KELOMPOK 4
PRODI : KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA
FAKULTAS : ILMU KEPERAWATAN
ARGITA AGNESWARA
FINA AYU YULIANA
M.FAZRUL ZIKRI
NABILLA SYAHYUDIN
RISA ROSIKAWATI
Puji syukur panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga
proses penyusun makalah Etika Keperawatan dapat di selesaikan. Sebab sebesar apapun
semangat dan keinginan seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu tidak akan
tercapai, namun htanpa pertolongan dan hidayah-NYA mustahil keinginan dan cita-citanya
dapat terwujud. Karena hakikatnya segala daya daan upaya miliknya. Makalah ini kami buat
sebagai materi tambahan dalam penguasaan mata kuliah Etika Keperawatan. Kami ucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan arahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik kami sangat sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan dan penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang...................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah................................................................................................................. 4
Tujuan dan Manfaat............................................................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Tujuan Kode Etik Keperawatan. Secara umum tujuan kode etik keperawatan adalah
suatu upaya agar perawat, dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan
menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut dapat diuraikan
menjadi beberapa hal (tujuan) yaitu :
a. sebagai dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, pasien/klien, masyarakat, dan
unsur profesi, baik profesi keperawatan sendiri maupun dalam hubungannya dengan
profesi lain di luar profesi keperawatan.
b. merupakan standar dalam mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
c. untuk mempertahankan jika praktisi dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara
tidak adil oleh institusi maupun oleh masyarakat.
d. merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
e. memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna tenaga keperawatan
akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan.
2. Manfaat
Manfaat Kode Etik Keperawatan. Kode etik keperawatan yang berlaku berfungsi
sebagai landasan bagi status profesional dengan cara sebagai berikut :
a. kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat.
b. kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
c. kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan.
d. kode etika perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
dengan perawat, maka perawat hendaklah menyampaikan bahwa ia yangakanmerawat pasien
pada jam kerjanya itu. Demikian juga saat jam kerja berakhir,perawat berpamitan pada pasien.
Inilah contoh nyata bagaimana sikap perawatmenghargai pasien.
2. Compassion,secara sederhana dapat diartikan sebagai rasa iba. Rasa iba ini juga
dapat
diiartikan sebagai rasa sayang pada pasien. ,p.asa sayang ini dapat dipelajari dengan cara
melihat wajah pasien. Pada wajah pasien tergambarlah penderitaan akibat sakit yang dialami.
Wajah akan memberikan kenyataan yang sesungguhnya.Dengan demikian, kenalilah wajah
pasien. Dari wajah ini akan menimbulkan belas kasih dari yang melihatnya.
3. Advocacy, berarti melindungi. Melindungi pasien supaya selamat berada dalam
asuhan keperawatan pasien. Advocacy dapat dilakukan dengan cara menjamin intervensi yang
diberikan perawat agar selalu aman. Hal ini dapat diperoleh bila perawat memberikan asuhan
keperawatan sesuai kompetensi yang dimilikinya. Bila perawat memiliki kompetensi, maka ia
tidak layak diberi penugasan untuk intervensi tersebut.
4. Intimacy,adalah kedekatan, perawat terhadap pasien sangat dekat sekali. Dari mulai
pasien kontak dengan perawat, pasien akan selalu berada dibawah pengawasan perawat.
Pengawasan ini baru berakhir bila pasien meninggal dunia, Sedemikian dekatnya; sehingga
dekat ini digambarkan sebagai ibu dekat dengan anaknya.
Keempat unsur inilah diturunkan kode etik keperawatan. Selain empat unsur utama
etik
keperawatan yang sudah dijelaskan, ada unsur lain yang menjadi pertimbangan. Unsur lain itu
adalah benejicence, non-maleficience, justice yang disampaikan oleh Hippocrates (400-300
SM). Kemudian Beauchamp & Childress (1969) menambahkandengan autonomy yang
banyak terkait dengan Informed Coneent:
1. Benejicence,merupakan suatu kegiatan yang membawa kebaikan untuk pasien atau
lebih dikenal dengan doing goo
2. Non-maleficience,adalah kegiatan yang tidak mencelakakan pasien dan dikenal
dengan do no harm.
3. Justice,atau lebih dikenal dengan equal
4. Autonomy,atau patientrightsbanyak digunakan dalam proses informeddan concent.
Prinsip-prinsip ini di Indonesia dikenal dengan Kaidah Bioetik Dasar (KDB). Didalam
pelaksanaannya KDB ini lebih banyak digunakan oleh profesi kedokteran dalam
kaitantindakan invasive. Profesi keperawatan yang dalam in¥rvensinya lebih ke arah
tindakannon invasif menyebabkan perawat tidak merujuk pada KDB. Dengan demikian perlu
pengkajian lebih lanjut penerapan prinsip-prinsip KDB pada profesi keperawatan. Kembali
7
pada prinsip utama etik profesi keperawatan, diperlukan suatu dokumentasi pada setiap akhir
pemberian asuhan keperawatan. Dokumentasi merupakan suatu jaminan untuk pasien bahwa
intervensi yang diberikan benar adanya. Selain dari benar, dokumentasi ini hendaklah
memenuhi prinsip
kemanusiaan. Prinsip itu adalah veracity, privacy, confidentiality danfidelity.
1. Veracity mempunyai pengertian agar perawat menjelaskan dengan lengkap dan
akurat agar pasien memperoleh suatu pemahaman terhadap masalah yang dideritanya yang
terkait dengan asuhan keperawatan. Walau dipahami oleh perawat tentang konsep veracity,
akan tetapi bila keluarga tidak menginginkan pasien mengetahuinya dan atau karena pasien
tidak siap menerima informasi maka perlu dipertimbangkan untuk tidak dijelaskan. Tindakan
tidak menjelaskan ini merupakan salah satu pertimbangan terhadap budaya yang dianut
dimana keluarga mempunyai hak atas pasien. Hak keluarga atas pasien ini disebut
heteronomy.
2. Privacy, maksudnya adalah selain diri pasien tidak ada yang boleh mengakses
informasi tentang diri pasien. Privacy ini merupakan wujud perlindungan yang diberikan oleh
perawat pada pasien. Perlindungan berlaku saat pasien masih sadar sampai meninggal atau
tidak sadar.
3. Confidentiality, bertujuan agar penjelasan yang diberikan secara jujur hanya boleh
diberikan kepada pasien, yang berarti tidak boleh diberitakan kepada orang lain. Privacy dan
confidentiality mempunyai makna yang harnpir sarna, yaitu tidak memberikan kesempatan
orang lain mengetahui tentang keadaan pasien.
4. Fidelity,bermakna semua informasi dalarn bentuk interaksi perawat dan pasien
dapat dipercaya kebenarannya. Percaya merupakan prinsip yang sangat mulia yang dipunyai
oleh perawat. Selain itu, memercayai kebenaran merupakan dasar untuk terbentuk suatu
hubungan relasi. Sedangkan terbentuk hubungan relasi sangat diperlukan untuk kesembuhan
pasien.
Inilah prinsip yang harus selalu diingat oleh perawat dalam mengemban tugasnya.
Gagal memenuhi prinsip-prinsip ini memberikan dampak akan menurunnya Tingkatan
kepercayaan pada profesi perawat. Sedangkan profesi perawat ini merupakan profesi yang
mulia yang berarti tingkat kepercayaan masyarakat padanya sangat tinggi.
Agar prinsip-prinsip etik keperawatan dapat dilaksanakan, maka perlu suatu karakter
yang baik. Karakter yang baik itu menurut Florence Nightingale bila perawat mendedikasikan
seluruh hidupnya untuk pasien. Florence Nightingale meletakkan dasar-dasar agar perawat
menjunjung tinggi harkatnya dalam berelasi dengan pasien.
8
Karakter perawat yang baik juga dapat dirujuk kepada teori Carol Gilligan yaitu Truth.
Truth merupakan suatu karakter yang terpuji, dimana perawat bertanggung jawab penuh
terhadap intervensi keperawatan yang diberikan. Perawat akan melihat kepentingan pasien
dan bagaimana kepentingan ini dapat dipenuhi. Bila prinsip-prinsip etik ini dapat dipenuhi
maka pasien merasa aman ditangan perawat dan perawat menunjukkan profesi mulianya pada
pasien dan masyarakat. Inilah nilai tertinggi suatu profesi keperawatan.
