KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
Fasilitator :
Oleh :
Vamila Meydiawati
NIM. 151.0054
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berkenaan dengan Keperawatan
Komplementer.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi
pengembangan Keperawatan Komplementer
2
DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................... 5
Pertimbangan Etik & Aplikasi Legal Etik Dalam Praktik ............................... 5
Keperawatan Komplementer ............................................................................... 5
1.1 Konsep Etik Prinsip Keperawatan ....................................................... 5
1.2 Sikap atau Perilaku Perawat Sesuai Etik............................................. 5
1.3 Dasar Hukum Terapi Komplementer .................................................. 7
1.4 Legaltitas Hukum Terapi Komplementer ............................................ 8
BAB II .................................................................................................................. 10
Konsep Terapi Komplementer........................................................................... 10
2.1 Pengertian ............................................................................................. 10
2.2 Tujuan ................................................................................................... 10
2.3 Macam-Macam atau Jenis Terapi Komplementer ........................... 11
2.4 Jenis Terapi Komplementer yang Dapat di Akses Perawat ............. 12
2.5 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer ................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 16
HIPNOTERAPI .................................................................................................. 16
3.1 Pengertian Hipnoterapi ....................................................................... 16
3.2 Manfaat Hipnoterapi ........................................................................... 16
3.3 Indikasi Hipnoterapi ............................................................................ 17
3.4 Kontraindikasi Hipnoterapi ................................................................ 18
3.5 Tahapan-tahapan Hipnoterapi ........................................................... 18
3.6 Aplikasi dan Demonstrasi & SOP Hipnoterapi ................................. 20
BAB IV ................................................................................................................. 27
TERAPI ZONA ................................................................................................... 27
4.1 Pengertian Terapi Zona ....................................................................... 27
4.2 Konsep Dasar Akupuntur.................................................................... 27
4.3 Manfaat ................................................................................................. 28
4.4 Indikasi .................................................................................................. 28
4.5 Kontraindikasi ...................................................................................... 29
4.6 Bagian-Bagian Meridian Tubuh ......................................................... 29
4.7 Sop Akupuntur ..................................................................................... 31
BAB 5 ................................................................................................................... 34
TERAPI HIPERBARIK ..................................................................................... 34
3
5.1 Pengertian Terapi Hiperbarik ............................................................ 34
5.2 Manfaat Terapi Hiperbarik ................................................................ 34
5.3 Indikasi Terapi Hiperbarik ................................................................. 35
5.4 Kontraindikasi ...................................................................................... 36
4
BAB 1
Keperawatan Komplementer
Dosen : Imroatul Farida, S.Kep., Ns., M.Kep.
Tanggal : September 2018
5
keperawatan. Pasien berhak untuk menerima atau menolak tindakan
perawatan.
b. Beneficience (Berbuat Baik)
Perawat memberikan tindakan, pelayanan serta asuhan keperawatan
tanpa merugikan pasien. Sebagai perawat harus berbuat baik ketika
berkomunikasi ataupun memberikan pelayanan keperawatan dengan cara
menjelaskan terlebih dahulu tindakan yang akan dilakukan.
c. Justice (Keadilan)
Prinsip justice dilakukan agar sesama pasien mendapat haknya secara
sama dan adil antara pasien yang satu dengan yang lain dengan
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
d. Non-maleficience (Tidak Merugikan)
Segala bentuk tidakan yang diberikan tidak bertujuan untuk merugikan
pasien. Menghindarkan pasien dari resiko infeksi
e. Veracity (Kejujuran)
Bersikap sebaik baiknya dan menyampaikan informasi secara jujur tanpa
ada yang ditutup-tutupi dari pasien tindakan meyakinkan pasien untuk
mengerti mengenai status kesehatannya tetapi dengan memperhatikan saat
yang tepat saat menyampaikan.
f. Fidellity (Metepati Janji)
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia pasien.
g. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang
terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien dan perawat tidak boleh menceritakan keadaan
klien atau pasien kepada orang lain kecuali untuk kepentingan medis.
h. Accountability (Akuntabilitas)
Semua tindakan dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali, bertanggung jawab pada setiap tindakan yang diberikan.
