OLEH
KELOMPOK I
FRENGKI IGRIS
ADE SISKA HURAJU
FRISKA WIDYASARI OLII
AYU SUTRAVIANI TALIB
NURAIN TANUA
SULISTIANI A. ILOHUNA
NOVITASARI
SUSINTA ISMAIL
TRI SULISTIANINGSIH LIHAWA
RAHMELIA RAUF
ABD. RAHMAT MUTHALIB
NURAIN RASID
ERNI U. ADAM
i
Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa dalam
penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran kami harapkan demi
kesempurnaan proposal ini selanjutnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif tanpa perencanaan
yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal. Semua fungsi
tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan keterampilan
keterampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna kepada klien
(Marquis &Huston , 2013).
Rumah sakit merupakan sarana penyedia layanan kesehatan untuk
masyarakat, Rumah sakit sebagai Institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna memiliki peran sangat strategis untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi tingginya (Depkes RI, 2011).Rumah Sakit
merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta dapat dimanfaatkan
sebagai pendidikan, penelitian dan member keteladanan dalam budaya hidup bersih
dan sehat (Depkes RI, 2011).
Meningkatnya tuntutan masyarakat disarana kesehatan terutama di Rumah
Sakit, secara berkesinmbungan membuat Rumah sakit harus melakukan upaya
peningkatan mutu pemberi pelayanan kesehatan. Salah satu mutu pelayanan
kesehatan yang harus secara berkesinambungan adalah mutu pelayanan
keperawatan di Rumah sakit (Depkes RI,2012 ).
Professional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki
asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai
dengan ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi,
bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode
ilmiah, era globalisasi dan perkembangan ilmu dan tehnologi kesehatan menuntut
perawat sebagai suatu profesi memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Praktek
keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan
serta pengendalian melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act),
dimanapun perawat itu bekerja (Nursalam 2015).
2
Berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek
legal.Model praktek keperawatan profesional merupakan suatu praktek
keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah
yang dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruangan adalah
pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruangan Interna
adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang
interna mulai dari kepala ruang, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam
menerapkan praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala terutama
fasilitas sarana dan prasarana yang belum memadai.
Berdasarkan uraian di atas maka mahasiswa melaksanakan praktek profesi
manajemen keperawatan diruang P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
sehingga dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu unit
pelayanan kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di
rumah sakit
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan secara
bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang profesional serta
langkah-langkah manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen,
peserta mampu :
1. Mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, prinsip manajemen
keperawatan dan pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien
ditingkat unit atau ruang rawat disuatu tatanan pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam
kepemimpinan dan pengelolaan pelayanan keperawatan professional tingkat
dasar.
3
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat mahasiswa profesi ners dalam proses stase manajemen
keperawatan sebagai berikut ;
1.3.1 Bagi Pasien
Dengan adanya praktek Manajemen di Rumah Sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal
1.3.2 Bagi Perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
3. Terbinanya akuntabilitas dan tumbuhnya disiplin pada diri perawat
4. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang Interna RSUD Otanaha
Kota Gorontalo yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
3. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara optimal
1.3.4 Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan
profesional di Rumah Sakit.
4
BAB II
ANALISA KASUS
2.1 Gambaran umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek
A. Sejarah singkat
Keberadaan RSUD Otanaha Kota Gorontalo merupakan RSUD milik
pemerintah Kota Gorontalo yang merupakan pengembangan dari Puskesmas
perawatan Pilolodaa yang dibangun pada tahun 1970 dengan nama balai
Pengobatan Potanga yang menempati salah satu ruangan Kantor Camat Kota Barat,
pada tahun 1975 dengan berbagai upaya dari segenap unsur pemerintah dan
masyarakat serta biaya suwadaya masyarakat maka penambahan ruangan dengan
bertambah fungsinya menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun
1990 beralih menjadi Puskesmas Pilolodaa dengan rawat inap Kotamadya
Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha diresmikan oleh Walikota
Gorontalo pada tanggal 19 Maret 2010 dengan jumlah pegawai 79 orang yang
terdiri dari pejabat struktural 4(empat) orang dan fungsional serta staf administrasi
79 orang, jumlah tempat tidur pasien 35 TT.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan masyarakat i
Pada tahun 2013 secara berangsur-angsur kegiatan pelayanan rumah sakit Otanaha
i i i i i
pindah ke eks gedung dinas social Provinsi Gorontalo yang bertempat di kelurahan
i i i i i i i i i i i
Gorontalo pada tanggal 14 Januari 2013. Selanjutnya pada tanggal 13 februari 2013
i i i i i
tempat tidur pasien 35 TT, dengan pembagian ruang terdiri dari Rawat jalan yang
i i i i i
terbagi (poli umum,poli bedah, poli anak, poli gigi, poli kebidanan) Rawat Inap
i i i i i i i i
terdiri dari (perawatan bedah, anak, perawatan interna dan kebidanan) serta ruang
i i i i i i i
5
administrasi. Selanjutnya pada bulan desember 2013 bertambah ruang rawat inap i i i i i
kelas III untuk anak dengan jumlah tempat tidur 15 TT. Dengan berpindahnya
i i i i i
kegiatan RSUD Otanaha ke lokasi yang baru, maka perkembangan dan kemajuan
i i i i i i i
dalam rangka memenuhi standar rumah sakit menuju akreditas. Perkembangan ini i i i i i i
dapat dilihat dimana pada bulan desember 2013 dibangun fasilitas Instalasi i i i
pengolahan air limbah (IPAL) untuklayanan 120 TT, bulan oktober 2014
i i i i i
dibangun unit transfusi darah, ICCU dan ruang perawatan IV Kelas III yang i i
diresmikan oleh Walikota Gorontalo pada bulan Januari 2015. Selanjutnya tahun
i i i i i i i i
2015 mulai dirintis pembangunan ruang Radiologi dengan luas bangunan 13x14,5 i i i i
penghubung antar gedung. Untuk Tahun 2016 dibangun ruang interna kelas I & II
i i i i
sebanyak 7 kamar, ruang kebidanan, ruang bedah kelas I, II, III serta ruang operasi
i i i i i i i
diresmikanpada Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo. Pada Juli 2017
i i i i i i i
ruang kebidanan sudah dapat difungsikan yang terdiridari ruang bersalin dengan 5
i i i i
alokasi anggaran dari dana alokasi umum (bantuan Provinsi) dengan pembangunan
i i i i i
ruang central opname dan ruang poliklinik/rawat jalan, yang kesemua ruangan
i i i i i i
tersebut akan diresmikan pada akhir Tahun 2017 oleh Bapak Walikota Gorontalo
i i i i i i i i i
serta akan difungsikan pada awal Tahun 2018. Pada Tahun 2018 RSUD Otanaha
i i
6
B. Struktur Organisasi i
Struktur Organisasi i
DIRENTURi
KOMITE
i i
KOMITE MEDIK
i i i KOMITE NAKES
i i i
KEPERAWATAN
i i
Dr. Elson Djakaria,
i i Lainnya
Lily Karim Adolo, i i
Sp.OG i Faridah
S.Kep.Ns i
Handayani,A.Md.A.K BAGIAN TATA USAHA
Nelty U. Aliwu, S.AP
i
BIDANG PENUNJANG i
BIDANG KEPERAWATAN i i
BIDANG PELAYANAN MEDIK i i
Hidayat,S.kep,Ns,MM i
Evaluasi
i
Indriyati Usman,S.Kep.Ns i
Sub Bagian Umum & Kepeg i i
Sulastri Engahu,SKM i
Seksi Keselamatan Pasien
i i i i Dr. Sofyan Hadi Adam
i
7
C. Falsafah Motto, Visi, Misi dan Tujuan i i
Agustus 2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja rumah sakit Berdasarkan
i i i i
2010 ditempatkan organisasi dan tata kerja rumah sakit umum Daerah Otanaha
i i i i i
Kota Gorontalo. Dengan kondisi tingkat pelayanan saat ini dan dibarengi pula
i i i i i i i i
oleh berbagai perubahan yang terjadi, RSUD Otanaha Kota Gorontalo memiliki
i i i i i i i i i i i
VISI
MISI
TUJUAN
8
pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. RSUD Otanaha
i i i i i i i i i
9
B. Seksi Keperawatan
i i i
pedoman pelaksaanaan
i i i
Tugas .
