Anda di halaman 1dari 98

SEMINAR AKHIR

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN


P3 ANAK RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO

OLEH
KELOMPOK I

FRENGKI IGRIS
ADE SISKA HURAJU
FRISKA WIDYASARI OLII
AYU SUTRAVIANI TALIB
NURAIN TANUA
SULISTIANI A. ILOHUNA
NOVITASARI
SUSINTA ISMAIL
TRI SULISTIANINGSIH LIHAWA
RAHMELIA RAUF
ABD. RAHMAT MUTHALIB
NURAIN RASID
ERNI U. ADAM

DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2024
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan


Karunian-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan akhir Stase Manajemen Keperawatan di Program Studi
Profesi Ners Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo.
Penulis selama menjalani program Profesi Ners khususnya Stase
Manajemen Keperawatan ini banyak mendapat bantuan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd Kadim Masaong., M.Pd selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2. Dr. Zuriati Mohamad.,S.KM.,M.Kes ,selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
3. Ns. Andi Akifa Sudirman S.Kep M.Kep Sp Kep MB, Selaku Wakil
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
4. Ns. Firmawati.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
5. Ns. Euis Hidayat, S.Kep, MM Selaku Preseptor Akademik dan Kepala
Bidang Keperawatan RSUD Otanaha Kota Gorontalo
6. Ns. Titiek Litik S.Kep selaku Preseptor Klinik dan Kepala ruangan Anak
RSUD Otanaha Kota Gorontalo
7. Kepada teman-teman kelompok 1 Ruangan Anak yang telah banyak
memberikan dukungan dan motivasi serta kontribusi dalam penyusunan
laporan ini.

i
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa dalam
penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan proposal ini selanjutnya.

Gorontalo, Februari 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan .............................................................................................3
1.3 Manfaat ...........................................................................................................4
BAB II ANALISA kASUS ................................................................................ 5
2.1 Gambaran umum Rumah Sakit dan ruang praktek .........................................5
A. Sejarah singkat .............................................................................................. 5
B. Struktur Organisasi ....................................................................................... 7
C. Falsafah,Motto,Visi, Misi, dan Tujuan ......................................................... 8
D. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ...................................................................... 9
E. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan................................................................. 11
2.2 Pengumpulan data ........................................................................................ 19
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
3.1 Konsep Manajemen Keperawatan ................................................................ 57
3.2 Konsep Kepemimpinan ........................................................................................................64
3.3 Prinsip Manajemen Keperawatan ............................................................... 67
3.4 Indikator Pelayanan .................................................................................... 69
BAB IV PRIORITAS MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN
MASALAH DAN POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANGAN P3 ANAK .............................................. 83
A. Prioritas Penentuan Masalah ........................................................................ 83
B. Tujuan Dan Alternatif Penyelesaian Masalah .............................................. 85
BAB V LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAK LANJUT .......................................................................................... 89
A. Gambaran umum Rumah Sakit dan ruang praktek ........................................ 89
B. Dokumentasi ................................................................................................. 92
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 101
VI. Kesimpulan ................................................................................................ 101
VI.2 Saran ................................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Praktik keperawatan adalah tindakan keperawatan professional masyarakat
dalam menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai
ilmu dasar serta ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian,
menegakkan diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan
keperawatan, dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan, serta menagdakan
penyesuaian asuhan keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain
memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, dan tekhnikal, perawata juga harus
mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung risiko,
bertanggung jawab, dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya,
termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri.Oleh karena itu
dibutuhkan manajemen keperawatan dalam mewujudkan kualitas pelayanan yang
efisien dan efektif dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Nursalam,
2015).
Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara professional
(Nursalam, 2015). Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen
opeasional untuk dapat merencanakan, mengatur dan menggerakan karyawan
dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui
manajemen asuhan keperawatan (Anonim, 2011). Penerapan manajeman
keperawatan memerlukan peran tiap orang yang terlibat didalamnya untuk
menyikapi posisi masing masing melalui fungsi Manajemen (Muninjaya, 2011).
Fungsi Manajemen pertama sekalian diidentifikasi oleh Henri Fayol yaitu
perencanaan, organisasi, perintah koordinasi, dan pengendalian).Akhirnya, fungsi
manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari
Planning, Organizing, actuating (coordinating & Directing), staffing, leading,
reporting, controlling, dan budgeting (Marquis & Huston, 2013). Dimana
perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen yang memberikan informasi

1
untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif tanpa perencanaan
yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal. Semua fungsi
tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan keterampilan
keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna kepada klien
(Marquis &Huston , 2013).
Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk
masyarakat, Rumah sakit sebagai Institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna memiliki peran sangat strategis untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi tingginya (Depkes RI, 2011).Rumah Sakit
merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta dapat dimanfaatkan
sebagai pendidikan, penelitian dan member keteladanan dalam budaya hidup bersih
dan sehat (Depkes RI, 2011).
Meningkatnya tuntutan masyarakat disarana kesehatan terutama di Rumah
Sakit, secara berkesinmbungan membuat Rumah sakit harus melakukan upaya
peningkatan mutu pemberi pelayanan kesehatan. Salah satu mutu pelayanan
kesehatan yang harus secara berkesinambungan adalah mutu pelayanan
keperawatan di Rumah sakit (Depkes RI,2012 ).
Professional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki
asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai
dengan ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi,
bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode
ilmiah, era globalisasi dan perkembangan ilmu dan tehnologi kesehatan menuntut
perawat sebagai suatu profesi memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Praktek
keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan
serta pengendalian melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act),
dimanapun perawat itu bekerja (Nursalam 2015).

2
Berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek
legal.Model praktek keperawatan profesional merupakan suatu praktek
keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah
yang dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruangan adalah
pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruangan Interna
adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang
interna mulai dari kepala ruang, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam
menerapkan praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala terutama
fasilitas sarana dan prasarana yang belum memadai.
Berdasarkan uraian di atas maka mahasiswa melaksanakan praktek profesi
manajemen keperawatan diruang P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
sehingga dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu unit
pelayanan kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di
rumah sakit
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan secara
bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional serta
langkah-langkah manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,
peserta mampu :
1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, prinsip manajemen
keperawatan dan pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien
ditingkat unit atau ruang rawat disuatu tatanan pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam
kepemimpinan dan pengelolaan pelayanan keperawatan professional tingkat
dasar.

3
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat mahasiswa profesi ners dalam proses stase manajemen
keperawatan sebagai berikut ;
1.3.1 Bagi Pasien
Dengan adanya praktek Manajemen di Rumah Sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
3. Terbinanya akuntabilitas dan tumbuhnya disiplin pada diri perawat
4. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang Interna RSUD Otanaha
Kota Gorontalo yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
3. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara optimal
1.3.4 Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan
profesional di Rumah Sakit.

4
BAB II
ANALISA KASUS
2.1 Gambaran umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek
A. Sejarah singkat
Keberadaan RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan RSUD milik
pemerintah Kota Gorontalo yang merupakan pengembangan dari Puskesmas
perawatan Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan nama balai
Pengobatan Potanga yang menempati salah satu ruangan Kantor Camat Kota Barat,
pada tahun 1975 dengan berbagai upaya dari segenap unsur pemerintah dan
masyarakat serta biaya suwadaya masyarakat maka penambahan ruangan dengan
bertambah fungsinya menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun
1990 beralih menjadi Puskesmas Pilolodaa dengan rawat inap Kotamadya
Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha diresmikan oleh Walikota
Gorontalo pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah pegawai 79 orang yang
terdiri dari pejabat struktural 4(empat) orang dan fungsional serta staf administrasi
79 orang, jumlah tempat tidur pasien 35 TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan masyarakat i

terhadap pelayanan kesehatan, maka mulai diupayakan adanyagedung rumah sakit


i i i i i

yang representative berlokasi di kecamatan kota barat + 1 KM dari tempat semula.


i i i i i i i i i i

Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur kegiatan pelayanan rumah sakit Otanaha
i i i i i

pindah ke eks gedung dinas social Provinsi Gorontalo yang bertempat di kelurahan
i i i i i i i i i i i

Buladu Kecamatan Kota Barat yang diresmikan pemakaianya oleh Walikota


i i i i i i i

Gorontalo pada tanggal 14 Januari 2013. Selanjutnya pada tanggal 13 februari 2013
i i i i i

Instalasi Rawat Darurat diresmikan oleh Walikota Gorontalo. Adapun jumlah i i i i i i i

tempat tidur pasien 35 TT, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan yang
i i i i i

terbagi (poli umum,poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap
i i i i i i i i

terdiri dari (perawatan bedah, anak, perawatan interna dan kebidanan) serta ruang
i i i i i i i

apotik, laboratorium, instalasi gizi dan


i i i

5
administrasi. Selanjutnya pada bulan desember 2013 bertambah ruang rawat inap i i i i i

kelas III untuk anak dengan jumlah tempat tidur 15 TT. Dengan berpindahnya
i i i i i

kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang baru, maka perkembangan dan kemajuan
i i i i i i i

yang dialami RSUD Otanaha semakin meningkat seiring dengan perkembangannya i i i i i i i

melalui pembangunan gedung-gedung baru dan penambahan sumber daya manusia


i i i i i i

dalam rangka memenuhi standar rumah sakit menuju akreditas. Perkembangan ini i i i i i i

dapat dilihat dimana pada bulan desember 2013 dibangun fasilitas Instalasi i i i

pengolahan air limbah (IPAL) untuklayanan 120 TT, bulan oktober 2014
i i i i i

dibangun unit transfusi darah, ICCU dan ruang perawatan IV Kelas III yang i i

diresmikan oleh Walikota Gorontalo pada bulan Januari 2015. Selanjutnya tahun
i i i i i i i i

2015 mulai dirintis pembangunan ruang Radiologi dengan luas bangunan 13x14,5 i i i i

M2, pembangunan gedung VIP dan penambahan selasar yang menjadi


i i i i i

penghubung antar gedung. Untuk Tahun 2016 dibangun ruang interna kelas I & II
i i i i

sebanyak 7 kamar, ruang kebidanan, ruang bedah kelas I, II, III serta ruang operasi
i i i i i i i

dan penambahan ruang VIP sebanyak 8 Kamar. Yang kesemuanya akan


i i i i

diresmikanpada Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo. Pada Juli 2017
i i i i i i i

ruang kebidanan sudah dapat difungsikan yang terdiridari ruang bersalin dengan 5
i i i i

TT ,Gynekologi 1 TT dan ruang nifas dengan 12 TT. RSUD Otanaha mendapatkan


i i i i i i

alokasi anggaran dari dana alokasi umum (bantuan Provinsi) dengan pembangunan
i i i i i

ruang central opname dan ruang poliklinik/rawat jalan, yang kesemua ruangan
i i i i i i

tersebut akan diresmikan pada akhir Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo
i i i i i i i i i

serta akan difungsikan pada awal Tahun 2018. Pada Tahun 2018 RSUD Otanaha
i i

Kota Gorontalo melaksanakan pembangunan kamar jenazah dan Ruang Central


i i i i i i i i

Steril Suplly Department (CSSD).


i i i

6
B. Struktur Organisasi i

Struktur Organisasi i

DIRENTURi

Dr. Grace Tumewu i i

JABATAN FUNGSIONAL i SPI

KOMITE
i i
KOMITE MEDIK
i i i KOMITE NAKES
i i i

KEPERAWATAN
i i
Dr. Elson Djakaria,
i i Lainnya
Lily Karim Adolo, i i
Sp.OG i Faridah
S.Kep.Ns i
Handayani,A.Md.A.K BAGIAN TATA USAHA
Nelty U. Aliwu, S.AP
i

BIDANG PENUNJANG i
BIDANG KEPERAWATAN i i
BIDANG PELAYANAN MEDIK i i

Euis Herawati Dr. Zohrawaty Djafar Sub Bagian Program & i

Risna Husin Rumampuk, S.KM i i i

Hidayat,S.kep,Ns,MM i
Evaluasi
i

Indira Pratiwi Mustapa, SE i

Seksi Penunjang Medik


i i i
Seksi Rawat Jalan dan Intensive
i i i

Nurnaningsih N. Paudi AMG Seksi Kendali Mutu & Etika


i i i Olga F. Mondong,S.Kep.Ns
i i i i

Indriyati Usman,S.Kep.Ns i
Sub Bagian Umum & Kepeg i i

Ferna Lenda Sumual,S.KM


i i

Seksi Penunjang Non Medik


i i i i
Seksi Rawat Inap & Gawat Darurat
i

Sulastri Engahu,SKM i
Seksi Keselamatan Pasien
i i i i Dr. Sofyan Hadi Adam
i

Hernita S. Rasyid S.T.Keb


i i Sub Bagian Umum & Kepeg i i

Ferna Lenda Sumual,S.KM


i i

7
C. Falsafah Motto, Visi, Misi dan Tujuan i i

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 11 tahun 2010 tanggal 30


i i i i i i i i i

Agustus 2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja rumah sakit Berdasarkan
i i i i

Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 11 tahun 2010 tanggal 30 Agustus


i i i i i i i i

2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum Daerah Otanaha
i i i i i

Kota Gorontalo. Dengan kondisi tingkat pelayanan saat ini dan dibarengi pula
i i i i i i i i

oleh berbagai perubahan yang terjadi, RSUD Otanaha Kota Gorontalo memiliki
i i i i i i i i i i i

komitmen dan keinginan untuk mendambakan suatu tingkat pelayananlebih


i i i i i i

optimal (PRIMA) yang diformulasikan dalam Visi dan Misi, sebagai,berikut.


i i i i

VISI

Mewujudkan pelayanan kesehatan rujukan regional yang bermutu menuju


rumah sakit yang terakreditasi paripurna di Provinsi Gorontalo

MISI

1. Melaksanakan pelayanan medik, pelayanan keperawatan, dan


pelayanan penunjang medik yang bermutu dan SMART (Sopan,
Manusiawi, Ramah, dan Terampil)
2. Mengembangkan kemampuan pelayanan dengan kemampuan
pengelolaan lingkungan yang sehat dan produktif.
3. Mengelolah seluruh sumber daya secara transparan, efektif, efisien
dan akuntabel
4. Meningkatkan dan mengembangkan sistem rujukan dan jejaring
pelayanan medik

TUJUAN

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan system rujukan


secara komprehensif
2. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas sumberdaya manusia
3. Menciptakan system manajemen dan informasi yang optimal

8
pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. RSUD Otanaha
i i i i i i i i i

menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :


i i i i i

A. Direktur Rumah Sakit


i

Tugas : Melaksanakan Sebagian tugas pemerintah daerah dibidang


i i i i i

pengelolaan dan pengembangan rumah sakit daerah berdasarkan


i i i i i i i

peraturan perundang-undangan untuk peningkatan pelayanan


i i i i

kesehatan kepada masyarakat


i i i

Fungsi : a. Merencanakan pengolahan dan pengembangan rumah sakat


i i i i i i

sesuai pentujuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk


i i i i i

kelancaran tugas unit


i

b. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pengolahan dan


i i i i i

pengembangan rumah sakitsesuai rencana induk dan ketentusn


i i i i i i

untuk peningkatan kinerja i i

c. Menyusun prosedur kerja tetap rumah sakit sesuai ketentuan


i i i i i i i i

sebagai dasar pelaksanaan tugas unit


i i

d. Mengorganisir kegiatan pengolahan, pengembangan dan


i i i i i i i

pelayanan kesehatan dirumah sakit berdasarkan system dan


i i i i i

prosedur kerja untuk terbitnya pelaksanaan tugas unit.


i i i i i

e. Mengendalikan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan dan


i i i i i i

pelayanan kesehatan di rumah sakit secara rutin untuk


i i i i

peningkatan pelayanan medis dan keperawatan.


i i i i i

f. Mengarahkan pelaksanaan system pengolahan system


i i i i i i

pengolahan dan pengembangan rumah sakit secara proaktif dan


i i i i i i

inovatif untuk peningkatan kualitaspelayanan kesehatan.


i i i i i

g. Membina pelaksanaan kegiatan unit secara menyeluruh untuk


i i i i i i

tertib dan suksesnya tugas unit.


i i

h. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang masing-


i i i

masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas unit. i i

i. Mengawasi pelaksanaan tugas baik interen dan eksteren secara


i i i i i i i i

berkala untuk efektivitas dan efesiensi kegiatan unit


i i i i i i i

j. Mengevaluasi seluruh kegiatan unit secara terpadu untuk .


i i i i i i

k. Mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.


i i i i i

9
B. Seksi Keperawatan
i i i

Tugas : Melaksanaan tugas bagian/ sekssi keperawatan berdasarkan


i i i i i

juklak/juknis untuk pengembangan dan peningkatan kualitas i i i

pelayanan keperawatan di rumah sakit.


i i i

Fungsi : a. Menghimpun kebijakan teknis yang berhubungan


i i i i

dengan keperawatan sesuai kebutuhan sebagai


i i i i i i

pedoman pelaksaanaan
i i i

Tugas .
1. Menghimpun data dibagian keperawatan sesuai jenis
i i i i i

untuk mengetahuin perkembangannya. i i i i

2. Menyusun rencana kerja keperawatan sesuai


i i i i i i

kebutuhan untuk menjadi program unit


i i i

3. Melakukan pengendalian jalannnya organisasi dan


i i i i

administrasi bidang keperawatan. i i

4. Menyusun dan menetapkan ketentuan-ketentuan


i i i i i i i

pelayananan keperawatan sesuai dengan kebijakan


i i i i i i

direktur rumnah sakit i

5. Memberikan bimbingan, petunjuk penilaian kepada


i i i i i

tenaga perawat untuk peningkatan dan terpeliharanya


i i i i i

mutu pelayanan kepoerawatan secara paripurna. i i i i i

6. Melakukan Kerjasama dan memelihara hubungan


i i i i

baik dengan semua komponen rumah sakit


i i i i i

7. Memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan tenaga


i i i i i i i i

keperawatan demi terciptanya semangat dan prestasi


i i i i i i

kerja yang baik.


i

8. Melakukan program orientasi bagi pegawai baru dan


i i i i i

program rotasi tenaga perawatan di unit- unit


i i i i

pelayanan perawatan
i i

9. Memfasilitasi program Pendidikan dan kegiatan lain


i i i i

terutama Pendidikan keperawatan yang membutuhkan


i i i i i

rumah sakit sebagai lapangan belajar. i i

10. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan


i i i i

secara lisan maupun tertulis untuk beroleh ptunjuk


i i i i i

11. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan dengan


i i i i i i

10
kepala bidang/unit terkait melalui rapat/pertemuan
i i i i i

untuk peyatuan pendapat i i

12. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job i i i i

untuk tertibnya pelaksanaan tuags i i

13. Menyusun laporan tugas secara berkala sesuai bahan i i i i i

evaluasi i

14. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh i i i i

atasan
15. Untuk kelancaran tuags kedinasan. i i

C. Kelompok Jabatan Fungsional


i i i i

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian


i i i i i i i

pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.


i i i i i i i

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:


i i i i i

1) Kelompok Komite
i i i i i

Mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


i i i i

dalam menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, i i i i

melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota


i i i i i i i i i i i

staf medik fungsional dan mengembangkan program pelayanan, pendidikan


i i i i i i i

dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.


i i i i i i

2) Staf Medik Fungsional (SMF) i i

Adalah kelompok dokter yang bekerja di Instalasi dalam jabatan fungsional.


i i i i i i i i

a) Instalasi
Adalah unit pendukung penyelenggaraan tugas Rumah Sakit sesuai i i i i i

dengan lingkup kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal rumah


i i i i i

sakit dan standar operasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada i i i i i i

secara efektif dan efisien.


i i i i i

b) Unit Pelayanan Fungsional (UPF) i i

Adalah staf fungsional medis yang menyelenggarakan penegakan i i i i i i i

diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan


i i i i i i i

pemulihan kesehatan, penelitian dan pengembangan sesuai keahlian.


i i i i i i i i i

11
1. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
i i i i i

a. Pelayanan Medis
i i

Pelayanan kesehatan rumah sakit dilaksanakan secara holistic sesuai


i i i i i i

dengan visi/jiwa dari pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan terjangkau
i i i i

oleh masyarakat. Pelayanan paripurna dapat terlihat dari kegiatan antara lain:
i i i i i

1) Promosi Kesehatan Rumah Sakit


i i i i

2) Pelayanan Kesehatan
i i i

3) Penanganan kasus rujukan


i

4) Penanganan kasus gawat darurat


i

Pelayanan dilaksanakan di Rumah sakit Umum DaerahOtanaha


i i i

dapatdikelompokan dalam 4 kategori kelompok pelayanan


i i i i i i i i i

1) Pelayanan Medik
i i

2) Pelayanan Perawatan
i i

3) Pelayanan Kegawat Daruratan


i i

4) Pelayanan Penunjang Medik


i i i

5) PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) i i i i

Dari keempat kelompok pelayanan tersebut diselenggarakan


i i i i i i i i i i

pada instalasi-instalasi yang terdiri dari: i

1) Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik i

2) Instalasi Rawat Inap

3) Instalasi Bedah Sentral i i

4) Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Penunjang terdiri dari 5 instalasi dan 4 kegiatan khusus yaitu:
i i i

1) Instalasi Laboratorium i i

2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit i i

5) Rekam Medik i i

1. Instalasi Rawat
Instalasi rawat Jalan yang berfungsi melaksanakan pelayanan pemulihan i i i i

pemeliharaan dan pengobatan, pelayanan penunjang medik dan non medik


i i i i i i i i i

12
dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut:
i i i i

a) Pelayanan Medik Umum dan Gizi


i i

b) Pelayanan Medik Spesialis Dasar:


i i i

1. Klinik Penyakit dalam i

2. Klinik Anak
3. Klinik Bedah i

4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan i i

c) Pelayanan Spesialis Tambahan/Pelengkap


i i i i

1. Klinik gigi dan mulut


2. Saraf
3. Rehabilitasi medic
i i

d) Pelayanan Penunjang Medik


i i i

1. Laboratorim i i

2. farmasi
e) Pelayanan Penunjang Non Medik
i i i i

1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses i i i

3. Sanitasi
4. IPSRS
5. Ruang Tunggu
6. Layanan Informasi i

f) Pelayanan Rujukan Kesehatan


i i i

1. Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap berfungsi melaksanakan pelayanan pemeliharaan,pemulihan, perawatan dan i i i i i i i

pengobatan yang terdiri dari:


i i i

a) Pelayanan Rawat Inap Kebidanan


i i

b) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam


i i

c) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Anak


i i

d) Pelayanan Rawat Inap Bedah


i i

e) Pelayanan Rawatan ICU


i

2. Pelayanan Penunjang Medis


i i i

Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari dua jenis pelayanan yakni:Pelayanan Penunjang Diagnostik
i i i i i i i i i

dan Pelayanan Penunjang Keperawatan.


i i i i

Pelayanan penunjang diagnostik terdiri dari :


i i i i

13
a) Pelayanan laboratorium
i i i

1) Pemeriksaan Hematologi
i i i i i

2) Pemeriksaan Urinalis
i i

3) Pemeriksaan Feses
i i i i

4) Pemeriksaan Imunoserologi (Tes Widal, Tes HCG, HbsAG, Gol darah dll)
i i i i i i i i i

5) Pemeriksaan Kimia darah (Gula darah, Cholesterol, Trigliserida, Creatinin,Uric Acid, Ureum,
i i i i i i i i i

Bilirubin, Protein,SGOT, SGPT) i i i

6) Pemeriksaan Elektrolit
i i i i i

7) Pelayanan radiologi
i i i

e. Kelompok Jabatan Fungsional


i i i i i

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian


i i i i i i i

pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.


i i i i i i i

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari:


i i i i i

3) Kelompok Komite i i i i i

Mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dalam


i i i i

menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan


i i i i i i

etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan
i i i i i i i i i i i

mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan


i i i i i i i i i

pengembangan.
i i

4) Staf Medik Fungsional (SMF) i i

Adalah kelompok dokter yang bekerja di Instalasi dalam jabatan fungsional. i i i i i i i i

a) Instalasi
Adalah unit pendukung penyelenggaraan tugas Rumah Sakit sesuai dengan lingkup i i i i i i

kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal rumah sakit dan standar operasional
i i i i i i i

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
i i i i i i i i

b) Unit Pelayanan Fungsional (UPF) i i

Adalah staf fungsional medis yang menyelenggarakan penegakan diagnosis, i i i i i i i i

pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan,


i i i i i i i i i

penelitian dan pengembangan sesuai keahlian.


i i i i i i

2. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


i i i i i

a. Pelayanan Medis i i

Pelayanan kesehatan rumah sakit dilaksanakan secara holistic sesuai dengan


i i i i i i i

14
visi/jiwa dari pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. i i i i i

Pelayanan paripurna dapat terlihat dari kegiatan antara lain:


i i i

1) Promosi Kesehatan Rumah Sakit


i i i i

2) Pelayanan Kesehatan
i i i

3) Penanganan kasus rujukan


i

4) Penanganan kasus gawat darurat


i

Pelayanan dilaksanakan di Rumah sakit Umum Daerah Otanaha


i i i

Dapat dikelompokan dalam 4 kategori kelompok pelayanan i i i i i i i i i

6) Pelayanan Medik
i i

7) Pelayanan Perawatan
i i

8) Pelayanan Kegawat Daruratan


i i

9) Pelayanan Penunjang Medik


i i i

10) PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) i i i i

Dari keempat kelompok pelayanan tersebut diselenggarakan pada instalasi-instalasi


i i i i i i i i i i

yang terdiri dari: i

5) Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik i

6) Instalasi Rawat Inap


7) Instalasi Bedah Sentral i i

8) Instalasi Gawat Darurat


Instalasi Penunjang terdiri dari 5 instalasi dan 4 kegiatan khusus yaitu:
i i i

6) Instalasi Laboratorium i i

7) Instalasi Farmasi
8) Instalasi Gizi
9) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit i i

10) Rekam Medik i i

2. Instalasi Rawat
Instalasi rawat Jalan yang berfungsi melaksanakan pelayanan pemulihan i i i i

pemeliharaan dan pengobatan, pelayanan penunjang medik dan non medik dengan
i i i i i i i i i i

fasilitas pelayanan sebagai berikut: i i i

a) Pelayanan Medik Umum dan Gizi


i i

b) Pelayanan Medik Spesialis Dasar:


i i i

1. Klinik Penyakit dalam i

2. Klinik Anak
3. Klinik Bedah i

4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan i i

15
c) Pelayanan Spesialis Tambahan/Pelengkap
i i i i

1. Klinik gigi dan mulut


2. Saraf
3. Rehabilitasi medic
i i

d) Pelayanan Penunjang Medik


i i i

1. Laboratorim i i

2. farmasi
e) Pelayanan Penunjang Non Medik
i i i i

1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses i i i

3. Sanitasi
4. IPSRS
5. Ruang Tunggu
6. Layanan Informasi i

f) Pelayanan Rujukan Kesehatan


i i i

1. Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap berfungsi melaksanakan pelayanan pemeliharaan, pemulihan,perawatan i i i i i i i

dan pengobatan yangterdiridari: i i i

a) Pelayanan Rawat Inap Kebidanan


i i

b) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Dalam


i i

c) Pelayanan Rawat Inap Penyakit Anak


i i

d) Pelayanan Rawat Inap Bedah


i i

e) Pelayanan Rawatan ICU


i

2. Pelayanan Penunjang Medis


i i i

Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari dua jenis pelayanan yakni: Pelayanan
i i i i i i i

Penunjang Diagnostik dan Pelayanan Penunjang Keperawatan. Pelayanan penunjang


i i i i i i i i

diagnostik terdiri dari : i i

a) Pelayanan laboratorium
i i i

1) Pemeriksaan Hematologi
i i i i i

2) Pemeriksaan Urinalis
i i

3) Pemeriksaan Feses
i i i i

4) Pemeriksaan Imunoserologi (Tes Widal, Tes HCG, HbsAG, Gol darah dll)
i i i i i i i i i

5) Pemeriksaan Kimia darah (Gula darah, Cholesterol, Trigliserida, Creatinin, Uric Acid,
i i i i i i i i

Ureum, Bilirubin, Protein,SGOT, SGPT)


i i i i

6) Pemeriksaan Elektrolit
i i i i i

7) Pelayanan radiologi.
i i i

16
2.2 Pengumpulan Data
i

A. Data Umum Ruangan P3 Anak

1. Tenaga dan pasien ( M1-Man )


i i

1) Struktur Organisasi di ruangan P3 Anak


i

DIREKTUR
i

dr. GRACE TUMEWU


i i

KABID PELAYANAN MEDIK


i i KABID KEPERAWATAN
i i

Drg. ZOHRAWATY DAFAR


i
Ns. EUIS HERAWATI HIDAYAT, S.Kep.MM
i i i

KASI E K ESELAMATAN PASI E N


i i i i

KASIE MUTU & ETIKA


i 2)
KASE RAWAT INAP & GAWAT DARURAT i i

HERNITA SUTIAWATY RASYID,


i

3) Ns. INDRIYATI USMAN, S.Kep S.T. Keb


dr. SOFYAN HADI ADAM
i i

4)

K EPALA RUANGAN P ERAWATAN III


i i

Ns. TITIEK LITTY, S.Kep


i i

KETUA TIM 1
KETUA TIM 2
SRI WULANDAWATY MADINA,A.Md.Kep
Ns. MINARTI ISMAIL, S.Kep

PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
Ns. IRWAN DJAMADI, S.Kep

Ns. SUTRIN MOWUU,S.Kep

MEGAWATI TULIABU, A.Md.Kep Ns. ABDUL RAHMAN KARIM S.Kep

ADMIN AHLI GIZI


RISNA UTINA, SKM DIAN RAHMAN HAMZAH, S,Gz 19
Wawancara : Dari hasil wawancara struktur rumah sakit sudah tersedia dan terpasang di i i i

tempat nurse station


i i i

Observasi : Di dapatkan struktur organisasi sudah terpasang tapi belum diperbaharui, struktur
i i i i i i

organisasi masih menggunakan struktur yang lama


i i

Masalah : Struktur organisasi belum diperbaharui i i i

Rencana Penyelesaian : Perlu diperbaharui struktur organisasi sesuai dengan tupoksi yang
i i i i i i i i i i

ditugaskan olch kepala ruangan i i

2) Jumlah Ketenagaan Diruangan Anak i i

Diagram 2.1 Jumlah Ketenagaan di ruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2024. i i i i i i i

Jumlah Ketenagaan Diruangan P3 Anak


RSUD Kota Gorontalo

8%
8%
61%

Kepala Ruangan Perawat Admin Ahli Gizi Caning Service

Berdasarkan diagram diatas diruangan anak berjumlah 9 orang. Kepala ruangan 1 orang dengan
i i i i i i

presentase 8%, perawat pelaksana berjumlah 8 orang dengan presentase 61%, admin berjumlah 1 orang
i i i i i i i i i i i i i

dengan presentase 8%, Ahli Gizi sebanyak 1 orang (8%) dan cleaning service berjumlah 2 orang dengan
i i i i i i i i i i i i

presentase 15%. i i i

3) Jumlah Ketenagaan di ruangan Anak i i

Diagram 2.3 Jumlah Tenaga perawat di ruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo i i i i i i i

20
Berdasarkan diagram diata s perawat diruangan Anak berjumlah 9 orang. Kepala ruangan 1 orang dengan
i i i i i i i

presentase 25 %, Katim berjumlah 2 orang dengan presentase 11% dan perawat berjumlah 6 orang
i i i i i i i i i i i i

dengan presentase 64%.


i i i i

4) Jumlah berdasarkan Spesifikasi diruangan Anak i i

Diagram 2.4 Karakteristik berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Tenaga diruangan P3 Anak i i i i i i

RSUD Otanaha Kota Gorontalo i i i i i

Pekerjaan Diruangan P3 Anak

44%
56%

PNS HND

Berdasarkan diagram 2.4 ketenagaan diruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo adalah
i i i i i i i i

tenaga PNS berjumlah 3 orang dengan presentase 44 %. Kemudian pegawai honor Rumah Sakit
i i i i i i i i i i i

sebanyak 6 orang dengan presentase 56 %.


i i i i i i

5) Karakteristrik Berdasarkan Pendidikan diruangan Anak i i i

Diagram 2.5 Distribusi Berdasarkan Pendidikan Perawat diruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota i i i i i

Gorontalo i i i

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan


Perawat Di Rauangan P3 Anak

33%

67%

Ners D3

Berdasarkan Diagram 2.5 Pendidikan perawat, diruangan Anak Sebagian besar Tenaga Keperawatan
i i i i i i i i

D3 Keperawatan sebanyak 3 orang dengan presentase 33%, S1 Ners sebanyak 6 orang (67%).
i i i i i i i i i i i

6) Jumlah berdasarkan Masa Kerja Diruangan Anak i i

21
Diagram 2.6 Distribusi berdasarkan masa kerja diruangan P3 Anak di RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i

Karakteristik Tenaga Keperawatan


berdasarkan lama kerja diruangan P3 Anak
RSUD Otanaha Kota Gorontalo

40%
60%

>5 thn <5 thn

Berdasarkan diagram 2.6 masa kerja perawat di RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2024, Sebagian besar
i i i i i i i i i i

Masa Kerja Perawat Diruangan Anak >5 thn sebanyak 6 orang (60%) dan Sebagian perawat diruang
i i i i i i

anak memiliki masa kerja <5 thn sebanyak 3 orang (40%).


i i i i

7) Distribusi Berdasarkan Pelatihan Diruangan Anak


i i

Diagram 2.7 Distribusi Berdasarkan Jenis Pelatihan diruangan Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i i

22
Berdasarkan Diagram Jenis pelatihan perawat di RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2024, yang mengikuti
i i i i i i i i i i

BTCLS sebanyak 9 orang (100%), yang mengikuti BHD sebanyak 9 orang (100%), yang mengikuti
i i i i i i

ACLS 1 orang (100%) dan IPCN 1 orang (100%).


i i

1. Analisa Kebutuhan Tenaga Perawat Diruang Anak RSUD Otanaha Kota


i i i i i

Gorontalo
i i i

a) Analisa Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di ruang Anak i i i i

Analisa perkebutuhan Tenaga Keperawatan Diruang Anak berdasarkan rumus adalah


i i i i i i

sbb :
a. RUMUS GILLIES i

Aanalisa Kebutuhan Tenaga Perawat Diruang P3 Anak i i i

berdasarkan Gillies menggunakan Rumus :


i i i

AXBXC = F =H
(C-D) X E

Keterangan :
i i

A : Rata- rata jumlah jam perawatan/ pasien/ hari B : Rata – rata jumlah pasien/hari (BOR i i i i

X Jlh TT) C : Jumlah hari/ tahun


D : Hari libur masing – masing perawat i

E : Jumlah jam kerja masing – masing perawat


i i i

F : Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun i i

G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun H : Jumlah Perawat yang
i i i i i

dibutuhkan untuk unit tersebut i i

1) Menentukan Rata-rata pasien dalam 1 bulam menggunakan rumus Gillies


i i i i i

BOR x Jumlah tempat tidur

= 76% x 23

= 17,48 atau 17 orang i

2) Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu


i i i i i i

Keperawatan Self Care 0 pasien: 0 x 3 jam= 0


i i i i i

Keperawatan Parsial Care 19 Pasien : 19 x 3 jam = 57 jam


i i i i

Keperawatan Total care 0 Pasien


i i : 0 x 3 jam = 0 jam i i i

Jumlah Jam Perawatan : 57 jam i

23
3) Perawatan tidak langsung
i

Rata-rata pasien per hari x 1 jam = 17 x 1 jam = 17 jam i i

4) Waktu penyuluhan kesehatan i i i

Rata- rata pasien per hari x 0,25 jam = 17 x 0,25 jam = 4,25 jam, total jam secara
i i i i

keseluruhan adalah jam 72,25 jam


i i

5) Menentukan jumlah total jam perawatan yang di butuhkan perpasien perhari adalah
i i i i i i i

72,25 jam : 17 pasien = 4,25 jam i

6) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan P3 Anak dengan


i i i i i i i

menggunakan rumus gillies adalah :


i i

AX BXC = F =H
(C-D) X E

= 4,25 jam/pasien/hari x 17 orang/hari x 365 hari i i

(365 hari-68 hari/tahun) x 7 jam

= 26371,25
2.079

= 12,6 orang atau 13 orang


i i

Antisipasi Cuti, sakit dan lain-lain di tambah 25% = 17 x 25% = 4,2 orang atau 4 orang i i

Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 13 + 3 = 16 orang


i i i i i

1) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari, yaitu :


i i i i i i i

RMS = Rata-rata pasien/hari x rata-rata jam perawatan/hari i i

jumlah jam kerja/hari i

= 17 x 4,25
7 jam
= 10,32 atau 10 orang i

2) Kombinasi Menurut Abdellah dan levice adalah


i i i i i

- Tenaga Profesional 67% = 17 x 67 % = 11,3 orang atau 11 orang


i i i i i i

- Tenaga Vokasional 33 % = 17 x 33% = 5,6 orang atau 6 orang


i i i i i

b. Rumus Depkes 2011 i i

 BOR Ruang ( BULAN JANUARI) : 76 %


i

 Rata – rata jam perawat /pasien /hari) : 4,25 jam i i

 Jumlah tempat tidur : 23 i

24
 Rata – rata jumlah pasien/ hari : 17 i

 Jam kerja perawatan / hari: 7 jam


i i

Kebutuhan tenaga perawat :


i i i

n = Rata – rata pasien/ hari x rata – rata jam perawatan/ hari i i

jam kerja efektifi i i

n = 17 x 4,25

7
n = 10,3 = 10 orang i

Jumlah Lost day i

Ld = jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cut + hari nasional x kebutuhan tenaga i i i

Jumlah hari kerja efektif i i i

Ld = 68 x 10
279
Ld = 2,4 = 2 orang i

Jumlah tenaga keperawatan = ( jumlah tenaga perawat + lost day )


i i i i i i

=9+2
= 11 perawat i

Jadi total tenaga perawat di ruangan Anak RSUD Otanaha ialah 9 perawat dengan
i i i i i i

pembagian jadwal dinas pagi, sore, malam dan lepas dinas atau libur. Dengan jumlah
i i i i i

9perawat di ruang Anak dapat diartikan bahwa tenaga perawat diruang P3 Anak belum
i i i i

sesuai standar ideal perhitungan DEPKES


i i i i i

Kesimpulan : i

Menurut perhitungan DEPKES perawat di RSUD Otanaha belum sesuai standar ideal
i i i i i i i i i

perhitungan DEPKES yaitu berjumlah 11 orang, sedangkan untuk jumlah perawat yang
i i i i i i i

ada di ruangan P3 Anak hanya 9 perawat, sedangkan, menurut perhitungan Gilies i i i i i

perawat di RSUD Otanaha terdapat jumlah perawat yang tidak sesuai yaitu berdasarkan
i i i i i i

rumus gillies di butuhan tenaga perawat sebanyak 11 orang..


