TESIS
Oleh :
R.YENI MAULIAWATI
NIM : 2011980013
Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Oleh :
R.YENI MAULIAWATI
NIM : 2011980013
NIM : 2011980013
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis ini adalah hasil karya sendiri yang merupakan
hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri, serta bukan merupakan
replikasi maupun saduran dari hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti tesis ini merupakan plagiat atau replikasi maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul kemudian menjadi
tanggung jawab saya.
R.Yeni Mauliawati
iii
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Abstrak
Self care adalah aktifitas yang dilakukan individu secara mandiri agar dapat tercapai tingkat
kesehatan yang optimal. Self care yang efektif merupakan bagian penting dalam perawatan
pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self care terhadap kejadian
hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 di poliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta. Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan menggunakan teknik random
sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel berjumlah 96 responden. Uji yang
dilakukan adalah uji T independen, uji Chi Squere, Regresi Linier Ganda. Variabel self care
meliputi kepatuhan diet, kesesuaian aktifitas/olahraga, kepatuhan obat dan pengetahuan
hipoglikemia.Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pengetahuan
hipoglikemia (p= 0,000), kepatuhan diet (p= 0,004) dan kesesuaian olahraga / aktifitas fisik
(p= 0,001) terhadap kejadian hipoglikemia. Disarankan agar perawat melaksanakan kegiatan
pendidikan kesehatan (Health Education) yang terencana, terorganisir dan berkesinambungan
yang ditujukan kepada pasien DM atau keluarganya khususnya mengenai pencegahan dan
penanganan hipoglikemia, diantaranya tentang jenis makanan yang perlu dicegah dan juga
yang harus dikonsumsi guna menormalkan kadar glukosa darah, jenis olahraga/aktifitas fisik
yang harus dilakukan untuk mencegah hipoglikemia yaitu dengan intensitas ringan sampai
sedang.
iii
NURSING PROGRAM
MASTERGRADUATE SCHOOL
University of Muhammadiyah Jakarta
Abstract
Self care is an individual activity carried out independently in order to achieve an optimal
level of health. Effective self-care is an important part in the treatment of diabetic patients.
This study aimed to determine the effect of self-care on the incidence of hypoglycemia in
patients with type 2 diabetes in the clinic Budhi Asih Hospital Jakarta. The study design used
is descriptive analytic using random sampling techniques for sample collection. Sample was
96 respondents. Self care includes adherence variable diet, fitness activity / exercise,
medication compliance and knowledge of hypoglycemia. Statistical analysis used for this
study was korelasi, chi-square, independent t-test and multiple linier regression The results
showed a significant effect of knowledge of hypoglycaemia (p = 0.000), diet adherence (p =
0.004) and suitability of sport / physical activity (p = 0.001) on the incidence of
hypoglycemia. It is recommended that nurses carry out health education activities (Health
Education) are planned, organized and continuous addressed to DM patients or their families
in particular on the prevention and treatment of hypoglycemia, such as on the type of food
that needs to be prevented and should be consumed in order to normalize blood glucose
levels, type sport / physical activity with mild to moderate intensity that prevent hipoglicemia.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Poliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta ” sebagai salah satu syarat dalam
Penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti dengan tulus ikhlas
1. Ibu Hj. Tri Kurniati, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I dan selaku Kaprodi
Jakarta, yang memberikan bimbingan, saran serta arahan dalam materi penelitian
2. Prof. Dr. H. Suhendar Sulaeman, MS. selaku pembimbing II, yang memberikan
3. Ibu Miciko Umeda, SKp., M.Biomed selaku koordinator mata ajar tesis yang
4. Suami dan anak-anakku: Hari Prabowo, Farras Hanif Prabowo, Tasya Fadhilah
v
5. Seluruh dosen dan staff karyawan Program Magister Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Muhammadiyah Jakarta
Saya menyadari dengan segenap hati bahwa tesis ini jauh dari sempurna, maka dari
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan tesis saya. Demikian atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih,
Penyusun
R.Yeni Mauliawati
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ .. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... . v
KATA PENGANTAR......................................................................................... . vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR SKEMA.............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
ix
4. Pencegahan Hipoglikemia ............................................................... 27
5. Pengobatan Hipoglikemia ................................................................ 27
C. Konsep Self Care .................................................................................. 29
1. Pengertian ........................................................................................ 29
2. Teori Self Care menurut Dorothea Orem ........................................ 29
3. Aktivitas self care DM .................................................................... 31
4. Faktor yang berkontribusi terhadap self .......................................... 34
D.Penelitian terkait .................................................................................... 37
.
BAB III. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ............................................................................... 42
B. Hipotesis ............................................................................................. 43
C. Definisi Operasional ........................................................................... 44
x
BAB VI. PEMBAHASAN ............................................................................. 83
A. Interpretasi Hasil dan Pembahasan ....................................................... 83
1. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 83
2. Pengaruh kepatuhan diit terhadap kejadian hipoglikemia pada
pasien DM tipe 2 .............................................................................. 85
3. Pengaruh kesesuaian aktifitas/olahraga terhadap kejadian hipoglikemia
pada pasien DM tipe 2 ..................................................................... 86
4. Pengaruh kepatuhan obat terhadap kejadian hipoglikemia Pada
pasien Dm tipe 2 .............................................................................. 88
5. Pengaruh pengetahuan hipoglikemia terhadap kejadian hipoglikemia
pada pasien DM tipe 2 ................................................................. 89
6. Koefisisen detrminasi ................................................................. 90
B. Keterbatasan penelitian .................................................................... 92
C. Implikasi Keperawatan ..................................................................... 93
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Hipoglikemia 73
xii
DAFTAR SKEMA
Hal
Skema 2.1 Kerangka Teoritis Pengaruh self care terhadap kejadian
hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 44
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh self care terhadap
kejadian hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 44
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 5.1 Hasil Uji Asumsi Homoscedasticity 80
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Global Prevalence of Diabetes Estimates for the year 2000 and projections for
2030, diperoleh hasil bahwa diperkirakan angka prevalensi 2,8 % pada tahun
2000 dan akan meningkat menjadi 4,4 % pada tahun 2030 atau jumlah pasien
171 juta jiwa pada tahun 2000 dan menjadi 366 juta jiwa pada tahun 2030 (Wild,
et al, 2004). Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2030
pasien di Indonesia diperkirakan akan berjumlah 21,3 juta orang dan menempati
menjadi masalah yang serius. Di Jakarta misalnya prevalensi pada tahun 1980
mencapai angka 2,8% dan pada tahun 2005 menjadi 12,1 % (Budi, 2011).
DM adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan
oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin
yang progresif yang dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Suyono, 2011).
yaitu pasien yang kekurangan insulin secara absolut atau hampir total dikatakan
sebagai DM tipe 1 dan pasien DM tipe 2 yaitu pasien yang hanya menunjukkan
1
2
DM tipe 2 .
resistensi insulin, deposit amiloid dan efek inkretin (Soegondo, dkk, 2011).
Disamping faktor etiologi, ada faktor resiko DM tipe 2 yaitu diantaranya adalah
kegemukan, pola makan yang salah, proses menua. Adapun tanda dan gejala
yang dapat muncul pada pasien DM tipe 2 meliputi: poliuria (banyak kencing),
Self care menggambarkan perilaku pasien secara sadar pada diri sendiri. Self
care adalah salah satu teori keperawatan yang dikemukakan oleh Dorothea
Orem. Tujuan dari teori ini adalah agar perawat selalu berupaya untuk
3
Self care diabetes merupakan integrasi pendekatan self care Orem pada asuhan
Adapun self care yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah self care pada
Budhi Asih dengan hasil sebagai berikut : 5 pasien (83,3 %) tidak melakukan
self care dengan alasan tidak / belum mengetahui tentang self care DM , 1
pasien (16,7 %) melakukan self care tetapi karena pemahaman yang kurang
tentang diet , maka pasien tersebut dirawat dengan alasan masuk karena
karena hipoglikemik .
4
and Its Associated Factors among Diabetic Patients in Urban Area of Urmia,
jumlah sampel 400 pasien diabetes yang dilakukan secara random pada 8 pusat
pelayanan kesehatan di Urmia City pada tahun 2010. Alat pengumpulan data
berupa kuisioner meliputi data demographi, status diabetes, dan praktek self care.
Praktek self care pasien diklasifikasikan dengan level baik, sedang / menengah,
diperoleh adalah bahwa pasien melakukan praktek self care dengan tidak tepat
/ tidak benar. Ada hubungan yang signifikan antara self care dengan: pendidikan
Kurangnya tingkat self care atau tidak tepatnya aktivitas self care, akan dapat
B. Perumusan Masalah
tersendiri bagi negara Indonesia, pemerintah DKI Jakarta, keluarga dan pasien.
dapat terjadi pada perjalanan penyakit DM tipe 2. Komplikasi akut ini masih
penelitian yang dilakukan pada tahun 1990-1991 oleh Karsono dkk, belum ada
tercapainya tujuan ini, merupakan hal yang harus diantisipasi perawat sehingga
penyuluhan kesehatan yang baik dan tepat sasaran dapat membuat pasien
belum pernah diteliti dan belum ditemukan faktor yang menjadi penyebab
Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian ini adalah pengaruh self
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
DM tipe 2
6
pasien DM tipe 2
DM tipe 2
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan keperawatan
2. Pendidikan keperawatan
Bagi bidang pendidikan , hasil ini dapat menjadi masukan untuk menambah
4. Penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dengan peningkatan kadar gula darah sebagai akibat dari penurunan sekresi insulin,
penurunan kerja insulin atau keduanya (ADA, 2013). DM adalah sutu penyakit yang
kronik dan progresif yang ditandai oleh ketidakmampuan tubuh dalam melakukan
(Black & Hawks, 2009). Dapat disimpulkan bahwa DM adalah penyakit metabolik
yang terjadi secara kronik dan progresif, ditandai dengan adanya hiperglikemia
karena penurunan produksi insulin dan kerja insulin atau keduanya sehingga
protein.