1. Menghimpun data dibagian keperawatan sesuai jenis
i i i i i
pelayanan perawatan
i i
10
kepala bidang/unit terkait melalui rapat/pertemuan
i i i i i
evaluasi i
atasan
15. Untuk kelancaran tuags kedinasan. i i
1) Kelompok Komite
i i i i i
a) Instalasi
Adalah unit pendukung penyelenggaraan tugas Rumah Sakit sesuai i i i i i
sakit dan standar operasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada i i i i i i
11
1. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
i i i i i
a. Pelayanan Medis
i i
dengan visi/jiwa dari pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan terjangkau
i i i i
oleh masyarakat. Pelayanan paripurna dapat terlihat dari kegiatan antara lain:
i i i i i
2) Pelayanan Kesehatan
i i i
1) Pelayanan Medik
i i
2) Pelayanan Perawatan
i i
1) Instalasi Laboratorium i i
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit i i
5) Rekam Medik i i
1. Instalasi Rawat
Instalasi rawat Jalan yang berfungsi melaksanakan pelayanan pemulihan i i i i
12
dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut:
i i i i
2. Klinik Anak
3. Klinik Bedah i
1. Laboratorim i i
2. farmasi
e) Pelayanan Penunjang Non Medik
i i i i
1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses i i i
3. Sanitasi
4. IPSRS
5. Ruang Tunggu
6. Layanan Informasi i
Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari dua jenis pelayanan yakni:Pelayanan Penunjang Diagnostik
i i i i i i i i i
13
a) Pelayanan laboratorium
i i i
1) Pemeriksaan Hematologi
i i i i i
2) Pemeriksaan Urinalis
i i
3) Pemeriksaan Feses
i i i i
4) Pemeriksaan Imunoserologi (Tes Widal, Tes HCG, HbsAG, Gol darah dll)
i i i i i i i i i
5) Pemeriksaan Kimia darah (Gula darah, Cholesterol, Trigliserida, Creatinin,Uric Acid, Ureum,
i i i i i i i i i
6) Pemeriksaan Elektrolit
i i i i i
7) Pelayanan radiologi
i i i
3) Kelompok Komite i i i i i
etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan
i i i i i i i i i i i
pengembangan.
i i
a) Instalasi
Adalah unit pendukung penyelenggaraan tugas Rumah Sakit sesuai dengan lingkup i i i i i i
kewenangan berdasarkan standar pelayanan minimal rumah sakit dan standar operasional
i i i i i i i
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
i i i i i i i i
a. Pelayanan Medis i i
14
visi/jiwa dari pelayanan Rumah Sakit yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. i i i i i
2) Pelayanan Kesehatan
i i i
6) Pelayanan Medik
i i
7) Pelayanan Perawatan
i i
6) Instalasi Laboratorium i i
7) Instalasi Farmasi
8) Instalasi Gizi
9) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit i i
2. Instalasi Rawat
Instalasi rawat Jalan yang berfungsi melaksanakan pelayanan pemulihan i i i i
pemeliharaan dan pengobatan, pelayanan penunjang medik dan non medik dengan
i i i i i i i i i i
2. Klinik Anak
3. Klinik Bedah i
15
c) Pelayanan Spesialis Tambahan/Pelengkap
i i i i
1. Laboratorim i i
2. farmasi
e) Pelayanan Penunjang Non Medik
i i i i
1. Administrasi
2. Pusat Pengendali Akses i i i
3. Sanitasi
4. IPSRS
5. Ruang Tunggu
6. Layanan Informasi i
Pelayanan Penunjang Medis terdiri dari dua jenis pelayanan yakni: Pelayanan
i i i i i i i
a) Pelayanan laboratorium
i i i
1) Pemeriksaan Hematologi
i i i i i
2) Pemeriksaan Urinalis
i i
3) Pemeriksaan Feses
i i i i
4) Pemeriksaan Imunoserologi (Tes Widal, Tes HCG, HbsAG, Gol darah dll)
i i i i i i i i i
5) Pemeriksaan Kimia darah (Gula darah, Cholesterol, Trigliserida, Creatinin, Uric Acid,
i i i i i i i i
6) Pemeriksaan Elektrolit
i i i i i
7) Pelayanan radiologi.
i i i
16
2.2 Pengumpulan Data
i
DIREKTUR
i
4)
KETUA TIM 1
KETUA TIM 2
SRI WULANDAWATY MADINA,A.Md.Kep
Ns. MINARTI ISMAIL, S.Kep
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
Ns. IRWAN DJAMADI, S.Kep
Observasi : Di dapatkan struktur organisasi sudah terpasang tapi belum diperbaharui, struktur
i i i i i i
Rencana Penyelesaian : Perlu diperbaharui struktur organisasi sesuai dengan tupoksi yang
i i i i i i i i i i
Diagram 2.1 Jumlah Ketenagaan di ruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2024. i i i i i i i
8%
8%
61%
Berdasarkan diagram diatas diruangan anak berjumlah 9 orang. Kepala ruangan 1 orang dengan
i i i i i i
presentase 8%, perawat pelaksana berjumlah 8 orang dengan presentase 61%, admin berjumlah 1 orang
i i i i i i i i i i i i i
dengan presentase 8%, Ahli Gizi sebanyak 1 orang (8%) dan cleaning service berjumlah 2 orang dengan
i i i i i i i i i i i i
presentase 15%. i i i
Diagram 2.3 Jumlah Tenaga perawat di ruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo i i i i i i i
20
Berdasarkan diagram diata s perawat diruangan Anak berjumlah 9 orang. Kepala ruangan 1 orang dengan
i i i i i i i
presentase 25 %, Katim berjumlah 2 orang dengan presentase 11% dan perawat berjumlah 6 orang
i i i i i i i i i i i i
Diagram 2.4 Karakteristik berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Tenaga diruangan P3 Anak i i i i i i
44%
56%
PNS HND
Berdasarkan diagram 2.4 ketenagaan diruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo adalah
i i i i i i i i
tenaga PNS berjumlah 3 orang dengan presentase 44 %. Kemudian pegawai honor Rumah Sakit
i i i i i i i i i i i
Diagram 2.5 Distribusi Berdasarkan Pendidikan Perawat diruangan P3 Anak RSUD Otanaha Kota i i i i i
Gorontalo i i i
33%
67%
Ners D3
Berdasarkan Diagram 2.5 Pendidikan perawat, diruangan Anak Sebagian besar Tenaga Keperawatan
i i i i i i i i
D3 Keperawatan sebanyak 3 orang dengan presentase 33%, S1 Ners sebanyak 6 orang (67%).