i i i i i

25
B. M2 (Sarana Dan Prasarana)
2.1 Tata Letak Gedung i i

DENAH RUANGAN PERAWATAN ANAK


i i

RSUD OTANAHA KOTA GORONTALO i i i i i

KM DORAEMON KAMARTINDAKAN/R. SHINCHAN KM HELLOKITTY


i i

KEPALA RUANGAN

KM KM

KM TWITY MICKEY KM

KM KAMAR PERAWAT KM
NURSTATION

KM

Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 24 tahun 2016 Pasal 10 tentang letak bangunan (site
i i i i i i i i i i

plane), yaitu harus memenuhi syarat zonasi berdasarkan tingkat resiko penularan penyakit,
i i i i i i i i i

zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi berdasarkan tingkat pelayanan atau kedekatan
i i i i i i i

hubungan fungsi antar ruang pelayanan. i

2. Pencahayaan i

Terang disemua ruang dengan pencahayaan yang cukup dan adekuat untuk observasi klinis,
i i i i i i i

yang tersebar di setiap ruangan di ruangan P3 Anak.


i i i

3. Ventilasi i

Terdapat ventilasi dan jendela disetiap ruangan dan setiap ruangan yang terdapat paparan
i i i i i i i

cahaya matahari.
4. Lantai dan Atap
Lantai keramik, bersih dan kering. Atap di ruangan terpakai tripleks.
i i i i i

5. Dinding
Kondisi dinding disetiap ruangan terpakai keramik dan dinding beton yang cukup kuat hampir
i i i i i i

disemua ruangan, namun untuk cat dindingnya masih dalam keadaan bagus.
i i

6. Sarana air bersih i

Memiliki 1 kamar mandi di setiap kamar pasien dan airnya bersih. Pembuangan limbah air
i i i i i

26
baik dan lancar
7. Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
i i i i i

8. Terdapat handscrub di setiap pintu ruangan


i i

2.2 Fasilitas
Tabel Fasilitas rumah tangga di Ruang P3 Perawatan Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i

No i Nama Barang Jumlah Kondisi


i Ideali Usulan
1. Kipas Angin 2 buah Baik 1/Ruangan Perlu i

Tambahakan

2. AC 2 buah Rusak 1/Ruangan Perlu i

Diadakan

3. Jam dinding 1 buah Baik 1/Ruanga -


4. Wastafel i 2 buah Baik 1/Ruangan -
5. TV 1 buah Baik -
6. Tempat sampah infeksius
i i 1 buah Baik 1/Ruangan -
7. Tempat sampah non
i i 1 buah Baik 1/Ruangan -
Infeksius i

8. Safety Box i i 1 buah Baik 1/Ruangan -


9. Kursi Perawat i 5 buah Baik 1/Ruangan -
10. Sampiran 2 buah Baik 1/Ruangan -
11. Loker Medis Perawat
i i i i 1 buah Baik 1/Ruangan -
12. Lemari es batu
i i 1 buah Baik 1/Ruangan -
13. Matras 2 buah Baik -
14. Lemari
i 1 buah Baik -
15. Meja pasien i i 22 buah Baik 1/Ruangan -
16. Bad Pasien i 23 buah Baik -
17. Bad Tindakan 1 buah Baik 1/Ruangan -

Sumber : Data Primer, 2023


i i

27
Kesimpulan :
i

Berdasarkan tabel di atas untuk fasilitas bagi pasien diruangan P3 Perawatan Anak berupa tempat
i i i i i i

tidur, AC, tempat sampah medis sudah memadai, kursi roda tersedia 1, sampiran 2, tempat sampah
i i i i i i i

terdapat didekat nurse stasion yakni tempat sampah infesius, non infeksius.
i i i i i i i i

Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan i i i

1. Ada ruangan khusus untuk kepala ruangan i

2. Terdapat I kamar mandi/WC yang berada di ruang perawat dan biasa digunakan oleh petugas
i i i i i i

perawat ruang P3 Perawatan Anak


i i

3. Belum ada ruang sholat khusus petugas dan keluarga pasien


i i i i i

4. Belum ada ruang khusus untuk dokter dan gizi


i i i

Tabel Daftar alat kesehatan yang ada pada ruangan P3 Anak di RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i i

No i Nama Barang Jumlah Kondisi


i Ideal i Usulan

1. Suction i 1 Baik 1/Ruangan -

2. Nebulizeri i 1 Baik 1/Ruangan -

3 Stetoskop i i i 1 Baik 1/Ruangan -

4 Tiang infus 22 Baik 1/Ruangan -

5. Tensimeter
i i i 1 Baik 1/Ruangan -

6. Tabung Oksigen i i 5 Baik 1/Ruangan -

7. Bak instrument i 1 Baik 1/Ruangan -

8. Spatel i 3 Baik 1/Ruangan -

9. Thermometer i i i i 1 Baik 1/Ruangan -

10. Pinset anatomis i i 1 Baik 1/Ruangan -

11. Gunting klem i 7 Baik 1/Ruangan -

12. Troly instrument i i 2 Baik 2/Ruangan -

13. Penlight
i 1 Baik 1/Ruangan -

14. Hummer i 1 Baik 1/Ruangan -

15. Tromol Kecil i i i 1 Baik 1/Ruangan -


28
16. Tromol besar i i i 1 Baik 1/Ruangan -

17. Gunting perban i 2 Baik 1/Ruangan -

18. Infus Pump 2 Baik 2/Ruangan Perlu i

Ditambahkan

19. Amubag 1 Baik 1/Ruangan

19. Hand Srub 14 Baik 1/Ruangan

Sumber : Data Primer 2023 i i

Kesimpulan :
i

Berdasarkan Tabel diatas alat kesehatan yang ada di Ruangan P3 Anak berupa Suction, Nebulizer,
i i i i i i i i

Stetoskop anak, Tensimeter untuk anak, tiang infus, handrub, gunting perban,bengkok, ambu bag, troli
i i i i i i i i i i

obat, infus pump, lemari obat sudah memadai. Namun ada beberapa alat kesehatan di ruangan P3 Anak
i i i i i i i i

yang perlu ditambahkan seperti Infus pump perlu ditambah. Tempat tidur ruangan P3 berjumlah 23,
i i i i i i

ruang P3 anak terdapat 5 ruangan yakni kelas 3 Doraemon, kelas 3 Tweety, kelas 3 Mickey (Isolasi), i i i i i i i i i i i

Kelas 2 Sincan, dan Kelas 1 Hello Kitty. Tempat tidur kelas 3 Doraemon berjumlah 6, kelas 3 Tweety
i i i i i i i i i i i i i

ada 6, kelas 3 Mickey (Isolasi) 6, kelas 2 Sincan berjumlah 4, dan kelas 1 Hello Kitty ada 1 tempat tidur.
i i i i i i i i i

Handrub terdapat disetiap depan ruangan beserta label cuci tangan. i i i i i i

Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010


i i i i i i i i i i i i i i

Tentang klasifikasi Rumah Sakit Tipe C Pasal 15 yaitu : perbandingan tenaga keperawatan dan tempat
i i i i i i i

tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di rumah sakit. i i i i i i i

Jumlah tempat tidur minimal 100 buah. i

Hasil Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwasanya masih ada i i

fasilitas kesehatan yang kurang seperti Infus Pump dan tiang infus. i i i i

Dari Hasil Observasi : didapatkan Gedung untuk Ruangan P3 Aanak sudah memadai dan lingkungan i i i i

ruangan yang bersih. Masalah yang didapati fasilitas masih ada yang kurang seperti tidak adanya kipas i i i

angin dikelas III dan Ruang Isolasi, AC dikelas II yang sudah tidak befungsi. Didapati juga satu bed
i i i i i

pasien diruangan Isolasi yang sudah tidak memadai, karena tempat tidur tersebut bisa menimbulkan
i i i i i i i i

infeksi, infus pump yang masih kurang dan tiang infus yang masih kurang dalam ruangan.
i

Masalah : Fasilitas yang kurang memadai bisa dijadikan draf untuk diajukan pada dir ektur RS untuk i i

diperbaharui i

C. Pemberian Asuhan Keperawatan (M3)


i i i i

1. Penerapan MAKP
i i

MAKP adalah suatu perangkat kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses i i i i i i

keperawatan, Pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-
i i i i i i i i i i

29
prinsip nilai yang diyakini yang akan menentukan kwalitas produksi atau jasa layanan i i i

keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebgai suatau pengambilan keputusan
i i i i i i i i i

yang independent, maka tujuan pelayanan kesehatan atua keperawatan dalam memenuhi kepuasan
i i i i i i i i i i i

pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2011).


i i

Menurut Hoffart dan Woods dalam Nursalam (2012). Mendefinisikan model praktik keperwatan
i i i i i i i i i i

profesional merupakan suatu system baik itu struktur, proses, maupun nilai-nilai yang berpotensi
i i i i i i i i i i

perawat professional memanejemen pemberian asuhan keperawatan salah satunya lingkungan


i i i i i i i i i i i i

untuk mendukung prosese pemberian asuhan keperawatan.


i i i i i i i i

Metode Tim diruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo


i i i i i i i i

Kepala Ruangan
i

30
Metode tim di ruangan perawatan anak menerapkan metode asuhan keperawatan dengan metode TIM.
i i i i i i i i i i i i i i i

Hasil Wawancara : kepala ruangan P3 Anak mengatakan saat melaksanakan metode tim, kepala i i i i i i i

ruangan menerima informasi dari masing-masing ketua tim mengenai perkembangan keadaan pasien di
i i i i i i i i i i

ruangan P3 Anak selain itu katim berperan sebagai perawat pelaksana. i i i i i i

Hasil Observasi : didapatkan bahwa masing-masing perawat atau anggota tim sudah melaksanakan
i i i i i

tugas yang diberikan oleh katim. i i i

2. Timbang Terima i

Timbang terima metode timbang (operan) merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan i i i i i i i i i

menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien, (Nursalam, 2015). Operan
i i i i i i i i i

merupakan system kompleks yang didasarkan pada perkembangan social teknologi dan nilai-
i i i i i i i i i i

nilai dimiliki perawat dalam berkomunikasi (Sugiharto, dkk, 2015). Disimpulkan bahwa timbang i i i i

terima merupakan suatu cara menyampaikan dan menerima informasi keadaan pasien dilakukan
i i i i i i i i

saat penggantian shift. i

Hasil Wawancara : dengan kepala ruangan perawatan anak mengatakan bahwa timbang terima i i i i i

dilakukan di ruangan pada saat operan shift dilakukan sebanyak 3x sehari yaitu pada shift pagi i i i i

ke sore, sore ke malam dan dilakukan di ruangan pasien.


i i i i i i i

Hasil Observasi : timbang terima dilakukan secara berhadapan atau melingkar di nurse station
i i i i i i i i

dibuka oleh kepala ruangan pada saat shift pagi. Timbang terima dilakukan menggunakan SBAR
i i i i i

kemudian dilanjutkan diruangan pasien.


i i

Masalah : Tidak ada masalah pada Timbang Terima i

3. Pre dan Post Conferent i i i i i

Pre Conferents menurut (Sitorus,2016) merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap dan
i i i i i i i i i i

merupakan langkah awal kegiatan shift perawat. Pre Conferents dilakukan di awal jaga setelah
i i i i i i i i i

merupakan operan dinas, baik dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat
i i i i i i i i

pelaksana. Post Conferents adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
i i i i i i i i i i

sepanjang shift dan sebelum operan pada shift berikut dan isi post converents yaitu hasil askep
i i i i i i i i i i i

setiap perawatan dan hasil penting untuk operan (Tindak Lanjut).


i i i i i

Hasil Wawancara : dengan katim bahwa pre dan post converenst dilakukan secara optimal i i i i i i i i

disetiap timbang terima i i

Hasil Observasi : pre dan post converenst dilakukan di nurse station oleh katim dan perawat
i i i i i i i i i i i i

pelaksana setelah timbang terima


i i i i

Masalah : Tidak Terdapat masalah dalam pre dan post converents i i i i i i

4. Penerimaan Pasien Baru


i i i

Penerimaan pasien baru merupakan metode dalam menerima kedatangan pasien baru
i i i i i i i i i i i

di ruangan pelayanan keperawatan. Khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. i i i i i i

Dalam penerimaan pasien baru di sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, i i i i i i i i i

31
pengenalan tata tertib ruangan serta penyakit. Dari hasil wawancara dilakukan dengan
i i i i i i

kepala ruangan mengatakan pasien baru sesuai dengan standar menurut Nursalam yakni
i i i i i i

pasien datang, orientasi ruangan, pengenalan tata tertib ruangan serta penyakit.
i i i i i i i i

Pendapat Parasuraman & Berri (dalam supranto : 2007) yang menyatakan bahwa
i i i i

prosedur penerimaan pasien baru merupakan sebuah kegiatan yang penting untuk
i i i i i i i i i

dilakukan penerimaan pasien baru adalah pelayanan yang pertama dilakukan oleh unit
i i i i i i i

rawat inap yang merupakan suatu pengalaman yang selalu diingat pesien dan merupakan
i i i i i i

salah satu persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan dirumah sakit. Dengan demikian
i i i i i i i i i

jelas bahwa kontak pertama sangat penting dalam memberikan penilaian kepuasan
i i i i i i i i

terhadap layanan keperawatan.


i i i

Hasil Wawancara : dari kepala ruangan Perawatan Anak mengatakan menerima pasien i i i i i i

baru dengan yang sudah diberlakukan sesuai dengan SOP yang di Ruangan Anak, perawat
i i i i i i

32
menjelaskan kepada keluarga pasien terkait orientasi ruangan yang ada di P3 anak, Hasil
i i i i i i i i

Hasil Observasi : Dalam penerimaan pasien baru menggunakan SOP yang sudah ada
i i i i i i i

Masalah : Tidak ada masalah dalam penerimaan pasien baru, pasien maupun i i i i

keluarga pasien mengatakan perawat melakukan orientasi ruangan dan menjelaskan tata
i i i i i i i i i

tertib
i

5. Discharge Planning i

Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, i i i i i i

persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan, pengawasan


i i i i i i i i

pelayanan kesehatan dan pelayanan social (Nursalam, 2015). Perencanaan pulang pasien
i i i i i i i i

ini sangat penting dan dibutuhkan oleh pasien. Dokumentasi perencanaan pasien akan i i i i i i i i i

membantu semua pihak yang terlibat dalam perawatan klien dan klien itu sendiri selain itu
i i i i i i i i

memberikan pemahaman yang jelas dan harapan dari rencana Tindakan termaksuk harapan
i i i i i i

untuk pulang pada pasien (NCSS, 2006). i

Hasil Observasi : dari hasil observasi yang didapatkan perawat diruangan P3 Anak
i i i i i

hanya memberikan edukasi secara lisan i i i i

Hasil Wawancara : didapatkan dari hasil wawancara dengan katim bahwa setiap pasien i i i

yang pulang hanya diedukasi secara lisan i i

Masalah : Hanya secara lisan tanpa ada media seperti Leaflet i i i i i i

6. Sentralisasi Obat i i

Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
i i i i i i i i i i

kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2015). Proses
i i i i i i i i i i i i i

ini dari penerimaan obat, pemberian obat, penyimpanan hingga pengelolaan obat khusus i i i i i i i i i i i

(obat yang diberikan dengan pengawasan ketat). Pengelolaan sentralisasi yang optimal
i i i i i i i i i i

merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.


i i i i i

Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, adalah salah satu peran dari perawat,
i i i i i i i i i

yang perlu dilakukan dalam Tindakan sentralisasi obat. Tujuan yang ingin dicapai dalam
i i i

sentraliasasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan
i i i i i i i i i

(Nursalam, 2014).
Hasil Observasi : berdasarkan hasil observasi bahwasanya sudah ada sentralisasi obat
i i i i i i i

di ruangan P3 Anak, obat-obat pasien tertata sesuai dengan nama pasien dan obat seperti i i i i i i i i i i

higth alert tersusun pada tempatnya masing-masing. i i i

Hasil Wawancara : didapatkan hasil wawancara dengan ketua tim mengatakan bahwa i i i

sentralisasi obat sudah dijalankan dimana obat sudah dipisahkan sesuai jenis obat, dan
i i i i i i

sudah terdapat label pada setiap kotak obat pasien. i i i i i i

Masalah : Tidak terdapat masalah, dalam Hight Allert dan sudah terpisah antara i i i

obat hight allert dan non hight allert.


i i i i

a. Tujuan pengelolaan obat i i i i

Tujuan pengelolaan obat merupakan obat secara bijaksana sehingga kebutuhan asuhan i i i i i i i i i

keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal beberapa alasan paling sering mengapa obat
i i i i i i i i i i

disentralisasi i

33
a) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
i i i i i

b) Menggunakan obat yang mahal, bermerek, obat standar lebih murah dengan mutu
i i i i i i i i

terjamin memiliki efektifitas dan keamanan obat


i i i i i i

c) Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat


i i i i i i i

d) Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan


i i i i i

e) Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhka sehingga banyak yang tersisa
i i i i i i

sesudah batas kadarluasa.


i

f) Meletakan obat ditempat yang lembab terkena cahaya atau panas


i i i i i i i

g) Mengeluarkan obat dari penyimpanan terlalu banyak pada suatu waktu sehingga
i i i i i i

dipakai berlebihan atau dicuri i i

b. Tehnik Pengelolaan Obat (Sentralisasi)


i i i i i i

Pengeluaran dan pembagian sepenuhnya dilakukan oleh perawat :


i i i i i i i i

a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan secara opsional dapat
i i i i i i i i i

didelegasikan kepada staf yang ditunjuk


i i i

b) Keluarga wajib mengetahui dan ikut mengontrol penggunaan obat


i i i i i i i i

c) Penerimaan obat i i i

1) Obat telah diresepkan ditunjukan kepada perawat obat yang diambil oleh
i i i i i i i i i

keluarga di serahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat i i i i i i i i i i

2) Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan i i i i i i i

dalam kartu kontrol di ketahui oleh keluarga atau pasien dan mendapat i i i i i i i i

penjelasan kapan atau bila obat tersebut akan habis. Dengan cara 6B yaitu i i i i i i

benar jenis,dosis,waktu,pasien,cara,pemberian,dan dokumentasi i i i i i i i i

3) Pasien dan keluarga mendapatkan salinan obat yang diminum beserta kartu i i i i i i

sediaan obat i i

4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
i i i i i i i i

obat (Nursalam,2015) i

d) Pembagian Obat i i

1) Obat yang diterima selanjutnya disalin kebuku daftar pemberian obat


i i i i i i i

2) Obat telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan


i i i i i i i i

memperhatikan alur tercantum dalam buku daftar pemberian obat i i i i i i

kemudian dicocokan dengan terapi dokter dan kartu obat yang ada pada i i i i i i i i

pasien i

3) Pada saat pemberian perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, i i i i i i i i

jumlah obat, dan efek samping, usahakan obat tempat atau wadah obat i i i i i i

kembali keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efek samping pada i i i i i i i i i

pasien i

4) Sedian obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan i i i i i i i i

atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat i i i i

e) Penambah Obat Barui i

1) Bila terdapat penambah obat atau perubahan jenis, dosis atau perubahan i i i i i i i

alur pemberian obat, makan informasi ini akan di masukan dalam buku i i i i

34
masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat i i i i i

2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka i i i i i

dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya i i i i

3) Diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat i i i i i

(Nursalam, 2007)
f) Obat Khusus
i

1) Obat dikategorikan khusus apabila memiliki harga yang cukup mahal,


i i i i

menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingnya


i i i i i i

cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu i i i i i

2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus kontrol


i i i i i i

dilaksanakan oleh perawat ruangan i i i

3) Diinformasikan yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, i i i i i i

kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian.


i i i i i i i i i

Seorang manejer keluarga kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat


i i i i i i i i i i i

dengan cara-cara sebagai berikut :


i i i

a. Membuat catatan mengenai obat-obat yang sering dipakai jelaskan i i i i i i i

penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua


i i i i i i i

staf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat yang sering digunakan i i i i

7. Dokumentasi Keperawatan
i i i i

Menurut Nursalam, 2015 tujuan dokumentasi keperawatan merupakan i i i i i i

melakukan evaluasi dan perencanaan terhadap proses dokumentasi keperawatan yang


i i i i i i i i i i i

telah ada di ruangan perawatan anak agar terlaksana lebih optimal sesuai standar yang
i i i i i i

berlaku. Dokumentasi keperawatan menjadi bagian pertanggung jawaban atas


i i i i i i i

pelayanan yang di berikan perawat. Dokumentasi berisi informasi klinis yang dapat
i i i i i i i

digunakan sebagai sarana peningkatan pelayanan yang berkelanjutan, mewadahi i i i i i i

aktifitas yang dilakukan perawat serta mengkoordinasi perawatan kepada pasien i i i i i i i i

(Asmadi 2008). Tujuan dokumentasi keperawatan dalam praktik pelayanan kepada i i i i i i

pasien adalah untuk mengidentifikasi status kesehatan pasien, menjaga kebutuhan


i i i i i i i i

pasien, merencanakan, melaksanakan Tindakan keperawatan, dan mengevaluasi


i i i i i i i i

Tindakan (Nursalam, 2008).