2. Klasifikasi DM
insulin:
a. DM tipe 1
DM tipe 1 terjadi karena kerusakan sel beta pankreas sehingga produksi insulin
8
9
klasifikasi awal DM tipe 1 ini disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes
tubuhnya. Kerusakan sel beta pancreas terjadi karena reaksi autoimun sebagai
dampak dari berbagai pencetus, salah satunya adalah proses infeksi virus seperti
virus Cocksakie, Rubella, CMV, Herpes, dan lain sebagainya hingga timbul
peradangan pada sel–sel beta (insulitis). Defisiensi insulin absolut terjadi jika
b. DM tipe 2
keseluruhan populasi pasien DM, umumnya berusia di atas 45 tahun, tetapi akhir-
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan. Obesitas
Berbeda dengan DM Tipe 1, pada pasien DM tipe 2, terutama yang berada pada
tahap awal, umumnya dapat dideteksi bahwa jumlah insulin di dalam darahnya
cukup, tetapi kadar glukosa tinggi. Jadi, awal patofisiologis DM tipe 2 bukan
10
disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin
gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut
seperti Amerika Serikat. Faktor penyebab yang dapat diidentifikasi antara lain:
resistensi insulin, pada pasien DM tipe 2 dapat juga timbul gangguan sekresi
defisiensi insulin pada pasien DM tipe 2 hanya bersifat relatif atau tidak absolut.
pankreas yang terjadi secara progresif, yang seringkali pada akhirnya akan
2) Obesitas atau berat badan lebih dari atau sama dengan 20% dari berat badan
ideal
3) Ras/etnik dengan prevalensi DM tipe 2 pada kulit putih berkisar antara 3–6 %
4) Usia, dimana usia lebih dari atau sama dengan 45 tahun dapat meningkatkan
kejadian DM
5) Hipertensi dengan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg
6) Kadar kolesterol High Density Lipid (HDL) kurang dari atau sama dengan 35
7) Kadar trigliserida lebih dari atau sama dengan 250 mg/dl (2,8 mmol/L)
8) Riwayat DM gestasional atau melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari
3. Manifestasi klinik DM
Gejala klinis klasik pada semua tipe DM dikenal dengan trias poly yaitu polydipsia,
polypaghia dan polyuria. Gejala trias poly ini seringkali pada awalnya tidak
2011; LeMone, 2011). Berikut ini diuraikan tanda dan gejala yang ditimbulkan dari
a. Polyuria
Polyuria atau sering disebut sering buang air kecil, terjadi karena adanya
pada serum. Selanjutnya terjadi perpindahan cairan dari intra seluler ke dalam
glukosa darah adalah 180 mg/dL. Ketika kadar gula darah lebih dari nilai tersebut,
maka glukosa akan dikeluarkan bersama urine. Kondisi ini disebut dengan
glukosuria.
b. Polydipsia
menyebabkan dehidrasi tingkat sel. Mukosa mulut menjadi kering dan sensasi
c. Polyphagia
energi. Penurunan energi ini akan menstimulasi pusat lapar dan pasien DM
menjadi banyak makan. Pada DM tipe 2 gejala ini tidak khas, bahkan sering tidak
terjadi, hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah insulin hanya bersifat relatif.
sumber energi didapatkan dari sumber energi lain yaitu protein dan lemak.
Pemecahan asam amino (Proteolisis) terjadi pada otot yang disimpan sebagai
berat badan.
e. Penurunan Penglihatan
peningkatan tekanan osmotik pada mata dan perubahan pada lensa sehingga
4. Pemeriksaan Diagnostik
Diabetes Federation (IDF) dan European Association for the Study of Diabetes
Didiagnosis sebagai pasien DM jika di dapatkan hasil HbA1C > 6.5%. Pemeriksaan
dari ikatan hemoglobin dan gukosa dalam darah. Apabila hemoglobin bercampur
dengan larutan dengan kadar glukosa yang tinggi, rantai beta molekul hemoglobin
mengikat satu gugus glukosa secara irreversibel, proses ini dinamakan glikosilasi.
Glikosilasi terjadi secara spontan dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini
meningkat apabila kadar glukosa dalam darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4 -
dalam waktu sekitar 3 minggu. Karena HbA1c terkandung dalam eritrosit yang hidup
glukosa selama 3-4 bulan. Pemeriksaan ini lebih menguntungkan secara klinis karena
memberikan informasi yang lebih jelas tentang keadaan pasien dan seberapa efektif
terapi diabetik yang diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 6.5% mengindikasikan
DM yang tidak terkendali dalam 3 bulan terakhir. Keuntungan yang lain dari
pemeriksaan ini, tidak memerlukan persiapan seperti puasa dan pengambilan darah
hanya dilakukan sekali saja (ADA, 2013; Black & Hawk, 2009). Namun demikian
PERKENI(2011) adalah pemeriksaan gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula
yaitu :
a. Adanya gejala klasik DM dengan hasil HbA1C > 6.5 % , dan pemeriksaan
b. Adanya gejala klasik DM dengan kadar glukosa plasma sewaktu > 200
terakhir, atau
c. Adanya gejala klasik DM dengan kadar glukosa puasa > 126 mg/dL (7,0
jam, atau
d. Kadar gula plasma 2 jam pada Toleransi Tes Glukosa Oral (TTGO) > 200
mg/dL (11,1 mmol/L). TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, yaitu
5. Penatalaksanaan DM
keluhan dan tanda dari DM, mempertahankan kenyamanan, dengan gula darah yang
terkontrol. Sedangkan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai adalah mencegah
terpadu dengan melibatkan multidisiplin profesi (dokter, perawat, ahli gizi, edukator,
15
dan lainnya) dan keluarga sebagai sistim pendukung utama. Pilar penatalaksanaan
obat berkhasiat hipoglikemik dan edukasi (Waspadji, 2011). Berikut ini penjelasan
a. Perencanaan makanan
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan terutama pada pasien yang
komposisi yang seimbang yaitu: karbohidrat 45-60%, protein 10-20%, lemak 20-
25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress
akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
idaman. Adapun jumlah kalori yang dibutuhkan dihitung dari berat badan idaman
dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB
untuk wanita), kemudian ditambah dengan kebutuhan kalori untuk aktivitas (10 -
30%, untuk atlet dan pekerja keras bisa lebih banyak lagi sesuai dengan kalori
yang dikeluarkan dalam aktivitasnya). Rumus perhitungan berat badan ideal yang
dalam cm – 100 ) x 1 kg. Sedangkan untuk mengukur indeks masa tubuh ( IMT
), berat badan dalam cm berbanding tinggi badan kuadrat dalam meter . Kriteria
badan underweight : IMT < 18,5 ; berat badan normal: IMT 18,5 – 24,9 ;
Pengaturan makan merupakan salah satu terapi non farmakologis yang sangat
direkomendasikan bagi pasien DM. Prinsip dari perencanaan makan ini adalah
melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi pasien dan
Manfaat yang didapatkan dari perencanaan makan pada pasien DM antara lain:
menurunkan kadar glukosa darah, memperbaiki profil lipid, dan pada akhirnya
b. Aktifitas fisik/olahragaa
gula darah, menurunkan lemak dalam darah, menurunkan berat badan, menjaga
jasmani secara umum yaitu memenuhi beberapa hal seperti: frekuensi, intensitas,
durasi dan jenis. Frekuensi aktifitas fisik/olahragaa yang dianjurkan pada pasien
DM adalah dilakukan secara teratur 3-4 kali dalam 1 minggu, dengan intensitas
ringan dan sedang (60-70% maximum heart rate), dan lama aktifitas
sasaran 75-85% denyut nadi maksimal ( 220 - umur). Adapun jenis aktifitas
Obat yang berkhasiat sebagai hipoglikemik dibagi menjadi dua yaitu obat
hipoglikemik oral dan insulin. Terapi farmakologis atau obat, digunakan jika
perubahan gaya hidup tidak mampu mengendalikan gula darah. Penggunaan obat
hipoglikemik oral pada pasein DM tipe 2 menjadi pilihan utama. Namun pada
kondisi kerusakan sel beta atau untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, maka
Obat hipoglikemik oral dibagi 4 jenis berdasarkan cara kerjanya yaitu: obat yang
d. Edukasi
diabetes bergantung pada kerjasama antara tenaga kesehatan dan pasien. Pasien
yang memiliki pengetahuan yang baik tentang diabetes akan mampu merubah
dapat terjadi.
