Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATAN

KELOMPOK 4
PRODI : KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA
FAKULTAS : ILMU KEPERAWATAN

ARGITA AGNESWARA
FINA AYU YULIANA
M.FAZRUL ZIKRI
NABILLA SYAHYUDIN
RISA ROSIKAWATI

UNIVERSITAS CENDEKIA ABDITAMA


Jl.Islamic Raya No. 1, Kelapa Dua Tangerang Banten - Indonesia 15812
Telp (021)5463569,fax (021) 5462852, (021) 5463609
site: http://www.uca.ac.id/. Email: info@cendakia.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga
proses penyusun makalah Etika Keperawatan dapat di selesaikan. Sebab sebesar apapun
semangat dan keinginan seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu tidak akan
tercapai, namun htanpa pertolongan dan hidayah-NYA mustahil keinginan dan cita-citanya
dapat terwujud. Karena hakikatnya segala daya daan upaya miliknya. Makalah ini kami buat
sebagai materi tambahan dalam penguasaan mata kuliah Etika Keperawatan. Kami ucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan arahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik kami sangat sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan dan penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Tangerang, 10 september 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan
Latar Belakang...................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah................................................................................................................. 4
Tujuan dan Manfaat............................................................................................................... 5

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Pengertian Kode Etik Keperawatan................................................................................ 6
2.2 Tujuan Kode Etik Keperawatan...................................................................................... 9
2.3 Kode Etik Keperawatan di Indonesia............................................................................. 9
2.4 Kode Etik Keperawatan Internasional............................................................................11
2.5 Konsep Moral Dalam Praktek Keperawatan...................................................................13

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20
3.2 Daftar Pustaka.................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan
pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan praktek di
bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga, masyarakat dan teman
sejawat, profesi dan diri sendiri. Sedangkan kode etik keperawatan merupakan daftar perilaku
atau bentuk pedoman panduan etik perilaku profesi keperawatan secara professional.
Dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah memberikan perlindungan
bagi pelaku dan penerimaan praktek keperawatan. Kode etik profesi disusun dan disahkan
oleh organisasi profesinya sendiri yang akan membina anggota profesinya baik secara
nasional maupun internasional.
Konsep etik yang merupakan panduan profesi merupakan tanggung jawab dari
anggota untuk melaksanakannya profesi keperawatan sebagai salah satu profesi yang
profesional dan mempunyai nilai-nilai atau prinsip moral dalam melakukan prakteknya maka
kode etik sangatlah diperlukan perawan sebagai anggota profesi keperawatan hendaknya
dapat menjalankan kode etik keperawatan yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan
tetap memegang teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian kode etik keperawatan?
2. Apa tujuan kode etik keperawatan ?
3. Apa kode etik keperawatan di Indonesia ?
4. Apa kode etik keperawatan internasional ?
5. Apa konsep moral dalam praktek keperawatan?

4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Tujuan Kode Etik Keperawatan. Secara umum tujuan kode etik keperawatan adalah
suatu upaya agar perawat, dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan
menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut dapat diuraikan
menjadi beberapa hal (tujuan) yaitu :
a. sebagai dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, pasien/klien, masyarakat, dan
unsur profesi, baik profesi keperawatan sendiri maupun dalam hubungannya dengan
profesi lain di luar profesi keperawatan.
b. merupakan standar dalam mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
c. untuk mempertahankan jika praktisi dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara
tidak adil oleh institusi maupun oleh masyarakat.
d. merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
e. memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna tenaga keperawatan
akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan.

2. Manfaat
Manfaat Kode Etik Keperawatan. Kode etik keperawatan yang berlaku berfungsi
sebagai landasan bagi status profesional dengan cara sebagai berikut :
a. kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat.
b. kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
c. kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan.
d. kode etika perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KODE ETIK KEPERAWATAN


Perawat adalah profesi yang lekat kaitannya dengan aktivitas merawat pasien,
berinteraksi dengan kolega maupun keluarga pasien. Dibutuhkan kerangka kerja yang dapat
menyediakan layanan kesehatan terbaik serta aman. Kode etik keperawatan dapat menjadi
panduan dalam pengambilan keputusan dan analisis etika profesi yang mana bersifat mutlak
atau tidak dapat ditawar.
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang berhubungan erat
dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian dari segi etika
memerlukan tolok ukur.
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan
yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode Etik
Keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode
etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Masing-masing profesi mempunyai dasar pemikiran tentang etik yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh bentuk intervensi profesinya berbeda. Profesi keperawatan bentuk
intervensinya adalah care dan peduli. Dengan demikian segala prinsip-prinsip etik yang
digunakan oleh profesi keperawatan adalah dalam rangka memenuhi kepedulian .
Dalam konteks kepedulian subjek yang berinteraksi diwujudkan dalam bentuk relasi.
Relasi ini terjadi antara perawat dengan pasien, perawat dengan perawat, perawat dengan
organisasi tempat ia bekerja dan perawat dengan masyarakat luas. Bila antara subjek yang
berelasi saling menghargai dan tidak ada yang mendominasi, maka akan tercapai
kebahagiaan,
Namun bila ada subjek yang mendominasi, maka akan terjadi masalah etik yang berarti syarat
syarat untuk menjadi peduli tidak lagi terpenuhi.
Peduli pada profesi keperawatan ditunjang oleh 4 (empat) unsure utama :
1. Respect to others , bertujuan untuk menghargai subjek yang berelasi. Subjek yang
berelasi adalah perawat dengan pasien, atau antar subjek lainnya. Contoh setiap perawat
memulai tugasnya hendaklah mengenalkan diri pada pasien. Apabila pasien sudah kenal

6
dengan perawat, maka perawat hendaklah menyampaikan bahwa ia yangakanmerawat pasien
pada jam kerjanya itu. Demikian juga saat jam kerja berakhir,perawat berpamitan pada pasien.
Inilah contoh nyata bagaimana sikap perawatmenghargai pasien.
2. Compassion,secara sederhana dapat diartikan sebagai rasa iba. Rasa iba ini juga
dapat
diiartikan sebagai rasa sayang pada pasien. ,p.asa sayang ini dapat dipelajari dengan cara
melihat wajah pasien. Pada wajah pasien tergambarlah penderitaan akibat sakit yang dialami.
Wajah akan memberikan kenyataan yang sesungguhnya.Dengan demikian, kenalilah wajah
pasien. Dari wajah ini akan menimbulkan belas kasih dari yang melihatnya.
3. Advocacy, berarti melindungi. Melindungi pasien supaya selamat berada dalam
asuhan keperawatan pasien. Advocacy dapat dilakukan dengan cara menjamin intervensi yang
diberikan perawat agar selalu aman. Hal ini dapat diperoleh bila perawat memberikan asuhan
keperawatan sesuai kompetensi yang dimilikinya. Bila perawat memiliki kompetensi, maka ia
tidak layak diberi penugasan untuk intervensi tersebut.
4. Intimacy,adalah kedekatan, perawat terhadap pasien sangat dekat sekali. Dari mulai
pasien kontak dengan perawat, pasien akan selalu berada dibawah pengawasan perawat.
Pengawasan ini baru berakhir bila pasien meninggal dunia, Sedemikian dekatnya; sehingga
dekat ini digambarkan sebagai ibu dekat dengan anaknya.
Keempat unsur inilah diturunkan kode etik keperawatan. Selain empat unsur utama
etik
keperawatan yang sudah dijelaskan, ada unsur lain yang menjadi pertimbangan. Unsur lain itu
adalah benejicence, non-maleficience, justice yang disampaikan oleh Hippocrates (400-300
SM). Kemudian Beauchamp & Childress (1969) menambahkandengan autonomy yang
banyak terkait dengan Informed Coneent:
1. Benejicence,merupakan suatu kegiatan yang membawa kebaikan untuk pasien atau
lebih dikenal dengan doing goo
2. Non-maleficience,adalah kegiatan yang tidak mencelakakan pasien dan dikenal
dengan do no harm.
3. Justice,atau lebih dikenal dengan equal
4. Autonomy,atau patientrightsbanyak digunakan dalam proses informeddan concent.
Prinsip-prinsip ini di Indonesia dikenal dengan Kaidah Bioetik Dasar (KDB). Didalam
pelaksanaannya KDB ini lebih banyak digunakan oleh profesi kedokteran dalam
kaitantindakan invasive. Profesi keperawatan yang dalam in¥rvensinya lebih ke arah
tindakannon invasif menyebabkan perawat tidak merujuk pada KDB. Dengan demikian perlu
pengkajian lebih lanjut penerapan prinsip-prinsip KDB pada profesi keperawatan. Kembali
7
pada prinsip utama etik profesi keperawatan, diperlukan suatu dokumentasi pada setiap akhir
pemberian asuhan keperawatan. Dokumentasi merupakan suatu jaminan untuk pasien bahwa
intervensi yang diberikan benar adanya. Selain dari benar, dokumentasi ini hendaklah
memenuhi prinsip
kemanusiaan. Prinsip itu adalah veracity, privacy, confidentiality danfidelity.
1. Veracity mempunyai pengertian agar perawat menjelaskan dengan lengkap dan
akurat agar pasien memperoleh suatu pemahaman terhadap masalah yang dideritanya yang
terkait dengan asuhan keperawatan. Walau dipahami oleh perawat tentang konsep veracity,
akan tetapi bila keluarga tidak menginginkan pasien mengetahuinya dan atau karena pasien
tidak siap menerima informasi maka perlu dipertimbangkan untuk tidak dijelaskan. Tindakan
tidak menjelaskan ini merupakan salah satu pertimbangan terhadap budaya yang dianut
dimana keluarga mempunyai hak atas pasien. Hak keluarga atas pasien ini disebut
heteronomy.
2. Privacy, maksudnya adalah selain diri pasien tidak ada yang boleh mengakses
informasi tentang diri pasien. Privacy ini merupakan wujud perlindungan yang diberikan oleh
perawat pada pasien. Perlindungan berlaku saat pasien masih sadar sampai meninggal atau
tidak sadar.
3. Confidentiality, bertujuan agar penjelasan yang diberikan secara jujur hanya boleh
diberikan kepada pasien, yang berarti tidak boleh diberitakan kepada orang lain. Privacy dan
confidentiality mempunyai makna yang harnpir sarna, yaitu tidak memberikan kesempatan
orang lain mengetahui tentang keadaan pasien.
4. Fidelity,bermakna semua informasi dalarn bentuk interaksi perawat dan pasien
dapat dipercaya kebenarannya. Percaya merupakan prinsip yang sangat mulia yang dipunyai
oleh perawat. Selain itu, memercayai kebenaran merupakan dasar untuk terbentuk suatu
hubungan relasi. Sedangkan terbentuk hubungan relasi sangat diperlukan untuk kesembuhan
pasien.
Inilah prinsip yang harus selalu diingat oleh perawat dalam mengemban tugasnya.
Gagal memenuhi prinsip-prinsip ini memberikan dampak akan menurunnya Tingkatan
kepercayaan pada profesi perawat. Sedangkan profesi perawat ini merupakan profesi yang
mulia yang berarti tingkat kepercayaan masyarakat padanya sangat tinggi.
Agar prinsip-prinsip etik keperawatan dapat dilaksanakan, maka perlu suatu karakter
yang baik. Karakter yang baik itu menurut Florence Nightingale bila perawat mendedikasikan
seluruh hidupnya untuk pasien. Florence Nightingale meletakkan dasar-dasar agar perawat
menjunjung tinggi harkatnya dalam berelasi dengan pasien.