Hasil Wawancara : berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan i i i

mengatakan perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan menggunakan format


i i i i i i i i i

asuhan keperawatan meliputi: pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi.


i i i i i i i i i i

Pendokumentasian dilakukan setiap sifh yang mengacu pada SDKI, SLKI, SIKI
i i i i i

Hasil Observasi : Berdasarkan hasil observasi yang terdapat pada rekam medis pasien
i i i i i i i i i

terdapat format pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat


i i i i i i i i i i

pelaksana pada sifh pagi sore malam yang mengacu pada SDKI, SLKI, SIKI.
i i i i

Masalah : Tidak Terdapat masalah, pendokumentasian keperawatan di ruangan P3 anak i i i i i i

35
8. Supervisi i

Supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan yang biasa dilakukan untuk memastikan
i i i

bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang seharusnya. Dalam aktifitas i i i i i i i

supervisi ini pihak yang melakukan supervisi disebut supervisor. Seorang supervisor
i i i i i i i i i i

dituntut untuk dapat mengesuai paling tidak dua hal penting agar proses supervisi i i i i i i

menjadi bernilai tambah, yaitu kemampuan teknis sesuai proses pekerjaan yang
i i i i i i i i i

ditangani dan kemampuan managemen (Simamora,2012). i i i i

Hasil wawancara : dengan kepala ruangan perawatan Anak bahwa kepala ruangan i i i i

melakukan supervisi setiap hari dimana jadwal tersebut sudah diatur dalam kegiatan
i i i i i i

bulanan kepala ruangan i

Hasil Observasi : Supervisi sudah dijalankan dan sudah ada bukti fisik i i i

Masalah : tidak Terdapat masalah supervisi sudah dijalankan dan sudah ada bukti fisik i i

9. Ronde Keperawatan
i i i i

Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
i i i i i i i

keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan pasien atau keluarga terlibat
i i i i i i i i i i

aktif dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil i i i i i i i

tindakan yang telah dilakukan. Ronde keperawatan akan menjadi media perawat untuk i i i i i i i i

meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor, kepekaan dan cara berpikir
i i i i i i i i i i i

kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan i i i i i i

mengaplikasikan konsep teori kedalam praktik keperawatan konsep teori dalam praktik
i i i i i i i i i i i i

keperawatn. Pengetahuan perawat sangat diperlukan dalam pelaksanaan ronde


i i i i i i i i i

keperawatan (Ibrahim, 2016).


i i

Hasil Wawancara : dengan kepala ruangan perawatan anak mengatakan bahwa i i i i

ronde keperawatan diruangan perawatan anak belum dilakukan karena lama rawat inap
i i i i i i i

hanya 3- 4 hari dan jarang dilakukan.


Hasil Observasi : berdasarkan hasil observasi ronde keperawatan belum dilakukan i i i i i i i i i i

karena berhubung keadaan pasien di ruangan tidak masuk dalam kriteria yang akan
i i i i i

dilakukan ronde keperawatan. i i i i

Masalah : ronde keperawatan belum berjalan maksimal i i i i i i

D. Pembiyaan ( M4 Money)
i i i

Sistem pembayaran pasien dikelolah langsung oleh bagian keuangan rumah sakit dan
i i i i i i i i

jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang di gunakan oleh pasien antara lain: Pasien di
i i i i i i i

ruangan perawatan Anak menggunakan jaminan Kesehatan yaitu BPJS/JKN, biaya perawatan
i i i i i

ditanggung oleh jaminan tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku dimana batas i i i i i i i i i

waktu pengurusan jaminan 3x24 jam sejak pasien masuk rumah sakit, untuk pasien umum
i i i i

seluruh biaya perawatan di tanggung sepenuhnya oleh pasien/keluarga (biaya sendiri) untuk
i i i i i i i i i

36
batas waktu pulang pasien di berikan waktu sampai jam 5 sore . Biaya perawatan disesuaikan
i i i i i i

dengan jaminan kelas yang ditentukan oleh BPJS atau JKN


i i i i i

Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Pada RSUD Otanaha Kota Gorontalo dengan rincian
i i i i i i i i i i

sebagai berikut:
i i

a. Daftar Rincian Rwat Inap Ruangan P3 Anak


Tabel Dafar Tarif Rawat Inap Pelayanan Kes ehatan RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i i i

No i Jenis Pelayanan
i i Jasa Sasaran
1 Kelas I i 225.000
2 Kelas II i 180.000
3 Kelas III i 142.500

Tabel Dafar Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD Otanaha Kota Go rontalo
i i i i i i i i i i

No i Jenis Pelayanan
i i Kelas I
i Kelas II
i Kelas III
i

1 Rawat Inap/Hari 225.000 180.000 142.500


2 Konsul Dokter Spesialis
i i i i 25.800 25.800 18.100
3 Rawat Bersama i 90.000 72.000 57.000
Jenis Tindakan
i

4 IVFD/Kateter/NGT/Klisma i i 47.000 36.200 27.100


(Lavamen) i

5 Nebulizer/Sucsion
i i i 103.900 79.900 59.900
6 EKG/Infus Pump
i 46.600 40.500 38.400
7 Rawat Luka 155.800 130.200 100.700
8 Oxsigen / Jam
i i 10.000 10.000 10.000
9 Tranfusi Darah/Bag 350.000 350.000 350.000
10 Thoraxs Foto i i i 400.000 400.000 400.000
11 Expertisi
i i 33.000 33.000 33.000
12 USG 750.000 750.000 750.000
Asuhan Keperawatan i i

13 Self Care (SC) i i 14.000 11.000 8.500


14 Partial Care (PC) i 32.500 27.300 20.500
15 Total Care (TC) i i 51.300 42.200 32.700

37
Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah gaji PNS t etap disesuaikan dengan golongan,
i i i i i i i

untuk honorer S1 + Ners Rp. 800.000/bulan , honorer D3 sebesar Rp. 700.000/bulan. Jaga
i i i i i i i i i

malam perawat 50.000/hari dalam satu bulan 10 kali siff malam. i

Sistem pembayaran pasien juga dikelola langsung oleh bagian keuangan rumah sakit
i i i i i i i i

dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan kesehatan yang digunakan oleh pasien
i i i i i i i i

Masalah : Tidak Ada Masalah


E. Pemasaran (M5 – Marketing) i i

1. Kepuasan pasien i i

Menurut Nursalam, 2012 Perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
i i i i i i i i

antara kesenangan terhadap aktifitas dan suatu produk dengan harapannya. Beberapa aspek
i i i i i i i i

yang harus diukur tentang kepuasan pasien antara lain : atribut harapan pasien dan layanan i i i i

Kesehatan seperti : kompetensi klinis, empati, kesediaan menjawab keluhan, response,


i i i i i i i i i i i i i i i

keselamatan, perawatan, komunikasi, dan lain-lain. Kepuasan menjadi tolak ukur yang
i i i i i i i

penting bagi pelayanan Kesehatan rumah sakit.


i i i i

Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawatan di ruang P3 Anak RSUD i i i i i

Otanaha didapatkan bahwa keluarga pasien yang dirawat diruang P3 Anak mengaku puas
i i i i

dengan pelayanan perawat di ruangan. Menurut data observasi didapatkan bahwa tingkat
i i i i i i

kepuasan pasien terhadap pelayanan Kesehatan berada di tingkat baik yakni 85%.
i i i i i i i

Wawancara: Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawatan di ruang P3 Anak i i i i i

RSUD Otanaha didapatkan bahwa keluarga pasien yang dirawat diruang P3 Anak mengaku
i i i i

puas dengan pelayanan perawat di ruangan i i i

Masalah: Dari hasil observasi belum ada media bermain anak untuk dijadikan sebagai i i i i i i

pengalihan anak agar setiap dilakukan Tindakan keperawatan tidak merasa takut dengan
i i i i i i

perawat.i

a. BOR (Efisiensi pelayanan di ruangan P3 Anak)


i i i i

Berdasarkan hasil didapatkan jumlah pasi en pada bulan Januari yaitu Sebanyak 162
i i i

orang, Adapun jumlah BOR dalam bulan Januari adalah sebanyak berikut :
i i i i

Menghitung BOR dalam satu bulan:


i i

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡


BOR=i
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒

Pada bulan Januari

38
BOR = 531
i
𝑥 100%
23𝑥31

=531 𝑥 100%
713
= 74%
Tabel. 15 Distribusi Bed Ocupation Ratio (BOR) di Ruang perawatan P3 Anak
i i i i i i i

No i Periode i i i Jumlah Hari Jumlah BOR i

Perawatan i Bed i

1 Januari 531 23 531(23x31):100% = 74%

Menurut Depkes RI 2005 ideal BOR adalah 60-80%. Berdasarkan hasil yang didapatkan
i i i i i i

dari perhitungan menggunakan data bulan Januari adalah 74%. artinya B OR di ruang
i i i

perawatan P3 Anak dikategorikan ideal.


i i i i

Kesimpulan : Tidak ada masalah


i

b. ALOS (Average Length Of Stay) i i i i i

ALOS menurut DEPKES RI 2005, adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
i i i i i i i i

ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran i i i i i i

mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
i i i i i i

pengamatan lebih lanjut. Cara umum nilai alos yang ideal antara 6-9 hari. Menurut barber
i i i i i i

Johnson standar efesiensi Alos adalah 3-12 hari.


i i i i i i

Data selama bulan Januari untuk perhitungan ALOS di dapatkan jumlah lama rawat
i i i

adalah 531 dengan jumlah 162 pasien i i

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡


ALOS= i 𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝐼𝐷𝑈𝑃+𝑀𝐴𝑇𝐼)

Bulan Januari

ALOS = 531 x100% i

162

= 3 hari (3 hari)
Tabel. 16 Distribusi ALOS Pasien Ruang Perawatan P3 Anak
i i i i

No i Periode i i i Jumlah Jumlah ALOS


i

Lama Rawat Pasien i

1 Februari
i 531 162 531:177x100% : 3 hari

39
Berdasarakan hasil data yang diperoleh rata-rata lama rawat seorang pasien di ruangan P3
i i i i i i i

Anak RSUD OTANAHA pada bulan Januari adalah 3 hari atau dalam kategori ideal i i i i

Kesimpulan : tidak ada masalah


i

a. TOI (Turn Over Interval tenggang perputaran )


i i i i i i

Dari hasil yang didapatkan selama bulan Januari untuk TOI diruangan P3 Anak jumlah i i

tempat tidur 23, periode Januari hari, hari perawatan 531 Dengan jumlah pasien keluar
i i i i i i i i

(hidup) 162 Dengan rincian sebagai berikut : i i i

Rumus :
(𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑇𝐸𝑀𝑃𝐴𝑇 𝑇𝐼𝐷𝑈𝑅 𝑋 𝑃𝐸𝑅𝐼𝑂𝐷𝐸)− 𝐻𝐴𝑅𝐼 𝑃𝐸𝑅𝐴𝑊𝐴𝑇𝐴𝑁
TOI= i

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑃𝐴𝑆𝐼𝐸𝑁 𝐾𝐸𝐿𝑈𝐴𝑅 (𝐻𝐼𝐷𝑈𝑃+𝑀𝐴𝑇𝐼)

Bulan Januari
(23𝑥31)−531
TOI = i

162

=1,1 hari (1 hari)


Tabel Distribusi TOI Pasien Ruang Perawatan P3 Anak
i i i i

No i Periode
i i i Jumlah Jumlah Jumlah TO Ii

tempat tidur
i hari rawat pasien keluar i i

1 Januari 23 531 162 713-531:17 = 1,1


. hari (1hari)
TOI menurut DEPKES 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
i i i i i

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran
i i i i i i i i

tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
i i i i i i i i i

kisaran 1-3 hari.


Berdasarakan hasil data yang diperoleh rata-rata nilai TOI di ruangan P3 Anak RSUD
i i i i i

OTANAHA pada bulan Januari dalam kategori ideal


i i i i

Kesimpulan : tidak ada masalah


i

d. BTO ( Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)


i i i i i i

Dari hasil data yang diperoleh selama periode bulan Januari Tahun 2024 untuk BTO i i i i i i i i

diruang perawatan P3 Anak adalah sebagai berikut : jumlah pasien dirawat (hidup+mati)
i i i i

adalah 162, sedangkan jumlah tempat tidur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut i i i i i

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)


BTO = i

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟

Bulan Januari
BTO =162= 7,2 i

23

Dalam sebulan 31 hari : 7 = 4,4 (4kali pemakaian) i i

40
Tabel Distribusi BTO Pasien Ruang Perawatan P3 Anak
i i i i

No i Periode
i i i Jumlah tempat i Jumlah pasien i BTO i

tidur yang dirawat


1 Januari 23 162 162:23 = 7 kali
.

Angka BTO yang tinggi menunjukkan tingkat ketidak efisiennya penggunaan tempat i i i i i i i

tidur rumah sakit. Adapun menurut (DEPKES RI) ideal untuk BTO selama 1 tahun 1 i i i i i i

tempat tidur dipakai 40-50 kali, sehingga ideal dalam sebulan adalah 3-4 kali pemakaian.
i i i i i

Sedangkan diruang perawatan P3 Anak RSUD OTANAHA didapatkan pemakaian tempat


i i i i i

tidur adalah 8 kali pemakaian. Sehingga untuk perawatan P3 Anak dikategorikan belum i i i i i i

ideal. i

Rencana penyelesaian : Perlu adanya penambahan tempat tidur sejumlah buah diruangan
i i i i i i i i

P3 Anak RSUD OTANAHA untuk meningkatkan keefisiensian penggunaan tempat tidur i i i i i i i

rumah sakit.
2. Alur BPJS
Undang –undang no 40 tahun 2004, BPJS kesehatan merupakan penyelenggara jaminan i i i i i i i

sosial dibidang kesehatan yang merupakan salah satu dari 5 program dalam sistem jaminan
i i i i i i

sosial nasional (SJSN) dan didapatkan operasiaonal BPJS kesehatan dimulai sejak tanggal 1
i i i i i i i i

januari 2014. BPJS kesehatan Sebagai badan pelaksana merupakan badan kurikulum public i i i i i

yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat
i i i i i i i i

Indonesia. i i

Tujuan diberlakukannya program jaminan kesehatan nasional ini adalah untuk i i i i i

memenuhi bantuan kesehatan masyarakat yang layak untuk diberikan kepada setiap orang
i i i i i i i i

yang telah membayar iyuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Masyarakat sebagai
i i i i i i i

peserta jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan dan staf
i i i i i i i i i i i

terkait tentu perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan dalam pemperoleh
i i i i i i i i i i i i i

pelayanan kesehatan sesuai dengan haknya.


i i i i i

Pasien diidentifikasi menggunakan 2 identitas pasien, tidak boleh menggunakan


i i i i i i i i

nomor pasien safety adalah upaya yang dilakukan dipelayanan kesehatan untuk mencegah
i i i i i i i i i

41
terjadinya cedera dan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan pada pasien. Ada 5 goal
i i i i i i

pasien safety yang di bagi.


i i

3. Keselamatan Pasien i i i

1) Ketepatan identitas pasien i i i i

Menurut (Nursalam, 2011) ketepatan identifikasi pasien meliputi standar berikut:


i i i i i i i

a. kamar atau lokasi pasien. i i

b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah. i i i i i i i i

c. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan specimen lain utnuk pemeriksaan
i i i i i i i i i

klinis.
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau prosedur i i i i i i i i i i

e. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang konsisten pada semua
i i i i i i i i

situasi dan lokasi. i

Hasil wawancara pada perawat pelaksana mengatakan bahwa identifikasi pasien melalui i i i i i i

buku laporan dan gelang identitas yang terdiri dari 2 warna yaitu merah muda untuk i i i i i

perempuan dan biru untuk laki-laki dicocokan dengan data pasien dari buku status pasien
i i i i i i i

Hasil observasi diruangan perawatan P3 Anak didapatkan bahwa ketepatan identifikasi


i i i i i i

pasien sesuai SOP dengan perawat meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal
i i i i i i i i i

lahir atau nomor RM. (minimal ketepatan identifikasi pasien adalah dengan pasien mampu i i i i i i i i

menyebutkan 2 dar 3 persyaratan identitas) tapi tidak dilakukan secara rutin.


i i i i i

Masalah: Ketepatan identifikasi pasien dilakukan sesuai SOP tetapi tidak dilakukan i i i i i i i

secara rutin.
i

2) Peningkatan komunikasi efektifi i i i

Menurut (Nursalam, 2011) peningkatan komunikasi yang efektif dapat dilakukan i i i i i

dengan beberapa cara:


i i i

a. Perintah lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
i i i i i i i i

lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.


i i i i i i i i i i

b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
i i i i i i i i i

kembali oleh menerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.


i i i i i i i i i i

c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
i i i i i i i i i

hasil pemeriksaant ersebut. i i i i

d. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik dan konsisten dalam melakukan verifikasi
i i i i i i i i

42
terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon
i i i i i i

Hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan P3 Anak bahwa perawat di P3 Anak i i i i

dalam komunikasi sesuai susunan SBAR dan menggunakan lembar SBAR i i i i

Hasil observasi didapatkan bahwa perawat dalam berkomunikasi sudah menggunakan


i i i i i i

format SBAR dan menggunakan format lembar SBAR dari rumah sakit saat timbang terima
i i i i i

pasien, dan menggunakan metode TBAK saat berkomunikasi perawat dan dokter jaga di
i i i i i i i i i i

ruang perawatan P3 Anak i

Masalah: Tidak ada masalah


3) Peningkatan keamanan obat yang harus diwaspadai (highalert)
i i i i

Menurut (Nursalam,2011) peningkatan keamanan obat yang perlu diawaspadai (High-Alert


i i i i i i

Medication) yakni :
i i

a. Kebijakan dana atau prosedur dikembangkan nuntuk mengatur identifikasi, lokasi,


i i i i i i i

pemberian label, dan penyimpanan obat- obatan yang perlu diwaspadai


i i i i i i i

b. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan i i i i i

c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
i i i i i i i i i

secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja diarea
i i i i i i i

tersebut bila diperkenankan kebijakan.


i i i i i

d. Elektrolit konsentrat yang disimpan diunit pelayanan pasien diberilabel yang jelas dan
i i i i i i i i i i

disimpan dengan cara membatasi akses (restrictacces). i i i i i

Hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan P3 Anak sentralisasi obat sudah i i i i i

diterapkan dan untuk obat high alert sudah ada di kotak obat dan sudah ada labelnya dan
i i i i i i

obat-obatan pasien yang sudah pulangakan dikembalikan keinstalasi farmasi.


i i i i i

Hasil observasi di ruangan perawatan P3 Anak untuk pemberian obat sudah tepat dengan
i i i i i i i i

menggunakan 6 Benar Pemberian Obat (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu
i i i i i i i i i i i i

pemberian, benar cara pemberian obat,benar kadaluarsa obat.


i i i i i i i i

Masalah :Tidak terdapat masalah pada sentralisasi obat i i i

4) Pengurangan terhadap risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Menurut


i i i i i i i i i

(Nursalam,2011) pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dilakukan i i i i i i i i

dengan: i

a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang baru- i i i i i i i i

baru ini di terbitkan dan sudah di terima secara umum (antara lain dari WHO patient i i i i i

43
safety) i

b. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif i i i i i i i

c. Kebijakan dana atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan secara


i i i i i i i

berkelanjutan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


i i i i i i i i i

Hasil wawancara dengan kepala ruangan dan seluruh perawat di ruang perawatan P3 Anak i i i i i

mereka telah melakukan cuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan
i i i i i i i i

pada pasien. Dan pada hasil wawancara terdapat bed i i i

Hasil observasi : Di Ruang perawatan P3 Anak yaitu dari hasil observasi setiap
i i i i i i

melakukan Tindakan ataupun setelah melakukan Tindakan perawat dan dokter melakukan
i i i i i i i i

cuci tangan 6 langkah untuk mencengah risiko infeksi i i i i

Masalah: Tidak ada masalah


5) Pengurangan risiko jatuh
i i

Menurut (Nursalam,2011) pengurangan pasien resiko jatuh dapat dilakukan dengan :


i i i i i i

a. Rumah sakit mengunakan proses assessment awal resiko pasien jatuh dan melakukan i i i i i i i i i

pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
i i i i i i

pengobatan i i

b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada i i i i i i

hasil assessment dianggap beresiko i i i i i

c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya baik tentang keberhasilan pengurangan cidera i i i i i i i

akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak sengaja i i i

d. Kebijakan dan prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari resiko cidera


i i i i i i i i i i

pasien akibat jatuh dirumah sakit. i

Hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara dari kepala ruangan dikatakan bahwa untuk i i

mengidentifikasi pasien yang mengalami resiko jatuh yaitu menggunakan klip resiko jatuh
i i i i i i i i i

yang di pakaikan pada gelang identitas pasien. Dan juga terdapat penilayan resiko jatuh i i i i i i i

dengan menggunakan skor humpy Dumpty.


i i i

Hasil observasi Terdapat tanda untuk mengidentifikasi pasien resiko jatuh yaitu terpasang
i i i i i i i i i

klip resiko jatuh pada gelang identitas pasien atau tiang infus pasien.
i i i i i i

Rencana Penyelesaian : Melakukan edukasi pada keluarga pasien terhadap pasien


i i i i i i i i i i

resiko jatuh menggunakan leaflet edukasi resiko jatuh.


i i i i i i i i

44
b. Data Khusus Ruangan (Fungsi manajemen keperawatan di ruangan) Fungsi i i i i

perencanaan
i i

Adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang di inginkan dan kemudian i i i i

Menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam
i i i i i i i

fungsi perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternative


i i i i i i i i i

sebelum memutuskan karena ini adalah langka awal yang bisa berpengaruh secara total
i i i i i i i i

dalam perusahaan kedepannya. Fungsi-fungsi manajemen yang lain tidak akan bisa
i i i i i

berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang matang


i i i i

1) Kegiatan fungsi perencanaan i i i

Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan :


i i i i

a.) Menetapkan apa tujuan dan target bisnis i i i

b.) Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut


i i i i i

c.) Menentukan sumber daya yang dibutuhkan


i i i

d.) Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan


i i i i i

e.)
i Pembagian perencanaan
i i i

Perencanaan dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi kedalam beberapa
i i i i i i i i

jenjang :
i

 Top level planning ( perencanaan jenjang atas) i i i i i i

Perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis. Jenjang atas ini memberikan
i i i i i i i i

petunjuk umum, rumusan tujuan,pengambilan keputusan,serta memberikan


i i i i i i

petunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. Top Level planning


i i i i i i i i i i

menekankan i i

 dijalankan. Tanggung jawab middle level berada pada manajemen menengah. i i i i i i i i


Low Level Planning (Perencanaan Jenjang Bawah) Perencanaan jenjang i i i i i i i i i

bawah lebih fokus terhadap bagaimana cara menghasilkan. Jenjang bawah ini i i i i i

lebih mengarah kepada kegiatan operasional perusahaan manajemen pelaksana i i i i i i i i i i i

adalah pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan jenjang bawah ini. i i i i

2) Syarat Fungsi Perencanaan i i

Perencanaan yang baik selayaknya memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :


i i i i i i i i i

a. Mempunyai tujuan yang jelas i i

b. Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya


i i i i

45
c. Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilakukan
i i i

d. Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi


i i i i i i i

e. Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan dan selaras pada tiap-tiap
i i i i

bagian.
f. Segala sesuatu yang tersedia bisa dipergunakan secara efektif serta berdaya guna.
i i i i i i i i i i

3) Manfaat Fungsi Perencanaan i i

Beberapa manfaat dari adanya fungsi perencanaan, diataranya:


i i i i

a. Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap unit akan lebih
i i i i i

terorganisir kearah tujuan yang sama


i i i

b. Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi i i i

c. Memudahkan pengawasan i i

d. Menjadi pedoman dasar didalam menjalankan kegiatan


i i i i i

4) Standar Operasional Prosedur (SOP) i i i i i i

Wawancara : Dari hasil wawancara Standar Operasional Prosedural sekarang sudah i i i i i i

terupdate menggunakan SOP tahun 2020


i i i i

Observasi : Standar Operasional Prosedural ada di Nurse Station dan terupdate


i i i i i i i i i i i

menggunakan SOP tahun 2020


i i

5) Standar Asuhan Keperawatan i i

Wawancara : Dari hasil wawancara Standar Asuhan Keperawatan sekarang i i i

menggunakan SDKI, SLKI, SIKI


i

Observasi: Standar Asuhan Keperawatan ada di Nurse Station dan terupdate


i i i i i i i i

menggunakan SDKI, SLKI, SIKI


i

1. Uraian Tugas
a. Kepala Ruangan
i

Perencanaan
i i

1) Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan bidang pelayanan dari perawatan


i i i i i i

2) Uraian Tugas : Melaksanakan fungsi perawatan meliputi: i i i

a) Menunjuk perawat primer dan tugas masing-masing


i i i

b) Mengikuti serah terima pasien sebelumnya


i i i i i i

c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien di bantu oleh perawat primer


i i i i i i i i i

d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhakan berdasarkan aktivitas dan tingkat


i i i i

ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer


i i i i i i i

e) Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan


i i i i i

46
f) Mengikuti kunjungan dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi tindakan medis
i i i i i i i i i i

yang dilakukan program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang i i i i i i i i

tindakan yang akan dilakukan terhadap klien i i

g) Membimbing asuhan keperawatan i i i

h) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk


i i i i i i

i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.


i i i i i i i

Pengorganisasian
i i

1) Merumusakna metode penugasan / MAKP yang di gunakan


i i i i i

2) Merumusakan tujuan penugasan


i i

3) Membuat rencana kendali kepada ruangan yang membawahi 2 katim, dan katim
i i i i i

membawahi perawat asosia


i i i

4) Mengataur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses Dinas, mengataur


i i i i i i i i i i

tenagga yang ada setiap hari dan lain-lain.


i i

5) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan


i i i i

6) Mendelegasikan tugas kepala rungan, saat kepala ruangan tiddak ada di tepmpat kepada
i i i i i i i

Katim
7) Mengetahuai kondsi pasien, menilain tingkat kebutuhan pasien
i i i i i i i

8) Mengembangkan kemampuan anggota


i i i i

Pengarahan
i

1) Memberi pengarahan dan penugasan kepada katim


i i i i i

2) Memberi reinforcement kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik


i i i i i i i i i i i

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap


i i i i i i i i

4) Menginformasikan hal-hal yang di anggap penting dan berhubunagn dengan askep pasien
i i i i i i i

5) Membimbing bawahann yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya


i i i i

6) Meningkatkan kolaborasi
i i i

Pengawasan (Controling)
i i i

1) Melakukan komunikasi (lisan maupun dokumentasi)


i i i i

2) Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan katim mengenai asuhan keperawatan


i i i i i i i i

yang di berikan kepada pasien i i i

3) Melalui suvervise/observasi :
i i i i i

a) Pengawan langsung mealalui inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan


i i i i i i i

47
langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelamahan saat ini
i i i i i i i

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mencetak daftar hadir. membaca, memeriksa


i i i i i i

rencana keperawatan sertta jabatan yang di buat selama dan sesuda proses
i i i i i i i i

keperawatn yang di laksanakan (di dokumentasaikan), mendengar laporan dari katim.


i i i i i i i

c) Melakukan rapat rutin evaluasi ruangan setiap bulan sekali


i i i i

d) Mengevaluasi i i upaya pelaksanaan


i dan membadingkan i dengan
i

renncanakeperawatanyangtelah di susun bersama


i i i i i

4) Melaksanankan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) meliputi :


i i i i i i

a) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai penerapan kebijakan pelayanan tata tertib


i i i i i i i i i

dan etika profesi keperawatan, kepala ruang ke instalasi terkait.


i i i i i i i i

b) Mengawasi, mengendalikan dan menilai, tenaga kebidan secara efektif dan efisien.
i i i i i i i i i i i

c) Berperan serta dalam menilai melaksanan program bimbingan system/mekanisme


i i i i i i i i i

pendidikan keparwatan. Pendidikan tenaga kesehatan lain yang menggunakan rumah


i i i i i i i

sakit sebagai lahan praktek. i i

d) Melaksanakan supervise secara berkala/sewaktu-waktu ke ruang rapat agar tujuan


i i i i i i i

pelayanan keperawatan yang di inginkan dapat tercapai. Supervisi ini dilakukan


i i i i i

secara mandiri
i

b. Katim
1) Tugas pokok : mengevaluasi kegiatan pelayanan diruangan
i i i i i i

2) Uraian tugas :
a) Menyusun rencana kegiatan katim
i i i

b) Mengikuti seraah terima pasien setiap pergantian dinas pagi atau pada saat bertugas
i i i i i i i

c) Melaksanakan pembagian pasien pada perawat


i i i i

d) Megadakan pre / post conference dengan perawat


i i i i i i i i i

e) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara konferensif


i i i i i i i i i i

f) Menyusun diagnosa kerawatan, rencana keperawatan, dan catatn perkembangan


i i i i i i i i

g) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oich disiplin


i i i i i i i i

lain maupun perawat lain i

h) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan


i i i i

i) Melakukan pendokumentasian
i i i i

j) Melakukan tindakan kebidanan tertentu yang membutuhkan kompeetensi kompleks


i i i i i i i i i i i

k) Membuat perencanaan pulang


i i i

48
l) I) Memeriksa/mengevaluasi laporan keadaaan pasien yang telah dibuat
i i i i i i i i

m) Melakuakan penyuluhan pada pasien dan keluarga


i i i i

n) Menyiapkan pelaksaan asuhan keperawatan


i i i i

o) Menciptakan kerjasama yang harmonis


i i i

p) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dan melakukan visite


i i i i i i i i

q) Mengikuti ronde keperawatan


i i i i i

r) Mengikuti kegiatan ilmiah


i i

s) Mengorientasikan pasien baru pada lingkungan


i i i i

c. Perawat Pelaksana
i i

1) Tugas pokok : melakukan asuhan keprawatan


i i i i

2) Uriaian tugas :
a) Mengikuti serah terima pasien
i i i i

b) Mengikuti pre/post conference dengan katim


i i i i i i i i

c) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah pasien


i i i i i i i

d) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana


i i i i i i

e) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan


i i i i i i

f) Mencatat atau melaporkan semua tindakan dan respon pasien pada catatan
i i i i i i i

keperawatan
i i

g) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab


i i i i i

h) Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan


i i i i i i

keperawatan dan pengobatana atau diagnosis


i i i i i

i) Berperan serta melakukan penyuluhan kesehata pada pasien dan keluarag


i i i i i i i i i

j) Memberikan penjelasan atas pertanyaan pasien/keluaraga dengan kalimat yang


i i i i i i i i

mudah dimengerti, bersikap sopan dan ramah i i i i

k) Melaporkan segala sesuatau mengenai keadaaan pasien baik secara lisan maupun
i i i i i i i i i

tulisan
l) Mengatru dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya supaya
i i i

siap pakai
d. Tugas Suvervisior Perawat : i i i

1) Tugas pokok : membantu kepala seksi mengawasi dan mengendalikan kegaiatan


i i i i i i i i i

pelayanan keperawatan
i i i

2) Uriaian tugas :
49
a) Mengecek kehadiran i i i i

b) Mengecek kesiapan ruangan dan fasilitas ruangan pasien masuk


i i i i i

c) Mengetahui seluruh kondisi pasien secara garis besar, jumlah, diagnosa, ruangan.
i i i i i i i i

d) Mengetahui pasien : "bermasalah/kondisi berat" secara detail.


i i i i i i i i

e) Melakukan konsul pasien bermasalah dengan tetap berupaya mendegelasikan tugas


i i i i i i i i i i

pada perawat pemegang pasien yang bersangkutan i i i i i

f) Mensosialisasikan kebijakan-kebjakan program atau kegiatan terutama pada shift


i i i i i i i

agar informasi mendadak mudah disampaikan i i

g) Bekerja sama dengan shift mengontrol dan kenyamanan ruangan, koordinasi dengan
i i i i i i i i i i

cleaning service untuk memberisihkan ruangan ketika pasien pulang


i i i i i i i

h) Memberikan arahan, teldaan dan teguran terhadap perawat yang tidak


i i i i i i

melaksasanakan kewajibannya.
i i

i) Menyampaikan kendala yang dilapangan, masalah, kaitan koordiansi yang sulit


i i i i

dengan bagian lain, malpraktik dan lain sebagainya


i i

j) Bekerja sama dengan penggung jawab shift untuk mendata permintaan kebutuhan
i i i i i i i

ruangan

k) Mengatur shift terutama bila ada perawat yang tidak hadir


i i i

l) Melakukan koordinasi masalah-masalahh teknik dan melaporkan jika berkaiitan


i i i i i i i

dengan kebijakan/kendali
i i i

m) Menyusun laporan hasil suvervisior i i i i

e. Pengaturan Jadwal Dinas


i

Didalam rumah sakit keputusan yang paling penting yang harus di buat di antaranya i i

adalah perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat. Ada 3 hal yang berkaitan dengan
i i i i i i i

proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:
i i i i i i i i i

1) Staffing Decision i i

Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat prakualifikasinya.


i i i i

2) Scheduling Decision i i i

Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga sluft. Shift k erja untuk setiap harinya
i i i

sepanjang periode penjadwalan dalam rangkamemenuhi kebutuhan minimum tenaga


i i i i i i i i i

perawat yang harus tersedia.


i i i

3) Alloction Decisioni i i i

Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialokasikan ke shiftshiftatau hari-hari


i i i i i i i i

50
yangkekurangan tenaga akibat adanyavartast demand yang tidak di prediksi. Misalnya
i i i i

absennyaa perawat i i

Wawancara : Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan pengaturan i i i

jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore dan shift malam i i i

4) Pengaturan Daftar Pasien


i i

Pengelolaan Pasien diruang P3 Anak yaitu dengan menggunakan metode pembagian


i i i i i i i i i i

berdasarkan kelas.
i i

5) Pengorganisasian Perawatan Klien


i i i i

Diruang Perawatan P3 Anak Tim di mana tim ini bertanggung jawab terhadap ruangan i i i

6) System Penghitungan Tenaga i i i

Ruangan P3 Anak Mengacu pada perhitungan tenaga menurut Depkes i i i i i i

f. Fungsi Pengarahan i

1. Operan
i i

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa timbang t erima sudah sering di lakukan di i i

ruangan pada saat operan shift, dilakukan 3x sehari yaitu pada shift pagi ke shift sore, i i i i i i

shift sore ke shift malam dan shift malam ke shift pagi. Berdasarkan hasil observasi
i i i i i i i

timbang terima di lakukan dengan cara membentuk lingakaran di nurse station (sudah i i i i i i

sesuai dengan prosedur timbang terima menurut Nursalam, 2015), kedua tim yang akan
i i i i i i i

melakukan timbang terima sudah siap dengan laporan shifinya masing-masing lalu kepala
i i i i i

ruangan membuka kegiatan dengan salam dan mempersilahkan perawat jaga untuk i i i i i i

melaporkan masalah pasiennya masing-masing. Kemudian setelah itu di lanjutkan ke


i i i i i i i

ruangan pasien i

2. Pre dan post conference i i i i i i

Dari hasil observasi perawat di ruangan didapatkan bahwa pre dan post confrence sudah i i i i i i i i

dilakukan pada saat dilakukan handover i i

3. Motivasi Kepada Perawat i i i

Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa motivasi kepada perawat i i i i i

dilakukan oleh kepala ruangan dan POKJA Keperawatan i i i i i i

4. Pendelegasian
i i i

Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa pendelegasian oleh kepala i i i i i i i i

ruangan dilakukan hanya dalam bentuk lisan. i

5. Supervisi i

51
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan supervisi sudah sering dilakukan namun i i i i

dari hasil observasi : supervisi sudah maksimal dilakukan, dari hasil wawancara d engan
i i i i

perawat di ruangan didapatkan bahwa perawat telah memahami tentang supervisi dan
i i i i i i

pelaksanaan supervisi di ruangan P3 Anak sudah dilakukan akan tetapi belum sesuai
i i i i i

dengan jadwal pelaksanaan supervisi. Supervisi yang dilakukan pada perawat pelaksana
i i i i i i

tentang prosedur SOP tindakan keperawatan yang ada di ruangan.


i i i i i i

6. Ronde keperawatan i i i i

Dari hasil wawacara dengan kepala ruangan Ronde Keperawatan belum maksimal i i i i i i i

dilakukan karena pasien lama dirawat hanya 3-4 hari. i i

g. Pengendalian i i

1 Indikator Mutu i

a) Tingkat Kepuasan Pasien i i

Tidak ditemukan data mengenai kepuasaan pasien selama 3 bulan terakhir. i i i i i i i