Ada 4 tujuan jangka panjang yang diharapkan dari kegiatan edukasi atau
penyuluhan menurut Basuki (2011), yaitu: pasien dapat hidup lama dalam
masyarakat dan dapat menekan biaya perawatan, baik yang dikeluarkan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Karakurt P & Kesickci ( 2012 ) tentang pengaruh
6. Komplikasi DM
yang disebabkan karena penurunan gula darah yang terlalu drastis maupun
peningkatan gula darah. Komplikasi yang terjadi bisa bersifat akut maupun kronik.
a. Komplikasi akut
Diabetikum).
19
kadar insulin yang tidak tepat, baik akibat penyuntikan insulin eksogen maupun
kematian. Hal ini terjadi karena glukosa merupakan komponen penting yang
dibutuhkan untuk metabolism sistim saraf pusat (otak). Pada gangguan asupan
pada fungsi saraf pusat dengan gejala mulai dari gangguan kognisi, penurunan
et al., 2011).
dengan hiperglikemia, asidosis dan ketosis dan gejala dehidrasi (Lewis,et al.,
2011; LeMone, 2011). Walaupun KAD lebih mudah terjadi pada DM tipe 1,
dan 20 % dari pasien KAD, baru diketahui menderita DM. Faktor pencetus
terjadinya KAD adalah infeksi, MCI, pancreatitis akut, penggunaan obat steroid
20
dan menghentikan atau mengurangi dosis insulin. Proses terjadinya KAD dapat
sehingga cadangan glukosa dihati dan otot dikeluarkan. Kondisi ini menyebabkan
lipase sensitive, lipolisis meningkat, benda keton dan asam lemak juga akan
meningkat dalam darah. Akumulasi benda keton ini akan menyebabkan asidosis
seperti sodium, potasium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi, bila
terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan
biasanya sering terjadi dan akan mempercepat kehilangan air dan elektrolit.
berat dan dapat disertai gangguan neurologis dengan atau tanpa adanya ketosis.
lanjut dengan DM HHNK lebih mudah terjadi khususnya lansia dengan penyakit
penyerta dan asupan nutrisi yang kurang. Proses perjalanan HHNK sama dengan
21
diuretic, rasa haus yang berkepanjangan akan dirasakan oleh pasien. Kehilangan
diantaranya adalah kadar glukosa darah yang > dari 600mg/dL, osmolaritas
serum yang tinggi >320 mOsm perkg air, pH > 7.30, dapat ditemukan adanya
adanya penurunan fungsi ginjal akibat dehidrasi dan akan terjadi penurunan
elektrolit.
b. Komplikasi Kronik
Products (AGES) yang berikatan dengan reseptor membran sel serta adanya
retinopati.
22
Neuropati disebabkan akibat penumpukan sorbitol pada sel schwan dan neuron
saraf otonom, sensori dan refleks. Neuropati ditandai dengan adanya penurunan
banyak terjadi pada DM dan diperkirakan terjadi pada 50% pasien DM baik tipe
Terjadinya gagal ginjal pada pasien DM tipe 2 dapat berhubungan dengan adanya
melindungi ginjal.
angka cukup tinggi yaitu sekitar 28.5% yang terutama terjadi pada pasien DM
hipertensi, stroke dan penyakit pembuluh darah perifer (Ignatavicius & Workman,
2010). Pasien DM tipe 2 memiliki resiko tinggi untuk mengalami gagal jantung.
dengan penyakit jantung adalah adanya peningkatan tekanan darah dan efek dari
sistim imunitas. Penurunan sistim imun dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu :
oksigen, nutrisi sel darah putih dan antibody untuk proses makrofag dan
mengalami infeksi terutama pada kaki yang mengalami luka (Hawks & Black,
2010).
atau kaki diabetic. Sebenarnya komplikasi ini dapat dicegah dengan perawatan
kaki yang dilakukan dengan hati-hati. Jika komplikasi sudah terjadi berikan
menjadi serius. Hal ini memang akan mengambil waktu dan usaha untuk
membangun kebiasaan merawat kaki yang benar, tetapi self care sendiri adalah
sangat esensial.
pada mata, ginjal, saraf yang disebabkan oleh DM. Pengontrolan glukosa darah
B. Hipoglikemia
1. Pengertian
Hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes mellitus yang dapat terjadi secara
insulin, selain itu juga karena asupan makanan yang kurang ataupun aktivitas fisik
yang berat.
Faktor utama hipoglikemia yang menjadi fokus pengelolaan diabetes mellitus adalah
ketergantungan jaringan saraf pada asupan glukosa secara terus menerus. Gangguan
25
sistem saraf pusat, dengan gejala gangguan kognisi, bingung, dan koma (Sudoyo,
dkk., 2006).
Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat pada siang atau malam hari. Gejala
hipoglikemia dapat dijumpai sebelum makan, khususnya jika waktu makan tertunda.
Hipoglikemia siang hari terjadi bila insulin reguler yang disuntikkan pada pagi hari
puncak kerja insulin yang diberikan pada siang hari. Hipoglikemia pada tengah
malam dapat terjadi akibat pencapaian puncak kerja insulin yang disuntikkan malam
dan kadar gula darah kurang dari 40 mg % dengan menunjukkan gejala ganggunan
rendah.
diabetes).
mengatasi sendiri.
glukosa, tetapi juga menghasilkan keluhan dan gejala yang khas. Hipoglikemia dapat
Gejala yang timbul pada hipoglikemia ringan umumya terjadi akibat aktivasi respon
dimana kadar glukosa plasma kurang dari 45 mg/dl yang disebabkan oleh disfungsi
kematian
Hipoglikemia pada pasien diabetes terjadi akibat peningkatan kadar insulin yang
kurang tepat, baik setelah penyuntikan insulin subkutan atau akibat terapi obat yang
glukosa darah dalam beberapa menit dan mencapai puncaknya setelah satu jam,
bahkan pemberian insulin rapid acting secara subkutan belum mampu menirukan
kecepatan peningkatan kadar puncak insulin tersebut dan baru menghasilkan puncak
hipoglikemia sekitar 2 jam sesudah makan sampai waktu makan berikutnya dan pada
waktu malam hari (Sudoyo, dkk, 2006). Hampir setiap pasien yang mendapat terapi
insulin, dan sebagian besar pasien yang mendapat sulfonilurea, pernah mengalami
keadaan dimana kadar insulin pada sirkulasi tetap tinggi sementara kadar glukosa
Menurut Sudoyo, dkk., (2006) bahwa faktor resiko yang berkontribusi menimbulkan
hipoglikemia adalah :
d. Asupan karbohidrat kurang: Makan tertunda atau porsi yang kurang, Diit
e. Menyusui
f. Faktor lain: Absorbsi yang cepat, pemulihan glikogen otot, alkohol, obat
selektif ; pentamidin).
4. Pencegahan hipoglikemia
pasien mengenai obat hipoglikemik oral atau insulin yang digunakan ( kapan harus
adalah pengaturan makan sesuai dengan jumlah kalori yang dibutuhkan ( sesuai
5. Pengobatan Hipoglikemia
Pengenalan terhadap gejala hipoglikemia dan penanganan awal juga merupakan hal
penting yang harus diketahui pasien DM, sehingga tidak jatuh kepada hipoglikemia
tahap lanjut. Jika hipoglikemia sudah terjadi maka pengobatan harus segera
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan otak lebih lanjut (Soegondo, 2011),
yaitu :
Self Care adalah aktivitas yang dilakukan individu secara mandiri agar dapat
tercapai tingkat kesehatan yang optimal. Self care diabetes yang efektif merupakan
bagian penting dalam perawatan pasien DM. Peningkatan aktivitas self care akan
berdampak pada peningkatan status kesehatan pasien DM. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Diabetes Control and Complication Trial (DCCT, 1993) bahwa
mengatakan bahwa kegiatan self care yang dilakukan oleh pasien secara mandiri
Teori Orem adalah salah satu teori keperawatan yang mengemukakan tentang self
care. Self care menurut Orem adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dimana
2006).
Apabila pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan self care-nya, maka perawat
harus memiliki inisiasi untuk membantu pasien tersebut sehingga pasien akan
30
mampu untuk memenuhi kebutuhan self care-nya secara mandiri (Tomey & Aligood,
2006 ).
Kerangka kerja teori Self Care Orem berfokus pada peningkatan kemampuan pasien
kesehatan pasien.
Kebutuhan self care yang dimiliki pasien meliputi : universal self care requisites,
development self requisites dan health deviation self care requisites. Kebutuhan
universal self requisites meliputi kebutuhan dasar yang secara umum dibutuhkan
oleh pasien, seperti : kebutuhan fisiologis ( kebutuhan udara, makanan, air, proses
dalam siklus hidupnya. Kebutuhan health deviation self care requisites adalah
gaya hidup.
31
Teori ini banyak menjadi dasar bagi perawat untuk melakukan intervensi
kesehatan. Pada kegiatan penyuluhan, perawat berupaya agar pasien pada akhirnya
Pada Summary of Diabetes Self Care Activities ( SDSCA ) yang dikembangkan oleh
Toobert, Hampson dan Glasgow(2000), bahwa ada 6 aktivitas self care pada pasien
DM yang dapat diukur: diet, aktivitas fisik , pengukuran glukosa darah, medikasi /
obat, perawatan kaki, kebiasaan merokok. Berdasarkan judul penelitian yang akan
dilakukan, maka pengukuran aktivitas sel care DM hanya dilihat pada 4 hal yaitu :
hipoglikemia
a. Kepatuhan diet
berat badan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui sikap self care pada
terhadap diit. Faktor resiko hipoglikemia menurut Briscoe & Davis (2006)
pada kepatuhan diet diantaranya adalah: menunda atau tidak makan dan
b. Aktifitas fisik/olahraga
Briscoe & Davis (2006) adalah aktivitas yang berlebihan tanpa kompensasi
pada pasien DM tipe 2 aktivitas fisik dan mental yang berat seperti stress fisik
yang berat (beban kerja yang berat) ataupun stress emosi dapat
dalam darah. Lama kelamaan, kadar glukosa menurun karena sudah berubah
menjadi energi. Jika glukosa yang terpakai terlalu banyak, maka kadar gula
darah akan turun menjadi terlalu rendah sehingga terjadi hipoglikemia. Gejala
gemetar, berkeringat dingin, nyeri kepala, pingsan atau kejang (dalam kasus
adalah: tentukan jenis olah raga yang sesuai dengan kondisi pasien dan juga
dengan dosis obat atau insulin serta pola diet, lakukan monitoring gula darah
fisik/ olahraga jika merasakan gejala hipoglikemia, ajarkan pasien agar segera
33
c. Kepatuhan obat
Salah satu faktor resiko hipoglikemia menurut Briscoe & Davis (2006) pada
untuk pengontrolan kadar glukosa darah, maka tentu saja akan menimbulkan
d. Pengetahuan
pengetahuan dalam konteks kemampuan self care DM tidak bisa lepas dari
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu objek.
pengetahuan dan sikap terhadap suatu objek. Implikasi dari teori tersebut
care harus didukung selain dengan pengetahuan yang memadai juga adanya
Implikasi dari tindakan adalah perilaku self care yang berupa pengaturan
Pasien DM yang memiliki kemampuan self care yang baik dapat mencegah
kejadian hipoglikemia.
fasilitas, sikap, motivasi dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2003). Perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : a). Faktor predisposisi (presdiposing factors)
35
bentuk lainnya yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat. b). Faktor
adalah sikap, perilaku dan dukungan keluarga / orang terdekat serta petugas
kesehatan.
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin memberikan kontribusi yang nyata terhadap self care DM.
b. Usia
Menurut Sousa et al (2005), usia memiliki hubungan positif dengan self care,
artinya semakin meningkat usia pasien maka semakin baik pula aktivitas self
care pasien DM. Peningkatan usia membuat pasien lebih matang dan
pasien akan berfikir secara rasional tentang manfaat yang akan dicapai jika
c. Tingkat Pendidikan
pada seseorang, maka berarti telah mengalami proses belajar yang lebih
demikian maka tingkat pengetahuan self care DM akan lebih baik. Tingkat
d. Lama menderita DM
D. PENELITIAN TERKAIT
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Jusoff (2009) tentang Barriers to
jika mereka telah memahami penyakit diabetes dengan baik. Penyakit DM adalah
penyakit yang kompleks, untuk itu pasien perlu diberikan pendidikan sehingga
yang sulit bagi sebagian besar pasien, untuk itu petugas kesehatan perlu
mengatasi faktor dan hasil pengobatan pasien secara individual. Sebagai seorang
2. Pada tahun 2011 suatu studi literatur tentang Self care in type 2 Diabete : A
teks penuh yang berkaitan judul tersebut. Data kemudian dianalisis melalui
dalam kajian. Hasil studi ini mengungkapkan bahwa faktor demografi, faktor
dukungan sosial ekonomi dan sosial adalah faktor yang berkontribusi pada
aktivitas self care pasien DM tipe 2. Adapun faktor yang memiliki kontributor
kunci yang positif adalah usia yaitu pada usia yang lebih tua kemampuan untuk
jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan aktivitas perawatan diri
yang lebih baik. Misalnya, laki-laki jenis kelamin dikaitkan dengan lebih baik
melakukan perawatan diri seperti pada kegiatan fisik/ olahraga daripada wanita.
perawatan diri DM nya akan semakin efektif. Penghasilan yang tinggi dan
dukungan sosial adalah prediktor terkuat dalam kegiatan self care pada pasien
DM tipe 2. Adapun implikasi untuk penelitian masa depan adalah adanya suatu
persepsi pasien dengan status sosial ekonomi rendah (dengan DM Tipe 2) pada
memperoleh hasil : bahwa kejadian hipoglikemia pada pasien DM tipe 1 dan type
39
yaitu : dari sebanyak 244 episode hipoglikemia berat pada 160 pasien, 69
(7,1%) terjadi pada pasien diabetes tipe 1 dan 66 (7,3%) pada diabetes tipe 2
yang diobati dengan insulin. Adapun tipe 2 yang mendapatkan obat oral
diabetes mellitus pada tahun 2010 oleh Jordan & Jordan memperoleh hasil bahwa
orang yang lebih tua ( < 65 tahun) dan durasi sakit yang lebih lama lebih patuh
lebih sering dilakukan pada laki-laki dengan pendidikan yang lebih tinggi.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Toobert dan Glasgow tentang The summary of
diabetes self-care activities measure: Results from 7 studies and a revised scale,
yang dilakukan pada tahun 2000, memperoleh hasil bahwa SDSCA adalah
kuesioner yang sangat singkat namun dapat diandalkan dan valid untuk
mengukur manajemen diri yang berguna baik untuk penelitian maupun dalam
praktek klinik. Versi revisi dan scoring yang tepat dianjurkan untuk dibuat
self care behaviors among African American women with type 2 diabetes yang
dilakukan oleh Gumbs pada tahun 2007 dengan tujuan dari penelitian ini adalah
40
and patterns in a large population, yang dilakukan oleh Ruggiero et al., pada
tahun 1997 dengan metode survai pada 2056 responden, bertujuan untuk
diri yang tetap tidak terjawab, diantaranya tentang tingkat dan pola self care pada
pasien DM. Dari survei yang dikirim pada 2056 responden, dikembalikan
sebanyak 73,4%. Dari jumlah tersebut, 13,8% memiliki IDDM dan sisanya
dan pola manajemen diri konsisten dengan yang ditemukan pada penelitian
sebelumnya, yaitu, individu paling sering mengikuti regimen obat sesuai yang
D. Kerangka Teoritis
Skema 2.1
Kerangka Teoritis Pengaruh self care terhadap kejadian hipoglikemia pada pasien DM tipe 2
4 PILAR UTAMA DM :
- Pengaturan Makan
- Latihan jasmani
- Obat berkhasiat Insufisiensi Insulin Relatif
hipoglikemik
- Edukasi/ pengetahuan
DM tipe 2
SELF CARE
ACTIVITIES:
- Kepatuhan
diet KOMPLIKASI AKUT KOMPLIKASI
- Kesesuaian KRONIK
olahraga/
aktivitas fisik
- Kepatuhan
obat HIPOGLIKEMIA
- Pengetahuan
hipoglikemia
GULA DARAH
TERKONTROL
FAKTOR YANG
BERKONTRIBUSI PADA
SELF CARE:
- Jenis kelamin
HIPOGLIKEMIA TIDAK
- Tingkat pendidikan
TERJADI
- Tingkat pengetahuan
hipoglikemia
Sumber : Ignatavicus & Workman, 2006; Smeltzer, Bare, 2008; Lewis, 2011; Soegondo dkk, 2011 ;
Yekta et al.,2010 ; Tomey & Alligood, 2006
42
BAB III
A. Kerangka Konsep
penelitian ini adalah self care. Varibel self care terdiri dari: kepatuhan diet,
hipoglikemia.
2. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi akibat atau variabel yang
hipoglikemia.
Untuk lebih jelasnya kerangka penelitian akan digambarkan pada skema 3.1
43
Faktor Konfounding
: Jenis kelamin
B. Hipotesa
dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris (Hidayat, 2007). Menurut
Imran dan Manaf (2010), hipotesa merupakan kesimpulan sementara yang harus
dibuktikan kebenarannya dan kondisi ini akan menjadi tolak ukur serta arah dari
Jakarta.
Jakarta.