i i i i i i i i i i i
21
Diagram 2.6 Distribusi berdasarkan masa kerja diruangan P3 Anak di RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i
40%
60%
Berdasarkan diagram 2.6 masa kerja perawat di RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2024, Sebagian besar
i i i i i i i i i i
Masa Kerja Perawat Diruangan Anak >5 thn sebanyak 6 orang (60%) dan Sebagian perawat diruang
i i i i i i
Diagram 2.7 Distribusi Berdasarkan Jenis Pelatihan diruangan Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i i
22
Berdasarkan Diagram Jenis pelatihan perawat di RSUD Otanaha Kota Gorontalo 2024, yang mengikuti
i i i i i i i i i i
BTCLS sebanyak 9 orang (100%), yang mengikuti BHD sebanyak 9 orang (100%), yang mengikuti
i i i i i i
Gorontalo
i i i
sbb :
a. RUMUS GILLIES i
AXBXC = F =H
(C-D) X E
Keterangan :
i i
A : Rata- rata jumlah jam perawatan/ pasien/ hari B : Rata – rata jumlah pasien/hari (BOR i i i i
G : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun H : Jumlah Perawat yang
i i i i i
= 76% x 23
23
3) Perawatan tidak langsung
i
Rata- rata pasien per hari x 0,25 jam = 17 x 0,25 jam = 4,25 jam, total jam secara
i i i i
5) Menentukan jumlah total jam perawatan yang di butuhkan perpasien perhari adalah
i i i i i i i
AX BXC = F =H
(C-D) X E
= 26371,25
2.079
Antisipasi Cuti, sakit dan lain-lain di tambah 25% = 17 x 25% = 4,2 orang atau 4 orang i i
= 17 x 4,25
7 jam
= 10,32 atau 10 orang i
24
Rata – rata jumlah pasien/ hari : 17 i
n = 17 x 4,25
7
n = 10,3 = 10 orang i
Ld = jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cut + hari nasional x kebutuhan tenaga i i i
Ld = 68 x 10
279
Ld = 2,4 = 2 orang i
=9+2
= 11 perawat i
Jadi total tenaga perawat di ruangan Anak RSUD Otanaha ialah 9 perawat dengan
i i i i i i
pembagian jadwal dinas pagi, sore, malam dan lepas dinas atau libur. Dengan jumlah
i i i i i
9perawat di ruang Anak dapat diartikan bahwa tenaga perawat diruang P3 Anak belum
i i i i
Kesimpulan : i
Menurut perhitungan DEPKES perawat di RSUD Otanaha belum sesuai standar ideal
i i i i i i i i i
perhitungan DEPKES yaitu berjumlah 11 orang, sedangkan untuk jumlah perawat yang
i i i i i i i
perawat di RSUD Otanaha terdapat jumlah perawat yang tidak sesuai yaitu berdasarkan
i i i i i i
25
B. M2 (Sarana Dan Prasarana)
2.1 Tata Letak Gedung i i
KEPALA RUANGAN
KM KM
KM TWITY MICKEY KM
KM KAMAR PERAWAT KM
NURSTATION
KM
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 24 tahun 2016 Pasal 10 tentang letak bangunan (site
i i i i i i i i i i
plane), yaitu harus memenuhi syarat zonasi berdasarkan tingkat resiko penularan penyakit,
i i i i i i i i i
zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi berdasarkan tingkat pelayanan atau kedekatan
i i i i i i i
2. Pencahayaan i
Terang disemua ruang dengan pencahayaan yang cukup dan adekuat untuk observasi klinis,
i i i i i i i
3. Ventilasi i
Terdapat ventilasi dan jendela disetiap ruangan dan setiap ruangan yang terdapat paparan
i i i i i i i
cahaya matahari.
4. Lantai dan Atap
Lantai keramik, bersih dan kering. Atap di ruangan terpakai tripleks.
i i i i i
5. Dinding
Kondisi dinding disetiap ruangan terpakai keramik dan dinding beton yang cukup kuat hampir
i i i i i i
disemua ruangan, namun untuk cat dindingnya masih dalam keadaan bagus.
i i
Memiliki 1 kamar mandi di setiap kamar pasien dan airnya bersih. Pembuangan limbah air
i i i i i
26
baik dan lancar
7. Tempat sampah medis dan non medis terpisah.
i i i i i
2.2 Fasilitas
Tabel Fasilitas rumah tangga di Ruang P3 Perawatan Anak RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i
Tambahakan
Diadakan
27
Kesimpulan :
i
Berdasarkan tabel di atas untuk fasilitas bagi pasien diruangan P3 Perawatan Anak berupa tempat
i i i i i i
tidur, AC, tempat sampah medis sudah memadai, kursi roda tersedia 1, sampiran 2, tempat sampah
i i i i i i i
terdapat didekat nurse stasion yakni tempat sampah infesius, non infeksius.
i i i i i i i i
2. Terdapat I kamar mandi/WC yang berada di ruang perawat dan biasa digunakan oleh petugas
i i i i i i
Tabel Daftar alat kesehatan yang ada pada ruangan P3 Anak di RSUD Otanaha Kota Gorontalo
i i i i i i i i
5. Tensimeter
i i i 1 Baik 1/Ruangan -
13. Penlight
i 1 Baik 1/Ruangan -
Ditambahkan
Kesimpulan :
i
Berdasarkan Tabel diatas alat kesehatan yang ada di Ruangan P3 Anak berupa Suction, Nebulizer,
i i i i i i i i
Stetoskop anak, Tensimeter untuk anak, tiang infus, handrub, gunting perban,bengkok, ambu bag, troli
i i i i i i i i i i
obat, infus pump, lemari obat sudah memadai. Namun ada beberapa alat kesehatan di ruangan P3 Anak
i i i i i i i i
yang perlu ditambahkan seperti Infus pump perlu ditambah. Tempat tidur ruangan P3 berjumlah 23,
i i i i i i
ruang P3 anak terdapat 5 ruangan yakni kelas 3 Doraemon, kelas 3 Tweety, kelas 3 Mickey (Isolasi), i i i i i i i i i i i
Kelas 2 Sincan, dan Kelas 1 Hello Kitty. Tempat tidur kelas 3 Doraemon berjumlah 6, kelas 3 Tweety
i i i i i i i i i i i i i
ada 6, kelas 3 Mickey (Isolasi) 6, kelas 2 Sincan berjumlah 4, dan kelas 1 Hello Kitty ada 1 tempat tidur.
i i i i i i i i i
Tentang klasifikasi Rumah Sakit Tipe C Pasal 15 yaitu : perbandingan tenaga keperawatan dan tempat
i i i i i i i
tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di rumah sakit. i i i i i i i
Hasil Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwasanya masih ada i i
fasilitas kesehatan yang kurang seperti Infus Pump dan tiang infus. i i i i
Dari Hasil Observasi : didapatkan Gedung untuk Ruangan P3 Aanak sudah memadai dan lingkungan i i i i
ruangan yang bersih. Masalah yang didapati fasilitas masih ada yang kurang seperti tidak adanya kipas i i i
angin dikelas III dan Ruang Isolasi, AC dikelas II yang sudah tidak befungsi. Didapati juga satu bed
i i i i i
pasien diruangan Isolasi yang sudah tidak memadai, karena tempat tidur tersebut bisa menimbulkan
i i i i i i i i
infeksi, infus pump yang masih kurang dan tiang infus yang masih kurang dalam ruangan.
i
Masalah : Fasilitas yang kurang memadai bisa dijadikan draf untuk diajukan pada dir ektur RS untuk i i
diperbaharui i
1. Penerapan MAKP
i i
MAKP adalah suatu perangkat kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses i i i i i i
keperawatan, Pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-
i i i i i i i i i i
29
prinsip nilai yang diyakini yang akan menentukan kwalitas produksi atau jasa layanan i i i
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebgai suatau pengambilan keputusan
i i i i i i i i i
yang independent, maka tujuan pelayanan kesehatan atua keperawatan dalam memenuhi kepuasan
i i i i i i i i i i i
Menurut Hoffart dan Woods dalam Nursalam (2012). Mendefinisikan model praktik keperwatan
i i i i i i i i i i
profesional merupakan suatu system baik itu struktur, proses, maupun nilai-nilai yang berpotensi
i i i i i i i i i i
Kepala Ruangan
i
30
Metode tim di ruangan perawatan anak menerapkan metode asuhan keperawatan dengan metode TIM.
i i i i i i i i i i i i i i i
Hasil Wawancara : kepala ruangan P3 Anak mengatakan saat melaksanakan metode tim, kepala i i i i i i i
ruangan menerima informasi dari masing-masing ketua tim mengenai perkembangan keadaan pasien di
i i i i i i i i i i
Hasil Observasi : didapatkan bahwa masing-masing perawat atau anggota tim sudah melaksanakan
i i i i i
2. Timbang Terima i
Timbang terima metode timbang (operan) merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan i i i i i i i i i
menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien, (Nursalam, 2015). Operan
i i i i i i i i i
merupakan system kompleks yang didasarkan pada perkembangan social teknologi dan nilai-
i i i i i i i i i i
nilai dimiliki perawat dalam berkomunikasi (Sugiharto, dkk, 2015). Disimpulkan bahwa timbang i i i i
terima merupakan suatu cara menyampaikan dan menerima informasi keadaan pasien dilakukan
i i i i i i i i
Hasil Wawancara : dengan kepala ruangan perawatan anak mengatakan bahwa timbang terima i i i i i
dilakukan di ruangan pada saat operan shift dilakukan sebanyak 3x sehari yaitu pada shift pagi i i i i
Hasil Observasi : timbang terima dilakukan secara berhadapan atau melingkar di nurse station
i i i i i i i i
dibuka oleh kepala ruangan pada saat shift pagi. Timbang terima dilakukan menggunakan SBAR
i i i i i
Pre Conferents menurut (Sitorus,2016) merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap dan
i i i i i i i i i i
merupakan langkah awal kegiatan shift perawat. Pre Conferents dilakukan di awal jaga setelah
i i i i i i i i i
merupakan operan dinas, baik dinas pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat
i i i i i i i i
pelaksana. Post Conferents adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
i i i i i i i i i i
sepanjang shift dan sebelum operan pada shift berikut dan isi post converents yaitu hasil askep
i i i i i i i i i i i
Hasil Wawancara : dengan katim bahwa pre dan post converenst dilakukan secara optimal i i i i i i i i
Hasil Observasi : pre dan post converenst dilakukan di nurse station oleh katim dan perawat
i i i i i i i i i i i i
Penerimaan pasien baru merupakan metode dalam menerima kedatangan pasien baru
i i i i i i i i i i i
di ruangan pelayanan keperawatan. Khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. i i i i i i
Dalam penerimaan pasien baru di sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, i i i i i i i i i
31
pengenalan tata tertib ruangan serta penyakit. Dari hasil wawancara dilakukan dengan
i i i i i i
kepala ruangan mengatakan pasien baru sesuai dengan standar menurut Nursalam yakni
i i i i i i
pasien datang, orientasi ruangan, pengenalan tata tertib ruangan serta penyakit.
i i i i i i i i
Pendapat Parasuraman & Berri (dalam supranto : 2007) yang menyatakan bahwa
i i i i
prosedur penerimaan pasien baru merupakan sebuah kegiatan yang penting untuk
i i i i i i i i i
dilakukan penerimaan pasien baru adalah pelayanan yang pertama dilakukan oleh unit
i i i i i i i
rawat inap yang merupakan suatu pengalaman yang selalu diingat pesien dan merupakan
i i i i i i
salah satu persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan dirumah sakit. Dengan demikian
i i i i i i i i i
jelas bahwa kontak pertama sangat penting dalam memberikan penilaian kepuasan
i i i i i i i i
Hasil Wawancara : dari kepala ruangan Perawatan Anak mengatakan menerima pasien i i i i i i
baru dengan yang sudah diberlakukan sesuai dengan SOP yang di Ruangan Anak, perawat
i i i i i i
32
menjelaskan kepada keluarga pasien terkait orientasi ruangan yang ada di P3 anak, Hasil
i i i i i i i i
Hasil Observasi : Dalam penerimaan pasien baru menggunakan SOP yang sudah ada
i i i i i i i
Masalah : Tidak ada masalah dalam penerimaan pasien baru, pasien maupun i i i i
keluarga pasien mengatakan perawat melakukan orientasi ruangan dan menjelaskan tata
i i i i i i i i i
tertib
i
5. Discharge Planning i
Discharge planning merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, i i i i i i
pelayanan kesehatan dan pelayanan social (Nursalam, 2015). Perencanaan pulang pasien
i i i i i i i i
ini sangat penting dan dibutuhkan oleh pasien. Dokumentasi perencanaan pasien akan i i i i i i i i i
membantu semua pihak yang terlibat dalam perawatan klien dan klien itu sendiri selain itu
i i i i i i i i
memberikan pemahaman yang jelas dan harapan dari rencana Tindakan termaksuk harapan
i i i i i i
Hasil Observasi : dari hasil observasi yang didapatkan perawat diruangan P3 Anak
i i i i i
Hasil Wawancara : didapatkan dari hasil wawancara dengan katim bahwa setiap pasien i i i
6. Sentralisasi Obat i i
Sentralisasi obat merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
i i i i i i i i i i
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2015). Proses
i i i i i i i i i i i i i
ini dari penerimaan obat, pemberian obat, penyimpanan hingga pengelolaan obat khusus i i i i i i i i i i i
(obat yang diberikan dengan pengawasan ketat). Pengelolaan sentralisasi yang optimal
i i i i i i i i i i
Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, adalah salah satu peran dari perawat,
i i i i i i i i i
yang perlu dilakukan dalam Tindakan sentralisasi obat. Tujuan yang ingin dicapai dalam
i i i
sentraliasasi obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan
i i i i i i i i i
(Nursalam, 2014).
Hasil Observasi : berdasarkan hasil observasi bahwasanya sudah ada sentralisasi obat
i i i i i i i
di ruangan P3 Anak, obat-obat pasien tertata sesuai dengan nama pasien dan obat seperti i i i i i i i i i i
Hasil Wawancara : didapatkan hasil wawancara dengan ketua tim mengatakan bahwa i i i
sentralisasi obat sudah dijalankan dimana obat sudah dipisahkan sesuai jenis obat, dan
i i i i i i
Masalah : Tidak terdapat masalah, dalam Hight Allert dan sudah terpisah antara i i i
Tujuan pengelolaan obat merupakan obat secara bijaksana sehingga kebutuhan asuhan i i i i i i i i i
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal beberapa alasan paling sering mengapa obat
i i i i i i i i i i
disentralisasi i
33
a) Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien
i i i i i
b) Menggunakan obat yang mahal, bermerek, obat standar lebih murah dengan mutu
i i i i i i i i
e) Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhka sehingga banyak yang tersisa
i i i i i i
g) Mengeluarkan obat dari penyimpanan terlalu banyak pada suatu waktu sehingga
i i i i i i
a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan secara opsional dapat
i i i i i i i i i
c) Penerimaan obat i i i
1) Obat telah diresepkan ditunjukan kepada perawat obat yang diambil oleh
i i i i i i i i i
2) Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan i i i i i i i
dalam kartu kontrol di ketahui oleh keluarga atau pasien dan mendapat i i i i i i i i
penjelasan kapan atau bila obat tersebut akan habis. Dengan cara 6B yaitu i i i i i i
3) Pasien dan keluarga mendapatkan salinan obat yang diminum beserta kartu i i i i i i
sediaan obat i i
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
i i i i i i i i
obat (Nursalam,2015) i
d) Pembagian Obat i i
kemudian dicocokan dengan terapi dokter dan kartu obat yang ada pada i i i i i i i i
pasien i
jumlah obat, dan efek samping, usahakan obat tempat atau wadah obat i i i i i i
pasien i
4) Sedian obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan i i i i i i i i
atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat i i i i
1) Bila terdapat penambah obat atau perubahan jenis, dosis atau perubahan i i i i i i i
alur pemberian obat, makan informasi ini akan di masukan dalam buku i i i i
34
masuk obat sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat i i i i i
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka i i i i i
(Nursalam, 2007)
f) Obat Khusus
i
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau sewaktu i i i i i
staf.
b. Tuliskan dosis yang tepat obat yang sering digunakan i i i i
7. Dokumentasi Keperawatan
i i i i
telah ada di ruangan perawatan anak agar terlaksana lebih optimal sesuai standar yang
i i i i i i
pelayanan yang di berikan perawat. Dokumentasi berisi informasi klinis yang dapat
i i i i i i i
Pendokumentasian dilakukan setiap sifh yang mengacu pada SDKI, SLKI, SIKI
i i i i i
Hasil Observasi : Berdasarkan hasil observasi yang terdapat pada rekam medis pasien
i i i i i i i i i
pelaksana pada sifh pagi sore malam yang mengacu pada SDKI, SLKI, SIKI.
