Anda di halaman 1dari 26

Kode Etik Keperawatan

Dosen Pembimbing:
Sayektiningsih,SST.,MM

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Ach.Nuril Firdus S. (14.401.16.001)


2. Dian Ristika Hidayah (14.401.16.012)
3. Dian Ristina Hidayah (14.401.16.013)
4. Dwi Ariska Styaningrum (14.401.16.017)
5. Evatul Hasanah (14.401.16.024)
6. Febrian Putra Catur P. (14.401.16.028)
7. Fida Nur Wulandari (14.401.16.029)
8. Gilda Fathia Azizi (14.401.16.033)
9. Iin Latifatul M (14.401.16.040)
10. Irma Wahyuni (14.401.16.044)
11. Istiana Ayu Safitri (14.401.16.045)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI
2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan syukur bagi
Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan
untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendamping beliau. Terima
kasih kepada keluarga, dosen - dosen, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang ”Landasan Hukum Praktik Keperawatan” yang
kami buat berdasarkan hasil diskusi yang kami lakukan selama beberapa hari dan refrensi yang
kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan google book. Makalah ini diharapkan
bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa
dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tetap kami
nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Krikilan,14 Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kode etik keperawatan ...............................................................
2.2 Makna dan Kegunaan Kode Etik Keperawatan ...........................................
2.3 Kedudukan Kode Etik Keperawatan ............................................................
2.4 Kode Etik Keperawatan Indonesia ...............................................................
2.5 Kode Etik ICN ..............................................................................................
2.6 Kode Etik ANA ............................................................................................
2.7 Kewajiban Perawat .......................................................................................
2.8 Hak Perawat .................................................................................................
2.9 Kewajiban Pasien .........................................................................................
2.10 Hak Pasien ..................................................................................................
2.11 Model hubungan pasien,perawat,dokter .....................................................
2.12 Model hubungan pasien dan dokter............................................................
2.13 Model hubungan pasien dan perawat .........................................................
2.14 Model hubungan perawat dan dokter .........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prinsip dalam etika keperawatan merupkan pijakan bagi setiap perawat yang tidak
dapat terlepas dari kode etik keperawatan, baik itu kode etik keperawatan yang berlaku di
indonesia maupun internasional. Dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu tenaga
kesehatan, perawat harus tahu tentang kode etik keperawatan terlebih lagi perawat
merupakan suatu profesi yang salah satu cirinya adalah memiliki kode etik.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia namun masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa saja
yang harus dilakukan seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan pasiennya.
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat merupakan tantangan bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkalitas.Untuk itu perawat memerlukan landasan komitmen yang
tinggi untuk meningkatkan potensi kerja seorang perawat.
Oleh karna itu, dibentuklah kode etik keperawatan yang menjadi acuan dasar
perawat dalam menjalankan profesinya. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat
harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia.Perawat
harus memperlakukan pasien atau klien secara bermartabat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian kode etik keperawatan ?
2. Bagaimana makna dan kegunaan kode etik keperawatan ?
3. Bagaimana kedudukan kode etik keperawatan ?
4. Bagaimana kode etik keperawatan indonesia ?
5. Bagaimana kode etik ICN ?
6. Bagaimana kode etik ANA ?
7. Apa saja kewajiban perawat ?
8. Apa saja hak perawat ?
9. Apa saja kewajiban pasien ?
10. Apa saja hak pasien ?
11. Bagaimana model hubungan pasien, perawat, dokter ?
12. Bagaimana model hubungan pasien dan dokter ?
13. Bagaimana model hubungan pasien dan perawat ?
14. Bagaimana model hubungan perawat dan dokter ?

1.3 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami tentang keseluruhan
kode etik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kode Etik


Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan. Etik atau ethics berasal dari bahasa yunani yang
disebut ethos artnya kebiasaan, perilaku, karakter. Dalam hal ini etik bisa diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk secara moral
Kode etik perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan
kepedulian moral,nilai dan tujuan keperawatan. Kode etik bertujuan untuk memberikan
alasan atau dasar terhadap keputusan yang menyangut kode etik. Sebagai landasan utama
dalam kode etik adalah prinsip penghargaan terhadap orang lain,diikuti sebagai prinsip
otonomi yang menempatkan pasiensebagai fokus dari pembuatan keputusan.
Kode etik merupakan salah satu ciri atau persyaratan profesi yang memberikan
arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik
mencerminkan penilaian moral sepanjang waktu dan berfungsi sebagai standar untuk
tindakan profesional dan menunjukkan tanggung jawab dari sebuah kepercayaan oleh
masyarakat.