Keamanan pasien Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari
i i i i i i

angka kejadian flebitis, kejadian kesalahan pemberian obat dan kejadian jatuh. Dari
i i i i i i i i

pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada bulan
i i i i i

Januriari 2024 dilakukan :


 Kejadian flebitis : Dari hasil observasi selama praktek diruangan perawatan P3
i i i i i i i

Anak ditemukan adanya kejadian flebitis pada pasien i i i i

 Kejadian kesalahan pemberian obat : Dari hasil observasi dan data tidak
i i i i i i i

ditemukan kejadian kesalahan pemberian obat i i i i i i

 Kejadian jatuh : Dari hasil observasi dan data didapatkan bahwa 100% pasi en
i i i i

tidak pernah mengalami jatuh selama dilakukan perawatan di ruangan perawatan i i i i i

P3 Anak
2. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan i i i i

Menurut kepala ruangan audit dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan setiap bulan
i i i i i i i

oleh bidang keperawatan.


i i i i

3. Survey Kepuasan dan Survey Masalah Pasien


i i i i

Tingkat kepuasan pasien di ruang P3 Anak Interna RSUD Otanaha didapatkan i i i i

berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner adalah Pasien puas dengan pelayanan diruang
i i i i i i i

perawatan P3 Anak, hanya sedikit terganggu dengan kebisingan suara.


i i i i i

52
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Manajemen Keperawatan


i i i i i i

3.1.1. Definisi Manajemen Keperawatan i i i i i

Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur i i i i i

beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan
i i i i i i

agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan i i i

yang diharapkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian i i i i i

manajemen secara umum dari beberapa ahli. (Kemkes:2016) i i i i i i i

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui i i i i i i i i

orang lain (Gillies,1989). Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi


i i i i i i

untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka i i i i

mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat
i i i

administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah i i i i i

suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan i i i i i i

pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah
i i i i i i

ditentukan sebelumnya. Selanjutnya Swanburg (2000) mendefinisikan


i i i i i i

manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan i i i i i i

sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
i i i i i i i i

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Kemkes:2016) Manajemen


i i i i i i i i i

keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan


i i i i i i i i i i

untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien i i i i i i

(Gillies, 1989). Pekerjaan keperawatan harus diatur sedemikian rupa


i i i i i i i

sehingga tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan dapat tercapai. Siapa


i i i i i

yang diatur? Untuk apa? Apa tujuan pengaturan? Dalam memberikan i i i

pelayanankeperawatan kepada pasien, perawat menerapkan manajemen


i i i i i i i i i i

keperawatan dalam bentuk manajemen asuhan keperawatan.


i i i i i i i

(Kemkes:2016). i i

3.1.2. Prinsip-Prinsip Yang Mendasari Manajemen Keperawatan i i i i i

Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah : i i i i i

1) Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena


i i i i i i i i i i

melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko


i i i i i i

pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.


i i i i i i i

2) Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang


i i i i i i

efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun


i i i i i i i

perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan


i i i i i i i

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.


i i i i i i

53
3) Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan i i i i i i i

berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan


i i i i i i

kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai


i i i i i i i i

tingkat manajerial. i

4) Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus


i i i i i i i i

perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang


i i i i i i i

pasien lihat, fikir, yakini dan ingini . Kepuasan pasien merupakan point
i i i i i

utama dari seluruh tujuan keperawatan. i i i

5) Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasiandilakukan


i i i i i i i i

sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.


i i i i i

6) Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang


i i i i i i i i i i

meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian


i i i i i i i i i i i

pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.


i i i i

7) Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi


i i i i i i i

staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik. i i i i

8) Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif. i i i i i i i i

Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan


i i i i i

memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara


i i i i i

bawahan
9) Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
i i i i

mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih


i i i i i i i

tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan i i i i

karyawan.
10) Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
i i i i i i i i i i i

penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian


i i i i i i i

instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, i i i i i

membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki


i i i i i

kekurangan.
i

3.1.3. Fungsi Dasar Manajemen i i

Secara umum, fungsi dari manajemen dapat dikatakan sebagai


i i i i

serangkaian kegiatankegiatan yang dilakukan oleh Manajemen didalam


i i i i i i i

hal untuk mencapai tujuannya. Fungsi dari Manajemen juga dikenal dengan i i i i i

Istilah POAC: i

1) Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah salah satu fungsi yang


i i i i

digunakan untuk merencanakan segala sesuatu dengan sebaik i i i i i i

mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut akan i i i

berjalan dengan lancar apabila kita memiliki gambaran mengenai hal


i i i i i

apa saja yang akan digunakan atau dijalani, oleh sebab itu hal ini i i i

harus melibatkanperencanaan. i i i

2) Pengorganisasian (Organizing) Setelah kita melakukan sebuah


i i i i i i i

54
perencanaan dengan matang, maka hal berikutnya yang akan kita
i i i i

lakukan adalah Pengorganisasian. Sebab pengorganisasian ini sangat i i i i i

penting untuk dilakukan agar mempermudah manajer melakukan


i i i i i

sebuah pengewasan yang lebih efektif.


i i i i i i

3) Pengarahan (Actuacting) Fungsi dari manajemen yang ketiga adalah


i i i i

Pengarahan, pengarahan ini sangat penting dilakukan agar segala


i i i i

sesuatu yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan lancar sesuai


i i i i i

dengaperencanaan yang dibuat. Seorang manajer akan melakukan


i i i i i i i

pengarahan kepada setiap karyawannya, apabila didalam perusahaan


i i i i

tersebut sedang
i i i

4) Mengalami suatu permasalahan atau apa yang sedang dikerjakan


i i i i

tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. i i i

Pengawasan (C ontrolling) Fungsi yang terakhir dari Manajemen adalah


i i i i i i

melakukan pengawasan. Dari serangkaian rencana atau pekerjaan yang


i i i i i i

sudah dilaksanakan, maka hal ini sangat m emerlukan yang namanya i i

pengawasan.
i

5) Namun, manajer juga harus memperhatikan beberapa hal yang harus i i i i i

dipenuhi untuk melakukan sebuah pengawasan terhadap suatu


i i i i i

pekerjaan, yaitu diantaranya adalah :


i i

a) Jalur (routing) : Seorang manajer harus terlebih dahulu menentukan i i i i i i i i

sebuah jalur yang bertujuan untuk memperkecil sebuah resiko


i i i i i i i i

kesalahan apabila suatu saat terjadi. i i

b) Penetapan waktu (scheduling) : Seorang manajer juga harus


i i i i i i

mempunyai waktu yang rutin untuk melakukan sebuah pengawasan,


i i i i

misalnya selama satu bulan manajer harus memiliki waktu untuk i i i

melakukan seuah pengawasan sebanyak satu atau dua kali. i i i i

c) Perintah pelaksanaan (dispatching) : Seorang manajer harus


i i i i i

memiliki sikap untuk mendorong dan juga memerintah karyawannya


i i i i i i

agar dapat menyelesaikan semua pekerjaannya sesuai dengan waktu i i i i i i i i

yang telah ditentukan i i

d) Tindak lanjut (follow up) : Seorang manajer harus melakukan i i i i i i

evaluasi danjuga memberikan solusi terhadap semua permasalahan


i i i i i i i

yang sedang terjadi selama proses dalam mencapai tujuannya untuk i i i i i i

mengurangi terjadinya kesalahan yang sama. i i i

3.1.4. Peran Manajer


i i

Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.


i i i i i i

Tetapifaktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas,


i i i i i

khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara i i i i i

umum peran manajer dapat dinilai dai kemampuannya dalam peran manajer
i i i i i

55
dapat dinilai dari kemampuanya dalam motivasi dan meningkatkan i i i

kepuasan staf. Kepuasan kerja dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan


i i i i i i

fisik, psikis, dimanakebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui i i i i i i

peran manajer dalam memperlakuan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan


i i i i

kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan


i i i i i i

kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.


i i i i i i

Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tugas


i i i i

profesional sebagaimanadibahas sebelumnya :


i i i i i i

a) Komunikasi i

b) Potensial perkembangan
i i i i

c) Kebijaksanaan i

d) Gaji dan upah


e) Kondisi kerja i i

3.1.5. Peran Kepala Ruangan


i i

Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan i i i i i i

kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan


i i i i i

melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya


i i i i i i

mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan.


i i i i i i i

Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan


i i i i i i i i i

dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta


i i i i i i i

pengalaman staf diunit yang bersangkutan.


i i

3.1.6. Fungsi Kepala Ruangan i

Fungsi kepala ruangan adapun fungsi kepala sebagai berikut : i i i i

a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosifi, tujuan, sasaran,


i i i i i i

kebijaksanaan dan peraturan-peraturan : membuat perencanaan


i i i i i i

jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan i i i

tujuan, organisasi menetapkan biaya-biayauntuk setiap kegiatan i i i i i

serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.


i i i i i i i i

b. Pengorganisasian : meliputi pembentukan struktur untuk


i i i i i

melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan


i i i i i i i i i i

keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokan


i i i i i i i i i

kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan


i i i i i

fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewenang i i i i i i i

dengan tepat. i i

c. Ketenagaan : pengaturan ketegangan dimulai dari rekrutmen,


i i i i i i i

interview, mencari dan orientasi dari staf baru, pemjadwalan,


i i i i i i

pengembangan staf, dan sosialisasi staf.


i i i

56
d. Pengarahan : mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber
i i i i i i

daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik, i i i i i i i

pendelegasian,komunikasi dan memfasilitasi kolaborasi


i i i i i i i

e. Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum,


i i i i i

Pengawasan umum, pengawasan etika aspek legas, dan pengawasan


i i i i i i

profesional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya


i i i i i i i i i

tersebut sehari-hari akan bergerak dalam berbagaiperawat penjualan,


i i i i i i i i

pembelian, produksi, keuangan, personalia dan lain-lain


i i i i i i

3.1.7. Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan


i i i i i

Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menuruti i i i i i

depkes adalah sebagai berikut:


i i i i

1) Melaksanakan fungi perencanaan, meliputi:


i i i i

a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta


i i i i i i i

tenagalain sesuai kebutuhan


i i i

b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan


i i i i i i

c. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan


i i i i i i i i

yangakan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien. i i i i i

2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:


i i i i i

a. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di


i i i i i i i

ruangan rawat
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas perawatan dan tenaga lain
i i i i

sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku


i i i i i i i

(bulanan, mingguan, harian)


c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu
i i i i i i i i

atau tenaga lain yang bekerja di ruang rawat i i i

d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat untuk


i i i i i i i

melakukan asuhan keperawata sesuai standart


i i i i

e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja


i i i i i i i i

sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang i i i i

perawat i

f. Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan sertamengusahakan


i i i i i i i

pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan


i i i i i i

optimal i

g. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, da


i i i i i

bahan lain yang diperlukan di ruang rawat. i

Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar Selalu


i i i i i i i i

dalam keadaan siap pakai Mempertanggung jawabkan pelaksanaan i i i i

inventaris peralatan i i

57
h. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya
i i i i i i i

meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas


i i i i

yang ada dan cara penggunaanya i

i. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa


i i i i i i i

pasien dan mencatat program i i i

j. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang


i i i i i i i i

rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk i i i i

memudahkan pemberian asuhan keperawatan


i i i i i

k. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk


i i i i i i

megetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu


i i i i i i i

memecahkan masalah berlangsung i i i

l. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan


i i i i i i i

asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat i i i i i

dan benar i

m. Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruangan rawat


i i i i

inap lain, seluruh kepala seksi, kepala perawat, kepala instalasi, i i i i i i

dan kepala UPF di rumah sakit i

n. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara


i i i i

petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan


i i i i i i i i

o. Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara


i i i i i i i i i

kebersihan ruangan dan lingkungan


i i

p. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangan


i i i i i i

q. Memeriksa dan meneliti pengisis daftar permintaan makanan


i i i i i i

berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa /


i i i i i i

meneliti ulang saat pengkajian i i i

r. Memelihara buku register dan bekas catatan medis


i i i i i i

s. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan


i i i i i i

keperawatan serta kgiatan lain di ruangan rawat


i i i

3.2 Konsep Kepemimpinan


i i i i

3.2.1. Pengertian Kepemimpinan


i i i i

Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang i i i i i i i

mengerjakan apa yang tidak ingin mereka lakukan dan menyukainya


i i i i i

(Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan merupakan penggunaan i i i i i

keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu


i i i i i i i

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur,


i i i i i i i

1989). Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi i i i i i i

anggota kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan


i i i i i i i i i

(Baily, Lancoster & Lancoster, 1989). Kepemimpinan adalah sebuah i i i i i i i

58
hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk i i i i

mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan


i i i i i

kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan menurut


i i i i i i

Ngalim Purwanto (1993: 26). "Kepemimpinan sebagai suatu bentuk i i i i i

persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orangorang tertentu, biasanya


i i i i i i i i i i

melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehinggatanpa adanya


i i i i i i

rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami i i i i i i

dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujan organisasi”. i i i i

3.2.2. Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi


i i i i

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnyasuatu i i i i i i

organisasi. Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pimpinan dalam


i i i i i

mencapai tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga-lembaga harus di


i i i i i

berikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi


i i i i i i i i i i

efektif.
i i

Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang


i i i i i i i

lain agar merekamau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. i i i i i

Kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan


i i i i i i

yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam i i i i i i

menyelenggarakan berbagaikegiatannya terutama terlibat dalam kinerja para


i i i i i i i i

karyawannya. Keberhasilan pemimpin dalam mencapai tujuan tidaklepas i i i i i

dari bagaimana pemimpin berinteraksidengan bawahannya. i i i i

3.2.3. Gaya kepemimpinan i i

Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan i i i i i i i

kekuatan yang tersedia untuk memimpin orang lain. Setiap pemimpin


i i i i i i i

memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Ada 3 faktor yang menjadi


i i i i i i i

kunci gayakepemimpinan seseorang yang merupakan faktor yang saling i i i i i i i

melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu: pemimpin itu


i i i i i

sendiri, orang yangdipimpin dan situasi.


i i

Gaya Kepemimpinan Bisa disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan i i i i

seseorang merupakan fungsi dari ke tiga variabel di atas. Marilah kita


i i i i i i

pelajari bersama penjelasan dari masing-masing variabel tersebut melalui


i i i i i i i i

pemahaman teori –teori gaya kepemimpinan. Bila dilihat dari Pemimpin


i i i i i i i i

itu sendiri, Anda bisa pelajari teori bakat, bila dilihat Pemimpin itu sendiri
i i i i i i

dan orang yang dipimpin, maka bisa Anda cocokkan dengan Teorii i i i i i

perilaku dan bila dilihat Situasinya, maka bisa kita gunakan Teori
i i i

Situasional. Beikut ini adalah uraian dari masing-masing teori tersebut: i i i i i i

1) Teori bakat Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori i i i i i i i i i i i

bakat muncul karena adanya keyakinan bahwa kemampuan i i i

memimpin hanya dimiliki oleh orang yang dilahirkan dengan bakat i i i i i

59
tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang bisa
i i i i i i i i i i

menjadi pemimpin, dan mengembangkan pengetahuan dan


i i i i i i

ketrampilan kepemimpinannya.
i i i

2) Teori Perilaku, yang biasa digunakan Kurt Lewin (1960)


i i i i

Otokratik : Pada gaya otokratik pemimpin melakukan kontrol


i i i i i i i i

maksimal terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam i i i i

menentukan tujuan kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian


i i i i i i i i i i i

tugas dari pada hubungan interpersonal. Gaya ini cenderung i i i i i

menyebabkan permusuhan dan agresif atau apatis sampai menurunnya


i i i i i

inisiatif. Contoh Kepala Ruang menetapkan jadwal dinas, sanksi i i i i i

sesuai aturan, tanpa mempertimbangkan alasan staf perawat yang


i i i i

mengajukan ijin i

a. Demokratik : Pemimpin mengikutsertakan bawahan dalam pr oses


i i i i i i i

pengambilan keputusan. Lebih menekankan pada hubungan


i i i i i

interpersonal dan kerja kelompok. Orang yang dipimpin Situasi i i i i i i i i

Pemimpin : Manajemen Kepemimpinan dalam Praktek


i i i i i i

Keperawatan. 12 Pemimpin menggunakan posisinya untuk


i i i i i

mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan serta memotivasi


i i i i i

mereka untuk menentukan tujuan dan mengembangkan rencana.


i i i i i i i

Hal ini cenderung meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja. i i i i i i

Contoh Kepala Bidang Keperawatan selalu meminta Kepala Ruang


i i i i i i i i

memberikan masukan untuk sebuah perubahan kebijakan i i i i i

b. Laissez Fair : Pemimpin memberikan kebebasan bertindak, i i i i i i i

menyerahkan perannya sebagai pemimpin kepada bawahan tanpa


i i i i i i

diberi petunjuk atau bimbingan serta pengawasan. Pemimpin sangat i i i i i

sedikit merencanakan dan membuat keputusan. Gaya kepemimpinan


i i i i i i i

ini efektif bila bawahan mempunyai kemampuan dan tanggung i i i i

jawab yang tinggi. Bila kemampuan dan tanggung jawab bawahan i

kurang cenderung menimbulkankeresahan dan frustasi. Contoh i i i i i i i

Kepala Ruang tidak pernah mautahu apa yang sedang terjadi di


i i i i

ruangan, stafperawat yang tidak disiplin tidak mendapat teguran i i i

yangpenting aman i

60
3) Teori Situasional Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya
i i i i i i

sesuai dengan perubahan situasi yang terjadi. Jadi seseorang


i i i i i i i

pemimpin yang efektif pada situasi tertentu belum tentu mampu


i i i i i i i

bersikap dan bertindak efektif pada situasi lain.


i i i i

3.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan


i i i i i i

Ada empat sifat umum mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan i i i i i i

kepemimpinan adalah sebagai berikut:


i i i i

1) Kecerdasan bahwa pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih


i i i i i i i

tinggi dibandingkan dengan yang di pimpin i

2) Kedewasaaan dan keleluasaan. Hubungan sosial kepemimpinan cenderung


i i i i i i i i i

menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil serta mempunyai


i i i i i i

perhatian yang luas terhadap aktivitas sosial


i i i

3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi para pemimpin secara relatif


i i i i i i i i

mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi


i i i i i i

Dewantoro. Fungsi kepemimpinan yang bisa kita contoh dari Ki Hajar


i i i i i i i

Dewantoro
i i i

1) Ing Ngarso sung Tulodho ketika di depan memberikan contoh i i i i i i i i i

2) Ing Madyo Mbangun Karso ketika berada di tengah bersama sama i i i i i i

menyelesaikan tugas i i i

3) Tut Wuri Handayani ketika berada dibelakang mampu memberikan i i i i i

dorongan dan motivasi.


i i i

3.3 Prinsip Manajemen Keperawatan i i i i

3.3.1. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan i i i i

Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan Prinsip i i i i i

prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah : i i i i i

a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena i i i i i i i i i i

melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko


i i i i i i

pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.


i i i i i i i i

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang i i i i i i

efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun


i i i i i i i

61
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
i i i i i i i

sesuai dengan waktu yang telah.ditentukan sebelumnya.


i i i i i i

c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. i i i i i i i

Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan


i i i i i i

kegiatankeperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai


i i i i i i i i i

tingkat manajerial. i

d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan focus


i i i i i i i i

perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien


i i i i i i i

lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama i i i i

dari seluruh tujuan keperawatan. i i i

e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasiandilakukan i i i i i i i i

sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. Pengarahan


i i i i i i

merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi


i i i i i i i i i i

proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian


i i i i i i i i i i

pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan


i i i i

f. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan i i i i i i

penampilan kerja yang baik.