i i i i
35
8. Supervisi i
Supervisi adalah suatu aktivitas pengawasan yang biasa dilakukan untuk memastikan
i i i
bahwa suatu proses pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang seharusnya. Dalam aktifitas i i i i i i i
supervisi ini pihak yang melakukan supervisi disebut supervisor. Seorang supervisor
i i i i i i i i i i
dituntut untuk dapat mengesuai paling tidak dua hal penting agar proses supervisi i i i i i i
menjadi bernilai tambah, yaitu kemampuan teknis sesuai proses pekerjaan yang
i i i i i i i i i
Hasil wawancara : dengan kepala ruangan perawatan Anak bahwa kepala ruangan i i i i
melakukan supervisi setiap hari dimana jadwal tersebut sudah diatur dalam kegiatan
i i i i i i
Hasil Observasi : Supervisi sudah dijalankan dan sudah ada bukti fisik i i i
Masalah : tidak Terdapat masalah supervisi sudah dijalankan dan sudah ada bukti fisik i i
9. Ronde Keperawatan
i i i i
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
i i i i i i i
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan pasien atau keluarga terlibat
i i i i i i i i i i
aktif dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil i i i i i i i
tindakan yang telah dilakukan. Ronde keperawatan akan menjadi media perawat untuk i i i i i i i i
meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor, kepekaan dan cara berpikir
i i i i i i i i i i i
kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan i i i i i i
mengaplikasikan konsep teori kedalam praktik keperawatan konsep teori dalam praktik
i i i i i i i i i i i i
ronde keperawatan diruangan perawatan anak belum dilakukan karena lama rawat inap
i i i i i i i
karena berhubung keadaan pasien di ruangan tidak masuk dalam kriteria yang akan
i i i i i
D. Pembiyaan ( M4 Money)
i i i
Sistem pembayaran pasien dikelolah langsung oleh bagian keuangan rumah sakit dan
i i i i i i i i
jenis pembayaran tergantung pada jaminan yang di gunakan oleh pasien antara lain: Pasien di
i i i i i i i
ruangan perawatan Anak menggunakan jaminan Kesehatan yaitu BPJS/JKN, biaya perawatan
i i i i i
ditanggung oleh jaminan tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku dimana batas i i i i i i i i i
waktu pengurusan jaminan 3x24 jam sejak pasien masuk rumah sakit, untuk pasien umum
i i i i
seluruh biaya perawatan di tanggung sepenuhnya oleh pasien/keluarga (biaya sendiri) untuk
i i i i i i i i i
36
batas waktu pulang pasien di berikan waktu sampai jam 5 sore . Biaya perawatan disesuaikan
i i i i i i
Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Pada RSUD Otanaha Kota Gorontalo dengan rincian
i i i i i i i i i i
sebagai berikut:
i i
No i Jenis Pelayanan
i i Jasa Sasaran
1 Kelas I i 225.000
2 Kelas II i 180.000
3 Kelas III i 142.500
Tabel Dafar Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD Otanaha Kota Go rontalo
i i i i i i i i i i
No i Jenis Pelayanan
i i Kelas I
i Kelas II
i Kelas III
i
5 Nebulizer/Sucsion
i i i 103.900 79.900 59.900
6 EKG/Infus Pump
i 46.600 40.500 38.400
7 Rawat Luka 155.800 130.200 100.700
8 Oxsigen / Jam
i i 10.000 10.000 10.000
9 Tranfusi Darah/Bag 350.000 350.000 350.000
10 Thoraxs Foto i i i 400.000 400.000 400.000
11 Expertisi
i i 33.000 33.000 33.000
12 USG 750.000 750.000 750.000
Asuhan Keperawatan i i
37
Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah gaji PNS t etap disesuaikan dengan golongan,
i i i i i i i
untuk honorer S1 + Ners Rp. 800.000/bulan , honorer D3 sebesar Rp. 700.000/bulan. Jaga
i i i i i i i i i
Sistem pembayaran pasien juga dikelola langsung oleh bagian keuangan rumah sakit
i i i i i i i i
dan jenis pembayaran tergantung pada jaminan kesehatan yang digunakan oleh pasien
i i i i i i i i
1. Kepuasan pasien i i
Menurut Nursalam, 2012 Perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan
i i i i i i i i
antara kesenangan terhadap aktifitas dan suatu produk dengan harapannya. Beberapa aspek
i i i i i i i i
yang harus diukur tentang kepuasan pasien antara lain : atribut harapan pasien dan layanan i i i i
keselamatan, perawatan, komunikasi, dan lain-lain. Kepuasan menjadi tolak ukur yang
i i i i i i i
Otanaha didapatkan bahwa keluarga pasien yang dirawat diruang P3 Anak mengaku puas
i i i i
dengan pelayanan perawat di ruangan. Menurut data observasi didapatkan bahwa tingkat
i i i i i i
kepuasan pasien terhadap pelayanan Kesehatan berada di tingkat baik yakni 85%.
i i i i i i i
RSUD Otanaha didapatkan bahwa keluarga pasien yang dirawat diruang P3 Anak mengaku
i i i i
Masalah: Dari hasil observasi belum ada media bermain anak untuk dijadikan sebagai i i i i i i
pengalihan anak agar setiap dilakukan Tindakan keperawatan tidak merasa takut dengan
i i i i i i
perawat.i
Berdasarkan hasil didapatkan jumlah pasi en pada bulan Januari yaitu Sebanyak 162
i i i
orang, Adapun jumlah BOR dalam bulan Januari adalah sebanyak berikut :
i i i i
38
BOR = 531
i
𝑥 100%
23𝑥31
=531 𝑥 100%
713
= 74%
Tabel. 15 Distribusi Bed Ocupation Ratio (BOR) di Ruang perawatan P3 Anak
i i i i i i i
Perawatan i Bed i
Menurut Depkes RI 2005 ideal BOR adalah 60-80%. Berdasarkan hasil yang didapatkan
i i i i i i
dari perhitungan menggunakan data bulan Januari adalah 74%. artinya B OR di ruang
i i i
ALOS menurut DEPKES RI 2005, adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
i i i i i i i i
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran i i i i i i
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
i i i i i i
pengamatan lebih lanjut. Cara umum nilai alos yang ideal antara 6-9 hari. Menurut barber
i i i i i i
Data selama bulan Januari untuk perhitungan ALOS di dapatkan jumlah lama rawat
i i i
Bulan Januari
162
= 3 hari (3 hari)
Tabel. 16 Distribusi ALOS Pasien Ruang Perawatan P3 Anak
i i i i
1 Februari
i 531 162 531:177x100% : 3 hari
39
Berdasarakan hasil data yang diperoleh rata-rata lama rawat seorang pasien di ruangan P3
i i i i i i i
Anak RSUD OTANAHA pada bulan Januari adalah 3 hari atau dalam kategori ideal i i i i
Dari hasil yang didapatkan selama bulan Januari untuk TOI diruangan P3 Anak jumlah i i
tempat tidur 23, periode Januari hari, hari perawatan 531 Dengan jumlah pasien keluar
i i i i i i i i
Rumus :
(𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑇𝐸𝑀𝑃𝐴𝑇 𝑇𝐼𝐷𝑈𝑅 𝑋 𝑃𝐸𝑅𝐼𝑂𝐷𝐸)− 𝐻𝐴𝑅𝐼 𝑃𝐸𝑅𝐴𝑊𝐴𝑇𝐴𝑁
TOI= i
Bulan Januari
(23𝑥31)−531
TOI = i
162
No i Periode
i i i Jumlah Jumlah Jumlah TO Ii
tempat tidur
i hari rawat pasien keluar i i
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran
i i i i i i i i
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
i i i i i i i i i
Dari hasil data yang diperoleh selama periode bulan Januari Tahun 2024 untuk BTO i i i i i i i i
diruang perawatan P3 Anak adalah sebagai berikut : jumlah pasien dirawat (hidup+mati)
i i i i
adalah 162, sedangkan jumlah tempat tidur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut i i i i i
Bulan Januari
BTO =162= 7,2 i
23
40
Tabel Distribusi BTO Pasien Ruang Perawatan P3 Anak
i i i i
No i Periode
i i i Jumlah tempat i Jumlah pasien i BTO i
Angka BTO yang tinggi menunjukkan tingkat ketidak efisiennya penggunaan tempat i i i i i i i
tidur rumah sakit. Adapun menurut (DEPKES RI) ideal untuk BTO selama 1 tahun 1 i i i i i i
tempat tidur dipakai 40-50 kali, sehingga ideal dalam sebulan adalah 3-4 kali pemakaian.
i i i i i
tidur adalah 8 kali pemakaian. Sehingga untuk perawatan P3 Anak dikategorikan belum i i i i i i
ideal. i
Rencana penyelesaian : Perlu adanya penambahan tempat tidur sejumlah buah diruangan
i i i i i i i i
rumah sakit.
2. Alur BPJS
Undang –undang no 40 tahun 2004, BPJS kesehatan merupakan penyelenggara jaminan i i i i i i i
sosial dibidang kesehatan yang merupakan salah satu dari 5 program dalam sistem jaminan
i i i i i i
sosial nasional (SJSN) dan didapatkan operasiaonal BPJS kesehatan dimulai sejak tanggal 1
i i i i i i i i
januari 2014. BPJS kesehatan Sebagai badan pelaksana merupakan badan kurikulum public i i i i i
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat
i i i i i i i i
Indonesia. i i
memenuhi bantuan kesehatan masyarakat yang layak untuk diberikan kepada setiap orang
i i i i i i i i
yang telah membayar iyuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Masyarakat sebagai
i i i i i i i
peserta jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan dan staf
i i i i i i i i i i i
terkait tentu perlu mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan dalam pemperoleh
i i i i i i i i i i i i i
nomor pasien safety adalah upaya yang dilakukan dipelayanan kesehatan untuk mencegah
i i i i i i i i i
41
terjadinya cedera dan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan pada pasien. Ada 5 goal
i i i i i i
3. Keselamatan Pasien i i i
c. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan specimen lain utnuk pemeriksaan
i i i i i i i i i
klinis.
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau prosedur i i i i i i i i i i
e. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang konsisten pada semua
i i i i i i i i
Hasil wawancara pada perawat pelaksana mengatakan bahwa identifikasi pasien melalui i i i i i i
buku laporan dan gelang identitas yang terdiri dari 2 warna yaitu merah muda untuk i i i i i
perempuan dan biru untuk laki-laki dicocokan dengan data pasien dari buku status pasien
i i i i i i i
pasien sesuai SOP dengan perawat meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal
i i i i i i i i i
lahir atau nomor RM. (minimal ketepatan identifikasi pasien adalah dengan pasien mampu i i i i i i i i
Masalah: Ketepatan identifikasi pasien dilakukan sesuai SOP tetapi tidak dilakukan i i i i i i i
secara rutin.
i
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
i i i i i i i i
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
i i i i i i i i i
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
i i i i i i i i i
d. Kebijakan dan prosedur mendukung praktik dan konsisten dalam melakukan verifikasi
i i i i i i i i
42
terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon
i i i i i i
Hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan P3 Anak bahwa perawat di P3 Anak i i i i
format SBAR dan menggunakan format lembar SBAR dari rumah sakit saat timbang terima
i i i i i
pasien, dan menggunakan metode TBAK saat berkomunikasi perawat dan dokter jaga di
i i i i i i i i i i
Medication) yakni :
i i
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
i i i i i i i i i
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja diarea
i i i i i i i
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan diunit pelayanan pasien diberilabel yang jelas dan
i i i i i i i i i i
Hasil wawancara dengan kepala ruangan perawatan P3 Anak sentralisasi obat sudah i i i i i
diterapkan dan untuk obat high alert sudah ada di kotak obat dan sudah ada labelnya dan
i i i i i i
Hasil observasi di ruangan perawatan P3 Anak untuk pemberian obat sudah tepat dengan
i i i i i i i i
menggunakan 6 Benar Pemberian Obat (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu
i i i i i i i i i i i i
dengan: i
a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang baru- i i i i i i i i
baru ini di terbitkan dan sudah di terima secara umum (antara lain dari WHO patient i i i i i
43
safety) i
Hasil wawancara dengan kepala ruangan dan seluruh perawat di ruang perawatan P3 Anak i i i i i
mereka telah melakukan cuci tangan 6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan
i i i i i i i i
Hasil observasi : Di Ruang perawatan P3 Anak yaitu dari hasil observasi setiap
i i i i i i
melakukan Tindakan ataupun setelah melakukan Tindakan perawat dan dokter melakukan
i i i i i i i i
a. Rumah sakit mengunakan proses assessment awal resiko pasien jatuh dan melakukan i i i i i i i i i
pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
i i i i i i
pengobatan i i
b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada i i i i i i
Hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara dari kepala ruangan dikatakan bahwa untuk i i
mengidentifikasi pasien yang mengalami resiko jatuh yaitu menggunakan klip resiko jatuh
i i i i i i i i i
yang di pakaikan pada gelang identitas pasien. Dan juga terdapat penilayan resiko jatuh i i i i i i i
Hasil observasi Terdapat tanda untuk mengidentifikasi pasien resiko jatuh yaitu terpasang
i i i i i i i i i
klip resiko jatuh pada gelang identitas pasien atau tiang infus pasien.
i i i i i i
44
b. Data Khusus Ruangan (Fungsi manajemen keperawatan di ruangan) Fungsi i i i i
perencanaan
i i
Menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Manajer dalam
i i i i i i i
sebelum memutuskan karena ini adalah langka awal yang bisa berpengaruh secara total
i i i i i i i i
dalam perusahaan kedepannya. Fungsi-fungsi manajemen yang lain tidak akan bisa
i i i i i
e.)
i Pembagian perencanaan
i i i
Perencanaan dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi kedalam beberapa
i i i i i i i i
jenjang :
i
Perencanaan dalam jenjang ini bersifat strategis. Jenjang atas ini memberikan
i i i i i i i i
menekankan i i
Low Level Planning (Perencanaan Jenjang Bawah) Perencanaan jenjang i i i i i i i i i
bawah lebih fokus terhadap bagaimana cara menghasilkan. Jenjang bawah ini i i i i i
adalah pihak yang bertanggung jawab dalam perencanaan jenjang bawah ini. i i i i
45
c. Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilakukan
i i i
e. Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan dan selaras pada tiap-tiap
i i i i
bagian.
f. Segala sesuatu yang tersedia bisa dipergunakan secara efektif serta berdaya guna.
i i i i i i i i i i
a. Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap unit akan lebih
i i i i i
c. Memudahkan pengawasan i i
1. Uraian Tugas
a. Kepala Ruangan
i
Perencanaan
i i
46
f) Mengikuti kunjungan dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi tindakan medis
i i i i i i i i i i
Pengorganisasian
i i
3) Membuat rencana kendali kepada ruangan yang membawahi 2 katim, dan katim
i i i i i
6) Mendelegasikan tugas kepala rungan, saat kepala ruangan tiddak ada di tepmpat kepada
i i i i i i i
Katim
7) Mengetahuai kondsi pasien, menilain tingkat kebutuhan pasien
i i i i i i i
Pengarahan
i
4) Menginformasikan hal-hal yang di anggap penting dan berhubunagn dengan askep pasien
i i i i i i i
6) Meningkatkan kolaborasi
i i i
Pengawasan (Controling)
i i i
3) Melalui suvervise/observasi :
i i i i i
47
langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelamahan saat ini
i i i i i i i
rencana keperawatan sertta jabatan yang di buat selama dan sesuda proses
i i i i i i i i
b) Mengawasi, mengendalikan dan menilai, tenaga kebidan secara efektif dan efisien.
i i i i i i i i i i i
secara mandiri
i
b. Katim
1) Tugas pokok : mengevaluasi kegiatan pelayanan diruangan
i i i i i i
2) Uraian tugas :
a) Menyusun rencana kegiatan katim
i i i
b) Mengikuti seraah terima pasien setiap pergantian dinas pagi atau pada saat bertugas
i i i i i i i
i) Melakukan pendokumentasian
i i i i
48
l) I) Memeriksa/mengevaluasi laporan keadaaan pasien yang telah dibuat
i i i i i i i i
c. Perawat Pelaksana
i i
2) Uriaian tugas :
a) Mengikuti serah terima pasien
i i i i
f) Mencatat atau melaporkan semua tindakan dan respon pasien pada catatan
i i i i i i i
keperawatan
i i
k) Melaporkan segala sesuatau mengenai keadaaan pasien baik secara lisan maupun
i i i i i i i i i
tulisan
l) Mengatru dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya supaya
i i i
siap pakai
d. Tugas Suvervisior Perawat : i i i
pelayanan keperawatan
i i i
2) Uriaian tugas :
49
a) Mengecek kehadiran i i i i
c) Mengetahui seluruh kondisi pasien secara garis besar, jumlah, diagnosa, ruangan.
i i i i i i i i
g) Bekerja sama dengan shift mengontrol dan kenyamanan ruangan, koordinasi dengan
i i i i i i i i i i
melaksasanakan kewajibannya.
i i
j) Bekerja sama dengan penggung jawab shift untuk mendata permintaan kebutuhan
i i i i i i i
ruangan
dengan kebijakan/kendali
i i i
Didalam rumah sakit keputusan yang paling penting yang harus di buat di antaranya i i
adalah perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat. Ada 3 hal yang berkaitan dengan
i i i i i i i
proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:
i i i i i i i i i
1) Staffing Decision i i
2) Scheduling Decision i i i
Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga sluft. Shift k erja untuk setiap harinya
i i i
3) Alloction Decisioni i i i
50
yangkekurangan tenaga akibat adanyavartast demand yang tidak di prediksi. Misalnya
i i i i
absennyaa perawat i i
jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore dan shift malam i i i
berdasarkan kelas.
i i
Diruang Perawatan P3 Anak Tim di mana tim ini bertanggung jawab terhadap ruangan i i i
f. Fungsi Pengarahan i
1. Operan
i i
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa timbang t erima sudah sering di lakukan di i i
ruangan pada saat operan shift, dilakukan 3x sehari yaitu pada shift pagi ke shift sore, i i i i i i
shift sore ke shift malam dan shift malam ke shift pagi. Berdasarkan hasil observasi
i i i i i i i
timbang terima di lakukan dengan cara membentuk lingakaran di nurse station (sudah i i i i i i
sesuai dengan prosedur timbang terima menurut Nursalam, 2015), kedua tim yang akan
i i i i i i i
melakukan timbang terima sudah siap dengan laporan shifinya masing-masing lalu kepala
i i i i i
ruangan membuka kegiatan dengan salam dan mempersilahkan perawat jaga untuk i i i i i i
ruangan pasien i
Dari hasil observasi perawat di ruangan didapatkan bahwa pre dan post confrence sudah i i i i i i i i
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa motivasi kepada perawat i i i i i
4. Pendelegasian
i i i
Dari hasil wawancara dengan perawat di ruangan bahwa pendelegasian oleh kepala i i i i i i i i
5. Supervisi i
51
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan supervisi sudah sering dilakukan namun i i i i
dari hasil observasi : supervisi sudah maksimal dilakukan, dari hasil wawancara d engan
i i i i
perawat di ruangan didapatkan bahwa perawat telah memahami tentang supervisi dan
i i i i i i
pelaksanaan supervisi di ruangan P3 Anak sudah dilakukan akan tetapi belum sesuai
i i i i i
dengan jadwal pelaksanaan supervisi. Supervisi yang dilakukan pada perawat pelaksana
i i i i i i
6. Ronde keperawatan i i i i
Dari hasil wawacara dengan kepala ruangan Ronde Keperawatan belum maksimal i i i i i i i
g. Pengendalian i i
1 Indikator Mutu i
Keamanan pasien Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari
i i i i i i
angka kejadian flebitis, kejadian kesalahan pemberian obat dan kejadian jatuh. Dari
i i i i i i i i
pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada bulan
i i i i i
Kejadian kesalahan pemberian obat : Dari hasil observasi dan data tidak
i i i i i i i
Kejadian jatuh : Dari hasil observasi dan data didapatkan bahwa 100% pasi en
i i i i
P3 Anak
2. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan i i i i
Menurut kepala ruangan audit dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan setiap bulan
i i i i i i i
berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner adalah Pasien puas dengan pelayanan diruang
i i i i i i i
52
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
beberapa hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan
i i i i i i
agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan i i i
mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat
i i i
pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah
i i i i i i
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
i i i i i i i i
(Kemkes:2016). i i
53
3) Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan i i i i i i i
tingkat manajerial. i
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini . Kepuasan pasien merupakan point
i i i i i
bawahan
9) Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
i i i i
karyawan.
10) Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
i i i i i i i i i i i
kekurangan.
i
hal untuk mencapai tujuannya. Fungsi dari Manajemen juga dikenal dengan i i i i i
Istilah POAC: i
apa saja yang akan digunakan atau dijalani, oleh sebab itu hal ini i i i
harus melibatkanperencanaan. i i i
54
perencanaan dengan matang, maka hal berikutnya yang akan kita
i i i i
tersebut sedang
i i i
pengawasan.
i
umum peran manajer dapat dinilai dai kemampuannya dalam peran manajer
i i i i i
55
dapat dinilai dari kemampuanya dalam motivasi dan meningkatkan i i i
a) Komunikasi i
b) Potensial perkembangan
i i i i
c) Kebijaksanaan i
jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan i i i
dengan tepat. i i
56
d. Pengarahan : mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber
i i i i i i
ruangan rawat
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas perawatan dan tenaga lain
i i i i
perawat i
optimal i
inventaris peralatan i i
57
h. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya
i i i i i i i
dan benar i
58
hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk i i i i
rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami i i i i i i
efektif.
i i
itu sendiri, Anda bisa pelajari teori bakat, bila dilihat Pemimpin itu sendiri
i i i i i i
dan orang yang dipimpin, maka bisa Anda cocokkan dengan Teorii i i i i i
perilaku dan bila dilihat Situasinya, maka bisa kita gunakan Teori
i i i
1) Teori bakat Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori i i i i i i i i i i i
59
tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang bisa
i i i i i i i i i i
ketrampilan kepemimpinannya.
i i i
mengajukan ijin i
yangpenting aman i
60
3) Teori Situasional Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya
i i i i i i
Dewantoro
i i i
menyelesaikan tugas i i i
61
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
i i i i i i i
tingkat manajerial. i
lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama i i i i
pegawai. i
kekurangan.
i
62
3.4 Indikator Pelayanan Manajeriali i i
mempersiapkan aktifitas pelayanan pada awal shift dinas. kegiatan berfokus pada
i i i i i i
terima pada shif berikutnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh perawat dan
i i i i i i i
a) Jenis conference i i i i i
Conference terdiri dari pre conference dan post conference yaitu: Pre
i i i i i i i i i i i i i i i i
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
i i i i i i i i
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut
i i i i
hanya sau orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference i i i i i i i i i i i
adalah
•
Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian masing-masing i i i
perawat pelaksanaan i i
menutup acara i
63
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, i i i i i i
menghasilkan perubahan non kognitif. Pre dan Post Conference juga membantu
i i i i i i i i i i i
dijumpai
e) Syarat pre dan post conference i i i i i i
keperawatan
i i
perawatanpelaksana.
i i
• Keadaan klien i i
• Keluhan klien i i
64
• TTV
• Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru. i i i i i
• Masalah keperawatan i i
• Rencana medis. i i
- Ketepatan dokumentasi. i i i i
diselesaikan. i i
3.4.2. Handover i i
1) Definisii
dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian
i i i i i i i
65
dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat i i i i
olehdinasberikutnya.
i i i
Bungan
d) Perawat dapat m engikuti perkembangan pasien secara paripurna bagi
i i i i i i
a) Tahap Persiapan i
Waktu : 5 menit i
• Prinsip overan, terutama pada semua pasien baru masuk & pasien yang i i i i i i
yaitu: jumlah pasien, keluhan, identitas pasien & diagnosis medis, masalah i i i i i i
66
b) Tahap pelaksana i
Waktu : 20 menit i
perawatan i
- Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit i i i i
• Diskusi
• Pelaporan untuk timbang terima di tuliskan secara langsung pada
i i i i
67
yang jaga saat itu dan perawat pelaksana yang jaga berikutnya i i i
1) Definisi
i
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
i i i i i i i i i i
2) Tujuan Ronde i i
perawatan.
i
dan benar i
68
4) Kriteria Pasien
i i
masalahkeperawatan utama i i
• Memberikan justifikasi i i
• Memberikan reinforcement i i i i i i
d) Membuat proposal
i i i
69
dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
i i i i i
didiskusikan.
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut. i i i i
dilakukan.
8) Pasca-ronde i i
keperawatan selanjutnya.
i i i
Langkah – Langkah
Tahap Pra
BP
Penerapan Pasien
Persiapan pasien :
- informed Consent
- Hasil Pengkajian/Validasi data
Penyajian masalah
Validasi data
1. Definisi i
tercapainya tujuan.
i
antara lain :
a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang sehingga nilaikeinginan
i i i i i i i
tersedia di masyarakat. i i
kesehatan i i
77
b. Obat-obatan yang masih diminumdan jumlahnya, meliputi dosis, cara
i i i i
tidak dimunum lagi oleh pasien, obat-obatan tersebut tetap dibawa pulang i i i i i i i i
pasien. i
sakit dan hasil pemeriksaan selama masuk rumah sakit, semua diberikan i i i i i
ke pasien pulang. i i
yang diperlukan i
memberi asuhan i i
1) Definisi
i
2) Tujuan
a) Meningkatakan mutu pelayanan pada pasien, terutama dalam memberikan
i i i i i i
obat i
78
b) Sebagai tanggung jawab dan tanggangung gugat secra hukum maupun
i i
secara moral
i i
c) Penerimaan obat
i i i
- kartu control yang diketahui oleh pasien atau keluarga dalam buku i i i i i i i
masuk obat i
- Keluarga atau klien mendapatkan kapan atau bila mana obat tersebut
i i i i i i
habis
d) Pembagian Obati i
pemberian i i
- Penambahan obat i i
persedian obat i i i
obat masuk dan informasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
i i i i i i
79
4) Obat khusus
i
tertentu
i i
80
Analisa SWOT i
M2 (material)
i S - Terdapat nurstation dan ruangan perawat i i i
M3 (Metode)
i i i S Perawat sudah menerapkan timbang trima
i i i
Ditetapkan i
tersendiri i i
maksimal
O
i Ada peluang untuk dilakukan ronde keperawatan
i i i i i
M4 (Money)
i i S - RSUD Otanaha merupakan rumah sakit yang i i
M5 (Marketing)
i S - Ruangan perawatan anak memberikan i i i
tangan
- Tempat tidur diruangan isolasi yang berbahan
i i i
O
i Memiliki peluang untuk memfasilitasi pojok bermain
i i i i i i
DI RUANGAN P3 ANAK
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1- 5 dengan kriteria sebagai berikut :
i i i i i i i i
d. Nilai 4 = Penting i
ketenagaan di ruangan P3
i i
ruangan
2 Sarana dan prasarana
yang belum lengkap i i
3
- Discharge Planing dalam i
seperti leaflet
i i i i
ruangan
- Sentralisasi obat belum
i i i
L : Leverage artinya seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
i i i i i i i i i
1 M1 Koordinasi
i i
Ketenagakerjaan
i i i
dengan pihak
i
manajemen i i
untuk dimasukan
dalam manjemen i i
RS
prasarana yang
dengan pihak 5 5 4 5 500 2
belum lengkap
i
i i
seperti
i kipas i manajemen i i
membuat draft
pasien dan
i
dalam
manejemen RS i i i
3 M3 Penerapan i i Pembuatan
i
MAKP
Leaflet dan alat
(Discharge Planing,
i i
Penerimaan Pasien
i i i bantu
Baru, Sentralisasi i
4 3 3 3 108 3
penyuluhan
Obat, Ronde
i
i i i
Keperawatann)
i i kesehatan
i i
POA (Planing Of Action)
i i i
Prioritas
i Masalah Alternatif i Rencana Kegiatan
i i Indikator i Waktu Pelaksanaan
i Tempat
i Penanggung
i Ket
i
Keberhasilan
i i Jawab
1 1. Terdapat i 1. Membuat Draf
i 1. Pengusulan penambahan
i i Mahasiswa 05 Dilakukan Tempat di
i Frengki i
RSUD Otanaha i
2 1. Terdapat masalah
i 1. Menyediakan i i 1. Mahasiswa mampu 1. Mahasiswa 06 Dilakukan di Tempat di
i Erni U.
i
i i i
anak
2. Baliho edukasi, i i
baliho edukasi i i 2. Mahasiwa mampu sarana dan P3 Anak Friska
3. Bed pasien yang
i i
3. Membuat draf i membuat draf untuk
i prasarana Widyasari
menggunakan i
tempat tidur, tiang
i pojok bermain
i i i Olii, ABD.
i
Manejemen i i i
RSUD
Otanaha
i
3. Discharge i penyakit i
planning belum i
ada edukasi i
secara media
i i
seperti leaflet
i i i i
BAB V
A. Implementasi Kegiatani i i
No
i Hasil Pengkajian
i Landasan Teori i i Masalah Implementasi i i Evaluasi
i
1. Berdasarkan hasil
i Menurut Nursalam (2005)
i Tenaga perawat
i i Untuk mengatasi masalah i Berdasarkan evaluasi mahasiswa
i i
P3 anak RSUD dari penjumlahan waktu i kurang. Jumlah perawat ke pihak manajemen
i i i i Manajemen RS i i
Otanaha didapatkan
i produktif tindakan tidak
i tenaga perawat
i i RS
masalah bahwa tenaga i langsung. Kemudian i 9 orang sudah i
sarana dan prasarana /III/2010 Tentang i baliho edukasi i i membuat baliho edukasi.
i i i
diperbaharui
i perbandingan tenaga
i menggunakan i i pasien dan penambahan tiang
i i
belum dilakukan
i pelayanan i 2. Mahasiswa mampu
orientasi ruangan
i i keperawatan i i membuat alur, lembar
i i 2. Berdasarkan hasil evaluasi
i i
secara rutin
i informed consent, dan i i i i mahasiwa telah membuat alur, i i
2. Berdasarkan hasil
i 2. Menurut Nursalam i 2. Belum ada i sentralisasi obat
i i membuat kode ALFA i i i
sentralisasi obat
i i yang akan diberikan i tersebut mahasiswa
i i
leaflet
i i dari penilaian, i
persiapan, serta
i i
koordinasi yang
i i
dilakukan untuk
memberikan i i
kemudahan
i
pengawasan
i
pelayanan kesehatan
i i i
1. M1 (Ketenagakerjaan) i i i
kurang
Implementasi : Mahasiswa Membuat Draf Pengusulan Penambahan Tenaga
i i i i i i
anak
Pojok Bermain Sebelum i i i i i
06 Maret 2024 setelah melakukan pengisian pojok bermain
i i i i i i i i
Struktur Sebelum
i i
Sesudah
i
Sebelum
i i
Sesudah i
P3 Anak
4. M3 (Penerapan MAKP)
i i
Anak
Implementasi : Mahasiswa mampu menjalankan dan mengikuti timbang
i i i i
ruangan P3 Anak
SENTRALISASI OBAT
i i
Prioritas III : didaptkan maslah dalam sentralisasi obat di ruangan P3 Anak belum
i i i i
Anak
5. RONDE KEPERAWATAN
i i i i
IMPLEMENTASI
i i
07 Maret 2024 Pelaksanaan Ronde Keperawatan bersama dengan
i i i i i i i i
Risiko Jatuhi
BAB VI
PENUTUP i
1.1 Kesimpulan
i
2. Terdapat masalah dalam sarana dan prasarana seperti pojok bermain anak,
i i i i i i
Baliho edukasi dam Bed pasien yang menggunakan bahan kain yang mudah
i i i i i
orientasi ruangan seca ra rutin, Sentralisasi obat belum ada tempat tersendiri
i i i i i i i i i
masih digabung dengan ruang Kepala Ruangan dan Discharge planning belum i i i i
1.2 Saran
1. Bagi manajemen i i
pembaharuan
i dalam pelaksanaan
i penerapan
i i asuhan keperawatan
i i
professional.
i i i
3. Perawat ruang anak
i
di ruang anak, dan metode asuhan keperawatan yang sudah diterapkan dan i i i i i i
optimal, Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim bisa
i i i i i