2.2 Makna dan kegunaan kode etik keperawanan


Manfaat kode etik keperawatan yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status dengan cara sebagai berikut:
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan
kepada perawat oleh masyarakat.
2. Menjadi pedoman bagi perawat untuk berpilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
4. Kode etik perawat menetapkan hubungan – hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien atau klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan
profesi keperawanan sebagai seorang kontributor dandengan masyarakat sebagai
perwakilan dari asuhan kesehatan

2.3 Kedudukan Kode Etik Keperawatan


2.3.1 Penelitian Keperawatan
Semua riset yang melibatkan manusia sebagai subjek,harus berdasarkan empat dasar
etika penelitian.
1. Menghormati orang (respect for person)
a. Peneliti harus mempertimbangkan secara mendalam terhadap kemungkinan
bahaya dan penyalahgunaan penelitian.
b. Perlu perlindungan terhadap subjek penelitian yang rentan terhadap bahaya
penelitian.
2. Manfaat (benificience)
Keharusan untuk mengusahakan manfaat sebesar – besarnya dan memperkecil
kerugian atau risiko bagi subjek dan memperkecil kesalahan penelitian dan subyek
tetapi sifatnya sukarela yang harus dihormati.
3. Tidak membahayakan subyek penelitian (Non Malificience)
4. Keadilan (justice)
Adanya keseimbangan manfaat dan resiko yang mungkin dialami oleh subyek atau
relawan meliputi : Fisik (Biomedis), Psikologis (mental), dan social .Hal ini terjadi
karena akibat penelitian pemberian obat atau intervensi selama penelitian.
2.3.2 Pendidikan Keperawatan
Etika dalam pendidikan keperawatan sangat berhubungan penting sebagai dasar atau
landasan yang mengatur bagaimana cara perawat melakukan asuhan keperawatan
berdasarkan etika keperawatan agar dapat melakukan sesuai konsep dan teori
keperawatan .
a. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan
lain dan menegerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut
b. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas ,
keputusan baik dan buruk yang akan dipertanggung jawabkan pada Tuhan sesuai
dengan kepercayaannya.
c. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional pserta didik.
d. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktik
keperawatan professional.
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip dan
prinsip etika keperawatan dalam praktik dan dalam situasi nyata.
2.3.3 Pelayanan Keperawatan
a. Pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan.
b. Wewenang Perawat dalam Pelayanan Kesehatan
1) Authority, wewenang untuk mempengaruhi proses asuhan melalui peran
professional.
2) Akuntabilitas, wewenang dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan
terhadap klien, diri sendiri, dan profesi. Perawat juga memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan.
3) Kolaborasi, wewenang untuk mengadakan hubungan kerja dan berbagai disiplin
dalam mengakses masalah klien dan membantu klien menyelesaikannya.
4) Perawat juga memiliki wewenang untuk mengambil keputusan yang mandiri
terhadap hal- hal tertentu yang diatur denga tegas menurut perarturan undang- undang
dan organisasi profesi.
5) Para perawat memiliki wewenang untuk membela maupun memberikan dukungan
(advocacy) terhadap klien.
6) Perawat juga memiliki wewenang fasilitasi yaitu mendesimalkan profesi dengan
organisasi dan sistem keluarga dalam asuhan.
7) Perawat juga memiliki wewenang mendahulukan kepentingan kesehatan dari
asyarakat yang bersifat humanis yaitu dengan pendekatan holistic dan dilaksanakan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berpegang pada standart pelayanan asuhan
keperawatan, dan menggunakan kode etik keperawatan.
c. Kedudukan Perawat Sebagai Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru,
memelukan pelatihan dan pendidikan yang cukup lama, serta memiliki kode etik
dengan focus utama adalah pada pelayanan.
2.3.4 Organisasi Profesi
1. Bidang pendidikan keperawatan
2. Menetapkan standar pendidikan keperawatan.
3. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
4. Bidang pelayanan keperawatan
5. Menetapkan standar profesi keperawatan.
6. Memberikan ijin praktik.
7. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan.
8. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan.
9. Bidang IPTEK
10. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.
11. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan.
12. Bidang kehidupan profesi
13. Membina, mengawasi organisasi profesi.
14. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota.
15. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain.
16. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota.
2.3.5 Kode Etik Keperawatan Indonesia
Sebagai alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan, kerangka
berpikir bagi para perawat untuk mengambil keputusan tanggung jawab kepada
masyarakat, anggota tim kesehatan dan kepada profesi yang lain, tanggung jawab
terhadap tugas, tanggung jawab terhadap pemerintah masyarakat pemerintah bangsa dan
Negara.
2.4 Kode Etik Keperawatan Indonesia
Kode etik adalah pernyataan standar professional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas atau
fungsi perawat adalah kode etik perawat Nasional Indonesia, dimana seorang perawat
selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat
dihindarkan. Kode etik keperawatan Indonesia:
1. Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan,kesukuan,warna kulit,umur,jenis kelamin,aliran politik dan yang
dianut serta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memeberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merasakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Perawat dan Praktik
a. Perawat memeihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui
belajar terus menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seorang bila melakukan
konsultasi,menerima delegasi dan memberikan delegasi pada orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku professional.
3. Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsi
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
4. Perawat dan Teman Sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama tenaga kesehatan
lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayan kesehtan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
5. Perawat dan profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
c. Perawata berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang
bermutu tinggi. (Ernawati Dalami, 2015)