Bila nilai-nilai tidak diterapkan akan terjadi suatu ketidakpatutan. Ketidakpatutan ini
karena berada diranah etik yang membahas tentang baik dan buruk bukan salah atau benar,
maka tidak dapat dikategorikan sebagai suatu kesalahan. Oleh karena itu tidak dapat dijamah
oleh ranah hokum, sehingga tidak bisa dibawa ke pengadilan. Bila perawat tidak dapat
menerapkan kaidah-kaidah ini, hanya bisa dikucilkan oleh teman-teman profesinya. Walau
tidak dapat dijamah oleh hukum, ada suatu keadaan yang memasuki ranah moral, yaitu ranah
benar dan salah yang lebih disebut sebagai ranah moral. Sebelum masuk ke ranah etik, ranah
moral ini dilalui terlebih dahulu.
10
jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.
12
4. Perawat dan Lingkungan Masyarakat
Perawat dapat berperan aktif untuk mengkampanyekan personalan kesehatan di tengah
masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan seperti penyuluhan, seminar, pos yandu,
dan lain sebagainya.
b. Kebebasan (freedom)
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain. bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik.
c. Kebenaran (truth)
Melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika
yang tidak bertentangan. Menurut featch dan fry (1987) didefinisikan sebagai
menyatakan hal yang sebenarnya tidak bohong suatu kewajiban untuk mengatakan
yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain kebenaran merupakan hal
yang fundamental dalam membangun hubungan saling percaya dengan pasien perawat
13
sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit
parah. Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan
bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (veatch, 1987)
a. Keadilan (justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione at all, 1991). Merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut Beckham dan childress
adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat sedangkan yang tidak
sederajat diperlakukan secara tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.
b. Truth (kebenaran)
Kesesuaian dengan fakta dan realitas sikap yang berhubungan dengan perawat
yang dapat dilihat yaitu Akontabilitas, Honesty, Rasionality, Inquisitiveness. Kegiatan
yang berhubungan dengan sikap ini adalah mendokumentasikan asuhan keperawatan
secara akurat dan jujur mendapatkan data secara lengkap sebelum membuat suatu
keputusan, Berpartisipasi dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat
dari informasi yang salah tentang asuhan keperawatan.
c. Aesthetics
Kualitas objek kejadian manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan
dengan perilaku atau sikap yang ditunjukkan dengan Appreciation, Creativity,
Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetic:
Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja yang
14
menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat
meningkatkan "image" perawat yang positif.
d. Altruism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keikhlasan) dengan sikap yang
ditunjukkan yaitu Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati),
preseverance (sabar), kegiatan perawat yang berhubungan dengan altruism:
Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu orang lain atau perawat
lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya,
Tunjukkan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan sosial yang berdampak
terhadap asuhan kesehatan.
e. Equality (persamaan)
Mempunyai hak dan status yang sama sikap yang dapat ditunjukkan oleh
perawat yaitu Acceptance (menerima), Fairness (adil), Tolerance, Assertiveness,
kegiatan perawat yang berhubungan dengan equility: Memberikan nursing care
berdasarkan kebutuhan klien tanpa tanpa membeda-bedakan klien, Berinteraksi
dengan tenaga kesehatan atau teman sejawat dengan cara yang tidak diskriminatif.
c. Freedom (kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan sikap yang dapat ditunjukkan oleh
perawat yaitu confidence, hope, independence, openness, self direction, self disciplin,
kegiatan yang berhubungan dengan freedom: Hargai hak klien untuk menolak terapi,
Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan
keperawatan pendukung diskusi terbuka bila terdapat isu kontroversial terkait profesi
keperawatan.
15
Hak mungkin merupakan tuntutan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan
moralitas atau legalitas (Suhaemi, 2002). Hak adalah tuntutan terhadap sesuatu yang
seseorang berhak seperti kekuasaan atau hak istimewa hak merupakan peranan fakultatif
karena sifatnya boleh tidak dilaksanakan atau dilaksanakan menurut (Suryono, 1990). Hak
merupakan suatu yang dimiliki orang atau subjek hukum baik manusia sebagai pribadi
atau manusia sebagai badan hukum, dimana subjek yang bersangkutan mempunyai
kebebasan untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan sedangkan kewajiban
merupakan peran imperatif karena tidak boleh tidak dilaksanakan. Hak-hak perawat
menurut Claire dan Fagin 1975, bahwa perawat berhak :
a. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
b. Mengembangkan diri melalui kemampuan kompetensinya sesuai dengan latar
pendidikannya
c. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
serta standar kode etik profesi
d. Mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau keluarganya tentang keluhan
kesehatan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan
e. Mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus
f. Diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan maupun pasien
g. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat menimbulkan
bahaya baik secara fisik maupun emosional
e. Diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan
f. Privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dan atau
keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya
g. Menolak dipindahkan ke tempat tugas lain baik melalui anjuran maupun pengumuman
tertulis karena diperlukan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan
standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-undangan lainnya
h. Mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan
yang bersangkutan
i. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.
16
Di samping beberapa hak perawat yang telah diuraikan di atas dalam mencapai
keseimbangan hak perawat maka perawat juga harus mempunyai kewajibannya sebagai
bentuk tanggung jawab kepada penerima praktek keperawatan. (Claire dan Fagin, 1975
dalam fundamental of nursing. Kozier 1991). Kewajiban perawan sebagai berikut:
a. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
b. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan
batas kemanfaatannya
c. Menghormati hak pasien
d. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih kompeten bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya.
e. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya
selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada
f. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu pasien yang lainnya
g. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
h. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan.
j. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan atau
kesehatan secara terus-menerus
k. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya
l. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya dengan pasien kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang
m. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja.
5. Hak-hak pasien
Di samping beberapa hak dan kewajiban perawat perawat juga harus mengenal hak-
hak pasien sebagai objek dalam praktek keperawatan. Sebagai hak dasar sebagai manusia
maka penerima asuhan keperawatan juga harus dilindungi hak-haknya, sesuai
perkembangan dan tuntutan dalam praktek keperawatan saat ini pasien juga lebih meminta
untuk menentukan sendiri dan mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit; persetujuan,
17
kerahasiaan, dan hal pasien untuk menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan
diri sendiri. Hal-hal inilah yang perlu dihargai dan diperhatikan oleh profesi keperawatan
dalam menjalankan kewajibannya.
Tetapi di lain pihak, seorang individu yang mengalami sakit sering tidak mampu untuk
menyatakan hak-haknya, karena menyatakan hak memerlukan energi dan kesadaran diri
yang baik sedangkan dalam kondisi sakit seseorang mengalami kelemahan atau terikat
dengan penyakitnya dan dalam kondisi inilah sering individu tidak menyadari akan
haknya, di sinilah peran seorang profesional.
HAK PASIEN
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun luar Rumah Sakit;
medisnya;
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatife tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
18
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
Rumah Sakit;
15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun
pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan el,ektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
KEWAJIBAN PASIEN
1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit;
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan brtanggung gugatatas
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum danetika
keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untukmelaksanakan
praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur olehorganisasi profesi, hanya
saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakandilapangan karena bentuk kode etik yg ada
masih belum dijabarkan secara terincidan lengkap dalam bentuk petunjuk tekhnis.Etik
merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yangdipertanggung jawabkan, etik
bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dandidalam etik terdapat nilai-nilai moral
yang merupakan dasar dari perilaku manusia(niat).
Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasukdidalamnya
bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapannilai moral professional
sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh di tawar lagidan harus dilaksanakan dalam
praktek keperawatan.Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang
demikian juga bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama
walaupun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberiasuhan
keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
Kedua-duanya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering
terjadi dilemmaetik, dilemma etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh
beberapafaktor, baik faktor internal maupun eksternal, disamping itu karena adanya
interaksiatau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilema etik
harusdiselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profesi
denganpenuh tanggung jawab.
20
3.2 SARAN
1. Pentingnya membuat standar praktik keperawatan yang jelas dan dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya perangkatperangkat
aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan
DAFTAR PUSTAKA
21