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Hasil Ukur dan Skala Ukur Penelitian
kesejahteraan olahraga/aktifitas
(Alligood & fisik, kepatuhan
Tomey, 2006). obat.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada Bab ini akan menguraikan rancangan penelitian, populasi dan sampel, tempat
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, yaitu suatu
dan terstruktur sesuai kebutuhan akan data, serta mengacu pada topik dan
yaitu deskriptif dan analitik. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kedua
1. Populasi
2. Sampel
2
n = Z 1-α/2 P(1-P)
2
d
Keterangan:
n : jumlah sampel
Z1-α/2 : nilai Z berdasarkan derajat Kepercayaan yang diinginkan, 1,96
(CI 95%)
P : nilai proporsi dari populasi, karena tidak diketahui proporsi
kejadian hipoglikemia di RSUD.Budhi Asih Jakarta, maka
proporsi tersebut menggunakan ketentuan yaitu P = 0,50
d : presisi (derajat ketepatan yang diinginkan / penyimpangan
terhadap populasi) yaitu 10 %
berdasarkan jumlah populasi yang sudah sudah diketahui dan lebih dari
49
100 orang (Setiadi, 2007 : 179 ; Riduwan dan Engkos, 2008 : 49),
n = N
N ( d2) + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi ( Jumlah populasi rawat jalan DM tipe 2 tahun
2012 adalah 2493 pasien, maka dalam 1 bulan 208 orang)
d = presisis yang diinginkan ( ditetapkan 10 %)
208 ( 0,1 )2 + 1
= 67,53 = 68
sampel yang digunakan adalah jumlah sampel dengan hasil yang lebih
pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi bias pada hasil penelitian selain
yang jelas. Terdapat dua kriteria yang ditetapkan untuk sampel , yaitu
50
umum yang harus dipenuhi oleh subjek agar dapat diikutsertakan dalam
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan poliklinik ( unit rawat jalan ) RSUD Budhi Asih
karena RSUD Budhi Asih merupakan rumah sakit daerah di DKI Jakarta yang
D. Waktu Penelitian
Tabel 4.1
Jadual Kegiatan Penelitian
51
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal
2 Ujian proposal
3 Perbaikan
proposal dan
uji etik
penelitian
4 Ijin penelitian
5 Uji validitas
dan realibilitas
6 Pengumpulan
data
7 Analisis data
8 Pembuatan
laporan
penelitian
E. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan suatu prosedur penelitian yang harus dilakukan bagi
subyek penelitian (Polit & Hungler, 2006). Beberapa prinsip etika penelitian
tersebut meliputi:
semua responden bahwa semua data yang diperoleh selama penelitian dijamin
kerahasiaannya.
yaitu pada nama pasien menggunakan inisial dan juga peneliti menggunakan
nomor kode responden pada pojok kanan atas untuk mencegah kekeliruan
saat pengolahan data, analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian.
4. Informed consent.
penelitian, yaitu tujuan dilakukan penelitian ini, jenis data yang dibutuhkan,
Budhi Asih Jakarta”, dan peneliti menjelaskan bahwa responden adalah salah
satu orang yang dapat membantu tercapainya tujuan penelitian ini. Setelah
consent. Peneliti kemudian menjelaskan item yang ada pada informed consent.
53
apabila responden merasa tidak aman dan tidak nyaman selama penelitian
Kuisioner terdiri dari 4 bagian, yaitu: data demograf , self care( kepatuhan diit,
kejadian hipoglikemia.
care terdiri dari 10 item, yaitu: variabel kepatuhan diet 3 item pertanyaan,
terakhir sebelum sakit apakah : Tidak pernah dilakukan (skor 0), 1 hari (skor
1), 2 hari (skor 2), 3 hari (skor), 4 hari (skor 4), 5 hari (skor), 6 hari (skor 6)
dan 7 hari (skor 7). Kemudian dibuat skala likert (1-4).Tidak pernah(0 hari)
memberikan jawaban yang tegas, benar atau salah (Hidayat, 2009). Pada
pertanyaan positip, maka jawaban responden salah diberi scor 0, dan jika
jawaban responden benar diberi scor 1. Pada pertanyaan negatip diberi scor
0 jika jawaban benar dan scor 1 jika jawaban salah. Jawaban disesuaikan
dengan kunci jawaban yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada
dikategorikan dengan pengetahuan baik dan buruk. Baik jika lebih dari
mean dan buruk jika kurang dari mean(cut of pont pada mean)
Skala yang digunakan adalah skala Likert karena skala yang digunakan
adalah untuk mengukur sikap, pendapat tentang gejala atau masalah yang
1-4. Pada pertanyaan yang bersifat negatif(1 s/d 5), jika dijawab tidak
pernah maka diberi scor 4, kadang-kadang diberi scor 3, sering 2 dan selalu
diberi score 1. Pada pertanyaan yang bersifat positip(6 s/d 8) maka jika
dijawab tidak pernah maka diberi scor 1, kadang-kadang diberi scor 2, dan
sering diberi score 3, selalu diberi scor 4. Kemudian score yang diperoleh
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa
yang memang akan diukur (Pratiknya, 2011). Uji validitas adalah untuk
benar mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Adapun jenis uji
validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi, uji validitas konstruksi, uji
antara isi instrument dengan topik atau materi yang akan diteliti.
instrument disusun.
Setelah penguji konstruksi dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba
Moment.
dikatakan variabelnya valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r
table.(Hastono, 2007).
Adapun hasil uji coba yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
- Pada variabel self care, dari 11 item pertanyaan ada 1 item yang tidak
valid yaitu pertanyaan SC/ self care 10 (validitas =0,083 dan reliabel
ada yang dihilangkan (P1, P6 dan P7 ) dan ada yang tetap digunakan
item yang tidak valid(r hitung < r tabel) walaupun semua pada item
tersebut ada yang dihilangkan (H2 dan H10) dan ada yang digunakan
Karena pada hasil uji coba terdapat banyak item pertanyaan yang tidak
valid, maka pada saat seluruh sampel(n= 96) diperoleh, dilakukan uji
(r hitung >r tabel). Untuk lebih jelas terdapat pada hasil uji validitas dan
digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau
ataupun berlainan (Suryabrata, 2005). Hasil uji reliabilitas pada uji coba
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden. Adapun prosedur
1. Prosedur Administrasi
Penelitian dilakukan setelah dinyatakan lulus kaji etik oleh Komite Etik
2. Prosedur teknis
dan ekslusi. Adapun cara pengambilan sampel adalah dengan cara random
jika pada nomor pendaftaran genap yang diperoleh tetapi tidak sesuai
penelitian.
e. Data yang sudah diisi dicek ulang kelengkapannya dan setelah lengkap
penelitian.
1. Pengolahan data
2. Analisis data
melakukan uji :
a. Analisa Univariat
yang diteliti. Pada data numerik hasil analisis setelah diperoleh mean,
median, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, maka untuk
1) Pada variabel self care, setelah kumulatif score yang diperoleh dari
obat untuk setiap responden, maka pada data numerik itu dibuat
katagorik dengan membagi pada 2 katagorik, yaitu self care baik dan
buruk. Self care baik jika score lebih dari atau sama dengan mean( ≥
2,86). Sedangkan self care buruk jika score di bawah mean (< 2,86).
kelompok.
dan diit tidak patuh. Diit patuh jika score lebih dari atau sama
bawah mean (< 8,99). Setelah itu diperoleh frekuensi dan proporsi
sesuai dan aktifitas fisik tidak sesuai. Olahraga /aktifitas fisik yang
sesuai jika score lebih dari atau sama dengan mean (≥ 13,06).
mean ≥(< 13,6). Setelah itu diperoleh frekuensi dan proporsi masing
– masing kelompok.
dan obat tidak patuh. Obat patuh jika score lebih dari atau sama
bawah mean (< 6,56). Setelah itu diperoleh frekuensi dan proporsi
pengetahuan baik atau buruk. Pengetahuan baik jika score lebih dari
membagi pada 4 interval, yaitu selalu (> 26,5≤ 32), sering (> 20,99 ≤
b. Analisa Bivariat
dirumuskan, yaitu apakah ada pengaruh antara self care dan pengetahuan
aktifitas fisik
c. Analisa Multivariat
linier ganda.
1). Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Ganda, yang terdiri dari:
64
heteroskedastisitas.
65
hipoglikemia).
a) Seleksi kandidat
b) Pemodelan multivariate
Keterangan :
a = konstanta
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini mendiskripsikan tentang hasil penelitian yaitu : analisis univariat berupa
berupa korelasi antara masing-masing variabel self care (kepatuhan diet, kesesuaian
variabel, yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama menderita DM,
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden Pasien DM tipe 2 di Poliklinik
RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Jumlah Persentasi
Variabel Kategori (n = 96) ( %)
35 – 45 5
Umur 46 – 55 26 5,25
(tahun) 56 – 65 47 27,1
66 – 75 18 48,9
18,75
Jenis Kelamin Laki -Laki
30 31,3
Wanita
66 68,7
SD 28 29.2
Tingkat SLTP 23 24.0
Pendidikan SLTA 34 35.4
AKADEMI/PT 11 11.5
tahun dan kunjungan pasien DM tipe 2 yang datang ke pliklinik RSUD Budhi
– 65 tahun(48,9%).