2.5 Kode Etik ICN (International Council of Nurses)


Tanggung jawab dasar bagi perawat terbagi menjadi empat,yaitu meningkatkan
kesehatan,mencegah penyakit,memperbaiki kesehatan,dan mengurangi penderitaan.
Kebutuhan terhadap keperawatan bersifat universal. Hal yang diwariskan dalam
keperawatan adalah penghargaan terhadap kehidupan, harga diri, dan hak setiap orang
tanpa dibatasi kebangsaan, ras, iman, warna, umur, jenis kelamin, politik, dan status
sosial.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga,komunitas,serta
mengoordinasi pelayanan mereka dengan kelompok yang terkait.
1. Perawat dan Individu
a. Tanggung jawab perawat adalah pada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
b. Perawat dalam memberikan perawatan, meningkatkan kondisi dimana kebiasaan
dan kepercayaan individu yang bersangkutan dihargai.
c. Perawat menjaga kerahasiaan informasi pribadi serta menggunakan pertimbangan
dalam mebagi informasi tertentu.
2. Perawat dan Praktik
a. Perawat memiliki tanggung jawab pribadi pada praktik keperawatan dan dalam
mempertahankan kompetensi dengan terus belajar.Perawat terus mempertahankan
standar asuhan keperawatan tertinggi yang mungkin dalam realita situasi tertentu.
b. Perawat menggunakan pertimbangan dalam hubungan dengan kompetensi
individual ketika menerima dan mengalihkan tanggung jawab.
c. Ketika bertindak dalam kapasitas professional,seorang perawat harus
mempertahankan standar perilaku pribadi yang merefleksikan kemampuan dalam
profesinya.
3. Perawat dan Masyarakat
Perawat dan anggota masyarakat lainnyamembagi tanggung jawab untuk
mengadakan dan mendukung tindakan dalam memenuhi kebutuhan sosial dan
kesehatan penduduk.
4. Perawat dan Sejawat
Perawat mendukung hubungan kooperatif dengan rekan kerja dalam keperawatan
dan dari bidang lain. Perawat mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi
individu ketika perawatannya terancam oleh rekan kerja atau orang lain.
5. Perawat dan profesi
a. Perawat memainkan peran utama dalam menerapkan dan mengimplementasikan
standar yang diharapkan dalam praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan.
b. Perawat turut aktif dalam pengembangan inti pengetahua professional.
c. Perawat bertindak dalam organisasi profesi, berpartisipasi dalam menetapkan
serta memmpertahankan kondisi kerja sosial dan ekonomi yang wajar dalam
keperawatan. (Sumijatun, 2011)
2.6 Kode Etik ANA (American Nurse Association)
a. Perawat memberikan pelayanan dengan menghargai martabat manusia dan
keunikan klien tanpa mempertimbangkan status sosial atau ekonomi, kepribadian,
atau sifat masalah kesehatan.
b. Perawat melindungi hak terhadap kerahasiaan informasi tersebut.
c. Perawat bertindak sebagai pelindung klien dan masyarakat ketika perawatan
kesehatan dan keamanan dipengaruhi oleh paktik yang tidak kompeten, tidak
berdasarkan etik atau bersifat illegal terhadap siapapun.

2.7 Kewajiban Perawat


1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas-batas kegunaannya.
3. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
4. Perawat wajib merujuk pasien/klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya sendiri.
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk berhubungan
dengan keluarganya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan atau standar
profesi yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuati dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien/klien.
8. Perawat wajib memerikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien/klien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.
9. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya sesuai dengan standar
profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
10. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan.
11. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara
terus-menerus.
12. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan
batas-batas kewenangan.
13. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/pasien,
kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
14. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang terlah disepakati atau perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.

2.8 Hak Perawat


1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
3. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, serta standard an kode etik profesi.
4. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau klien atau
keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasaanya terhadap pelayanan yang
diberikan.
5. Perawat berhak untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan
IPTEK dalam bidang keperawatan, kesehatan secara terus-menerus.
6. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur oleh institusi pelayanan
maupun oleh pasien/klien.
7. Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya fisik maupun stress emosional.
8. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan
pelayanan kesehatan.
9. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien/klien dan/atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
10. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjuran
atau pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
11. Perawat berhak untuk mendapatkan perhargaan dan imbalan yang layak dari jasa profesi
yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
12. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuat dengan
bidang profesinya.

Hak-hak Perawat Menurut Claire Fagin (1975) :


1. Hak memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan meningkatkan dirinya
melalui penggunaan kemampuan khususnya dan sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.
2. Hak memperoleh pengakuan sehubungan denga kontribusinya melalui ketetapan yang
diberikan lingkungan untuk praktik yang dijalankan serta imbalan ekonomi sehubungan
dengan profesinya.s
3. Hak mendapatkan lingkungan kerja dengan stress fisik dan emosional serta risiko kerja
yang seminimal mungkin.
4. Hak untuk melakukan praktik-praktik profesi dalam batas-batas hukum yang berlaku.
5. Hak menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan.
6. Hak berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap perawatan.
7. Hak untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat
dalam meningkatkan asuhan keperawatan.

2.10 Hak Pasien


Pentingnya mengetahui hak-hak pasien dalam pelaksanaan asuhan kesehatan baru
muncul pada akhir tahun 1960. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dan membuat sistem asuhan kesehatan yang responsive
terhadap kebutuhan klien. Dewasa ini, pasien/klien dapat meminta untuk membuat
keputusan sendiri dan mengendalikan diri sendiri bila ia sakit.
Persetujuan, kerahasiaan hak klien untuk menolak pengobatan, merupakan aspek
daripengambilan keputusan untuk diri pasien/klien sendiri. Pernyataan Hak-Hak
Pasien
Pernyataan hak-hak pasien (Patient’s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The
American Hospital Association pada 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di
rumah sakit.
Pernyataan tentang hak-hak tersebut adalah :
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya
berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak
untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta risiko penting
yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi yang darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diijinkan oleh hokum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut
program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat
dan dirahasiakan.
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang
asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang lebih
lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut,
dan rumah sakit yang ditunjuknya dapat menerima.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit instansi
lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan
asuhan yang diterimanya. Contoh: hubungan individu yang merawatnya, nama
yang merawatnya dan sebagainya.
9. Pasien berhak untuk menerima pendapat atau menolakk bila diikutsertakan
sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari
dokternya kepada dokter lain, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang
diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan rumah sakit yang harus
dipatuhinya sebagai pasien selama ia dirawat.
Pernyataan diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih
besarnya partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan.
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi di masyarakat.
3. Adanya legislasi yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi pasien.
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang
kesehatan dan penggunaan klien sebagai objek atau tujuan pendidikan, dan bila
pasien tidak berpartisipasi apakah akan mempengaruhi mutu asuhan atau tidak.
Sedangkan National League For Nursing (1997) menyakini bahwa hak-hak pasien
adalah sebagai berikut:
1. Hak memperoleh asuhan kesehatan sesuai standar professional tanpa memandang
tatanan kesehatan yang ada.
2. Hak untuk diperlakukan secara sopan dan santun, serta keramahan dari perawat
yang bertugas tanpa membedakan ras, warna kulit, derajat di masyarakat, jenis
kelamin, kebangsaan, politis dan sebagainya.
3. Hak memperoleh informasi tentang diagnosis penyakitnya, prognosis,
pengobatan, termasuk alternatif asuhan yang diberikan, risiko yang mungkin
terjadi agar pasien dan keluarganya memahami dan dapat memberikan persetujuan
atas tindakan medis yang akan dilakukan kepadanya.
4. Hak legal untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang asuhan
keperawatan yang akan diberikan kepadanya.
5. Hak untuk menolak observasi dari tim kesehatan yang langsung terlibat dalam
asuhan kesehatannya.
6. Hak mendapatkan privasi selama wawancara, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan.
7. Hak mendapatkan privasi untuk berkomunikasi dan menerima kunjungan dari
orang-orang yang benar disetujuinya.
8. Hak untuk menolak pengobatan atau partisipasi dalam pelaksanaan penelitian dan
eksperimen yang dilakukan tanpa jaminan hokum bila terjadi dampak yang
merugikan.
9. Hak terhadap koordinasi dan asuhan kesehatan yang berkelanjutan.
10. Hak menerima pendidikan/instruksi yang tepat dari petugas kesehatan untuk
mengangkatkan pengetahuan tentang kebutuhan kesehatan dasar secara optimal.
11. Hak kerahasiaan terhadap dokumen serta hasil komunikasi, baik secara lisan
ataupun secara tulisan, yang diberikan kepada petugas kesehatan, kecuali untuk
kepentingan umum.