6
Dalam menjalankan kode etik profesi diperlukan perilaku dan sikap perawat
yang baik. Aspek etika menjadi bagian penting dalam melakukan pelayanan
kepada pasien antara lain (Mudayana, 2014):
7
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang
standar pelayanan hiperbarik.
7. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.
HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode
pengobatan komplementer-alternatif yang dapat diintegrasikan di fasilitas
pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, U., Happy, R. E., & Utami, N. W. (2016). Etika Keperawatan dan
Keperawatan Profesional. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
NCCAM, & Statistics National Center for Health. (2008). Complementary and
Alternative Medicine in the United States. Medscape General Medicine.
https://doi.org/10.17226/11182
8
Teten, W. (2011). Terapi Modalitas, Terapi Komplementer dan Konseling
Keluarga. UNSOED: Jurusan Keperawatan.
9
BAB II
2.1 Pengertian
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terapi
komplementer disebut juga dengan pengobatan holistik, pendapat ini didasari
oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu
sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan
jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004) dalam (Widyastuti, 2008).
Terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah sumber daya
pengobatan yang meliputi sistem sistem kesehatan, modalitas, praktik dan
ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem
pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada.
Complementary and Alternative Medicine (CAM) merupakan pengobatan non
konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum
diterima dalam kedokteran konvensional (Satria, 2013).
2.2 Tujuan
10
Tujuan terapi komplementer adalah untuk untuk mengurangi stres,
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menghindari atau
meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau mengontrol serta
menyembuhkan penyakit.
2.3 Macam-Macam atau Jenis Terapi Komplementer
National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM)
pengobatan alternatif dibagi menjadi 5 mencakup beberapa kategori sebagai
berikut (NCCAM & Statistics National Center for Health, 2008):
1. Alternative Medical Systems
a. Homeopathic medicine: suatu sistem pengobatan yang melibatkan
terapi individu dengan zat yang sangat diencerkan, diberikan terutama
dalam bentuk tablet, dengan tujuan memicu sistem alami tubuh untuk
penyembuhan.
b. Naturopathic medicine: metode pengobatan yang menggunakan sarana
alami seperti makanan, latihan fisik, panas, udara, air, cahaya, dan
sarana fisiologis
2. Mind-Body Interventions.
Berbagai teknik yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas
pikiran dalam mempengaruhi fungsi tubuh dan meringankan gejala
penyakit. Contoh : meditasi, biofeedback, hipnosis, terapi beribadah,
mental healing, terapi musik, terapi seni, terapi dansa, guided imagery
(suatu teknik yang menggunakan imajinasi dan visualisasi untuk
membantu mengurangi stres dan mendorong relaksasi).
3. Biologacally Based Therapies.
Terapi yang menggunakan substansi alami seperti bahan herbal,
makanan, dan vitamin tertentu untuk terapi nyeri, penyakit, atau keadaan
ketidakseimbangan. Contohnya yakni suplemen seperti megavitamin yang
banyak di apotek, produk herbal seperti minyak jinten hitam, ekstrak
kurma, madu, propolis, dll yang banyak dijual di toko-toko herbal.
11
Metode ini menggunakan manipulasi dan/atau gerakan tubuh atau
anggota tubuh, cotohnya:
a. Chiropractic : bentuk terapi manual yang berfokus pada hubungan
antara struktur dan fungsi, khususnya pada tulang belakang untuk
mengurangi rasa sakit.
b. Osteopathic: suatu sistem terapi yang didasarkan pada konsep bahwa
tubuh memiliki kekuatan untuk menemukan pengobatannya sendiri
terhadap penyakit bila tubuh berada dalam hubungan struktural yang
normal, lingkungan yang normal, dan mendapatkan gizi yang baik.
c. Massage: terapi dengan memanipulasi otot dan jaringan ikat untuk
meningkatkan fungsi jaringan, dan relaksasi.
5. Energy Therapies
Terapi menggunakan medan energi baik itu energi dari alam atau energi
elektromagentik, contohnya:
a. Qi gong: berasal dari Tiongkok, berupa kombinasi gerakan, meditasi,
dan pola nafas untuk mengalirkan qi (suatu energi vital), sehingga
melancarkan peredaran darah dan meningkatkan imunitas.
b. Rei-ki: berasal dari Jepang, merupakan suatu kepercayaan mengenai
adanya energi spiritual yang dapat menyembuhkan tubuh.
c. Terapi sentuh: teknik kuno dengan menempelkan telapak tangan
dapat mengembalikan ketidakseimbangan energi
12
2. Terapi Hiperbarik
Suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan
yang memiliki tekanan udara 2-3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal, lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara. Oksigen bertekanan
tinggi efektif memicu sel dan jaringan rusak memperbaiki diri sendiri
sehingga kerap digunakan untuk memperhalus kulit dan kebugaran tubuh.
Umumnya digunakan untuk pasien-pasien dengan gangren supaya tidak
perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh
3. Terapi Herbal Medik
Terapi dengan menggunakan obat bahan alam yang telah melalui uji
preklinik pada hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya.
Berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
13
2. Pendidik Kesehatan
Perawat dapat menjadi pendidik di sekolah ataupun instansi keperawatan.
Selain itu, perawat juga dapat memberikan pendidikan kepada pasien dan
keluarganya.
3. Peneliti
Sebagai peneliti perawat berperan melakukan berbagai penelitian yang
dikembangkan dari hasil-hasil evidence-based practice.
4. Pemberi Pelayanan Langsung
Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya
dalam praktik pelayanan kesehatan yang terintegrasi khususnya terapi
komplementer.
5. Koordinator
Perawat lebih banyak berinteraksi dengan pasien sehingga peran
Koordinator dalam terapi komplementer juga sangat penting. Perawat dapat
mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang merawat dan unit
manajer terkait.
6. Advokat
Perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan
komplementer yang munkin diberikan termasuk perawatan alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, U., Happy, R. E., & Utami, N. W. (2016). Etika Keperawatan dan
Keperawatan Profesional. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
NCCAM, & Statistics National Center for Health. (2008). Complementary and
Alternative Medicine in the United States. Medscape General Medicine.
https://doi.org/10.17226/11182
14
Keperawatan Indonesia di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Indonesian Journal of Nursing Practices, 1(1),
30–39.
15
BAB III
HIPNOTERAPI
16
Manfaat hipnoterapi dalam bidang psikologi adalah sebagai salah satu
cara untuk mangatasi masalah psikis seperti panik yang terlalu berlebih,
stress, depresi, frustasi, sakit hati dan emosi negatif.
3. Manfaat hipnoterapi dalam bidang kecantikan
Dengan hipnoterapi, weight loss anda bisa dengan mudah mensugesti diri
anda dengan hypnosis self untuk kontrol terhadap pola makan yang
menunjang program diet anda.
4. Manfaat hipnoterapi dalam bidang kesehatan
Dalam bidang kesehatan, hipnoterapi digunakan untuk memotivasi diri
untuk bisa lepas dari penyakit yang diderita. Hipnoterapi Pain adalah
memberikan kenyamanan yang luar biasa, dengan mengurangi rasa
nyeri. Hipnoterapi juga dapat digunakan untuk pecandu rokok agar
terlepas dari jeratan rokok yang telah meracuni tubuh dan otak anda.
5. Manfaat hipnoterapi dalam bidang peningkatan kualitas diri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai penghambat
kesuksesan dengan adanya kebiasaan buruk yang selalu kontinyu anda
lakukan.
2. Gangguan psikiatrik
Gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang gejalanya
nampak pada area psikologis. Hipnosis digunakan untuk mengatasi
17
beragam neurosis konversi, kecemasan, fobia, obsesi-kompulsif, depresi
reaktif atau depresi neurotik, dan neurotik pasca trauma.
3. Kasus-kasus pada bidaang lain, seperti anestesi, nyeri persalinan,
ekstraksi gigi, mengatasi obstipasi atau retensi unrin pasca bedah.
3.4 Kontraindikasi Hipnoterapi
Secara garis besar, kontraindikasi hipnoterapi adalah pada keadaan:
1. Seseorang yang dalam kondisi tidak tenang, gaduh gelisah, misalnya
pada psikosis akut sehingga tidak dapat dilakukan kontak psikis dengan
subjek.
2. Seseorang yang dalam keadaan tidak mengerti apa yang akan dilakukan,
misalnya pada orang imbesil atau dimensia. Pada mereka tidakdapat
dilakukan hipnotis dengan cara apapun.
3. Pada orang yang tidak tahu atau belum mengerti tentang apa yang kita
katakan, sugesti verbal tidak akan berpengaruh pada subjek.
4. Subjek yang memiliki kesulitan dengan kepercayaan dasar seperti pasien
paranoid atau yang memiliki masalah pengendalian seperti obsesi-
kompulsif.
5. Penggunaan hipnosis oleh operator yang tidak terlatih dengan baik.
6. Penggunaan hipnosis untuk tujuan yang tidak baik.
18
mengganggunya.
2. Induction
induction atau induksi ialah proses untuk mengajak klien memasuki
kondisi hipnosis atau sebuah kondisi yang terfokus dan rileks yang
memiliki tingkat menerima sugesti atau saran yang tinggi. Induksi yang
digunakan ialah induksi yang sesuai dengan karakter dan tingkat
sugestibilitas klien.
3. Deepening
Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing subyek klien
untuk berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu
tempat yang mudah dirasakan oleh subyek. Rasa mengalami secara
dalam ini akan membimbing subyek memasuki trance level lebih
dalam.
Berdasarkan Davis-Husband Scale, tingkat kedalaman hipnosis
dapat dibagi menjadi 30 tingkat kedalaman. Kedalaman pengaruh
hipnosis dengan nilai skor dan gejala objektif yang bisa diintepretasikan
menurut The Davis Hypnotic Susceptibility Test (Hukom, 1979, IBH,
2002).
4. Suggestion
Suggestion merupakan suatu kalimat-kalimat saran yanng disampaikan
oleh hipnosis ke bawah sadar obyak. Dalam hal ini sugesti tersebutlah
yang menjadi tujuan kegiatan hipnosis dilakukan.
5. Termination
Temination merupakan tahap pengakhiran untuk mengembalikan suyet
pada keadaan semula
6. Post Hypnotic
Keadaan setelah proses hipnosis selesai seperti pada awal sebelum
dilakukan kegiatan hipnosis. Pada fase ini diharapkan apa yang menjadi
tujuan awal dari hipnosis untuk terapi pada subjek tercapai setelah
proses hipnosis selesai.
19
3.6 Aplikasi dan Demonstrasi & SOP Hipnoterapi
HIPNOTERAPI
(HIPNOSIS BIASA)
PROSEDUR NO DOKUMEN NO REVISI: HALAMAN:
TETAP
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT
20
3. Membantu proses penyembuhan
klien(kanker, aids)
4. KONTRAINDIKASI 1. Seseorang yang dalam kondisi tidak
tenang, gaduh gelisah, misalnya pada
psikosisakut sehingga tidak dapat
dilakukan kontak psikis dengan
subjek.
2. Seseorang yang dalam keadaan tidak
mengerti apa yang akan dilakukan,
misalnya pada orang imbesil atau dim
ensia. Pada mereka tidakdapat dilakuk
an hipnotis dengan cara apapun.
3. Pada orang yang tidak tahu atau belum
mengerti tentang apa yang kita
katakan,sugesti verbal tidak akan
berpengaruh pada subjek.
4. Subjek yang memiliki kesulitan
dengan kepercayaan dasar seperti
pasien paranoidatau yang memiliki
masalah pengendalian seperti obsesi-
kompulsif.
5. Penggunaan hipnosis oleh operator
yang tidak terlatih dengan baik.
6. Penggunaan hipnosis untuk tujuan
yang tidak baik.
5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pasien sebagai subjek.
2. Terapis sebagai fasislitator
3. Bersedia dengan sukarela.
4. Memiliki kemampuan untuk fokus
5. Memahami komunikasi verbal.
6. PERSIAPAN ALAT 1. Kursi
2. Bantal jika diperlukan
21
7. CARA KERJA
A. Pre induction
1. Klien dan penghipnotis memperkenalkan diri
2. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang sedang dialami
3. Memberikan berbagai pemecahan masalah yang dapat diambil
4. Menjelaskan hipnoterapi secara singkat, jelas, dan mudah dipahami
5. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent pada klien
untuk dilakukan hipnoterapi
6. Melakukan tes subjektifitas
a. Anjurkan klien duduk dengan nyaman
b. Mengajarkan klien tarik napas dalam
c. Menganjurkan klien untuk melakukan hand clasp test yaitu dengan
meminta subjek menangkupkan kedua tangan, kemudian
merekatkan kedua jari telunjuk dan sugestikan bahwa pada kedua
telunjuk terdapat lem yang akan merekatkan jari telunjuk tersebut.
Sugestikan bahwa semakin klien ingin memisahkan telunjuknya
maka jari telunjuknya akan semakin lengket. Selanjutnya minta
klien untuk menyatakan apakah jarinya semakin lengket atau tidak.
d. Anjurkan klien untuk rileks dan menarik napas dalam
e. Lepaskan jari tangan tersebut.
B. Induction
1. Pada tahap induksi hypnotherapist harus mahir dalam menyusun variasi
kalimat Pacing–Leading (Physical mirroring yaitu pencerminan fisik,
Match the voice yaitu penyelarasan kualitas suara, Match the breathing
yaitu penyelarasan irama nafas, Match the size of the pieces of
information yaitu penyelarasan pengelompokan informasi, Match their
common experience yaitu penyelarasan pengalaman umum)
2. Posisikan klien lebih rileks lagi dari Normal State ke Hypnosis State
(suasana sangat rileks dan sugestif)
3. Latih klien untuk nafas dalam lagi untuk merilekskan tubuh dan pikiran
klien
22
4. Bawa klien pada satu titik focus atau tanamkan sugesti yang
berkebalikan pada masalah klien (contoh kalimat “sekarang lihat telapak
tangan saya, bayangkan bahwa ditelapak tangan ini ada rokok dan rokok
ini digantikan dengan petis/makanan yang tidak disukai oleh klien”)
5. Pastikan klien sudah pada posisi yang benar-benar focus dan rileks
6. Apabila sudah, tepuk kedua tangan hypnoterapist secara cepat dan keras
C. Deepening dan dept level test
5 Pada tahap Deepening hypnotherapist akan membimbing klien untuk
berimajinasi melakukan suatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang
mudah dirasakan oleh subjek untuk memasuki trance level yang lebih
dalam.
6 Pastikan bahwa klien hanya mendengarkan suara hypnotherapist dengan
memegang tubuh klien dan memberikan perintah untuk mendengarkan
suara hypnotherapist saja.
7 Pastikan bahwa klien mengerti perintah yang diberikan oleh hypnotherapist
dengan memerintahkan klien untuk menggerakkan bagian tubuhnya.
8 Bimbing klien untuk berimajinasi ke suatu tempat yang nyaman untuk klien
dengan menggunakan 5 tahap.
a. Lima, perintahkan agar tubuh dan pikiran anda memasuki relaksasi
lebih dalam, total, semakin tenang, semakin lelap.
b. Empat, biarkan tubuh dan pikiran anda memasuki tidur yang lebih
dalam lagi, bahkan saat ini anda dapat membayangkan berada di
suatu tempat lain yang menurut anda adalah tempat yang nyaman,
tempat yang indah, dimanapun itu, buatlah semakin jelas, semakin
riel, semakin nyata, bahkan anda dapat merasakan detailnya,
emosinya.
c. Tiga, semakin lelap, lebih dalam lagi, rasakan tubuh anda semakin
ringan, bahkan anda dapat melupakannya.
d. Dua, masuki tidur lelap berkali lipat lebih dalam, dan rasakan
suasana menjadi sangat hening, bahkan anda benar-benar tidak
menghiraukan suara apapun juga, begitu tenang, fisik anda terlelap,
23
fikiran anda bersitirahat, bahkan seluruh panca-indra anda benar-
benar beristirahat.
e. Satu, silakan nikmati relaksasi yang sangat luar biasa ini, silakan
anda membayangkan diri anda di suatu tempat yang nyaman dan
indah, dan saat yang sama biarkan fisik dan pikiran anda beristirahat
total, nyaman, tenang, damai.
D. Suggestion
1. Sampaikan pada klien untuk merilekskan seluruh tubuhnya hingga
merasa rileks dan nyaman.
2. Setelah pasien sudah merasa nyaman mulailah dengan rangkaian kata
menjadi kalimat yang indah dan mudah difahami klien
3. Kemudian Sampaikan sugesti dengan rangkaian kata yang sudah biasa
di dengar, agar pasien akan mudah memahami dan mudah
mengimajinasikannya seperti “bayangkan oleh anda bahwa anda sedang
berada di tempat yang paling nyaman” dengan kalimat ini si pasien pasti
dapat dengan mudah membayangkannya, karena bahasa tersebut sudah
biasa di dengar dan di lakukan.
4. Tegaskan ke klien untuk memfokuskan hanya pada perkataan terapis.
Contoh “dengarkan kata-kata saya, jika anda menemui rokok anda
membayangkan roko adalah petis. Sesuatu yang menjijikan”.
5. Kata-kata tersebut diulang beberapa kali sampai klien benar-benar
memahami
6. Berikan reinforcement positif pada klien
E. Termination
1. Kaji respon klien
Membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh seorang Client
lebih segar dan rileks, kemudian diikuti dengan proses hitungan
beberapa detik untuk membawa Client ke kondisi normal kembali.
Contoh: “Kita akan mengakhiri sesi Hypnotherapy ini … saya akan
menghitung dari 1 sampai dengan 5, dan tepat pada hitungan ke-5 nanti,
silakan anda bangun dalam keadaan sehat dan segar, dst.
24
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
8. HASIL
Dokumentasikan tindakan:
1. Respon responden selama Hypnosis (respon subyektif dan obyektif).
2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.
3. Nama dan paraf peneliti.
9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Klien bersedia untuk dilakukan hypnosis
2. Pastikan klien benar-benar focus saat dilakukannya hypnosis
Sumber : Fakultas Keperawatan, Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, U., Happy, R. E., & Utami, N. W. (2016). Etika Keperawatan dan
Keperawatan Profesional. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
NCCAM, & Statistics National Center for Health. (2008). Complementary and
Alternative Medicine in the United States. Medscape General Medicine.
https://doi.org/10.17226/11182
25
30–39.
26
BAB IV
TERAPI ZONA
27
Paru-paru (Lung= LU)
Jantung (Hearth= HT)
Hearth capsule (HC)
Limpa (Spleen = SP)
Hati (Liver = LR)
Ginjal (Kidney = KI)
Perikardium (PC)
Organ fu:
Usus besar (large intestine = LI)
Usus kecil (small intestine = SI)
Sanciao (three energizer = TE)
Lambung (stomach = ST)
Kantung empedu (gall blader = GB)
Kandung kemih (bladder = BL)
4.3 Manfaat
Menurut WHO akupuntur telah diakui memiliki manfaat sebagai salah
satu pengobatan alternatif yang mampu menyembuhkan penyakit (Hananta,
Syukur, Widjaja, & Halim, 2015). Manfaat dari akupuntur disesuaikan dari
titik-titik meridian tubuh. Karena setiap titik-titik meridian tubuh memiliki
manfaat masing-masing.
4.4 Indikasi
1. Saluran nafas : berbagai radang yang ditujukan untuk mengatasi kondisi
alergi dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Mata : kelainan mata yang bersifat radang dan fungsional otot serta
refraksi.
3. Mulut : untuk penanggulangan nyeri dalam pencabutan dan peradangan
kronis.
4. Saluran makanan dan lambung : berbagai kelainan fungsional yaitu otot,
ekkresi asam lambung, nyeri, dan peradangan.
28
5. Syaraf, otot, dan tulang : yaitu problem nyeri, kelemahan dan
kelumpuhan serta peradangan persendian. (Saputra, 2005)
4.5 Kontraindikasi
Kontra-indikasi pengobatan akupunktur (Saputra, 2005)
1) Penderita dalam keadaan hamil
2) Penderita yang memakai pacu jantung
3) Menusuk dekat daerah tumor ganas
4) Menusuk pada kulit yang sedang meradang
29
titik tengah penghubung antara lekukan dalam ketiak dan ujung rusuk ke-
12 serta antara rusuk ke-6
5) Meridian Jantung (Heart – HT)
Memiliki 9 titik meliputi tepi bawah otot pektoralis, atas lipatan siku, atas
lipatan pergelangan tangan, telapak tangan, dan sisi ulnar jari ke-5.
6) Meridian Usus Kecil (Small Intestine – SI)
Terdiri dari 19 titik akupunktur yang berada pada alur meridian SI
meliputi: sisi ulnar jari ke-5, metacarpal, lipatan pergelangan tangan,
lekukan ulnaris, belakang sendi bahu, otot-otot sekitar bahu, antara lain;
supraspinatus, sternocleidomastoideus, scapulae
7) Meridian Kandung Kemih (Bladder – BL)
Terdiri dari 67 titik yang mengalir mulai dari pangkal hidung, alis mata,
tepat diatas pupil mata dalam keadaan tertutup, dua jari dari sisi luar tulang
belakang punggung, bagian tengah lipatan bokong-paha, pertengahan paha
bagian belakang, lipatan lutut, mata kaki, telapak kaki, jari kelingking
kaki.
8) Meridian Ginjal (Kidney – KI)
Terdiri dari 27 titik yang mengalir mulai dari telapak kaki, mata kaki, di
depan perlekatan tendon achiles, bagian luar meridian CV
9) Meridian Perikardium (Pericard – PC)
Meridian PC terdiri dari 9 titik yang mengalir mulai dari bagian luar garis
dada II, lipatan ketiak, lipatan siku, pergelangan tangan, telapak tangan,
bagian belakang radial basis kuku.
10) 10) Meridian Sanciao (Triple Energizer – TE)
Terdiri dari 23 titik yang mengalir mulai dari ujung jari manis tangan, jari
kelingking tangan, punggung tangan, pergelangan tangan, lipatan siku, di
daerah lekukan telinga, di atas apex telinga, ujung alis mata.
11) Meridian Kandung Empedu (Gallblader – GB )
Terdiri dari 44 titik yang mengalir melalui bagian bawah mandibula, di
atas otot pipi, sisi luar kepala, apex telinga, di belakang telinga, daerah
dahi, batas bawah ujung tulang rusuk ke-12, sisi luar sendi lutut, tulang
mata kaki, telapak kaki.
30
12) Meridian Hati (Liver – LV)
Terdiri dari 14 titik yang terdapat pada ibu jari kaki, mata kaki bagian
depan, sisi bagian dalam arteri femoralis. Di bawah sisi luar tulang
kemaluan, di bawah ujung rusuk ke-11, di bawah puting susu.
31
adalah pada bagian Meridian Taiyin Tangan Paru, maka yang
ditusuk adalah Titik Lieque (LU 7) dan Titik Taiyuan (LU 9). Jika
yang terkena adalah pada bagian Meridian Yangming Kaki
Lambung, maka yang ditusuk adalah Titik Fenglung (ST 40) dan
Titik Xiangu (ST 43).
7) Jika Sindromnya adalah Organ, maka perlu dibagi lagi menjadi dua,
apakah Organ Cang (Padat) atau Organ Fu (Berongga). Untuk Organ
Cang, titik yang ditusuk adalah Titik Yuan dan Titik Shu Belakang.
Contoh: Organ Paru, maka yang ditusuk adalah Titik Taiyuan (LU
9) dan Titik Feishu (BL 13). Untuk Organ Fu, titik yang ditusuk
adalah Titik Mu Depan dan Titik He Bawah. Contoh: Organ
Lambung, maka yang ditusuk adalah Titik Zhongwan (CV 12) dan
Titik Zusanli (ST 36).
8) Kemudian lakukan manipulasi titik. Manipulasi titik adalah teknik
melakukan sedasi atau tonifikasi terhadap titik yang ditusuk
Kaidahnya, jika sindrom bersifat ekses maka teknik manipulasinya
bersifat sedasi dan jika sindrom bersifat defisien maka
manipulasinya bersifat tonifikasi. Salah satu cara manipulasi yang
digunakan adalah denga teknik Bing Xie-Bing Bu.
a. Teknik Bing Xie adalah Teknik Sedasi. Dilakukan dengan cara:
Setelah De Qi, jarum ditusuk dengan perlahan, setelah
manipulasi pemutaran setiap 5 menit (lama penusukan biasanya
di atas 10 menit) lalu diangkat dengan cepat. Pemutaran
dilakukan dengan amplitudo (putaran) panjang dengan cepat.
b. Teknik Bing Bu adalah Teknik Tonifikasi. Dilakukan dengan
cara: Setelah De Qi, jarum ditusuk dengan cepat, setelah
manipulasi pemutaran setiap 5 menit (biasanya lama penusukan
di bawah 10 menit) lalu diangkat dengan perlahan. Pemutaran
dilakukan dengan amplitudo (putaran) pendek dan lambat.
DAFTAR PUSTAKA
Hananta, L., Syukur, C., Widjaja, N., & Halim, F. (2015). Knowledge, Attitudes
32
and Behaviour of Acupuncture in Outpatients Jaya Hospital, Jakarta.
Damianus Journal of Medicine;, 14(1). Retrieved from
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&v
ed=2ahUKEwjexcKv5ozeAhVOTn0KHdx9A8IQFjAGegQIARAC&url=http
%3A%2F%2Fojs.atmajaya.ac.id%2Findex.php%2Fdamianus%2Farticle%2F
view%2F405%2F341&usg=AOvVaw0iicbEDNuPYXLJSMIWB0I9
Margono, G. (n.d.). Pijat Sistem Terapi Zona. Surabaya: C.V. Karya Utama.
33
BAB 5
TERAPI HIPERBARIK
34
dan leukocyte killing dari organisme aerob gram negatif . Oksigen bersifat
sitotoksik terhadap bakteri anaerob. Sehingga mungkin menurunkan
morbiditas, mortalitas dan kebutuhan untuk intervensi operasi pada
berbagai macam infeksi yang ternekrotisasi (Falabela & Krisner, 2003)
35
13) Radionekrosis jaringan lunak
14) Sistitis akibat radiasi
15) Ekstrasi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi
16) Kanidiobolus koronotus
17) Mukomikosis
18) Osteomielitis
19) Ujung amputasi yang tidak sembuh
20) Ulkus diabetic
21) Ulkus stasis refraktori
22) Tromboangitis obliterans
23) Luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama
24) Inhalasi asap
25) Luka bakar
26) Ulkus yang terkait vaskulitis
5.4 Kontraindikasi
Kontraindikasi pada terapi hiperbarik dibagi menjadi 2 jenis yaitu
kontraindikasi absolut dan kontraindikasi relatif (LAKESLA, 2009) :
1. kontraindikasi absolut adalah kontraindikasi yang harus benar-benar
dipatuhi dan diwaspadai karena jika tetap dilakukan akan berbahaya
bagi kesehatan. Penyakit yang termasuk dalam kontraindikasi absolut
adalah pneumothorax
2. kontraindikasi relatif
kontraindikasi relatif adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko
buruk bagi kesehatan jika tetap menjalankan terapi hiperbarik. Jenis
penyakit-penyakit yang termasuk dalam kontraindikasi relatif antara
lain :
36
7) Riwayat operasi dada
8) Riwayat operasi telinga
9) Infeksi virus
10) Spherositosis kongenital
11) Riwayat neuritis optik
12) Kerusakan paru asimptomatik yang ditentukan pada penerangan
atau pemotretan dengan sinar X
DAFTAR PUSTAKA
Falabela, & Krisner. (2003). Antiseptics on Wounds: An Area of Controversy:
Iodine Compounds. Health Management Publications.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008). KMK No. 120 ttg Standar
Pelayanan Medik Hiperbarik. Jakarta.
Susanto, L., Purwandono, A., Wittiarika, I. D., & Santoso, B. (2018). Pemberian
Terapi Oksigen Hiperbarik Tidak Memberikan Pengaruh Positif pada
Ketebalan Endometrium pada Tikus Model Sindrom Ovari Polikistik dengan
Resistensi Insulin Hyperbaric Oxygen Therapy Does Not Improve the
Endometrial Thickness in PCOS Rat with Insu, 50(1), 1–5.
Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. (2006). Diabetes Informasi lengkap utk
penderita & Keluarga. Jakarta: PT. Gramedia.
37