PT) hanya 11,5%. Tingkat pendidikan rendah(SD dan SMP) hampir separuh
Tabel 5.2
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Pengolahan Numerik Pada
Kepatuhan Diit, Kesesuaian Olahraga/ Aktifitas Fisik,
Kepatuhan Obat Pada Pasien DM tipe 2 di Poliklinik
RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
aktifitas fisik
Kepatuhan obat 6,56 1,520 2-8 6,25- -1.461 0,246
6,87
Tabel 5.3
Distribusi Karakteristik Berdasarkan Jumlah Proporsi Pada Kepatuhan
Diit, Kesesuaian Olahraga/ Aktifitas Fisik, Kepatuhan Obat,
pengetahuan hipoglikemia, tingkat self care, kejadian
hipoglikemia Pasien DM tipe 2 di Poliklinik
RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013 (n= 96)
Jumlah Persentasi
Variabel Kategori (n = 96) ( %)
Kepatuhan Diit Diit Patuh 61 63,5
Pengetahuan Pengetahuan
56 58,3
hipoglikemia hipoglikemia baik
Pengetahuan
40 41,7
hipoglikemia
buruk
Self care Self care baik 54
56,25
Self care buruk 42 43,75
Jarang 51 53,1
Pada variabel kepatuhan diit terlihat diit patuh lebih besar proporsinya
dibandingkan diit tidak patuh. Jika dibuat perbandingan, maka diit patuh
sesuai.
71
Pada kepatuhan obat, diperoleh hasil bahwa responden yang patuh obat
Pada variabel Self care diperoleh hasil self care baik proporsinya lebih besar
Tabel 5.4
Distribusi Rata-Rata Kejadian Hipoglikemia Menurut Kepatuhan Diit
Pada Pasien DM tipe 2 di oliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Rata-rata kejadian hipoglikemia pada diit yang patuh adalah 21,85 dengan
standar deviasi 3,723, sedangkan untuk diit tidak patuh rata-rata kejadian
hipoglikemia 19,49 dengan standar deviasi 3,737. Hasil uji statistik diperoleh
nilai P value 0,004, yang berarti pada alpha 5% terlihat ada pengaruh yang
Pada tabel 5.5 diperoleh hasil bahwa rata-rata kejadian hipoglikemia pada
olahraga/aktifitas fisik yang sesuai adalah 22,29 dengan standar deviasi 3,846,
hipoglikemia 19,64 dengan standar deviasi 3,467. Hasil uji statistik diperoleh
nilai P value 0,001, yang berarti pada alpha 5% terlihat ada pengaruh yang
olahraga/aktifitas fisik.
Tabel 5.5
Distribusi Rata-Rata Kejadian Hipoglikemia Menurut
Kesesuaian olahraga/ aktifitas fisik Pada Pasien DM tipe 2 di
Poliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Pada tabel 5.6 terlihat statistik deskriptif yang menyatakan bahwa rata-rata
kejadian hipoglikemia pada patuh obat adalah 20,10 dengan standar deviasi
21,42 dengan standar deviasi 3,929. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value
0,120, yang berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada pengaruh yang signifikan
Tabel 5.6
Distribusi Rata-Rata Kejadian Hipoglikemia Menurut Kepatuhan Obat
Pada Pasien DM tipe 2 di oliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Tabel 5.7
Distribusi Rata-Rata Kejadian Hipoglikemia Menurut Pengetahuan
Hipoglikemia Pada Pasien DM tipe 2 di oliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta,
Juni 2013(n= 96)
kejadian hipoglikemia 19,05 dengan standar deviasi 3,129. Hasil uji statistik
diperoleh nilai P value 0,000, yang berarti pada alpha 5% terlihat ada pengaruh
hipoglikemia.
Tabel 5.8
Hubungan/ Pengaruh jenis kelamin Terhadap Kejadian Hipoglikemia
Pada Pasien DM tipe 2 di Poliklinik RSUD Budhi Asih
Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Uji Korelasi
Variabel r R2 P value
Pada uji korelasi denganl uji statistik di atas menunjukkan nilai p value 0,042
(p > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan/ pengaruh yang signifikan
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian
Tabel 5.9
Hubungan/ Pengaruh Tingkat Self Care Terhadap Kejadian
Hipoglikemia Pada Pasien DM tipe 2 di Poliklinik
RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Hipoglikemia Pearson
Chi-
sering jarang TOTAL Square
kadang -kadang (P value)
Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui faktor yang paling dominan
Tabel.5.10
Pengaruh/ hubungan kepatuhan diit, kesesuaian olahraga/Aktifita Fisik,
Kepatuhan Obat dan Pengetahuan Hipoglikemia terhadap Kejadian
Hipoglikemia Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik
RSUD Budhi Asih Jakarta, Juni 2013(n= 96)
nilai p value 0,000 (p > 0,025) yang berarti terdapat hubungan/ pengaruh
pasien DM tipe 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pengaruh kepatuhan diit
sedang dan berpola positif, artinya semakin patuh terhadap diit maka
tinggi.
nilai p value 0,168 (p > 0,025) yang berarti tidak terdapat hubungan/
Berdasarkan hasil uji korelasi maka yang menjadi kandidat variabel yang
akan dilanjutkan pada analisis multivariat dengan regresi linier ganda adalah:
2. Uji Determinasi
terhadap kejadian hipoglikemia sebesar 0,353. Hal ini berarti bahwa keempat
dengan Uji F(Anova) adalah 0,000, artinya bahwa persamaan garis regresi
hasil nilai F hitung = 12,413 dengan tingkat signifikansi 0,05 dan df1 = 4 ( 5-
1) dan df2 = 92 (96-4) , diperoleh hasil nilai F tabel adalah 2,46. Dengan
demikian F hitung (12,413) > F tabel (2,46) . Maka dengan demikian dapat
Tabel 5.11
Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Ganda Pada Variabel Kepatuhaan Diit,
Kesesuaian Olahrga/ Aktifitas Fisik. Kepatuhan obat, Pengetahuan
Hipoglikemia Terhadap Kejadian Hipoglikemia Pada
Pasien DM tipe 2 di Poliklinik RSUD Budhi Asih
Jakarta, Juni 2013(n= 96)
Uji Anova Un
Variabel Constanta (uji F) VIF Dubin standardized
P value Watson Coeficients
10,260
Kesesuaian
olahraga/ 1.279 0,318
aktifitas fisik
0,000 1,765
Pengetahuan
hipoglikemia 1.143 0,926
Pada uji normalitas data diperoleh data yang terdistribusi normal. Dasar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada Uji
diketahui nilai VIF (Variance Inflation Factor). Bila nilai VIF lebih
1) Asumsi Homoscedasticity
Dimana :
Y = kejadian hipoglikemia
X1 = kepatuhan diet
X2 = kesesaian aktifitas/olahraga
X3 = Kepatuhan obat
X4 = pengetahuan hipoglikemia
82
adalalah :
Bab ini membahas tentang hasil penelitian berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan teori
dan hasil penelitian sebelumnya. Pembahasan ini terdiri atas intepretasi, keterbatasan
Pada penelitian deskriptif data valid yang terkumpul menjadi hal utama. Upaya
yang dilakukan agar diperoleh data valid, sangat tergantung pada instrumen
kuisioner yang kita buat. Agar diperoleh maksud tersebut maka ada beberapa
kuisioner.
Pada perumusan item pertanyaan, ada beberapa hal yang harus dilakukan terlebih
dahulu yang dirasakan peneliti berdasarkan hasil uji validitas pada uji coba
jawaban yang tidak mengarah sehingga biasanya responden tidak akan langsung
Pada dimensi kuisioner self care yang diambil dari penelitian terlebih dahulu yang
SDSCA/ Summary of Diabetes Self Care Activitities Measure yang dibuat oleh
Toobert dkk, 2000) memiliki hasil valid untuk setiap item pertanyaannya. Hanya 1
yang tidak valid dan dihilangkan yaitu pada dimensi kepatuhan obat yang peneliti
buat sendiri. Penyebab ketidakvalidan pada 1 item self care tersebut adalah karena
struktur bahasa dan kalimat yang yang terlalu panjang sehingga sulit dipahami
pertanyaan pada uji coba, ada 6 item pertanyaan yang tidak valid dan akhirnya ada
3 item pertanyaan yang dihilangkan dan 3 item pertanyaan yang masih digunakan.
Penyebab yang terjadi menurut peneliti setelah dianalisa adalah instrumen yang
diberikan untuk uji coba pada dimensi pengatahuan hipoglikemia sangat mudah
pertanyaan yang tidak valid tetapi masih digunakan pada saat penelitian
bahasa dirubah.
yang tidak valid. 2 item pertanyaan dihilangkan dan 1 tetap digunakan dengan
Pada penelitian ini, peneliti memperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang
responden diperoleh hasil frekuensi diet patuh lebih tinggi (63,5%) dibandingkan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ruggerio, et.al (1997) tentang Diabetes Self
Management, diperoleh hasil yang berbeda dengan peneliti. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Ruggerio diperoleh hasil bahwa individu yang dapat mematuhi
satu yang menunjang kondisi ini adalah karena kunjungan dan frekuensi
responden lebih banyak pada wanita (68,7%). Pendapat ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jordan & Jordan (2010) yang melakukan penelitian
diperoleh hasil bahwa wanita lebih patuh pada diet yang direkomendasikan.
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes
(misalnya vitamin dan mineral), mencapai dan mempertahankan berat badan yang
melalui cara-cara yang aman dan praktis, menurunkan kadar lemak darah jika
kadar ini meningkat. Adapun Perencanaan makan pada pasien diabetes mellitus
86
gandung utuh, nasi beras tumbuk, sereal dan pasta/ mie yang berasal dari gandum;
nabati untuk membantu mengurangi asupan kolesterol serta lemak jenuh; unsur
hipoglikemia.
pada yang sesuai 51% dan yang tidak sesuai 49%. Hal ini dapat dihubungkan
dengan adanya pengetahuan yang telah dimiliki dalam melakukan perawatan diri
aktifitas/olahraga pada penelitian ini adalah karena pasien belum makan terlebih
diabetes dengan kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/ dl dan menunjukkan
adanya keton dalam urin tidak boleh melakukan olahraga sebelum pemeriksaan
keton urin menjadi negative dan kadar glukosa darah telah mendekati normal.