2.11 Model hubungan Pasien Perawat dokter


a. Aktivasi –pasivasi
Suatu model dimana dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif. Model ini
tepat untuk bayi, pasien koma, pasien bius, dan pasien dalam keadaan darurat. Dokter
berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas
pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan paternalistik.
b. Paling membantu
Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktek kedokteran. Model ini terdiri
dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan dokter yang mempunyai
pengetahuan terkait dengan kebutuhan pasien. Dokter memberikan bantuan dalam
bentuk perlakuan/pengobatan. Timbal baliknya, pasien diharapkan bekerja sama dengan
mentaati anjuran dokter. Dalam model ini, dokter mengetahui apa yang terbaik bagi
pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain. Model
ini bersifat paternalistic atau sedikit lebih rendah.
2.12 Model Hubungan Pasien dan Dokter
Timbulnya hubungan hukum antara dokter dengan pasien Dengan semakin
meningkatnya peranan hukum dalam pelayanan kesehatan, yang antara lain
disebabkan karena meningkatnya tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan
kebutuhan kesehatan, maka akan meningkat pula perhatian masyarakat tenang hak-
haknya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu dengan
pelayanan yang lebih luas dan mendalam. Adanya spesialisasi dan pembagian kerja
akan membuat pelayanan kesehatan lebih merupakan kerjasama dengan
pertanggungjawaban diantara sesama pemberi bantuan, dan pertanggungjawaban
terhadap pasien.
Dengan demikian, adanya gejala yang demikian itulah mendorong orang untuk
berusaha menemukan dasar hukum ( yuridis ) bagi pelayanan kesehatan yang
sebenarnya juga merupakan perbuatan hukum yang mengakibatkan timbulnya
hubungan hukum, walaupun hal tersebut sering kali tidak disadari oleh dokter.
Secara yuridis timbulnya hubungan antara dokter dan pasien bisa berdasarkan dua
hal, yaitu :
1. Berdasarkan perjanjian
2. Karena Undang-undang
Setelah kita mengerti hubungan antara pasien dan dokter, maka perlu lah kita
mengerti hubungan antara hak dan kewajiban yang dimiliki pasien serta dokter.

