambahnya usia dapat membuat penurunan aktivitas fisik pada lansia
hal ini dapat menyebabkan penumpukan kadar gula dalam darah. hasil

39
penelitian ini sejalan dengan penelitian fajriani,may (2021) responden
terbanyak adalah dengan kategori lansia akhir dengan rentang 56-65 tahun.
usia sangat erat hubungannya dengan kenaikan kadar gula dalam darah
sehingga semakin meningkatnya usia maka prevalensi DM dan toleransi
glukosa semakin tinggi.
Hasil penelitian pada karakteristik berdasarkan jenis kelamin
responden terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 24 responden
70,6% . perempuan 2 kali lipat lebih beresiko terkena DM hal ini dapat
disebabkan beberapa faktor yaitu seperti obesitas, pola hidup yang kurang
baik dan perempuan cenderung jarang bergerak atau jarang melakukan
aktivitas fisik, perubahan hormon pada perempuan yang tidak dialami oleh
laki-laki juga dapat berpengaruh terhadap glukosa dalam darah terutama
pada hormon estrogen yang dapat menurunkan sensitivitas sel-sel tubuh
terhadap hormon insulin yaitu hormon yang dibutuhkan dalam mengatur
kadar gula dalam darah, faktor lainnya adalah resistensi insulin perempuan
dapat mengalami resistensi insulin terutama pada saat hamil. menurut
penelitian prasetyani dan sodikin (2017) menyatakan bahwa mayoritas
responden adalah perempuan hal ini penyebabnya adalah hormon seksual
dan komposisi tubuh yang berbeda dengan laki-laki. Jaringan adiposa pada
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki karena adanya
perbedaan kadar lemak normal antara perempuan dan laki-laki, untuk laki-
laki 15-20% sedangkan pada perempuan 20-25% dari berat badan. hal ini
sejalan dengan penelitian Anindita, Diani, & Hafifah. (2019) responden
terbanyak adalah perempuan dengan 42 responden (70%) lebih banyak
dibandingkan dengan laki-laki yaitu 18 responden (30%).

Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan hasil


karakteristik tingkat pendidikan responden penderita DM paling banyak
pendidikan SD sebanyak 20 responden 58,8%. Dalam penelitian ini
menunjukan tidak terdapat perbedaan antara perawatan diri dengan
pendidikan rendah maupun tinggi sejalan dengan penelitian tertidur clara

40
(2018) bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat pendidikan rendah sampai
tinggi dengan perilaku manajemen diri DM. Tetapi dalam penelitian
Luthfa, Iskim dan Fadhilah, Nurul (2019) menyatakan orang yang
memiliki pendidikan yang tinggi terutama akan memiliki pemahaman
tentang kesehatan ia dapat mengerti dan memahami dalam menjaga
kesehatannya, sementara yang memiliki pendidikan rendah dengan
pemahaman dan pengetahuannya rendah tentang kesehatan. Karena
perkembangan teknologi digital saat ini, informasi mengenai kesehatan
atau mengenai penyakit DM dan cara perawatannya bisa di akses oleh
semua kalangan secara online
Karakteristik berdasarkan lama DM di dapatkan hasil responden paling
banyak 20 responden 58,8% dengan rentang 1-5 tahun. pengalaman dalam
mengatasi penyakit yang dialami responden dengan rentang penyakit 1-5
tahun jauh lebih baik dari pada responden yang mengalami penyakit <1
tahun. Hal ini di dukung oleh penelitian ningrum dkk (2019) bahwa
perilaku perawatan diri seseorang dipengaruhi lamanya menderita DM,
semakin lama seseorang terkena DM maka semakin baik pula manajemen
diri.Penderita yang berpengalaman dapat mencari informasi sendiri
tentang perawatan diri pasien DM.

D. Perawatan Diri pasien diabetes melitus sebelum dan sesudah diberikan


edukasi manajemen diri
a. Sebelum diberikan edukasi manajemen diri
Hasil pre-test perawatan diri menunjukan rata-rata perawatan diri
responden berada di kategori yang buruk. Pretest perawatan diri yang
sebagian banyak yaitu perawatan diri buruk dapat dipengaruhi
beberapa faktor seperti: jenis kelamin, usia, orientasi sosial, pola
hidup, faktor sistem keluarga, kondisi kesehatan, faktor lingkungan,
dan adanya sumber daya (Orem, 2010). hasil penelitian ini terdapat
beberapa data yaitu jenis kelamin, usia, lama menderita DM, dan
tingkat pendidikan. Ismonah (2008) menyatakan bahwa perawatan diri

41
pada laki-laki lebih baik dari pada perempuan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa usia responden adalah 56-65 tahun sudah mulai
terjadi penurunan fungsi kognitif dan fungsi fisik. Dalam penelitian
(prasetyani dan sodikin, 2017) juga dapat dijelaskan bahwa usia begitu
erat hubungannya dengan penyakit DM, semakin bertambahnya usia
seseorang semakin tinggi orang tersebut beresiko terkena DM. Proses
menua akan berakibat terjadinya perubahan biokimia, anatomi maupun
fisiologis, salah satu akibatnya yaitu resistensi insulin.
Tingkat pendidikan menjadi faktor yang dapat terpengaruhnya
perawatan diri.Hasil penelitian ketika pre-test diperoleh tingkat
pendidikan responden rata-rata pendidikan dasar sehingga
mempengaruhi hasil penelitian.(Kurniawati et al., 2020) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pendidikan dapat
berpengaruh pada perawatan diri seseorang rata-rata pendidikan dalam
penelitian tersebut adalah SMA sehingga tingkat pendidikan yang
tinggi maka banyak pengetahuan yang dimengerti atau didapatkan.
Lama menderita DM juga dapat mempengaruhi hasil pre-test
perawatan diri. Hasil penelitian ini menunjukan data yang didapatkan
rata-rata responden mempunyai riwayat DM 1-5 tahun dan perawatan
diri beberapa responden menunjukan perawatan diri buruk.Dalam
penelitian fitria (2017) menyatakan penderita DM ≥ 5 tahun beresiko
mengalami ulkus dibandingkan dengan penderita DM ≤ 5 tahun.
b. Sesudah diberikan edukasi manajemen diri
Post-test yang dilakukan setelah intervensi edukasi manajemen diri
menunjukan bahwa sebagian besar responden berada di kategori baik,
meskipun terdapat peningkatan pada hasil post-test terdapat beberapa
responden yang mempunyai perawatan buruk. Hasil peningkatan pada
post-test perawatan diri dapat dipengaruhi berbagai macam faktor
seperti pemberian intervensi pada pasien diabetes tentang manajemen
diri dengan diberikan support dan pendidikan kesehatan.