8
Karakter perawat yang baik juga dapat dirujuk kepada teori Carol Gilligan yaitu Truth.
Truth merupakan suatu karakter yang terpuji, dimana perawat bertanggung jawab penuh
terhadap intervensi keperawatan yang diberikan. Perawat akan melihat kepentingan pasien
dan bagaimana kepentingan ini dapat dipenuhi. Bila prinsip-prinsip etik ini dapat dipenuhi
maka pasien merasa aman ditangan perawat dan perawat menunjukkan profesi mulianya pada
pasien dan masyarakat. Inilah nilai tertinggi suatu profesi keperawatan.
Bila nilai-nilai tidak diterapkan akan terjadi suatu ketidakpatutan. Ketidakpatutan ini
karena berada diranah etik yang membahas tentang baik dan buruk bukan salah atau benar,
maka tidak dapat dikategorikan sebagai suatu kesalahan. Oleh karena itu tidak dapat dijamah
oleh ranah hokum, sehingga tidak bisa dibawa ke pengadilan. Bila perawat tidak dapat
menerapkan kaidah-kaidah ini, hanya bisa dikucilkan oleh teman-teman profesinya. Walau
tidak dapat dijamah oleh hukum, ada suatu keadaan yang memasuki ranah moral, yaitu ranah
benar dan salah yang lebih disebut sebagai ranah moral. Sebelum masuk ke ranah etik, ranah
moral ini dilalui terlebih dahulu.

2.2 TUJUAN KODE ETIK KEPERAWATAN


Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang
menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model moralitas yang konsekuen dan
absolut.
Menurut Hasyim, dkk, pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar
perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan
profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan
yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya
3. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara
tidak adil oleh institusi maupun masyarakat
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan
5. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan keperawatan
akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan.

2.3 KODE ETIK KEPERAWATAN DI INDONESIA


9
Berikut uraian berdasarkan Kode Etik Keperawatan di Indonesia yang telah disusun
oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Kode Etik Keperawatan
Indonesia terdiri dari 5 bab dan 17 pasal yaitu :
a. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada
tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga dan masyarakat.
 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat
dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
 Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas.
 Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.

b. Tanggungjawab terhadap tugas


 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
 Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk
tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
 Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
 Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan

10
jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.

c. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya


 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
 Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

d. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan


 Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
 Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
 Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

e. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara


 Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
 Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

2.4 KODE ETIK KEPERAWATAN INTERNASIONAL


ICN (International Council of Nurses) merupakan organisasi profesional wanita
pertama di dunia, didirikan pada tanggal 1 Juli 1899, yang dimotori oleh Mrs Bedford
11
Fenwick.ICN merupakan federasi perhimpunan perawat internasional di seluruh dunia.
Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat di seluruh dunia,
memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk membicarakan berbagai
masalah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai
kemajuan dalam pelayanan pendidikan keperawatan berdasarkan kode etik profesi
keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal.Keperawatan menjunjung tinggi hak asasi manusia.Kode etik keperawatan yang
dirumuskan oleh ICN diadopsi oleh kode etik keperawatan hampir seluruh negara di dunia.

1. Tanggung Jawab Utama Perawat


 Perawat mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, memelihara
kesehatan, mencegah penularan penyakit, dan mengurangi rasa sakit atau penderitaan.
 Agar tanggung jawab utama perawat tersebut dapat dijalankan, maka seorang perawat
harus mempunyai pemahaman mengenai:
 Memberikan pelayanan keperawatan sebaik mungkin di berbagai tempat.
 Menjunjung tinggi harkat-martabat setiap orang, menunjung tinggi hak asasi manusia,
dan segala perbedaan yang dimiliki oleh klien.
 Pemberian pelayanan keperawatan kepada klien baik individu, keluarga, atau
masyarakat harus mengikutsertakan instansi resmi yang terkait.

2. Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat


 Perawat harus bisa menghargai budaya, adat istiadat, atau nilai-nilai yang dimiliki oleh
individu, keluarga, atau masyarakat ketika memberikan pelayanan keperawatan.
 perawat juga harus bisa dipercaya dengan menjaga informasi rahasia dan hanya akan
memberikan keterangan ketika diminta dalam penegakan hukum yang berlaku.

3. Perawat dan Pelaksanaan Praktik Keperawatan


 Perawat berperan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
 Perawat bisa mengembangkan kompetensi dari keilmuwan yang dimilikinya secara
aktif demi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
 Profesi perawaat bisa bersikap sesuai dengan standar kode etik keperawatan setiap
saat.

12
4. Perawat dan Lingkungan Masyarakat
 Perawat dapat berperan aktif untuk mengkampanyekan personalan kesehatan di tengah
masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan seperti penyuluhan, seminar, pos yandu,
dan lain sebagainya.

5. Perawat dan Teman Sejawat


 Perawat harus berupaya sebaik mungkin menjaga hubungan kerja dengan tenaga
kesehatan lainnya agar kondisi kerja menjadi kondusif sehingga pemberian pelayanan
keperawatan kepada klien bisa menjadi lebih maksimal dan berkualitas.

6. Perawat dan Profesi Keperawatan


 Perawat mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan standar pelayanan praktik
keperawatan serta pendidikan keperawatan yang sedang terjadi dengan ikut terlibat
dalam mengembangkan keilmuwan secara profesional.

2.5 KONSEP MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

1. Prinsip-prinsip moral dalam praktik keperawatan


a. Menghargai otonomi (facilitate autonomy)
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan atau perilaku dan tujuan
hidup individu. kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab
terhadap pilihannya sendiri prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai
kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya
sendiri.

b. Kebebasan (freedom)
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain. bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik.

c. Kebenaran (truth)
Melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika
yang tidak bertentangan. Menurut featch dan fry (1987) didefinisikan sebagai
menyatakan hal yang sebenarnya tidak bohong suatu kewajiban untuk mengatakan
yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain kebenaran merupakan hal
yang fundamental dalam membangun hubungan saling percaya dengan pasien perawat

13
sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit
parah. Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan
bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (veatch, 1987)

a. Keadilan (justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione at all, 1991). Merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut Beckham dan childress
adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat sedangkan yang tidak
sederajat diperlakukan secara tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.

b. Tidak membahayakan (nonmaleficience)


Tindakan atau perilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau
membahayakan orang lain. (Aiken, 2003).

2. Nilai-nilai profesional yang harus diterapkan oleh perawat


a. Justice (keadilan)
Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal sikap yang dapat dilihat dari justice
adalah courage (kebenaran, integrity, morality, objectivity), dan beberapa kegiatan
yang berhubungan dengan justice perawat pemerintah sebagai pembela klien
mengalokasikan sumber-sumber Sacara adil, melaporkan tindakan yang tidak
kompeten, tidak etis, dan tidak legal secara objektif dan berdasarkan fakta.

b. Truth (kebenaran)
Kesesuaian dengan fakta dan realitas sikap yang berhubungan dengan perawat
yang dapat dilihat yaitu Akontabilitas, Honesty, Rasionality, Inquisitiveness. Kegiatan
yang berhubungan dengan sikap ini adalah mendokumentasikan asuhan keperawatan
secara akurat dan jujur mendapatkan data secara lengkap sebelum membuat suatu
keputusan, Berpartisipasi dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat
dari informasi yang salah tentang asuhan keperawatan.

c. Aesthetics
Kualitas objek kejadian manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan
dengan perilaku atau sikap yang ditunjukkan dengan Appreciation, Creativity,
Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetic:
Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja yang

14
menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat
meningkatkan "image" perawat yang positif.

d. Altruism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keikhlasan) dengan sikap yang
ditunjukkan yaitu Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati),
preseverance (sabar), kegiatan perawat yang berhubungan dengan altruism:
Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu orang lain atau perawat
lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya,
Tunjukkan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan sosial yang berdampak
terhadap asuhan kesehatan.

e. Equality (persamaan)
Mempunyai hak dan status yang sama sikap yang dapat ditunjukkan oleh
perawat yaitu Acceptance (menerima), Fairness (adil), Tolerance, Assertiveness,
kegiatan perawat yang berhubungan dengan equility: Memberikan nursing care
berdasarkan kebutuhan klien tanpa tanpa membeda-bedakan klien, Berinteraksi
dengan tenaga kesehatan atau teman sejawat dengan cara yang tidak diskriminatif.

c. Freedom (kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan sikap yang dapat ditunjukkan oleh
perawat yaitu confidence, hope, independence, openness, self direction, self disciplin,
kegiatan yang berhubungan dengan freedom: Hargai hak klien untuk menolak terapi,
Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan
keperawatan pendukung diskusi terbuka bila terdapat isu kontroversial terkait profesi
keperawatan.

d. Human Dignity (menghargai martabat manusia)


Menghargai martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan
individu sikap yang dapat ditunjukkan oleh perawat yaitu: Empathy, Kindness,
Respect full, Trust, consideration, kegiatan yang berhubungan dengan sikap Human
Dignitif: Melindungi hak individu untuk privasi, Menyapa atau memperlakukan orang
lain sesuai dengan keinginan mereka untuk diperlakukan, Menjaga kerahasiaan klien
dan teman sejawat.

3. Hak, kewajiban perawat dan hak pasien

15
Hak mungkin merupakan tuntutan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan
moralitas atau legalitas (Suhaemi, 2002). Hak adalah tuntutan terhadap sesuatu yang
seseorang berhak seperti kekuasaan atau hak istimewa hak merupakan peranan fakultatif
karena sifatnya boleh tidak dilaksanakan atau dilaksanakan menurut (Suryono, 1990). Hak
merupakan suatu yang dimiliki orang atau subjek hukum baik manusia sebagai pribadi
atau manusia sebagai badan hukum, dimana subjek yang bersangkutan mempunyai
kebebasan untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan sedangkan kewajiban
merupakan peran imperatif karena tidak boleh tidak dilaksanakan. Hak-hak perawat
menurut Claire dan Fagin 1975, bahwa perawat berhak :
a. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
b. Mengembangkan diri melalui kemampuan kompetensinya sesuai dengan latar
pendidikannya
c. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
serta standar kode etik profesi
d. Mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau keluarganya tentang keluhan
kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan
e. Mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus
f. Diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun pasien
g. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan
bahaya baik secara fisik maupun emosional
e. Diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan
f. Privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dan atau
keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya
g. Menolak dipindahkan ke tempat tugas lain baik melalui anjuran maupun pengumuman
tertulis karena diperlukan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-undangan lainnya
h. Mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan
yang bersangkutan
i. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.

4. Tanggung jawab atau kewajiban perawat

16
Di samping beberapa hak perawat yang telah diuraikan di atas dalam mencapai
keseimbangan hak perawat maka perawat juga harus mempunyai kewajibannya sebagai
bentuk tanggung jawab kepada penerima praktek keperawatan. (Claire dan Fagin, 1975
dalam fundamental of nursing. Kozier 1991). Kewajiban perawan sebagai berikut:
a. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
b. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan
batas kemanfaatannya
c. Menghormati hak pasien
d. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih kompeten bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya.
e. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya
selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada
f. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu pasien yang lainnya
g. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
h. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan.
j. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan atau
kesehatan secara terus-menerus
k. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya
l. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya dengan pasien kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang
m. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja.

5. Hak-hak pasien
Di samping beberapa hak dan kewajiban perawat perawat juga harus mengenal hak-
hak pasien sebagai objek dalam praktek keperawatan. Sebagai hak dasar sebagai manusia
maka penerima asuhan keperawatan juga harus dilindungi hak-haknya, sesuai
perkembangan dan tuntutan dalam praktek keperawatan saat ini pasien juga lebih meminta
untuk menentukan sendiri dan mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit; persetujuan,
17
kerahasiaan, dan hal pasien untuk menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan
diri sendiri. Hal-hal inilah yang perlu dihargai dan diperhatikan oleh profesi keperawatan
dalam menjalankan kewajibannya.
Tetapi di lain pihak, seorang individu yang mengalami sakit sering tidak mampu untuk
menyatakan hak-haknya, karena menyatakan hak memerlukan energi dan kesadaran diri
yang baik sedangkan dalam kondisi sakit seseorang mengalami kelemahan atau terikat
dengan penyakitnya dan dalam kondisi inilah sering individu tidak menyadari akan
haknya, di sinilah peran seorang profesional.

Berikut merupakan hak-hak pasien

HAK PASIEN

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah

Sakit;

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional;

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi;

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan

yang berlaku di Rumah Sakit;

8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang

mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun luar Rumah Sakit;

9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data

medisnya;

10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,

tujuan tindakan medis, alternatife tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,

18
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;

11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh

tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;

12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu

tidak mengganggu pasien lainnya;

14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

Rumah Sakit;

15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;

16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya;

17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun

pidana; dan

18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan

melalui media cetak dan el,ektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

KEWAJIBAN PASIEN

1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit;

2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya;

3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang

diderita kepada dokter yang merawat;

4. Melunasi/memberikan imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit/dokter;

5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan brtanggung gugatatas
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum danetika
keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untukmelaksanakan
praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur olehorganisasi profesi, hanya
saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakandilapangan karena bentuk kode etik yg ada
masih belum dijabarkan secara terincidan lengkap dalam bentuk petunjuk tekhnis.Etik
merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yangdipertanggung jawabkan, etik
bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dandidalam etik terdapat nilai-nilai moral
yang merupakan dasar dari perilaku manusia(niat).
Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasukdidalamnya
bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapannilai moral professional
sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh di tawar lagidan harus dilaksanakan dalam
praktek keperawatan.Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang
demikian juga bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama
walaupun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberiasuhan
keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
Kedua-duanya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering
terjadi dilemmaetik, dilemma etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh
beberapafaktor, baik faktor internal maupun eksternal, disamping itu karena adanya
interaksiatau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilema etik
harusdiselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profesi
denganpenuh tanggung jawab.

20
3.2 SARAN
1. Pentingnya membuat standar praktik keperawatan yang jelas dan dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya perangkatperangkat
aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan

DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R. 1995. Pengatar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius

Suhaemi, M.E. 2004. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik. Jakarta:EGC

Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincot

21

Anda mungkin juga menyukai