Olahraga dengan kadar glukosa darah yang tinggi akan meningkatkan sekresi
hati melepas lebih banyak glukosa sehingga terjadi kenaikan kadar glukosa darah.
Secara ringkas olahraga perlu diperhatikan prinsip FITT, yaitu: Frekuensi (jumlah
sedang); Time (30 – 60 menit); Tipe (olahraga endurans: aerobik yaitu untuk
bersepeda).
tipe 2
Pada penelitian diperoleh hasil bahwa kepatuhan obat tidak memiliki pengaruh
Pada kuisioner tentang kepatuhan obat , diperoleh hasil sebagian besar pasien
rekomendasi obat daripada perubahan gaya hidup seperti diet ataupun olahraga.
agent (OHO), kejadian hipoglikemia hanya 1/3 bagian. Pada penelitian ini,
responden yang mendapatkan insulin hanya 2%, sehingga yang mungkin akan
Berdasarkan data yang diperoleh saat wawancara dan pengisian kuisioner, ada
obat maka dia tidak boleh menunda makan, dan ada juga beberapa pasien yang
Hal ini ditunjang oleh fasilitas kesehatan maupun penyebaran informasi kesehatan
(media elektronik) yang memadai. Selain itu juga dikarenakan sebagian responden
Penelitian yang dilakukan oleh Khan & Khan, (2000), menyimpulkan bahwa
perawatan diabetes akan lebih baik jika mereka telah memahami penyakit diabetes
dengan baik
6. Koefisien determinasi
variabel lain.
dari 5 pilar penanganan DM sudah menjadi dimensi penelitian ini, tetap masih ada
67,5% kejadian hipoglikemia ditentukan oleh variabel lain. Variabel lain yang
a). Penelitian yang berjudul Analisis faktor yang berkontribusi terhadap self
care diabetes pada pasien diabetes tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah
ada pengaruh motivasi pasien terhadap self care dengan P value 0,001.
self care in type 2 diabetes memperoleh hasil bahwa score PAID (Problem
Self Care and Glycemic Control in Adults with type 2 Diabetes oleh
bahwa motivasi, sistim dukungan dan depresi dapat menjadi faktor yang
dapat terjadi.
sehingga tujuannya dapat tercapai. Motivasi dapat dari luar diri maupun dari
dalam diri. Seseorang yang motivasinya tinggi untuk mencapai tujuan tertentu,
misalnya pasien diabetes ingin dirinya terhindar dari komplikasi yang akan
aktifitas yang dapat mencegah kejadian hipoglikemia melalui self care yang
baik.
nilai signifikansi yang tinggi, tetapi keluarga atau teman mempunyai nilai
yang penting bagi pasien DM. Dukungan keluarga yang adekuat akan
Peneliti setuju pada hasil penelitian tentang depresi yang akan mempengaruhi
self care pasien DM. Kondisi depresi akan menurunkan motivasi dan
B. Keterbatasan Penelitian
nilai validitas kuisioner yang kita pakai. Pada penelitian ini sebagian besar
92
peneliti membuat kuisioner yang baik, maka hasil validitas pada uji coba
peneliti juga melakukan uji validitas dan reliabilitas pada data penelitian 96
responden. Karena hasil uji validitas dan reliabilitas sudah memenuhi kriteria
valid untuk seluruh item pertanyaan, maka kuisioner jawaban dari setiap
2. Pengisian Kuisioner
(disamping karena usia, juga tingkat pendidikan yang rendah ) sehingga pada
pertanyaan tersebut.
C. Implikasi Keperawatan
1. Pelayanan Keperawatan
Perawat saat ini sudah dituntut untuk memberikan layanan keperawatan yang
kepada mayarakat. Salah satu peran perawat penting selain sebagai care
privider adalah sebagai edukator. Hasil penelitian pengaruh self care terhadap
kejadian hipoglikemia yang berpedoman pada teori Self Care Orem sebagai
yang sesuai adalah hal yang harus dipikirkan sebagai bahan masukkan.
Hasil penelitian ini menjadi data awal bahan kajian dalam mengembangkan
menjadi perhatian.
994
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang simpulan dari hasil pembahasan yang berkaitan dengan
upaya menjawab tujuan dan hipotesis penelitiani berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan.
A. Simpulan
1. Terdapat pengaruh yang signifikan / bermakna antara tingkat self care pada
aktifitas fisik pada pasien DM tipe 2 di poliklinik RSUD Budhi Asih Jakarta
hipoglikemia(B= 0,926)
94
95
B. S a r a n
mengatasi hipoglikemia.
hipoglikemia.
hipoglikemia.
Pasien dan keluarga harus terus mencari informasi pada sumber-sumber yang
3. Pada pendidikan
pengetahuan hipoglikemia.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. M., & Jusoff, K. (2009). Barriers to optimal control of type 2 diabetes in
malaysian malay patients. Global Journal of Health Science, 1(2), 106-118.
Retrieved: http://search.proquest.com/docview/822029617?accountid=33171
Asselstine, R. T. M. (2011). Desertasi: Self care, social support, and quality of life in
Asians and Pasific Islanders With tipe 2 diabetes. Copyright 2012 Proquest
Nursing & Allied Health Source LLC
Benjamin A. Shaw , et al. (2006). Assesing sources of support for diabets self care in
urban and rural underserved communities, Journal of Community Health, Vol.
31, No. 5 October 2006
Black & Hawks. (2009). Medical surgical nursing : clinical management for positive
outcome, Elsevier, Singapura
Hastono & Sabri . (2008). Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hastono, S.P. (2007). Analisis data kesehatan. Jakarta: FKM UI.
Heather , Alison . (2012). Weight Loss Reduces Artery Stiffness in Type 2 Diabetes ,
http://www.diabetescare.net/content_detail.asp?id=446326 diunduh 26 Februari
2013
Hippisley-Cox, J& Pringle, M . (2004). Prevalence, care, and outcomes for patients
with diet-controlled diabetes in general practice: cross sectional survey ,The
Lancet 364. 9432 (Jul 31-Aug 6, 2004): 423-8.
http://search.proquest.com/docview/199002983/13CE0FBA94FEBFD967/8?
accountid=33171 diunduh 19 maret 2013
Ignatavicius & Workman. (2006). Medical surgical nursing: Critical thinking for
collaborative care. (5th ed.). St. Louis: Elsevier-Saunder
Imron. & Munif, (2010). Metodologi penelitian bidang kesehatan. Jakarta: Sagung
Seto.
Jordan, D.N., & Jordan, J. L. (2010). Self care behavior of Filipino-American adults
with type 2 diabetes mellitus. Journal of Diabetes and Its Complications. 24
(4), 250-258. Proquest Nursing & Allied Health Source.
Kusniawati. (2010). Analisis faktor yang berkontribusi terhadap self care diabetes
pada pasien diabetes tipe 2 di Rumah sakit Umum Daerah Tanggerang, Tesis
Program S2 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
tidak dipublikasikan
Leese, G. P., Wang, J., Broomhall, J., Kelly, P., & al, e. (2003). Frequency of severe
hypoglycemia requiring emergency treatment in type 1 and type 2 diabetes: A
population-based study of health service resource use, Diabetes Care, 26(4),
1176-80. http://search.proquest.com/docview/223044370?accountid=33171
LeMone, P., & Burke, K. (2008). Medical surgical nursing critical thingking in
client care. 4th edition. Pearson Education, Inc
Lewis, S.M., Heitkemper, M.M., & Dirksen, S.R. (2011). Medical surgical nursing
assessment and management of clinical problem. St.Louis : Missouri. Mosby-
Year Book, Inc
Ruggiero, L., Glasgow, R. E., Dryfoos, J. M., Rossi, J. S., & al, e. (1997). Diabetes
self-management: Self-reported recommendations and patterns in a large
population. Diabetes Care, 20(4), 568-76. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/223041371?accountid=33171
Setiadi. (2007). Konsep & penelitian riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, S.C., & Bare, G.B. (2008). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soegondo. (2011). Prinsip pengobatan diabetes ,insulin dan obat hipoglikemik oral,
dalam Suyono et al., Penatalaksanaan diabetes terpadu (hal 163) . Jakarta:
FKUI
Sudoyo, et al. (2006). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4, Pusat Penerbitan
Penyakit Dalam FKUI
Tomey,A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing theorist and their work. St. Louis:
Mosby Elsevier
Toobert, D. J., Hampson, S. H., & Glasgow, R. E. (2000). The summary of diabetes
self-care activities measure: Results from 7 studies and a revised scale.