42
Kualitas hidup pada penderita DM dapat dipengaruhi DSME/S
dalam penelitian Anggraeni (2018). Dalam memberikan edukasi
manajemen diri pada penelitian ini dilakukan dan diberikan langsung
di rumah responden tentang support dan pengetahuan kesehatan terkait
perawatan diri diabetes melitus. Responden dapat dengan fokus dan
memahami informasi dengan cara memberikan edukasi secara tatap
muka langsung. Dimana sesuai dengan penelitian Sulastri, Nursalam &
Astuti (2018) bahwa memberikan edukasi perawatan diri dengan cara
interaksi langsung dengan pasien dapat meningkatkan pengetahuan
kepatuhan diet.
E. Pengaruh edukasi manajemen diri terhadap perawatan diri
Berdasarkan analisis data penelitian yang telah di uji dengan uji paired
t-test menunjukan hasil p value 0,000 (≤0,05) dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari kelompok intervensi sedangkan
pada kelompok kontrol menunjukan hasil p value 0,080 (≥0,05) yang
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kelompok kontrol, hal
ini edukasi dapat berpengaruh dalam penurunan kadar gula dalam darah.
Hasil analisa terdapat pengaruh edukasi manajemen diri dengan
perawatan diri sehingga diperoleh hubungan perawatan diri dipengaruhi
oleh pemberian edukasi manajemen diri yang merupakan pemberian
edukasi dan support pada pasien diabetes mellitus.
Salah satu tindakan manajemen diri yaitu memberi edukasi.Tujuan
edukasi yaitu untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pasien
diabetes ketika melakukan perawatan diri.Edukasi dalam penatalaksanaan
diabetes sangat penting seperti pada 4 pilar yaitu medis, terapi nutrisi,
latihan jasmani, dan edukasi (Noviyanti et al., 2021). Edukasi manajemen
diri suatu proses memberi dukungan pasien, membantu, dan memberi
fasilitas dalam menangani DM secara terus-menerus dengan memberi
pengetahuan pada pasien diabetes yang dibutuhkan dalam perawatan diri
pasien diabetes

43
Dalam hal ini perlunya dilakukan pemberdayaan pada masyarakat
untuk memelihara kesehatannya sendiri, pemberdayaan itu sendiri
mempunyai arti yaitu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat secara langsung.tujuan utama dalam memberdayakan
masyarakat adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri. Pemberdayaan
dapat terwujud dengan berbagai kegiatan salah satunya yaitu penyuluhan
kesehatan atau memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan secara mandiri
Terdapat beberapa komponen atau aspek dalam edukasi manajemen diri
diabetes yang meliputi makan-makanan sehat, berolahraga, memantau
kadar glukosa darah, minum obat, memahami aspek psikologis hidup
dengan diabetes. Menggunakan keterampilan pemecahan masalah dalam
mengelola perawatan diri untuk mengurangi risiko komplikasi.(Grant &
Steadman, 2016) dalam manajemen diri selain edukasi juga memberikan
support, dukungan dan motivasi. hal ini dijelaskan oleh penelitian
(Bertalina & Purnama, 2016) adanya hubungan motivasi dengan
kepatuhan pasien diabetes dalam hal ini pasien mengalami perubahan
dalam pola makan dikarenakan kemauan pasien untuk mengurangi risiko
komplikasi yang disebabkan penyakit DM memotivasi penderita untuk
mengikuti program diet yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Dalam
penelitian (Bertalina & Purnama, 2016) juga dijelaskan terdapat hubungan
dengan dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan, keluarga yang
memiliki dukungan baik dapat mempengaruhi penderita dalam mematuhi
dan menjalankan diet yang dianjurkan tenaga kesehatan.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan pada perilaku
perawatan diri, pada penelitian ini berlangsung hanya 6 minggu atau satu
bulan lebih dua minggu dan setelah diberikan post-test peneliti tidak
melakukan tes lanjutan sehingga dimungkinkan terjadinya perubahan
perilaku perawatan diri hanya pada saat intervensi pemberian edukasi dan
pemantauan pada responden. Belum tentu perubahan perilaku terhadap

44
perawatan diri dapat berubah secara tetap atau permanen setelah penelitian
ini selesai.

F. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan ataupun hambatan ketika melakukan penelitian ini yaitu data
penderita DM yang didapatkan di puskesmas tidak sesuai dan tidak lengkap,
pada saat penelitian terdapat pasien yang tidak berada dirumah.

45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti maka
dapat disimpulkan:
1. Karakteristik pada responden mayoritas berusia 54 tahun dengan tingkat
pendidikan rata-rata adalah sekolah dasar dan paling banyak terjadi pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki
2. hasil penelitian menunjukan pada perawatan diri responden sebelum
diberikan intervensi berupa edukasi bahwa responden beberapa
mempunyai perawatan diri yang buruk
3. Setelah diberikan intervensi perawatan diri responden terjadi peningkatan,
sebagian besar mempunyai perawatan diri baik dibandingkan dengan
perawatan buruk.
4. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penelitian dengan menggunakan
paired t-test menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
edukasi manajemen diri terhadap aktivitas perawatan diri (p value 0,000)

B. Saran
1. Bagi institut kesehatan
Institut pelayanan kesehatan diharapkan untuk dapat meningkatkan
dan memperhatikan responden dalam support dan pemberian edukasi
pasien diabetes mellitus supaya menerapkan edukasi manajemen diri dan
lebih aktif dalam memberikan konseling pada pasien.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat direkomendasikan untuk lebih aktif meningkatkan
pengetahuan yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan serta
meningkatkan kemampuan dalam melakukan perawatan diri diabetes
mellitus sesuai arahan yang telah disampaikan.
3. Bagi pengetahuan
Metode edukasi diabetes melitus dapat digunakan sebagai referensi
untuk pembelajaran serta diharapkan untuk dapat menambah hasil
penelitian lainnya tentang edukasi diabetes melitus.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya yang
lebih luas peneliti selanjutnya dapat meneliti pada kelompok rentan seperti
kelompok ibu hamil, selain itu peneliti selanjutnya diharapkan melakukan
pengkajian pada perawatan diri seseorang dengan metode kualitatif.

46
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningrum, R., & Kusbaryanto, K. (2019). Efektifitas Diabetes Self
Management Education Terhadap Self Care Penderita Diabetes Mellitus: A
Literature Review. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(2), 558.
https://doi.org/10.35842/jkry.v6i2.309
Atlas, I. D. F. D. (2019).International Diabetes Federation.In The Lancet (Vol.
266, Issue 6881). https://doi.org/10.1016/S0140-6736(55)92135-8
Atlas, I. D. F. D. (2021).International Diabetes Federation 2021.In Diabetes
Research and Clinical Practice (Vol. 102, Issue 2).
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2013.10.013
Beck, J., Greenwood, D. A., Blanton, L., Bollinger, S. T., Butcher, M. K.,
Condon, J. E., Cypress, M., Faulkner, P., Fischl, A. H., Francis, T., Kolb, L.
E., Lavin-Tompkins, J. M., MacLeod, J., Maryniuk, M., Mensing, C.,
Orzeck, E. A., Pope, D. D., Pulizzi, J. L., Reed, A. A., … Wang, J. (2020).
2017 National Standards for Diabetes Self-Management Education and
Support.Diabetes Educator, 46(1), 46–61.
https://doi.org/10.1177/0145721719897952
Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan,
Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien
Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329.
https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.211
Diabetes, P., Tipe, M., Rs, D. I., & Batang, Q. I. M. (2015).Hubungan Modifikasi
Gaya Hidup Dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik Dengan Kadar
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rs Qim Batang
Tahun 2013.Unnes Journal of Public Health.,4(2), 153–161.
https://doi.org/10.15294/ujph.v4i2.5193
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019.Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 61.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2020/09/Profil-Jateng-tahun-
2019.pdf
Dodie, N. J., Tendean, L., & Wantouw, B. (2019).Pengaruh Lamanya Diabetes
Melitus Terhadap Ereksi.Jurnal E-Biomedik (EBM), 1(November), 1120–
1125.
Erida Silalahi, L. (2021). Efektivitas Edukasi Self-Care Terhadap Perilaku
Manajemen Diri pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas
Sukapura Jakarta.Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, Vol. 4(No.
1), 15–22.

47
Grant, J. S., & Steadman, L. A. (2016).Barriers to Diabetes Self-Management
Among Rural Individuals in the Workplace. 64(6), 243–248.
https://doi.org/10.1177/2165079916628877
Herlambang, U., Kusnanto, K., Hidayati, L., Arifin, H., & Pradipta, R. O.
(2019).Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Stres dan
Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.Critical
Medical and Surgical Nursing Journal, 8(1), 45.
https://doi.org/10.20473/cmsnj.v8i1.13400
Istianah, I., Septiani, & Dewi, G. K. (2020).Mengidentifikasi Faktor Gizi pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Depok Tahun 2019.Jurnal
Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), X(2), 72–78.
Jasmani, Ri, T., & Hiantoro. (2016). Edukasi dan kadar glukosa darah pada pasien
diabetes. Jurnal Keperawatan, XII(1), 140–148.
Jateng, P. P. (2020). RKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2020.3517463(24). https://ppid.jatengprov.go.id/rkpd-pemerintah-provinsi-
jawa-tengah-tahun-2020/
Laporan Nasional Riskesdas.(2018). Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.In
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (p. 198).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Luthfa, I., & Fadhilah, N. (2019).Self Management Menentukan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Mellitus.Jurnal Endurance, 4(2), 402.
https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4026
Masturioh, Imas;Anggita, N. (2018). metode penelitian kesehatan.
Noviyanti, L., Suryanto, S., & ... (2021).Peningkatan Perilaku Perawatan Diri
Pasien melalui Diabetes Self Management Education and Support.Media
Karya …, 4(1), 67–77. https://journal.unpad.ac.id/mkk/article/view/30747
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis.
Orem, D. (2010). Dorothea Orem: Self-Care Deficit Theory. In Dorothea Orem:
Self-Care Deficit Theory. https://doi.org/10.4135/9781483325842
Putra, A. J. P., Widayati, N., & Sutawardana, J. H. (2017).Hubungan Diabetes
Distress dengan Perilaku Perawatan Diri pada Penyandang Diabetes Melitus
Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember.E-Jurnal
Pustaka Kesehatan, 5(1), 185–192.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5773
Putra, P. W. K., & Suari, K. P. (2018).Hubungan Self Efficacy Dan Dukungan
Sosial Terhadap Self Care Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe
Ii.Indonesia Jurnal Perawat, 3(1), 51–59.

48
Putri, D. S. R., Yudianto, K., & Kurniawan, T. (2013).Perilaku Self-Management
Pasien Diabetes Melitus (DM) Self-Management Behaviour of Patient with
Diabetes Mellitus (DM).Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran,
1(April 2013), 30.
Kurniawati, D., Fatikasari, A., Tafonao, J., & Anggeria, E. (2020).Pengaruh
Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Perawatan Diri
Pasien Luka Diabetes Melitus.Jurnal Ilmu Keperawatan, 8(1), 10–21.
Rahmasari. (2019). Efektivitas momordica carantia (pare) terhadap penurunan
kadar glukosa darah. Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika
Kesehatan, 9(1), 57–64.
Ridwan, Arfiza, Barri, Pathul, Hasrati Nizami, N. (2018). Efektivitas Diabetes
Self Management Education Melalui SMS Terhadap Pengetahuan Penderita
Diabetes Mellitus : A Pilot Study. Idea Nursing Journal, Vol. IX(No. 1), 65–
71.
Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y, et. al.
(2021).Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia 2021.
Studi, P., Keperawatan, I., Jember, U., & Kunci, K. (2017).17-Article Text-23-1-
10-20190628.408–414.
Sudirman, A. A. (2018). Diabetes Mellitus, Diabetes Self Management Education
(DSME), and Self Care Diabetik.Proceeding The 1ST Gorontalo
Internasional Nursing Conference 2017 Universitas Negeri Gorontalo.
Sudyasih, T., & Nurdian Asnindari, L. (2021). HUBUNGAN USIA DENGAN
SELFCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2. Intan
Husada: Jurnal Ilmu Keperawatan, 9(1), 21–30.
https://doi.org/10.52236/ih.v9i1.205
Sulistria, Y. (2013). Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe
2 Di Puskesmas Kalirungkut Surabaya.Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2(2), 1–11.
Widodo, W. (2017). Monitoring of Patient With Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma, 3(2), 55. https://doi.org/10.30742/jikw.v3i2.23
Zuriati, Z., Suriya, M., Melitus, D., Author, C., Setih, A., Bungo, S., Jakarta, U.
B., & Suriya, M. (2021). Edukasi Kesehatan Pencegahan Risiko Diabetes
Melitus Di.3, 21–25.
.Agustiningrum, R., & Kusbaryanto, K. (2019). Efektifitas Diabetes Self
Management Education Terhadap Self Care Penderita Diabetes Mellitus: A
Literature Review. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(2), 558.
https://doi.org/10.35842/jkry.v6i2.309
Atlas, I. D. F. D. (2019).International Diabetes Federation.In The Lancet (Vol.

49
266, Issue 6881). https://doi.org/10.1016/S0140-6736(55)92135-8
Atlas, I. D. F. D. (2021).International Diabetes Federation 2021.In Diabetes
Research and Clinical Practice (Vol. 102, Issue
2).https://doi.org/10.1016/j.diabres.2013.10.013
Beck, J., Greenwood, D. A., Blanton, L., Bollinger, S. T., Butcher, M. K.,
Condon, J. E., Cypress, M., Faulkner, P., Fischl, A. H., Francis, T., Kolb, L.
E., Lavin-Tompkins, J. M., MacLeod, J., Maryniuk, M., Mensing, C.,
Orzeck, E. A., Pope, D. D., Pulizzi, J. L., Reed, A. A., … Wang, J. (2020).
2017 National Standards for Diabetes Self-Management Education and
Support.Diabetes Educator, 46(1), 46–61.
https://doi.org/10.1177/0145721719897952
Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan,
Motivasi Pasien dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien
Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329.
https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.211
Diabetes, P., Tipe, M., Rs, D. I., & Batang, Q. I. M. (2015).Hubungan Modifikasi
Gaya Hidup Dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik Dengan Kadar
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rs Qim Batang
Tahun 2013.Unnes Journal of Public Health.,4(2), 153–161.
https://doi.org/10.15294/ujph.v4i2.5193
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019.Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3511351(24), 61.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2020/09/Profil-Jateng-tahun-
2019.pdf
Dodie, N. J., Tendean, L., & Wantouw, B. (2019).Pengaruh Lamanya Diabetes
Melitus Terhadap Ereksi.Jurnal E-Biomedik (EBM), 1(November), 1120–
1125.
Erida Silalahi, L. (2021). Efektivitas Edukasi Self-Care Terhadap Perilaku
Manajemen Diri pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Puskesmas
Sukapura Jakarta.Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, Vol. 4(No.
1), 15–22.
Grant, J. S., & Steadman, L. A. (2016).Barriers to Diabetes Self-Management
Among Rural Individuals in the Workplace. 64(6), 243–248.
https://doi.org/10.1177/2165079916628877
Herlambang, U., Kusnanto, K., Hidayati, L., Arifin, H., & Pradipta, R. O.
(2019).Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Stres dan
Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.Critical
Medical and Surgical Nursing Journal, 8(1), 45.
https://doi.org/10.20473/cmsnj.v8i1.13400
Istianah, I., Septiani, & Dewi, G. K. (2020).Mengidentifikasi Faktor Gizi pada

50
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Depok Tahun 2019.Jurnal
Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), X(2), 72–78.
Jasmani, Ri, T., & Hiantoro. (2016). Edukasi dan kadar glukosa darah pada pasien
diabetes. Jurnal Keperawatan, XII(1), 140–148.
Jateng, P. P. (2020). RKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2020.3517463(24). https://ppid.jatengprov.go.id/rkpd-pemerintah-provinsi-
jawa-tengah-tahun-2020/
Laporan Nasional Riskesdas.(2018). Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.In
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (p. 198).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
Luthfa, I., & Fadhilah, N. (2019).Self Management Menentukan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Mellitus.Jurnal Endurance, 4(2), 402.
https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4026
Masturioh, Imas;Anggita, N. (2018). metod penelitian kesehatan.
Noviyanti, L., Suryanto, S., & ... (2021).Peningkatan Perilaku Perawatan Diri
Pasien melalui Diabetes Self Management Education and Support.Media
Karya …, 4(1), 67–77. https://journal.unpad.ac.id/mkk/article/view/30747
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis.
Orem, D. (2010). Dorothea Orem: Self-Care Deficit Theory. In Dorothea Orem:
Self-Care Deficit Theory. https://doi.org/10.4135/9781483325842
Putra, A. J. P., Widayati, N., & Sutawardana, J. H. (2017).Hubungan Diabetes
Distress dengan Perilaku Perawatan Diri pada Penyandang Diabetes Melitus
Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember.E-Jurnal
Pustaka Kesehatan, 5(1), 185–192.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5773
Putra, P. W. K., & Suari, K. P. (2018).Hubungan Self Efficacy Dan Dukungan
Sosial Terhadap Self Care Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe
Ii.Indonesia Jurnal Perawat, 3(1), 51–59.
Putri, D. S. R., Yudianto, K., & Kurniawan, T. (2013).Perilaku Self-Management
Pasien Diabetes Melitus (DM) Self-Management Behaviour of Patient with
Diabetes Mellitus (DM).Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran,
1(April 2013), 30.
Qurniawati, D., Fatikasari, A., Tafonao, J., & Anggeria, E. (2020).Pengaruh
Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Perawatan Diri
Pasien Luka Diabetes Melitus.Jurnal Ilmu Keperawatan, 8(1), 10–21.
Rahmasari. (2019). Efektivitas momordica carantia (pare) terhadap penurunan
kadar glukosa darah. Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika

51
Kesehatan, 9(1), 57–64.
Ridwan, Arfiza, Barri, Pathul, Hasrati Nizami, N. (2018). Efektivitas Diabetes
Self Management Education Melalui SMS Terhadap Pengetahuan Penderita
Diabetes Mellitus : A Pilot Study. Idea Nursing Journal, Vol. IX(No. 1), 65–
71.
Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y, et. al.
(2021).Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia 2021.
Studi, P., Keperawatan, I., Jember, U., & Kunci, K. (2017).17-Article Text-23-1-
10-20190628.408–414.
Sudirman, A. A. (2018). Diabetes Mellitus, Diabetes Self Management Education
(DSME), and Self Care Diabetik.Proceeding The 1ST Gorontalo
Internasional Nursing Conference 2017 Universitas Negeri Gorontalo.
Sudyasih, T., & Nurdian Asnindari, L. (2021). HUBUNGAN USIA DENGAN
SELF CARE PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2. Intan Husada:
Jurnal Ilmu Keperawatan, 9(1), 21–30. https://doi.org/10.52236/ih.v9i1.205
Sulistria, Y. (2013). Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe
2 Di Puskesmas Kalirungkut Surabaya.Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya, 2(2), 1–11.
Widodo, W. (2017). Monitoring of Patient With Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma, 3(2), 55. https://doi.org/10.30742/jikw.v3i2.23
Zuriati, Z., Suriya, M., Melitus, D., Author, C., Setih, A., Bungo, S., Jakarta, U.
B., & Suriya, M. (2021). Edukasi Kesehatan Pencegahan Risiko Diabetes
Melitus Di.3, 21–25.

52
LAMPIRAN

53
Lampiran 1
Lembar Informasi Study

Lembar Informasi Study


Study ini dipimpin dan dilakukan oleh Trisnanta Yudha Pratama dari Universitas
Muhammadiyah Semarang. Nama dan detail kontak peneliti tercantum dibawah
ini. silahkan hubungi Trisnanta Yudha Pratama pada nomor 0895379061072 bila
terdapat hal-hal yang ingin disampaikan atau ditanyakan.
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah edukasi manajemen
diri dengan mengukur aktivitas perawatan diri dapat efektif diterapkan pada
pasien atau responden.
Rasional penelitian
Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan global yang terjadi di
masyarakat.Kesadaran masyarakat dalam mengontrol atau memeriksa
kesehatannya sangatlah penting bagi dirinya sendiri.Selain itu manajemen diri
pada pasien DM juga diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi jika
manajemen dirinya buruk maka resiko terjadinya komplikasi sangatlah
besar.Sehingga penting dilakukannya penerapan manajemen diri dengan
mengukur aktivitas perawatan diri.
Prosedur
- saya akan memberitahu dan menjelaskan anda secara lisan tentang penelitian
ini, kemudian meminta anda memberikan persetujuan tertulis untuk
berpartisipasi.
- Saya akan memberikan lembar data demografi dan kuesioner manajemen diri
pada pasien DM untuk diisi terlebih dahulu.
- Kemudian jika sudah selesai lembar tersebut dikumpulkan ke saya kembali
dan saya akan mengoreksi kembali jika ada pertanyaan yang belum terjawab.
- Selanjutnya saya akan mengukur aktivitas perawatan diri dengan
menggunakan kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA)
dengan meminta anda mengisi kuisioner yang sudah saya berikan.

Hasil yang diharapkan


Jika penelitian ini terbukti efektif, maka hasil yang diharapkan dari penelitian ini
meliputi: meningkatnya self care activity dalam menangani DM serta menurunnya
glukosa dalam darah.
Resiko dan ketidaknyamanan

54
Tidak ada resiko besar yang akan anda alami saat berpartisipasi dalam penelitian
ini. anda mungkin lelah dalam mengisi kuesioner. Jika anda tidak dapat mengisi
kuesioner sendiri, anda dapat mengisi kuesioner dengan bantuan anda atau dengan
kerabat dan keluarga anda.
Kerahasiaan
Semua informasi yang anda berikan. Dalam penelitian ini akan dijaga
kerahasiaannya. Hasil penelitian hanya diketahui oleh peneliti dan anda
sendiri.Saat hasil studi dipublikasikan. Kami akan memastikan bahwa anda akan
tetap anonym atau tanpa nama.
Hormat kami

Trisnanta Yudha Pratama

55
Lampiran 2
Informed Consent

Lembar Informed Consent


Efektifitas Edukasi Manajemen Diri Terhadap Aktivitas Perawatan Diri Pada
Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Bulakamba Kabupaten Brebes
Ketua peneliti : Trisnanta Yudha Pratama
Nomor telepon : 0895379061072
Peneliti akan selalu menjunjung etika penelitian, dan akan selalu melindungi
kepentingan responden. Memastikan kenyamanan dan keamanan semua
responden penelitian.

Tanda tangan saya di bawah ini akan menunjukan bahwa


1. Prosedur penelitian telah dijelaskan kepada saya dan saya telah diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang ini.
2. Saya mengakui bahwa
a. Data yang saya berikan ini hanya untuk tujuan penelitian
b. Saya telah diinformasikan bahwa saya bebas untuk mengundurkan diri
dari studi ini kapan saja tanpa penalty apapun
c. Saya telah diberi tahu bahwa kerahasiaan informasi yang saya berikan
akan dijaga
3. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Nama responden:……....................Tanda tangan………………..tanggal…………


Saya telah menjelaskan tujuan penelitian ini kepada peserta penelitian diatas dan
telah memberikan kesempatan partisipasi untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan mereka tentang studi ini.

Nama dan TTD peneliti………………………….. Tanggal……………............

56
Lampiran 3
Kuesioner demografi

DATA DEMOGRAFI

1. Jenis kelamin : laki-laki perempuan


2. Tanggal lahir :…………/………./………..(tanggal/bulan/tahun)
3. Alamat :…………………………………………………..
4. Berat badan :……………(kg)
5. Tinggi badan :……………(cm)
6. Provinsi asal : jawa tengah jawa barat
7. Agama : islam kristen katolik

budha hindu

8. Pendidikan terakhir : tidak sekolah SD SMP


SMA perguruan tinggi
9. Status perkawinan : belum menikah sudah menikah
10. Tinggal bersama : sendiri bersama keluarga
11. Sudah berapa lama anda menderita diabetes?…………………….(tahun)
12. Komplikasi akibat diabetes: tidak ada ginjal luka-luka
hipertensi jantung kolesterol
13. Apakah anda pergi ke puskesmas atau rumah sakit secara rutin?
Iya
Tidak
14. Penanganan diabetes yang anda terima saat ini adalah (cenderung lebih
dari satu pilihan)
Obat minum
Pengaturan makan
Latihan fisik dan olahraga

57
Lampiran 4
Kuesioner aktivitas perawatan diri

Kuisioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA)

Data diri responden

1. Nama :
2. Jenis kelamin :laki-laki/perempuan
3. Usia :
4. Alamat :

Petunjuk pengisian kuesioner

1. Daftar pertanyaan dibawah ini mengenai aktivitas perawatan diri


Diabetes Melitus (mandiri).
2. Silahkan saudara baca masing-masing pertanyaan dengan cermat
kemudian lingkarilah angka di samping pertanyaan yang
menunjukkan jawaban yang benar pada aktivitas saudara.
3. Angka di samping kanan pertanyaan menunjukkan jumlah hari.
Apabila saudara memilih 0 hari menunjukkan tidak pernah, apabila
saudara memilih 1 hari maka saudara melakukannya 1 hari dari 7
hari/1 minggu terakhir dan seterusnya.

pertanyaan jumlah hari


POLA MAKAN 0 1 2 3 4 5 6 7
1. Rata-rata dalam satu bulan terakhir,
berapa hari dalam satu minggu anda
merencanakan pola makan/diet?
2. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terkahir anda makan buah dan
sayuran?

3. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7

58
terakhir anda mengkonsumsi
makanan berlemak tinggi ( daging
sapi, daging kambing, daging babi,
makanan cepat saji) atau produk
olahan susu
(keju,krim,yoghurt,mentega)?
4. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda mengatur pemasukan
makanan yang mengandung
karbohidrat (nasi, roti, mie, jagung,
singkong)?
5. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda mengikuti pola makan
sehat?
6. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda makan makanan
selingan/cemilan yang mengandung
gula (seperti kue, biskuit,coklat,es
krim)
LATIHAN FISIK (OLAHRAGA) 0 1 2 3 4 5 6 7
7. Berapa hari dalam tujuh hari
terakhir anda melakukan aktivitas
fisik (misalnya mencuci, menyapu,
mengepel, menjemur) setidaknya
selama 30 menit?
8. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda mengikuti sesi latihan
khusus (misalnya berenang,
berjalan, bersepeda) selain dari apa
yang anda lakukan disekitar rumah
atau apa yang menjadi bagian dari

59
pekerjaan anda?
PERAWATAN KAKI 0 1 2 3 4 5 6 7
9. Berapa hari dalam tujuh hari
terakhir anda memeriksa kaki anda?
10. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda memeriksa bagian
dalam sepatu anda?
11. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda menggunakan alas
kaki saat keluar rumah?
12. Berapa hari dalam tujuh hari 0 1 2 3 4 5 6 7
terakhir anda menggunakan
pelembab atau lotion pada kaki
anda?
MINUM OBAT 0 1 2 3 4 5 6 7
13. Berapa hari dalam tujuh hari
terakhir anda minum obat diabetes
yang disarankan untuk anda?
14. Apakah anda menggunakan insulin? 0 1 2 3 4 5 6 7
Jika ya, berapa hari dalam tujuh hari
terakhir anda menggunakan insulin
yang disarankan untuk anda?
MONTIRONG GULA DARAH 0 1 2 3 4 5 6 7
15. Berapa hari dalam tujuh hari
terakhir anda mengecek gula darah
anda sesuai dengan waktu yang
disarankan oleh tenaga kesehatan
anda?
16. a. Jika anda menggunakan insulin. 0 1 2 3 4 5 6 7
Berapa hari dalam tujuh hari
terakhir anda mengecek gula darah

60
anda?
b jika anda menggunakan insulin
dalam tiga bulan terakhir. Berapa
kali anda mengecek gula darah
secara rutin?

61
Lampiran 5
Surat pengantar studi pendahuluan

62
Lampiran 6
Surat studi pendahuluan

63
Lampiran 7
Surat pengantar ijin penelitian

64
Lampiran 8
Surat ijin penelitian

65
Lampiran 9
Surat ethical clearance

66
Lampiran 10
Validitas kuesioner perawatan diri

Correlations
TOTA
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 L
P1 Pearson
1 ,785** ,766** ,623 ,862** ,526 ,291 ,525 ,540 ,248 ,262 ,327 ,487 ,327 .b ,296 ,399 ,732*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,007 ,010 ,054 ,001 ,118 ,414 ,119 ,107 ,490 ,464 ,356 ,154 ,356 . ,406 ,253 ,016
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson
,785** 1 ,902** ,721* ,644* ,645* ,502 ,691* ,488 ,058 ,231 ,546 ,219 ,546 .b ,278 ,422 ,758*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,007 ,000 ,019 ,045 ,044 ,139 ,027 ,153 ,874 ,520 ,103 ,544 ,103 . ,437 ,224 ,011
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson
,766** ,902** 1 ,834** ,789** ,513 ,701* ,735* ,677* ,036 ,145 ,648* ,466 ,648* .b ,319 ,446 ,841**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,003 ,007 ,130 ,024 ,015 ,032 ,921 ,690 ,043 ,175 ,043 . ,369 ,196 ,002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson
,623 ,721* ,834** 1 ,682* ,535 ,443 ,649* ,615 ,037 -,037 ,813** ,437 ,813** .b ,278 ,610 ,763*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,054 ,019 ,003 ,030 ,111 ,199 ,042 ,058 ,919 ,919 ,004 ,206 ,004 . ,437 ,061 ,010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson
,862** ,644* ,789** ,682* 1 ,373 ,362 ,422 ,604 ,062 -,062 ,476 ,574 ,476 .b ,188 ,453 ,680*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,001 ,045 ,007 ,030 ,288 ,304 ,225 ,064 ,865 ,865 ,165 ,083 ,165 . ,603 ,188 ,031
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson
,526 ,645* ,513 ,535 ,373 1 ,349 ,719* ,299 ,172 ,344 ,689* ,468 ,689* .b ,689* ,800** ,719*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,118 ,044 ,130 ,111 ,288 ,323 ,019 ,401 ,635 ,331 ,028 ,172 ,028 . ,028 ,005 ,019
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson ,291 ,502 ,701* ,443 ,362 ,349 1 ,703* ,657* ,169 ,482 ,473 ,545 ,473 .b ,501 ,356 ,723*
Correlation

67
Sig. (2-tailed) ,414 ,139 ,024 ,199 ,304 ,323 ,023 ,039 ,640 ,159 ,167 ,103 ,167 . ,140 ,312 ,018
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P8 Pearson
,525 ,691* ,735* ,649* ,422 ,719* ,703* 1 ,669* ,241 ,448 ,636* ,681* ,636* .b ,838** ,708* ,875**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,119 ,027 ,015 ,042 ,225 ,019 ,023 ,035 ,502 ,194 ,048 ,030 ,048 . ,002 ,022 ,001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P9 Pearson
,540 ,488 ,677* ,615 ,604 ,299 ,657* ,669* 1 ,632* ,400 ,545 ,665* ,545 .b ,490 ,530 ,849**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,107 ,153 ,032 ,058 ,064 ,401 ,039 ,035 ,050 ,252 ,103 ,036 ,103 . ,151 ,115 ,002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P10 Pearson
,248 ,058 ,036 ,037 ,062 ,172 ,169 ,241 ,632* 1 ,667* ,089 ,327 ,089 .b ,356 ,228 ,453
Correlation
Sig. (2-tailed) ,490 ,874 ,921 ,919 ,865 ,635 ,640 ,502 ,050 ,035 ,807 ,356 ,807 . ,312 ,526 ,188
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P11 Pearson
,262 ,231 ,145 -,037 -,062 ,344 ,482 ,448 ,400 ,667* 1 -,089 ,309 -,089 .b ,535 ,228 ,480
Correlation
Sig. (2-tailed) ,464 ,520 ,690 ,919 ,865 ,331 ,159 ,194 ,252 ,035 ,807 ,385 ,807 . ,111 ,526 ,161
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P12 Pearson
,327 ,546 ,648* ,813** ,476 ,689* ,473 ,636* ,545 ,089 -,089 1 ,467 1,000** .b ,429 ,732* ,716*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,356 ,103 ,043 ,004 ,165 ,028 ,167 ,048 ,103 ,807 ,807 ,174 ,000 . ,217 ,016 ,020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P13 Pearson
,487 ,219 ,466 ,437 ,574 ,468 ,545 ,681* ,665* ,327 ,309 ,467 1 ,467 .b ,797** ,647* ,722*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,154 ,544 ,175 ,206 ,083 ,172 ,103 ,030 ,036 ,356 ,385 ,174 ,174 . ,006 ,043 ,018
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P14 Pearson
,327 ,546 ,648* ,813** ,476 ,689* ,473 ,636* ,545 ,089 -,089 1,000** ,467 1 .b ,429 ,732* ,716*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,356 ,103 ,043 ,004 ,165 ,028 ,167 ,048 ,103 ,807 ,807 ,000 ,174 . ,217 ,016 ,020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P15 Pearson
.b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b .b
Correlation
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . .

68
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P16 Pearson
,296 ,278 ,319 ,278 ,188 ,689 *
,501 ,838 **
,490 ,356 ,535 ,429 ,797
**
,429 . b
1 ,732*
,675*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,406 ,437 ,369 ,437 ,603 ,028 ,140 ,002 ,151 ,312 ,111 ,217 ,006 ,217 . ,016 ,032
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P17 Pearson
,399 ,422 ,446 ,610 ,453 ,800** ,356 ,708* ,530 ,228 ,228 ,732* ,647* ,732* .b ,732* 1 ,726*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,253 ,224 ,196 ,061 ,188 ,005 ,312 ,022 ,115 ,526 ,526 ,016 ,043 ,016 . ,016 ,018
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
TOT Pearson
,732 *
,758
*
,841 **
,763 *
,680
*
,719 *
,723
*
,875 **
,849
**
,453 ,480 ,716 *
,722 *
,716 *
. b
,675 *
,726* 1
AL Correlation
Sig. (2-tailed) ,016 ,011 ,002 ,010 ,031 ,019 ,018 ,001 ,002 ,188 ,161 ,020 ,018 ,020 . ,032 ,018
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

69
Lampiran 11

Reliabilitas kuesioner perawatan diri


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,909 17
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 55,40 643,378 ,676 ,901
P2 55,70 665,344 ,720 ,900
P3 54,90 649,211 ,812 ,897
P4 55,40 661,600 ,723 ,900
P5 56,70 680,011 ,636 ,903
P6 56,30 660,678 ,670 ,901
P7 54,20 633,067 ,657 ,902
P8 56,50 639,611 ,851 ,896
P9 55,50 608,944 ,809 ,895
P10 56,00 676,444 ,339 ,916
P11 54,60 671,156 ,369 ,914
P12 52,40 716,267 ,698 ,906
P13 57,20 665,067 ,677 ,901
P14 53,90 631,878 ,647 ,902
P15 51,80 753,289 ,000 ,913
P16 57,50 735,611 ,666 ,909
P17 56,80 716,622 ,709 ,906

70
Lampiran 12
karakteristik berdasarkan usia

Statistics
usia
Valid 34
N
Missing 0
Mean 54.79
Median 56.00
Mode 59
Std. Deviation 8.899
Minimum 35
Maximum 71
Sum 1863

Lampiran 13
karakteristik berdasarkan jenis kelamin
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
laki-laki 10 29.4 29.4 29.4
Valid perempuan 24 70.6 70.6 100.0
Total 34 100.0 100.0

Lampiran 14
karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan
pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
tidak tamat sd 2 5.9 5.9 5.9
sd/sederajat 20 58.8 58.8 64.7
Valid smp/sederajat 3 8.8 8.8 73.5
sma/sederajat 9 26.5 26.5 100.0
Total 34 100.0 100.0

Lampiran 15
karakteristik berdasarkan lama DM
lama_DM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1-5 tahun 20 58.8 58.8 58.8
6-10 tahun 9 26.5 26.5 85.3
Valid
>10 tahun 5 14.7 14.7 100.0
Total 34 100.0 100.0

71
Lampiran 16
uji normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest_intervensi .136 17 .200* .949 17 .448
posttest-intervensi .259 17 .004 .766 17 .001
pretest_kontrol .137 17 .200* .964 17 .705
posttest_kontrol .226 17 .022 .913 17 .110
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 17
Uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

jenis_kelamin 2.140 1 32 .153


lama_DM .360 1 32 .553
pendidikan_terakhir 8.248 1 32 .007
umr 1.861 1 32 .182

Lampiran 18
Uji independent t test
Independent Samples Test

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

hpostest intervensi 17 58.47 2.896 .703


a
s
postest kontrol 17 47.53 5.387 1.306
i
l

Levene's Test for Equality of t-test for Equality of


Variances Means

72
F Sig. t df

Equal variances assumed 2.577 .118 7.376 32


hasil
Equal variances not
7.376 24.539
assumed

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error 95% Confidence


Difference Interval of the
Difference

Lower

Equal variances assumed .000 10.941 1.483 7.920


hasil
Equal variances not assumed .000 10.941 1.483 7.883

Lampiran 19
uji paired sample test

Paired Samples Test


t df Sig. (2-tailed)

pretest_intervensi - posttest-
Pair 1 -8.443 16 .000
intervensi
pretest_kontrol -
Pair 2 -1.867 16 .080
posttest_kontrol

Descriptives kelompok intervensi

73
Statistic Std. Error

Mean 36.88 2.824

95% Confidence Interval for Lower Bound 30.89


Mean Upper Bound 42.87

5% Trimmed Mean 37.15

Median 38.00

Variance 135.610

pretest Std. Deviation 11.645

Minimum 15

Maximum 54

Range 39

Interquartile Range 19

Skewness -.447 .550

Kurtosis -.732 1.063


Mean 58.47 .703

95% Confidence Interval for Lower Bound 56.98


Mean Upper Bound 59.96

5% Trimmed Mean 58.80

Median 58.00

Variance 8.390

postest Std. Deviation 2.896

Minimum 49

Maximum 62

Range 13

Interquartile Range 2

Skewness -2.161 .550

Kurtosis 7.240 1.063

74
Descriptives kelompok kontrol

Statistic Std. Error

Mean 45.18 1.659

95% Confidence Interval for Lower Bound 41.66


Mean Upper Bound 48.69

5% Trimmed Mean 45.14

Median 46.00

Variance 46.779

pretest Std. Deviation 6.840

Minimum 33

Maximum 58

Range 25

Interquartile Range 9

Skewness -.197 .550

Kurtosis -.377 1.063


Mean 47.53 1.306

95% Confidence Interval for Lower Bound 44.76


Mean Upper Bound 50.30

5% Trimmed Mean 47.42

Median 48.00

Variance 29.015

postest Std. Deviation 5.387

Minimum 37

Maximum 60

Range 23

Interquartile Range 4

Skewness -.062 .550

Kurtosis 1.485 1.063

75
Lampiran 20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Trisnanta Yudha Pratama


Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 06 Mei 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Desa gandasuli Rt 05/Rw 02 Kec. Brebes Kab.
Brebes
Nomor telepon/email : +62895379061072/ yudha11.yt@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 01 Brebes, lulus tahun 2012
2. Pendidikan SMP di SMP NEGERI 1 Brebes, lulus tahun 2015
3. Pendidikan SMA di SMA NEGERI 1 Brebes, lulus tahun 2018
RIWAYAT ORGANISASI
1. -
DAFTAR PRESTASI
1.-

76
Lampiran 21
bukti dokumentasi penelitian

77
Lampiran 22
Hasil uji plagiarisme

78

Anda mungkin juga menyukai