i i

g. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. i i i i i i i i

Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan


i i i i i

memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara


i i i i i

pegawai. i

h. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan


i i i i i

perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau


i i i i i i

upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan. i i i i

i. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi


i i i i i i i i i i i

penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian


i i i i i i i

instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar, i i i i i

membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki


i i i i i

kekurangan.
i

62
3.4 Indikator Pelayanan Manajeriali i i

3.4.1. Indikator Pelayanan Manajerial : i i i

1) Pre dan Post Konferens


i i i i i

Pre conferens merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk i i i i i i

mempersiapkan aktifitas pelayanan pada awal shift dinas. kegiatan berfokus pada
i i i i i i

pembahasan dari tindakan yang telah dilaksanakan serta rencana program


i i i i i

selanjutnya. Umumnya kegiatan ini dilakukan sebelum kegiatan timbang


i i i i i

terima pada shif berikutnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh perawat dan
i i i i i i i

kepala ruangan sebagai penanggung jawab.


i i i

a) Jenis conference i i i i i

Conference terdiri dari pre conference dan post conference yaitu: Pre
i i i i i i i i i i i i i i i i

conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksanasetelah selesai


i i i i i i i i i i i

operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
i i i i i i i i

ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut
i i i i

hanya sau orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference i i i i i i i i i i i

adalah

rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari


i i i i

katim dan PJ tim


Waktu : setelah operan i i i i

Tempat : Meja masing-masing tim


i i

Penanggung jawab i : Ketua tim atau PJ tim Kegiatan :


i i

• Ketua tim atau PJ tim membuka acara


i i


Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian masing-masing i i i

perawat pelaksanaan i i

• Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan lanjutterkait


i i i i

dengan asuhan yang diberikan saat itu i i

• Ketua tim atau PJ tim memberikan reinforcement Ketua tim PJ i i i i i i i i

menutup acara i

b) Tujuan Pre dan Post Conference i i i i i i

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-


i i i i i

63
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, i i i i i i

mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan


i i i

untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri


i i i i i

dalam pemberian asuhan keperawatan danmerupakan cara yang efektif untuk


i i i i i i i

menghasilkan perubahan non kognitif. Pre dan Post Conference juga membantu
i i i i i i i i i i i

koordinasi dalam rencana pemberian asuhankeperawatan sehingga tidak terjadi


i i i i i i i i i

pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan.


i i i i

c) Tujuan pre conference adalah: i i i i i

- Membantu untuk mengidentifikasi masalah masalah pasien, merencan


i i i i i i

akan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil i i i

- Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan


i i i

- Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien


i i i i i i i i

d) Tujuan post conference adalah : Untuk memberikan kesempatan i i i i i i i i i

mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang


i i i i i

dijumpai
e) Syarat pre dan post conference i i i i i i

- Pre conference dilaksanakan i sebelum pemberian asuhan i i i i i i i i

keperawatandan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan


i i i i i i i i i i

keperawatan
i i

- Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit i i i i

- Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,


i i i i

perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan


i i i i

- dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal i i i i i

perawatanpelaksana.
i i

- Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya


i i i i i i i

masing-masing. Penyampaian perkembangan dan masalah klien i i i i

berdasarkan hasilevaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan


i i i i i i

oleh dinas malam.


i i

Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi : i i i i i

• Keadaan klien i i

• Keluhan klien i i

64
• TTV
• Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru. i i i i i

• Masalah keperawatan i i

• Rencana keperawatan hari ini. i i i

• Perubahan keadaan terapi medis.


i i i i

• Rencana medis. i i

f) Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang


i i i i i i i i

masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi : i i i i i

- Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, i i i i i i i i

kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran


i i i i i i

dokter yang dikonsulkan. i i i

- Ketepatan pemberian infuse i i i i i

- Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.


i i i i i

- Ketepatan pemberian obat / injeksi. i i i i i i

- Ketepatan pelaksanaan tindakan lain, i i i

- Ketepatan dokumentasi. i i i i

g) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.


i i i i i

h) Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan


i i i i i i i i

masing–masing perawatan asosiet. i i i

i) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat


i i i i i i i

diselesaikan. i i

3.4.2. Handover i i

1) Definisii

Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report,


i i i i i i i

signout, signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral


i i i i i i i i i i i

dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian
i i i i i i i

shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover i i i i i i i i

adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan i i i i

tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang i i i i i

mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang


i i i i i i

pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang


i i i i i i i

65
dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat i i i i

sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.


i i i i i i

2) Tujuan Timbang Terima i

a) Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).


i i i i i

b) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam


i i

asuhankeperawatan kepada klien. i i i i

c) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti


i i i i i

olehdinasberikutnya.
i i i

d) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya


i i i i

3) Manfaat timbang terimaBagi perawat: i i

a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat


i i i i

b) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar pasien


i i i i

c) Pelaksanaan Asuhan Keperawatan terhadap pasien yang berkesinam


i i i i i i i

Bungan
d) Perawat dapat m engikuti perkembangan pasien secara paripurna bagi
i i i i i i

pasien : klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada i i i i

yang belum terungkap i i

4) Prosedur timbang terima


i i i

a) Tahap Persiapan i

Waktu : 5 menit i

Tempat : Nurse Station


i i i

Pelaksana : perawat primer dan perawat assosiet


i i i i i i

• Operan dilakukan setiap pergantian shift


i i i i

• Prinsip overan, terutama pada semua pasien baru masuk & pasien yang i i i i i i

memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang


i i i i i

membutuhkan observasi lebih lanjut i i i i

Hal yang perlu disampaikan oleh perawat dalam timbang terima i i i i i

yaitu: jumlah pasien, keluhan, identitas pasien & diagnosis medis, masalah i i i i i i

keperawatan yang masih muncul, intervensi keperawatan yang sudahdan


i i i i i i

belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaborasi, rencana umum


i i i i i i i

& persiapan operasi, pemeriksanaan penunjang, dll.


i i i i i i

66
b) Tahap pelaksana i

Waktu : 20 menit i

Tempat :Nurse station


i i i

Pelaksana : KARU, perawat pelaksana dan perawat assosiet


i i i i i i

• Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga)


i i i i

• Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan


i i i i i

• Kepala ruangan membuka acara timbang terima


i i i

• Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klasifikasi


i i i i

tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang i i

telahdiserah terimakan dan berhak menanyakan menganai hal- hal


i i i i i i

yang kurang jelas i

• Kepala ruangan menanyakan kebutuhan dasar pasien


i i i i

• Penyampaian yang jelas, sigkat dan padat


i i

•Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh


i i i i i i

terhadap masalh keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang


i i i i

telah/belum di laksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa


i i i i i

perawatan i

- Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerluka perincian yang i i i

matang sebaiknya di catat secara khusus untuk kemudian diserah i i i i

terimakan kepada petugas berikutnya. i i i i

- Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit i i i i

kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit


i i i i i i

c) Post timbang terima


i i

Waktu : 5 menit Tempat :Nurse Station i i i i

Pelaksana : KARU, Perawat Pelaksana dan Perawat Assiet


i i i i i

• Diskusi
• Pelaporan untuk timbang terima di tuliskan secara langsung pada
i i i i

format timbang terima yang di tandatangani oleh perawat pelaksanaan


i i i i i i

67
yang jaga saat itu dan perawat pelaksana yang jaga berikutnya i i i

diketahui oleh kepala ruangan


i i i i

3.4.3. Ronde Keperawatan


i i i i

1) Definisi
i

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan i i i i i

klien yang dilaksanakan oleh perawat, melibatkan klien dan keluargauntuk


i i i i i i i

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus


i i i i i

tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
i i i i i i i i i i

perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim


i i i i i i i

2) Tujuan Ronde i i

a) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.


i i i

b) Menumbuhkan pemikiran i tentang i i tindakan keperawatan


i i

yangberasal dari masalah klien. i i

c) Meningkatkan validitas data klien.


i i

d) Menilai kemampuan justifikasi.


i i

e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.


i i i i

f) Meningkatkan kemampuan untuk


i memodifikasi i i i rencana
i

perawatan.
i

g) Meningkatkan kemampuan dalam IPE dan IPC


i i i

3) Manfaat Ronde Keperawatan i i i i

a) Masalah pasien dapat teratasi i i

b) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi


i i i i

c) Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional


i i i i i i i

d) Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan


i i i i

e) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat


i i i i i i i i

dan benar i

68
4) Kriteria Pasien
i i

a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun


i i i i i i

sudah dilakukan tindakan keperawatan i i

b) Pasien dnegan kasus baru dan langka


i i

5) Peran dalam Ronde Keperawatan Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor


i i i i i i i i i i

a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien Menjelaskan


i i i i i i i i

masalahkeperawatan utama i i

b) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan


i i i i i

c) Menjelaskan tindakan selanjtunya


i i i

d) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan


i yang akan diambil
i Perani

perawatprimer (ketua tim) lain dan atau konsuler


i i i i i

• Memberikan justifikasi i i

• Memberikan reinforcement i i i i i i

• Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta


i i i i i i i i

tindakan yang rasional i

• Mengarahkan dan koreksi i i i

• Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari


i i i i i i i i

6) Prosedur Pra Ronde


i i i i

a) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan


i i i i

masalah yang langka)


b) Menentukan tim ronde
i i i i

c) Mencari sumber atau literature


i i i i

d) Membuat proposal
i i i

e) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian


i i i i i i i i

7) Diskusi : apa diagnosis keperawatan?, apa data yang mendukung? i i i i

bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan apa hambatan yang i i

ditemukan selama perawatan? Pelaksanaan ronde


i i i i i i

a) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada


i i i i i i i i i

masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan i i i

69
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
i i i i i

didiskusikan.
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut. i i i i

c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala


i i i i i i i i i i

ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan


i i i i

dilakukan.
8) Pasca-ronde i i

a) Evaluasi, revisi dan perbaikan


i i i

b)Kesimpulan dan rekomendasi i i i i penegakan


i i diagnosis,
i intervensi
i i

keperawatan selanjutnya.
i i i

Langkah – Langkah

Tahap Pra
BP

Penerapan Pasien

Persiapan pasien :

- informed Consent
- Hasil Pengkajian/Validasi data

Tahap pelaksanaandi nurse station


i i i

Penyajian masalah

- Apa Diagnosis Keperawatan?


- Apa data yang mendukung ?
- Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
- Apa hambatan yang ditemukaan?

Tahap pelaksanaandikamar pasien


i i

Validasi data

BP, Konselor, Karu

Lanjut- Diskusi di Nurse Station


Pasca ronde
i i

Kesimpulan & Rekomendasi solusi 76


3.4.4. Perencanaan Pulang ( Dischage Planning)
i i i

1. Definisi i

Discherge planning merupakan suatu proses terintergrasi terdiri dari i i i i i i i i

fase-fase yang ditunjukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang


i i i i i i

berkesinambungan. Perencanaan pasien pulang bertujuan untuk memandirikan


i i i i i i i

pasien dirumah sehingga pelaksanaan dan pendokumntasian perencanaan


i i i i i i i

pulang diperlukan kominukasi yang efektif dan tepat yang diharapkan i i i i i

tercapainya tujuan.
i

2. Tujuan perencanann pulang i i

Perencanaa pulang bertujuan membantu pasien dan keluarga untuk i i i i i i

mendapatkan memahami permasalahan dan upaya pencegahan yang harus di


i i i i i

tempuh sehingga dapat mengurangi risiko kambuh, serta menukar informasi


i i i i i i i

antar pasien sebagai penerimaan pelayanan dengan perawat dari npasien i i i i i i i i

masukkeluar rumah sakit. Adapun prinsip-prinsip dalam perencanaan pulang


i i i

antara lain :
a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang sehingga nilaikeinginan
i i i i i i i

dan kebutuhan dari pasien perlu di kaji dan evaluasi. i i i i

b. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi lalu dikaitkan dengan masalah yang


i i i i

mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan i i i

masalah yang timbul dirumah dapat segera di antisipasi. i i

c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratuf karena merupakan


i i i i i i i

pelayanan mutidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.


i i i i

d. Tindakan atau perncanaan yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan i i i i

dengan pengetahuan dari tenaga/sumber daya maupun fasilitasi yang


i i i i i

tersedia di masyarakat. i i

e. Perencanaa pulang dilakukan pada setiap sistem atau tatanan pelayanan


i i i i i

kesehatan i i

3. Komponen perencanaan pulang terdiri atas :


i i i i i i

a. Perawatan dirumah meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan


i i i i i i

kesehatan mengenai die, mobilitas, waktu control dan tempat control,


i i i i i i i i i i i

pemberian pelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan keluarga


i i i i i i i

mengenai perawatan selama pasien dirumah nanti.


i i i i i

77
b. Obat-obatan yang masih diminumdan jumlahnya, meliputi dosis, cara
i i i i

pemberian dan waktu yang tepat minum obat.


i i i i

c. Obat-obatan yang dihentikan, karena meskipun ada obatan tersebut sudah


i i i i i i i i

tidak dimunum lagi oleh pasien, obat-obatan tersebut tetap dibawa pulang i i i i i i i i

pasien. i

d. Hasil pemeriksaan termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum masuk rumah i i i i i i i

sakit dan hasil pemeriksaan selama masuk rumah sakit, semua diberikan i i i i i

ke pasien pulang. i i

e. Surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol. i i i i i i

4. Faktor-faktor yang perlu di kaji dalam perencanaan pulang


i i i i i

a. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan


i i i i i i i i

yang diperlukan i

b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga


i i i i i i i

c. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka


i i i i i i i i

memberi asuhan i i

d. Bantuan yang diperlukan pasien i i

e. Pemenuhan kebutuhan aktifitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,


i i i i i i

eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari


i i i i i

bahaya komunikasi, keagamaan, rekreasi dan sekolah i i i i i i

f. Sumber dan sistem pendukung yang adadi masyarakat i i i

g. Sumber financial dan pekerjaan i i i

h. Fasilitas yang ada dirumah dan harapan setelah dirawat i i

i. Kebutuhan perawatan dan supervisi dirumah


i i i

3.4.5. Sentralisasi Obat


i i

1) Definisi
i

Pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan kepada pasien


i i i i i i i i i

diserahkan sepenuhnya kepada perawat.


i i i i i

2) Tujuan
a) Meningkatakan mutu pelayanan pada pasien, terutama dalam memberikan
i i i i i i

obat i

78
b) Sebagai tanggung jawab dan tanggangung gugat secra hukum maupun
i i

secara moral
i i

c) Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efisien


i i i i i i i i i i i

3) Tehnik pengelolaan obat


i i i i i

a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah karu


i i i i i

b) Keluarga wajib mengetahui da ikuti serta mengontrol pengunaan obat


i i i i i i i i i

c) Penerimaan obat
i i i

- Obat yang diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkankepada


i i i i i i i i i

perawat yangmenerima lembar serah terima obat


i i i i i i i

- Perawat menulis nama pasien, register,jenis obat, jumlah dan


i i i i i i i

persediaan dalam an kartu pasien


i i i

- kartu control yang diketahui oleh pasien atau keluarga dalam buku i i i i i i i

masuk obat i

- Keluarga atau klien mendapatkan kapan atau bila mana obat tersebut
i i i i i i

habis
d) Pembagian Obati i

- Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar


i i i

pemberian i i

- Obat yang telah disimpan diberikan oleh perawat dengan memperhatikan


i i i i i i i i i

oleh perawat dengan memperhatiakn oleh alur yangtercantum dalam


i i i i i i i i i

buku pemberian obat tapi dicocokan dulu dengan instruksi dokter i i i i i i i i

- Saat pemberian obat jelaskan macam obat, jumlah obat, pengunaanobat, i i i i i i i i

efek samping, tempat dikembalikan dan pantau efek obat


i i i i i i i

- Penambahan obat i i

- Dimasukan dalam buku obat dan dilakukan perubahan dalam kartu i i

persedian obat i i i

- Pemberian obat yang tidak rutin dokumntasi hanya dilakukan padabuku


i i i i

obat masuk dan informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
i i i i i i

79
4) Obat khusus
i

a) Harga mahal, rute sulit, efek samping besar, waktu pemberian


i i i i i i

tertentu
i i

b) Diberikan dengan kartu khusus oleh PP informasi yang


i i i i i

diberikan ke klien : nama obat, kegunaan obat, waktu


i i i i i i

pemberian, wadah obat ditunjukan kekeluaraga, usahakan ada


i i i i i

saksi dari keluarga saat pemberian obat.


i i i i

80
Analisa SWOT i

M1 (Man) S - Rata-rata tenaga keperawatan sudah mengikuti i i i i

pelatihan BTCLS dan BHD i

W Tenaga perawat duruangan anak diruangan anak


i i

belum mengikuti pelatihan khusus pelatihan anak


i i i i

i O Adanya kesempataan untuk menambah tenaga i i i i

keperawatan diruangan anak


i i

T Meningkatnya sikap kritis masyarakat terhadap mutu


i i

pelayanan kesehatan rumah sakit dalam kegiatan


i i i i

praktek klinik mahasiswa (tambahkan) i

M2 (material)
i S - Terdapat nurstation dan ruangan perawat i i i

- Lingkungan bersih dan sirkulasi udara dan i

penerangan ruangan yang cukup i i

W Sarana dan prasarana kurang memadai AC, kipas i

angin diruangan perawatan,dan inpus pum i

i O Adanya kesepatan menambah sarana dan prasaranan i i i

yang belum diadakan diruangan i

T Keterbatasan sumber daya dalam pengadaan


i i i i

peralatan dan bahan medis


i i

M3 (Metode)
i i i S Perawat sudah menerapkan timbang trima
i i i

sentralisasi obat dan dokumentasi keperawatan


i i i i i i

sesuai dengan aturan dan standar yang sudah


i i

Ditetapkan i

W - Penerimaan pasien baru belum dilakukan i i i i

orientasi ruangan secara rutin i i i

- Sentralisasi obat belum mempunyai tempat i i i i i

tersendiri i i

- Discharge planning hanya menggunakan i i

penyampaian secara lisan belum i i i

menggunakan media seperti leaflet i i i i i i

- Ronde keperawatam tidak dilakukan secara i i i i i

maksimal
O
i Ada peluang untuk dilakukan ronde keperawatan
i i i i i

T Pasien dalam ruangan anak dirawat hanya 3-4 hari


i

M4 (Money)
i i S - RSUD Otanaha merupakan rumah sakit yang i i

bekerja sama dengan BPJS i i i

- Pasien yang tidak terlalu lama dirawat akan i i

memberikan keuntungan bagi rumah sakit i i i

dan pemakaian BHP maupun obat-obatan i i i


tidak terlalu banyak sehingga pengeluaran i i i i

rumah sakit tidak terlalu besar. i i

W Jika jumlah pasien yang dirawat hanya sedikit akan i i

mengurangi pendapatan rumah sakit dan berdampak


i i i

pada pembayaran gaji kariyawan


i

i O Rumah sakit otanaha merupakan rumah sakit yang i i

bekerja sama dengan BPJS


i i i

T Peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang dapat


i i i i

mempengaruhi ekstabilitas pasien


i i i i

M5 (Marketing)
i S - Ruangan perawatan anak memberikan i i i

pelayanan kepada pasien umum dan BPJS


i i i

- Tingkat kepuasan pasien dan keluarga pasien i i i i

terhadap pelayanan rumah sakit cukup baik


i i

- Perawat sudah melalukan 6 langkah cuci i i

tangan
- Tempat tidur diruangan isolasi yang berbahan
i i i

kain dapat menimbulkan infeksi nosokomial i i i i i

W Pojok bermain tidak di fasilitasi


i i i

O
i Memiliki peluang untuk memfasilitasi pojok bermain
i i i i i i

T Persaingan ketat antar rumah sakt.


i i
BAB IV
PRIORITAS MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN
i i i i i

POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN


i i i i i i i i

DI RUANGAN P3 ANAK

A. PRIOTITAS PENENTUAN MASALAH


i i i

Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan


i i i i i

memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :


i i i i i i

1. Magnitude (M) Yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi


i i i i i i

2. Severity (S) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan


i i i i

3. Manageability ( Mn) yaitu kemampuan menyelesaikan masalah – masalah


i i i i i

4. Nursing Concern (Ne) Yaitu focus pada keperawatan


i i i i i i

5. Affordability ( A) Yaitu ketersediaan sumber daya


i i i i i

Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1- 5 dengan kriteria sebagai berikut :
i i i i i i i i

a. Nilai 1 = Tidak penting i

b. Nilai 2 = Kurang penting i

c. Nilai 3 = Cukup penting i

d. Nilai 4 = Penting i

e. Nilai 5 = Sangat penting i


Tabel Priotitas Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang Perawatan III
i i i i i i i

Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo i i i i i

No i Masalah Mg Sv Mn Ne i Af Nilai Prioritas


i

1 Terdapat masalah dalam


i

ketenagaan di ruangan P3
i i

Anak hanya 9 perawat i


4 4 4 4 4 1024 2
sudah termasuk kepala i i

ruangan
2 Sarana dan prasarana
yang belum lengkap i i

tiang infus dan bed i 5 4 5 5 5 2500 1


pasien i

3
- Discharge Planing dalam i

ruangan P3 Anak hanya


berupa edukasi secara
i i i

lisan belum ada media i i

seperti leaflet
i i i i

- Penerimaan pasien baru


i i i 4 3 4 4 3 576 3
belum dilakukan secara
i i

rutin untuk orientasi i i

ruangan
- Sentralisasi obat belum
i i i

ada tempat tersendiri i i i


B. TUJUAN DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH i i i i

Prioritas Alternatif pemecahan masalah diseleksi dengan menggunakan


i i i i i i i i

pembobolan berdasarkan metode CARL, Meliputi aspek – aspek sebagai berikut :


i i i i i i i i i i i i

C : Capability artinya ketersediaan sumber daya ( dana dan prasarana/peralatan) i i i i i

A : Accesability artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatife


i i i i i

R : Readiness artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatife


i i i i i i

L : Leverage artinya seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
i i i i i i i i i

pemecahan yang dibahas


i i

Rentang nilai 1-5 dengan kriteria sebagai berikut :


i i i i i

Tabel Tujuan Dan Alternative Penyelesaian Masalah Diruangan Perawatan III


i i i i i i i

Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo i i i i i

No i Masalah Alternatif i C A R L Jumlah Prioritas


i

1 M1 Koordinasi
i i

Ketenagakerjaan
i i i

dengan pihak
i

manajemen i i

rumah sakit dan


mahasiswa
mampu 5 5 5 5 625 1
membuat drafi

untuk dimasukan
dalam manjemen i i

RS

2 M2 Sarana dan Koordinasi


i i

prasarana yang
dengan pihak 5 5 4 5 500 2
belum lengkap
i

i i

seperti
i kipas i manajemen i i

angin, AC, Infus


pump, tiang rumah sakit dan
infus dan bed i

membuat draft
pasien dan
i

fasilitas pojok i i untuk diajukan


bermain anak
i

dalam
manejemen RS i i i

3 M3 Penerapan i i Pembuatan
i

MAKP
Leaflet dan alat
(Discharge Planing,
i i

Penerimaan Pasien
i i i bantu
Baru, Sentralisasi i
4 3 3 3 108 3
penyuluhan
Obat, Ronde
i

i i i

Keperawatann)
i i kesehatan
i i
POA (Planing Of Action)
i i i

Prioritas
i Masalah Alternatif i Rencana Kegiatan
i i Indikator i Waktu Pelaksanaan
i Tempat
i Penanggung
i Ket
i

Keberhasilan
i i Jawab
1 1. Terdapat i 1. Membuat Draf
i 1. Pengusulan penambahan
i i Mahasiswa 05 Dilakukan Tempat di
i Frengki i

masalah bahwa ketenangakerja


i i i ketenaga kerjaan di
i i i mampu membuat i Maret
i diruangan P3 RSUD Igirisa,
tenaga perawat i i an ruangan P3 anak draf untuk 2024 Anak Otanaha
i Sulistiani A.
di ruang P3 diajukan kepada i Ruangan Ilohuna,
i

Anak Masih manajemen i i P3 Anak Nurain Rasid


Kurang keperawatan
i i

RSUD Otanaha i

2 1. Terdapat masalah
i 1. Menyediakan i i 1. Mahasiswa mampu 1. Mahasiswa 06 Dilakukan di Tempat di
i Erni U.
i

dalam sarana dan media i membuat pembaharuan


i i mampu Maret
i ruangan P3 RSUD Adam,
prasarana seperti i i
bermaini pojok bermain dan baliho
i i i i membuat i 2024 Anak Otanaha
i Nurain
pojok bermain
2. Membuat edukasi pembaharuan Ruangan Tanua,
i i i

i i i

anak
2. Baliho edukasi, i i
baliho edukasi i i 2. Mahasiwa mampu sarana dan P3 Anak Friska
3. Bed pasien yang
i i
3. Membuat draf i membuat draf untuk
i prasarana Widyasari
menggunakan i
tempat tidur, tiang
i pojok bermain
i i i Olii, ABD.
i

bahan kain yang infus anak dan Rahmat


mudah terinfeksi i i
baliho edukasi i i Muthalib
bakteri, tiang i
2. Mahasiwa
infus yang masih
mampu
kurang di
Ruangan P3 membuat draf i

Anak untuk diajukan


kepada i

Manejemen i i i
RSUD
Otanaha
i

3 1. Terdapat i 1. Role play i i 1. Membuat pembaharuan


i i Mahasiswa 07 Dilakukan di Tempat di
i Susinta
masalah dalam penerimaan i i dalam penerapan MAKP
i i mampu membuat
i Maret
i ruangan P3 RSUD Ismail,
penerimaan
i i pasien baru i pembaharuan
i 2024 Anak Otanaha
i Novitasari,
i

pasien baru i 2. Membuat alur, i penerapan MAKP


i i Ruangan Tri
karna belum i lembar
i di ruangan P3 P3 Anak Sulistianingsi
dilakukan informant i Anak h Lihawa,
orientasi
i i consent, dan
i i Adesiska
i

ruangan seca ra i membuat kode i i i Huraju, Ayu


rutin, ALFA Sutraviani
2. Sentralisasii sentralisasi
i Talib,
obat belum ada
i i iobat Rahmelia i

alur sentralisasi i 3. Menyediakan i i Rauf


obat
i leaflet 10
i i

3. Discharge i penyakit i

planning belum i

ada edukasi i

secara media
i i

seperti leaflet
i i i i
BAB V

LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI EVALUASI TINDAK LANJUT


i i i i i

A. Implementasi Kegiatani i i

No
i Hasil Pengkajian
i Landasan Teori i i Masalah Implementasi i i Evaluasi
i

1. Berdasarkan hasil
i Menurut Nursalam (2005)
i Tenaga perawat
i i Untuk mengatasi masalah i Berdasarkan evaluasi mahasiswa
i i

pengkajian yang telah


i i beban kerja objektif
i i i i diruang P3 tersebut mahasiswa membuat
i i i telah membuat draf kebutuhan
i i i

dilakukan diruangan tenaga perawat diperoleh


i i i i i Anak masih draf kebutuhan tenaga i i tenaga perawat ke pihak
i i i

P3 anak RSUD dari penjumlahan waktu i kurang. Jumlah perawat ke pihak manajemen
i i i i Manajemen RS i i

Otanaha didapatkan
i produktif tindakan tidak
i tenaga perawat
i i RS
masalah bahwa tenaga i langsung. Kemudian i 9 orang sudah i

di Ruangan P3 Anak dibagi dengan waktu kerja i i termasuk kepala


i i

masih kurang dimasing-masing shift, ruangan dan


dan selanjutnya dikalikan
i katim
100%
2. Berdasarkan i Menurut peraturan i i Terdapat i Untuk mengatasi masalah i Berdasrkan evaluasi sarana seperti
i i i i

pengkajian yang telah


i i Menteri Kesehatan i i i i masalah dalam tersebut mahasiwa harus
i i pojok bermain dan baliho edukasi
i i i i i

dikukan diruang P3 Republik Indonesia


i i i sarana dan mampu menyediakan sarana i i sudah dilengkapi dan prasarana i

Anak RSUD Otanaha i Nomor i i prasarana seperti i i seperti menyediakan


i i i i membuat draf dan sudah diajukan
i

didapatkan masalah 340/MENKES/PER i i i pojok bermain,


i i i permainan anak, dan
i kepada kepala ruangan P3 Anak
i i

sarana dan prasarana /III/2010 Tentang i baliho edukasi i i membuat baliho edukasi.
i i i

klasifikasi Rumah Sakit dan bad pasien i Dan mahasiswa mampu


yang perlu i Tipe C Pasal 15 yaitu
i yang membuat draf untuk bed
i i

diperbaharui
i perbandingan tenaga
i menggunakan i i pasien dan penambahan tiang
i i

keperawatan dan tempat


i i bahan kain yang i infus.
tidur adalah 2:3, jumlahmudah terinfeksi i i

tempat tidur minimal 100


i bakteri, tiang i

buah infus yang


masih kurang
diruangan P3
anak
3. 1. Berdasarkan hasil
i 1. Menurut Nursalam 1. Penerimaan i i i 1. Untuk mengatasi masalah i 1. Berdasarkan hasil evaluasi
i i

pengkajian i penerimaan pasien pasien baru


i i i i tersebut mahasiwa
i i mahasiswa telah melaksanakan i i

didapatkan baru merupakan diruang P3 i melaksanakan i roleplay penerimaan pasien


i i i i i

didapatkan masalah metode dalam Anak belum i i i i penerimaan pasien baru


i i i baru
dalam penerimaan i i menerima kedatangan maksimal i i i

pasien baru karena i i pasien baru diruang i

belum dilakukan
i pelayanan i 2. Mahasiswa mampu
orientasi ruangan
i i keperawatan i i membuat alur, lembar
i i 2. Berdasarkan hasil evaluasi
i i

secara rutin
i informed consent, dan i i i i mahasiwa telah membuat alur, i i

membuat kode ALFA i i i lembar informed consent, dan


i i i i i

2. Berdasarkan hasil
i 2. Menurut Nursalam i 2. Belum ada i sentralisasi obat
i i membuat kode ALFA i i i

pengkajian i (2015) sentralisasi i alur sentralisasi obat


i i

didapatkan masalah obat merupakan i i sentralisasi


i

dalam Sentralisasi i pengelolaan obat i i i i obat diruang


i

obat belum ada alur


i i dimana seluruh obat i i P3 Anak 3. Untuk mengatasi masalah i

sentralisasi obat
i i yang akan diberikan i tersebut mahasiswa
i i

diruang P3 Anak kepada pasien i i melaksanakan Dicharge


i i

diserahkan i planning dengan i 3. Berdasarkan hasil evaluasi telah


i i i

pengelolaan i i i penyedian 10 penyakit


i i i dilaksanakan discharge i

sepenuhnya oleh i i i i penyuluhan i planning dengan penyedian i i i

perawat. i leaflet 10 penyakit penyuluhan.


i i i i
3. Berdasarkan hasil
i 3. Menurut Nursalam
i 3. Discharge i

pengkajian i (2015) Dicharge planning i

Dicharge planing i planning merupakan belum optimal i i i

belum ada edukasi


i i suatu proses yang i i

secara media seperti


i i i i dinamik dan sistematis i

leaflet
i i dari penilaian, i

persiapan, serta
i i

koordinasi yang
i i

dilakukan untuk
memberikan i i

kemudahan
i

pengawasan
i

pelayanan kesehatan
i i i

dan pelayanan sosial i i


DOCUMENTASI IMPLEMENTASI
i i i i

1. M1 (Ketenagakerjaan) i i i

Prioritas I : Terdapat masalah bahwa tenaga perawat di Ruangan P3 Anak masih


i i i i

kurang
Implementasi : Mahasiswa Membuat Draf Pengusulan Penambahan Tenaga
i i i i i i

Kerja Diruangan P3 Anak


i

08 Maret 2024 Penyerahan Draf Ketenagakerjan dengan Kepala Ruangan P3 Anak


i i i i i i i i

2. M2 (Sarana dan Prasarana)


Prioritas II : Terdapat masalah sarana dalam sarana seperti pojok bermain
i i i i i i i

yang belum terfasilitasi


i i

Implementasi: mahasiswa mampu mengadakan fasilitas pada pojok bermain


i i i i i i

anak
Pojok Bermain Sebelum i i i i i
06 Maret 2024 setelah melakukan pengisian pojok bermain
i i i i i i i i

3. Pembaharuan nama kepala ruangan dan anggota


i i i

Prioritas II : pembahruan nama-nama pada struktur di ruangan P3 Anak


i i

Implementasi : Mahasiswa mampu melakukan pembaharuan nama-nama


i i i i

pada struktur di ruangan P3 Anak

Struktur Sebelum
i i
Sesudah
i

06 Maret 2024 Penyerahan Struktur Kepada Kepala Ruangan P3 Anak


i i i i i
Prioritas II : Membuat Baliho Edukasi diruangan P3 Anak
i i i i

Sebelum
i i

Sesudah i

06 Maret 2024 Penyerahan Baliho Edukasi dengan Kepala Ruangan


i i i i i i i

P3 Anak
4. M3 (Penerapan MAKP)
i i

PRIORITAS III : Melakukan timbang trima keperawatan di ruangan P3


i i i i

Anak
Implementasi : Mahasiswa mampu menjalankan dan mengikuti timbang
i i i i

terima keperawatan di ruangan P3 Anak


i i i

Operan Sift Malam Ke Pagi


i i Operan Sift Pagi Ke sore
i i i i i i

Pre dan Post Confrence diruang P3 Anak


i i i i i

Handover diruang P3 Anak


i i
Prioritas III : Melakukan Penerimaan Pasien Baru diruangan P3 anak
i i i i i

Implementasi : mahasiswa mampu melakukan penerimaan pasien baru di


i i i i i i

ruangan P3 Anak

Prioritas III : Didapatkan masalah Dicharge Planning hanya dilakukan


i i

dilakukan edukasi secara lisan


i i

Implementasi : mahasiswa mampu melakukan perencanaan pasien pulang


i i i i i i

dengan dilakukan edukasi secara lisan dan tulisan berupa (leaflet)


i i i i i i

07 Maret 2024 dilakukan Discharge Planning


i i
Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet
i i i i i i i

SENTRALISASI OBAT
i i

Prioritas III : didaptkan maslah dalam sentralisasi obat di ruangan P3 Anak belum
i i i i

terdapat alur untuk sentralisasi obat


i i i

Implementasi : mahasiswa mampu melakukan alur sentralisasi obat di ruangan P3


i i i i i

Anak

07 Maret 2024 Mahasiswa melakukan edukasi pada keluarga pasien untuk


i i i i i

dilakukan sentralisasi obat i i


Pemasangan Alur Sentralisasi Obat
i i i

07 Maret 2024 Setelah dibuat Alur Sentralisasi Obat


i i i i i

5. RONDE KEPERAWATAN
i i i i

IMPLEMENTASI
i i
07 Maret 2024 Pelaksanaan Ronde Keperawatan bersama dengan
i i i i i i i i

Preseptor Klinik, Preseptor Akademik, Dokter Penanggung Jawab,


i i i i i i i i i i

Ahli Gizi dan Perawat Pelaksana di Ruangan P3 Anak i i

M5 (Identifikasi Pasien Risiko Jatuh)


i i i

09 Maret 2024 Identifikasi Pasien Risiko Jatuh


i i i i

dan Identifikasi pasien pemberian obat


i i i i i
09 Maret 2024 Edukasi
i i

Keluarga Pasien dengan


i i i

Risiko Jatuhi
BAB VI
PENUTUP i

1.1 Kesimpulan
i

Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota


i i i i i i i i i i i

staf keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara


i i i i i i i

professional (Nursalam, 2015).


i i i

Pada presentase awal dilakukan kesepakatan dalam penentuan masalah dan


i i i i i i i

kemudian di sepakati bersama Kepala Ruangan tentang masalah yang menjadi


i i i i i i

prioritas dan kemudian ditentukan bersama prioritas alternative penyelesaian


i i i i i i i i i i

masalah tersebut. Hasil kesepakan dari masalah yang muncul adalah : i i i i

1. Terdapat masalah bahwa tenaga perawat di ruang P3 Anak Masih Kurang


i i i

Ketepatan identifikasi pasien dilakukan sesuai SOP tetapi belum


i i i i i i i i

dilakukan secara rutin i

2. Terdapat masalah dalam sarana dan prasarana seperti pojok bermain anak,
i i i i i i

Baliho edukasi dam Bed pasien yang menggunakan bahan kain yang mudah
i i i i i

terinfeksi bakteri, tiang infus yang masih kurang di Ruangan P3 AnakPanduan


i i i

tentang pemberian informasi dan Edukasi


i i i i i

3. Terdapat masalah dalam penerimaan pasien baru karna belum dilakukan


i i i i i

orientasi ruangan seca ra rutin, Sentralisasi obat belum ada tempat tersendiri
i i i i i i i i i

masih digabung dengan ruang Kepala Ruangan dan Discharge planning belum i i i i

ada edukasi secara media seperti leaflet i i i i i i i

1.2 Saran
1. Bagi manajemen i i

Diharapkan dapat memberikan i i dukungan dalam memotivasi i i dan


penghargaan kepada setiap ruangan RSUD Otanaha Kota Gorontalo dalam
i i i i i i i i

mengembangkan asuhan keperawatan professional.


i i i i i i i

2. Bagi bidang keperawatan i i

Diharapkan dapat mmemberikan bimbingan dan pelatihan apabila ada i i i

pembaharuan
i dalam pelaksanaan
i penerapan
i i asuhan keperawatan
i i

professional.
i i i
3. Perawat ruang anak
i

Penerapan model praktek keperawatan profesional ditingkatkan secara


i i i i i i i i i i i

maksimal, penerapan SOP tetap diterapkan untuk meningkatkan pelayanan


i i i i i i i

di ruang anak, dan metode asuhan keperawatan yang sudah diterapkan dan i i i i i i

selalu menjadi agenda ruang anak.


i i i

4. Mahasiswa profesi ners i i i

Diharapkan mampu mengkaji lebih mendalam untuk mendapatkan hasil i i i i

yang lebih maksimal dan dapat menerapkan hasilnya pada ruangan.


i i i

Sebagai seorang perawat hendaknya menerapkan atau mengaplikasikan


i i i i i i i i

manajemen keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses


i i i i i i i i i i i

keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara


i i i i i i i

optimal, Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim bisa
i i i i i

berpartisipsi secara aktif.


i i

Anda mungkin juga menyukai