Diabetes Care, 23(7), 943-50. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/223032746?accountid=33171
Triyanto,B (2011). Holistic health solution diabetes di usia muda (hal:2). Jakarta:
Grasindo
Yekta, Zahra,et al. (2011). Assessment of self-care practice and its associated factors
among diabetic patients in urban area of urmia, northwest of iran, JRHS
2011; 11(1): 33-38,
http://jrhs.umsha.ac.ir/index.php/JRHS/article/view/212/html5
DAFTAR PUSTAKA
Ali, S. M., & Jusoff, K. 2009. Barriers to optimal control of type 2 diabetes in
malaysian malay patients. Global Journal of Health Science, 1(2), 106-118.
Retrieved: http://search.proquest.com/docview/822029617?accountid=33171
Asselstine, R. T. M. 2011. Desertasi: Self care, social support, and quality of life in
Asians and Pasific Islanders With tipe 2 diabetes. Copyright 2012 Proquest
Nursing & Allied Health Source LLC
Benjamin A. Shaw , et al. 2006. Assesing sources of support for diabets self care in
urban and rural underserved communities, Journal of Community Health, Vol.
31, No. 5 October 2006
Black & Hawks. 2009. Medical surgical nursing : clinical management for positive
outcome, Elsevier, Singapura
Hastono & Sabri . 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hastono, S.P. 2007. Analisis data kesehatan. Jakarta: FKM UI.
Heather , Alison . 2012. Weight Loss Reduces Artery Stiffness in Type 2 Diabetes ,
http://www.diabetescare.net/content_detail.asp?id=446326 diunduh 26 Februari
2013
Hidayat, AA ,Alimul. 2009. Metode penelitian keprawatan dan teknik analisis data .
Jakarta : Salemba Medika
Hippisley-Cox, J& Pringle, M . 2004. Prevalence, care, and outcomes for patients
with diet-controlled diabetes in general practice: cross sectional survey ,The
Lancet 364. 9432 (Jul 31-Aug 6, 2004): 423-8.
http://search.proquest.com/docview/199002983/13CE0FBA94FEBFD967/8?
accountid=33171 diunduh 19 maret 2013
Ignatavicius & Workman. 2006. Medical surgical nursing: Critical thinking for
collaborative care. (5th ed.). St. Louis: Elsevier-Saunder
Imron. & Munif, 2010. Metodologi penelitian bidang kesehatan. Jakarta: Sagung
Seto.
Jordan, D.N., & Jordan, J. L. 2010. Self care behavior of Filipino-American adults
with type 2 diabetes mellitus. Journal of Diabetes and Its Complications. 24
(4), 250-258. Proquest Nursing & Allied Health Source.
Kusniawati. 2010. Analisis faktor yang berkontribusi terhadap self care diabetes
pada pasien diabetes tipe 2 di Rumah sakit Umum Daerah Tanggerang, Tesis
Program S2 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
tidak dipublikasikan
Leese, G. P., Wang, J., Broomhall, J., Kelly, P., & al, e. 2003. Frequency of severe
hypoglycemia requiring emergency treatment in type 1 and type 2 diabetes: A
population-based study of health service resource use, Diabetes Care, 26(4),
1176-80. http://search.proquest.com/docview/223044370?accountid=33171
LeMone, P., & Burke, K. 2008. Medical surgical nursing critical thingking in client
care. 4th edition. Pearson Education, Inc
Lewis, S.M., Heitkemper, M.M., & Dirksen, S.R. 2011. Medical surgical nursing
assessment and management of clinical problem. St.Louis : Missouri. Mosby-
Year Book, Inc
Riduwan dan Engkos, Kuncoro, K. 2008. Cara menggunakan dan memaknai analisis
Jalur ( path Analisis ). Bandung: Alfabeta
Ruggiero, L., Glasgow, R. E., Dryfoos, J. M., Rossi, J. S., & al, e. 1997. Diabetes
self-management: Self-reported recommendations and patterns in a large
population. Diabetes Care, 20(4), 568-76. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/223041371?accountid=33171
Setiadi. 2007. Konsep & penelitian riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, S.C., & Bare, G.B. 2008. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soegondo. 2011. Prinsip pengobatan diabetes ,insulin dan obat hipoglikemik oral,
dalam Suyono et al., Penatalaksanaan diabetes terpadu (hal 163) . Jakarta:
FKUI
Sudoyo, et al. 2006. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4, Pusat Penerbitan
Penyakit Dalam FKUI
Tomey,A.M., & Alligood, M.R. 2006. Nursing theorist and their work. St. Louis:
Mosby Elsevier
Toobert, D. J., Hampson, S. H., & Glasgow, R. E. 2000. The summary of diabetes
self-care activities measure: Results from 7 studies and a revised scale.
Diabetes Care, 23(7), 943-50. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/223032746?accountid=33171
Triyanto,B 2011. Holistic health solution diabetes di usia muda (hal:2). Jakarta:
Grasindo
Yekta, Zahra,et al. 2011. Assessment of self-care practice and its associated factors
among diabetic patients in urban area of urmia, northwest of iran, JRHS
2011; 11(1): 33-38,
http://jrhs.umsha.ac.ir/index.php/JRHS/article/view/212/html5
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
-------------------------------------------------------------------------------
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian : Pengaruh self care terhadap kejadian hipoglikemia pada pasien DM
tipe 2 di poliklinik RSUD.Budhi Asih Jakarta
Nama Mahasiswa : R.Yeni Mauliawati
NPM : 2011980013
bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh self care (perawatan diri)
terhadap kejadian hipoglikemia pada pasien DM tipe 2 di poliklinik RSUD.Budhi Asih
Jakarta
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah mengisi kuesioner yang akan dilakukan
oleh Bapak/Ibu/saudara yang berisi pernyataan mengenai biodata dan pertanyaan –
pertanyaan yang berkaitan dengan perawatan diri (self care), pengetahuan hipoglikemia
dan pengalaman hipoglikemia.
Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak berdampak negative atau merugikan pasien.
Namun, bila selama penelitian, Bapak/Ibu/Saudara merasakan ketidaknyamanan, maka
Bapak/Ibu/Saudara berhak untuk berhenti dari proses penelitian
Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak pasien sebagai responden dan
menjamin kerahasiaan identitas dan data yang diberikan. Pada kuesioner,
Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu mengisi identitas nama lengkap, namun peneliti akan
memberikan nomor kode sebagai pengganti identitas. Bapak/Ibu/Saudara dapat
mengundurkan diri sewaktu – waktu apabila menghendakinya atau alasan suatu hal dan
tidak akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Hasil penelitian
akan bermanfaat untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di masa yang akan
datang.
Jakarta,.......Juni 2013
Peneliti,
R.Yeni Mauliawati
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Judul Penelitian : Pengaruh self care terhadap kejadian hipoglikemia pada pasien DM
tipe 2 di poliklinik RSUD.Budhi Asih Jakarta
NPM : 2011980013
Setelah saya membaca dan mendapatkan penjelasan tentang penelitian yang akan
dilaksanakan oleh peneliti, saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh self care ( perawatan diri) terhadap kejadian hipoglikemia pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Saya mengerti bahwa partisipasi saya dalam penelitian ini
bermanfaat bagi pasien diabetes agar dapat mencegah kejadian hipoglikemia.Saya
mengerti risiko yang mungkin terjadi selama penelitian ini sangat kecil. Saya juga berhak
untuk menghentikan keikutsertaan dalam penelitian ini kapan saja dan berhak
mendapatkan jawaban yang jelas mengenai prosedur penelitian yang akan dilakukan. Saya
mengerti bahwa identitas dan catatan data dalam penelitian ini akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.Demikian secara
sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun. Saya bersedia berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini.
Responden Peneliti
( ) ( )
KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN
NO
INSTRUMEN ASPEK YANG DIUKUR
PERTANYAAN
Instrumen A 1-6 Data demografi
9 - 10 Kepatuhan obat
6 Penanganan hipoglikemia
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH SELF CARE (PERAWATAN DIRI ) TERHADAP KEJADIAN
HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DM TIPE 2
DI POLIKLINIK RSUD.BUDHI ASIH JAKARTA
Petunjuk
1. Kuisioner ini terdiri dari 4 (empat) bagian meliputi data demografi, kuisioner self care,
kuesioner tingkat pengetahuan hipoglikemia dan kuisioner pengalaman kejadian
hipoglikemia.
2. Silahkan mengisi sesuai petunjuk pada setiap kuisioner
3. Semua jawaban anda adalah BENAR
4. Semua pertanyaan/pernyataan sedapat mungkin diisi dengan lengkap dan jujur
5. Bila ada pertanyaan/pernyataan yang kurang dipahami, mintalah petunjuk langsung
kepada peneliti atau asisten peneliti
6. Atas partisipasi anda kami ucapkan terimakasih.
1. Inisial nama
bapak/ibu/saudara : ...............................................................................................
2. Alamat : ................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Umur :
6. Pendidikan : SD SLTP
PETUNJUK PENGISIAN :
Isi sesuai dengan pendapat saudara, beri tanda (√) pada pilihan yang menurut Anda benar
pada kolom yang telah disediakan.
2 Penurunan kadar gula darah adalah hal yang biasa terjadi pada
seseorang dengan DM
Isilah jawaban pada setiap soal di bawah ini dengan memberi tanda (√) pada
pilihan yang menurut Anda benar pada kolom yang telah disediakan.