2.13 Model hubungan pasien dan perawat


Hubungan perawat dengan pasien adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan
proses keperawatan pada saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk
terlibat guna mencapai tujuan asuhan keperawatan. Hubungan perawat dan pasien
adalah hubungan yang direncanakan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk pencapaian tiuan klien. Dalam hubungan itu perawat menggunakan
pengetahuan komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
Pada dasarnya hubungan perawat dan pasien bersifat professional yang diarahkan
pada pencapaian tujuan. Hubungan perawat dengan pasien merupakan hubungan
interpersonal titik tolak saling memberi pengertian.
Kewajiban perawat memberikan asuhan keperawatan dikembangkan hubungan
saling percaya dibentuk dalam interaksi ,hubungan yang dibentuk bersifat terapetik
dan bukan hubungan social,hubungan perawat dan klien sengaja dijalin terfokus pada
klien,bertujuan menyelesaikan masalah klien.
Tahap hubungan perawat dengan pasien :
1. Tahap orientasi
Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi adalah
membangun trust.
2. Tahap bekerja
a. Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan.
b. Membangun suasana yang mendukung untuk berubah.
3. Tahap terminasi
a. Penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan
b. Terminasi disampaikan sejak awal atau tidak mendadak
Faktor-faktor yang mempengaruhi klien dalam berhubungan :
1. Perbedaan perkembangan
2. Perbedaan budaya
3. Perbedaan gender
4. Gangguan pendengaran
5. Gangguan penglihatan
Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien
2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi
hak tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien
3. Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain
kelemahan fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan
sehingga tidak dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan
tetap memperhatikan pertimbangan etis dan moral.
5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin
timbul selama pasien dalam perawatannya
6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai
pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan
teman sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,keluarga,atau
komunitas,perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap
pelaksanaan peraktek keperawatan,dimana inti dari filsafat tersebyut adalah hak
dan martabat manusia. Karena itu,fokus dari etika keperawatan ditujukan terhadap
sifat manusia yang unik. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan
masyarakat,yaitu sebagai berikut :
1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada
tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu,kelurga,dan masyarakat.
2. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang
keperawatan,memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
individu,keluarga,dan masyarakat.
3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,keluarga
dan masyarakat,senantiasa dilandasi rasa tulus,ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga dan
masyarakat,khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya
kesehatan serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan
kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2.14 Hubungan Perawat dan dokter
Pada saat ini berkembang paradigma baru dalam upaya pemberian palayanan
kesehatan yang bermutu dan konfrehensif, tentu hal ini dipicu ketika WHO pada
tahun 1984 mendefinisikan sehat yang meliputi sehat fisik,sehat psikis,sehat sosial,
dan sehat spiritual. Dulu orang memandang masing –masing berdiri sendiri, hanya
sedikit keterkaitan antara satu sama lainnya. Oleh karena itu penanganan kesehatan
pada umumnya akan melibatkan berbagai elemen disiplin ilmu yang saling
menunjang
Hubungan dokter dan perawat dalam pemberian asuhan kesehatan kepada pasien
merupakan hubungan kemitraan ( partnership) yang lebih mengikat dimana
seharusnya terjadi harmonisasi tugas, peran dan tanggung jawab dan sistem yang
terbuka.Sebagaimana American Medical Assosiasi ( AMA ), 1994, menyebutkan
kolaborasi yang terjadi antara dokter dan perawat dimana mereka merencanakan dan
praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-
batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai – nilai yang saling mengakui
dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu,
keluarga dan masyarakat.
Apabila kolaborasi antara dokter dan perawat berjalan sebagaimana dimaksudkan
tentu berdampak langsung terhadap pasien, karena banyak aspek positif yang dapat
dihasilkan tetapi pada kenyataannya terutama dalam praktek banyak hambatan
kolaborasi antara dokter dan perawat sehingga kolaborasi sulit tercipta.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan, yaitu menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan antara perawat dan klien, perawat dan juga masyarakat.Menyampaikan
perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa menunda pelayanan maka
perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah terhadap kliennya. Menunjukan
kepada klien sikap menghargai, berbicara kepada klien yang berorientasi terhadap
perasaan klien.
Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan yang dilakukan
seorang perawat yang dapat dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab itu langsung atau
tidak langsung.Tanggung jawab bersifat langsung apabila si pelaku sendiri bertanggung
jawab atas perbuatannya. Biasanya akan terjadi demikian tapi kadang-kadang orang
bertanggung jawab secara tidak langsung.
Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan
tindakan seseorang. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak berdasarkan
kode etik profesinya.Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak
yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan
kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.

3.2 Saran
Kode etik keperawatan bukan hanya sebagai syarat administratif, tetapi juga
berfungsi sebagai landasan bagi perawat dalam mejalankan profesinya. Untuk itu setiap
perawat diharapkan dapat benar-benar mengetahui dan mengerti tentang kode etiknya
serta fungsi dan juga tujuan dari dibentuknya kode etik ini agar perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan lebih baik dan profesional sesuai dengan kode
etiknya. Agar seorang perawat memiliki etika yang baik, diperlukan pembelajaran etika
keperawatan secara dini.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati Dalami, S. (2015). Etika Keperawatan. Jakarta: CV.Trans Info Media.


Sumijatun, S. M. (2011). Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai