KELOMPOK 4
PRODI : KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA
FAKULTAS : ILMU KEPERAWATAN
ARGITA AGNESWARA
FINA AYU YULIANA
M.FAZRUL ZIKRI
NABILLA SYAHYUDIN
RISA ROSIKAWATI
Puji syukur panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga
proses penyusun makalah Etika Keperawatan dapat di selesaikan. Sebab sebesar apapun
semangat dan keinginan seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu tidak akan
tercapai, namun htanpa pertolongan dan hidayah-NYA mustahil keinginan dan cita-citanya
dapat terwujud. Karena hakikatnya segala daya daan upaya miliknya. Makalah ini kami buat
sebagai materi tambahan dalam penguasaan mata kuliah Etika Keperawatan. Kami ucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan arahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik kami sangat sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan dan penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang...................................................................................................................... 3
Rumusan Masalah................................................................................................................. 2
Tujuan dan Manfaat ............................................................................................................... 2
2. Manfaat
Manfaat Kode Etik Keperawatan. Kode etik keperawatan yang berlaku berfungsi
sebagai landasan bagi status profesional dengan cara sebagai berikut :
a. kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat.
b. kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
c. kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan.
d. kode etika perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Kebebasan (freedom)
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain. bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik.
c. Kebenaran (truth)
Melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika
yang tidak bertentangan. Menurut featch dan fry (1987) didefinisikan sebagai
menyatakan hal yang sebenarnya tidak bohong suatu kewajiban untuk mengatakan
yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain kebenaran merupakan hal
yang fundamental dalam membangun hubungan saling percaya dengan pasien perawat
sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang memang sakit
parah. Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan
bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (veatch, 1987)
d. Keadilan (justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione at all, 1991). Merupakan
suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu
mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk
kebaikan kehidupan seseorang. Prinsip dari keadilan menurut Beckham dan childress
adalah mereka uang sederajat harus diperlakukan sederajat sedangkan yang tidak
sederajat diperlakukan secara tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.
b. Truth (kebenaran)
Kesesuaian dengan fakta dan realitas sikap yang berhubungan dengan perawat
yang dapat dilihat yaitu Akontabilitas, Honesty, Rasionality, Inquisitiveness. Kegiatan
yang berhubungan dengan sikap ini adalah mendokumentasikan asuhan keperawatan
secara akurat dan jujur mendapatkan data secara lengkap sebelum membuat suatu
keputusan, Berpartisipasi dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi masyarakat
dari informasi yang salah tentang asuhan keperawatan.
c. Aesthetics
Kualitas objek kejadian manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan
dengan perilaku atau sikap yang ditunjukkan dengan Appreciation, Creativity,
Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang berhubungan dengan aesthetic:
Berikan lingkungan yang menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain, Penampilan diri yang dapat
meningkatkan "image" perawat yang positif.
d. Altruism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keikhlasan) dengan sikap yang
ditunjukkan yaitu Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity (murah hati),
preseverance (sabar), kegiatan perawat yang berhubungan dengan altruism:
Memberikan perhatian penuh saat merawat klien, Membantu orang lain atau perawat
lain dalam memberikan asuhan keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya,
Tunjukkan kepedulian terhadap isu dan kecenderungan sosial yang berdampak
terhadap asuhan kesehatan.
e. Equality (persamaan)
Mempunyai hak dan status yang sama sikap yang dapat ditunjukkan oleh
perawat yaitu Acceptance (menerima), Fairness (adil), Tolerance, Assertiveness,
kegiatan perawat yang berhubungan dengan equility: Memberikan nursing care
berdasarkan kebutuhan klien tanpa tanpa membeda-bedakan klien, Berinteraksi
dengan tenaga kesehatan atau teman sejawat dengan cara yang tidak diskriminatif.
f. Freedom (kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan sikap yang dapat ditunjukkan oleh
perawat yaitu confidence, hope, independence, openness, self direction, self disciplin,
kegiatan yang berhubungan dengan freedom: Hargai hak klien untuk menolak terapi,
Mendukung hak teman sejawat untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan
keperawatan pendukung diskusi terbuka bila terdapat isu kontroversial terkait profesi
keperawatan.
5. Hak-hak pasien
Di samping beberapa hak dan kewajiban perawat perawat juga harus mengenal hak-hak
pasien sebagai objek dalam praktek keperawatan. Sebagai hak dasar sebagai manusia maka
penerima asuhan keperawatan juga harus dilindungi hak-haknya, sesuai perkembangan dan
tuntutan dalam praktek keperawatan saat ini pasien juga lebih meminta untuk menentukan
sendiri dan mengontrol tubuh mereka sendiri bila sakit; persetujuan, kerahasiaan, dan hal
pasien untuk menolak pengobatan merupakan aspek dari penentuan diri sendiri. Hal-hal
inilah yang perlu dihargai dan diperhatikan oleh profesi keperawatan dalam menjalankan
kewajibannya.
Tetapi di lain pihak, seorang individu yang mengalami sakit sering tidak mampu untuk
menyatakan hak-haknya, karena menyatakan hak memerlukan energi dan kesadaran diri
yang baik sedangkan dalam kondisi sakit seseorang mengalami kelemahan atau terikat
dengan penyakitnya dan dalam kondisi inilah sering individu tidak menyadari akan
haknya, di sinilah peran seorang profesional.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan brtanggung gugatatas
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum danetika keperawatan.
Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untukmelaksanakan praktek
keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur olehorganisasi profesi, hanya saja kode
etik yang dibuat masih sulit dilaksanakandilapangan karena bentuk kode etik yg ada masih
belum dijabarkan secara terincidan lengkap dalam bentuk petunjuk tekhnis.Etik merupakan
kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yangdipertanggung jawabkan, etik bicara tentang
hal yang benar dan hal yang salah dandidalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan
dasar dari perilaku manusia(niat).
Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasukdidalamnya
bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapannilai moral professional
sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh di tawar lagidan harus dilaksanakan dalam praktek
keperawatan.Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang demikian juga
bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama walaupun sedang
dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberiasuhan keperawatan mempunyai
hak dan kewajiban masing-masing.
Kedua-duanya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi
dilemmaetik, dilemma etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh
beberapafaktor, baik faktor internal maupun eksternal, disamping itu karena adanya
interaksiatau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilema etik harusdiselesaikan
baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profesi denganpenuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA