Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
Kode Etik Profesi Yang Memandu Praktik Professional Kebidanan
Dosen Pengampu: HERIYANI,S.pd.,M,pd

Disusun Oleh

MAWAR ANGRAINI
202207122

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN + PROFESI


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karna atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kode Etik Profesi Yang
Memandu Praktek Professional Kebidanan” ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang di berikan dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini juga kami berterimakasih atas masukan dari semua pihak
yang memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara langsung maupuntidak langsung.
Penulis menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan
semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-
makalah selanjutnya.

Makassar, 03 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3
C. Rumusan Masalah.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
A. Kode Etik Bidan........................................................................................4
B. Tujuan Kode Etik Bidan............................................................................4
C. Prinsip Kode Etik Bidan............................................................................6
D. Fungsi Kode Etik Bidan............................................................................7
E. Kode Etik Hukum Kebidanan...................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika diperluka dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional. Etka merupakan suatu system yang
mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. System pengaturan pergaulan
tersebut saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata karma,
protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang
tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh
kembangnya etika di masyarakat.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalaui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek
atau sisi kehidupan manusia.
Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi
anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi,
tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut
tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimasyarakat, yang dalam hal ini kode
etik profesi kebidanan.
Perkembangan teknologi kesehatan yang semakin pesat, khususnya bidang
kebidanan telah mempengaruhi peran bidan dalam praktik kebidana. Setiap peran
mengemban tanggung jawab bidan adalah:
a. Menjaga dan meningkatkan keselamatan ibu dan bayi
b. Menyediakan pelayanan berkualitas dan informasi atau sarana yang tidak bisa
berdasarkan hasil penelitian ilmiah (evidence based)
c. Mendididk dan melatih mahasiswa kebidanan agar kelak menjadi bidan
yangmampu memberi pelayanan berkualitas.
Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang komprehensif dan integratif
tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan. Pedoman
tersebut adalah kode etik profesi bidan. Kode etik profesi bidan merupakan suatu
ciri profesi bidan yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu
disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif profesi bidan yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Kode
etik profesi bidan juga merupakan suatu pedoman dalam tata cara keselarasan
dalam pelaksanaan pelayanan profesional bidan.
Kode etik profesi bidan hanya ditetapkan oleh organisasi profesi Ikatan Bidan
Indonesia (IBI). Penetapan harus dalam Kongres IBI. Kode etik profesi bidan akan
mempunyai pengaruh dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi bidan. Kode
etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan di sahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988. dan petunjuk
pelaksanaannya di sahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kode etik profesi bidan
2. Untuk mengetahui tujuan kode etik bidan
3. Untuk mengetahui prinsip kode etik bidan
4. Untuk mengetahui fungsi kode etik bidan

2
5. Untuk mengetahui kode etik hukum kebidanan
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu kode etik profesi bidan?
2. Apa saja tujuan kode etik bidan?
3. Apa prinsip kode etik bidan?
4. Apa fungsi kode etik bidan?
5. Apa itu kode etik hokum kebidanan?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kode Etik Bidan
Sebagai salah satu profesi yang dalam aktivitasnya erat berhubungan langsung
dengan masyarakat yang dilayani, bidan sudah selayaknya memiliki bekal sikap
yang baik selain pengetahuan dan keterampilan. Dalam pelayanan kebidanan,
salah satu isu moranya adalah etika. Dengan penerapan etika maka pelayanan
kebidanan diharapkan kan menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan
professional. Menurut (Heryanti, 2013) etika profesi bidan adalah perilaku seorang
bidan dalam menjalankan segala tugasnya sesuai dengan keahliannya dan
pengetahuan yang dimilik.
Menurut Yanti Eko (2010) kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan
komprehensif professional yang memnuntut bidan melaksanakan praktik
kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat,
teman sejawa, profesi dan diri sendiri (dwienda, 2014). Kode etik profesi bidan
merupakan suatu ciri bidan yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif profesi bidan yang
memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik profesi bidan juga merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan
keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan professional bidan.
B. Tujuan Kode Etik Bidan
Menurut Riyanti (2018) tujuan kode etik yaitu supaya professional
memberikan jasa yang sebaik-baiknya kepada para pemakai atau para nasabahnya.
Dengan adanya kode etik akan melindungi pebuatan dari yang tidak professional.
Ketaata tenaga professional terhadap kode etik merupakan ketaatan yang naluriah,
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa serta perilaku tenaga professional. Jadi
ketaatan tersebut terbentuk dari masing-masing orang bukan karena suatu paksaan,
dengan demikian tenaga professional merasa jika dia melangar kode etiknya
sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi dia sendiri kode etik bukanlah

4
merupakan kode yang kaku karena hakikatnya perkembangan zaman pada kode
etik mungkin menjadi pusing atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Kode etik sendiri disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing
profesi maka dari itu sudah pasti setiap profesi mempunyai kode etiknya tersendiri.
Seperti contohnya kode etik dokter, bidan, perawat, guru, advokat dan lain-
lain.sebagai contohIkatan Bidan Indonesia terdapat kode etik kebidanan.maka dari
itu jika seorang bidan telah dianggap telah melanggar kode etik tersebut, maka ia
akan diperiksa oleh Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB), bukan diperiksa
oleh pengadilan karena, untuk pelanggaran kode etik tidaklah diadili oleh
pengadilan karena melanggar kode etik selalu berarti melanggar hukum.
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota organisasu, meliputi:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan cinta profesi. “image” dari pihak luar
atau masyarakat agar jangan sampai örang luar mengannggap rendah atau
menganggap remeh profesi tersebut. Oleh karena itu setiap kode etik suatau
profesi akan melarang berbagai bentuk yang dapat mencemarkan nama baik
profesi terhadap dunia luar. Dari segi ini, kode etik juga mendapat nama atau
disebut kode kehormatan
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, kesejahteraan yang
dimaksud adalah berupa kesejahteraan material, kode etik umumnya
menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan
yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi ketika
berinteraksi dengan sesame anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Kode etik juga berisi
tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga bagi para anggota profesi dapat
engan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam
melaksanakan tugas profesinya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan

5
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat norma-norma
tentang anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu
para anggotanya sesuai dengan bidang pengabdiannya. Disamping itu, kode etik
juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
profesi.
Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa suatau profesi menyusun kode etik adalah
untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu
profesi serta meningkatkan mutu organisasi profesi.
C. Prinsip Kode Etik Bidan
1. Menghargai otonomi (autonomi)
Bidan dan pasien sama-sama memunyai otonomi maka sudah sepatutnya
mereka menghargai sebagai manusia yang punya harga diri dan martabat. Bidan
mempunyai otonomi klinis dan wajib bertanggung jawab atas keputusan klinis
yang memengaruhi pasien bidan untuk menghormati pendapat dan pilihan pasien
karena pasien punya “otonomi moral” contoh: pemberian inform consent.
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi:
a. Melakukan tindakan tanpa memberitahu ke pasien terlebihdahulu.
b. Melakukan sesuatu tanpa informasi yang lengkap.
c. Memberikan informasi yang tidak benar.
d. Memaksa pasien untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita.
2. Melakukan tindakan yang benar/melakukan tindakan tanpa bahaya (non
maleficence)
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Mencegah tindakan manusia dengan adil
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati

6
7. Menjaga kerahasiaan

D. Fungsi Kode Etik Bidan


Dalam pemberian pelayanan kebidanan, bidan haruslah berlandaskan pada
fungsi dan moralitas pelayanan yang meliputi:
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dank lien.
2. Menjaga bidan melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan pasien.
3. Menjaga privasi setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana itu dapat porsinya.
5. Dengan etika bidan mengetahui apakah suatu tindakan itu dapatditerima dan
apa alasannya.
6. Mengarahkan pola pikirseseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar.
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya.
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara yang
baik, buruk, benar atau salah dengan moral yang berlaku pada umumnya.
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak.
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Mengatur hal hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
cara didalam organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yang biasa disebut kode etik profesi.

E. Kode Etik Hukum Kebidanan


Hukum adalah perhimpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam
suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang

7
bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu dapat
menimbulkan tindakan (sanksi) dari pemerintah atas masyarakat yang sewenang-
wenang, sanksinya tegas, nyata dan bersifat memaksa (E Utrecht). Hukum
merupakan system yang terpenting dalam pelaksanaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi, dan masyarakat dalam berbagai cara bertindak, sebagai perantara
utama dalam hubungan social antara masyarakat terhadap kriminalisasi dalam
hukum pidana.
Hukum pidana yang diupayakan cara menuntut pelaku dalan konstitusi hukum
menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang
akan dipilih. Administrasi hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan
dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peratuan atau
tindakan militer kala filsuf Aristoteles menyatakan bahwa “sebuah supremasi
hukum akan jauh lebih baik dibandingkan dengan peraturan tirani yang
merajalela”. Hukum juga merupakan perhimpunan peraturan baik yang tertuli
smaupun tidak tertulisyang pada dasarnya berlaku dan diakui orang sebagai
peraturan yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat (A. Ridwan Halim dalam
Nomensen Sinamo, 2019).
Sedangkan kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun social yang memungkinkan setiaporang untuk hidup produktif secara
social dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah
proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri maupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-
hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Hukum kesehatan didefinisikan sebagai himpunan peraturan secara tertulis
maupun dalam bentuk norma-norma (kaidah-kaidah) yang bertujuan memberikan

8
perlindungan kepada anggota masyarakat dan tenaga kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan definisi hukum kesehatan berdasarkan para ahli adalah (JONI
Friko, 2016):
1. Menurut Kansil, hukum kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-
undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medic dan sarana
medic.
2. Menurut Van Der Mijn, pengertian dari hukum kesehatan diartikan sebagai
hukum yang berhubungan secara langsung dengan pemeliharaan kesehatan
yang berhubungan secara langsung dengan pemeliharaan kesehatan yang
meliputi penerapan perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha negara atau
definisi hukum kesehatan adalah sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan
peraturan hukum dalam bidang kesehatan dan juga studi ilmiahnya.
3. Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini
menyangkut han dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi,
sarana, pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan kesehatan dan
hukum serta sumber-sumber hukum lainnya, hukum kedokteran merupakan
bagian dari hukum kesehatan,yaitu menyangkut asuhan/pelayanan kedokteran
(Medical care/service).
Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa maksud dengan hukum
kesehatan adalah semua aturan atau ketentuan yang mengatur tentang kesehatan
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya kesehatan maupun individu masyarakat yang menerima
upaya kesehatan dalm segala aspeknya, yakni aspek promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative, yang berlandaskan undang-undang kesehatan.

9
Dalam suatu negara yang berlandaskan hukum, maka sesuai dengan sifat dan
hakikatnya, hukum berperan besar dalam mengatur setiap hubungan hukum yang
timbul, baik antara individu dengan individu maupun antar individu dan
masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk tentang kesehatan,
menunjuk pada pancasila dan UUD 1945 kesehatan merupakan hak asasi
manusian dan slah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita dan tujuan nasional Indonesia dan kebangkitan kesadaran akan hak-hak
asasi manusia, khususnya dibidang kesehatan, apalagi semakin tinggi pengetahuan
seorang pasien maka dokter tidak bisa terlalu leluasa mengobati pasien, melainkan
harus memperhatikan keadaan pasien dengan sungguh-sungguh (Anny I, 2005).
Oleh karena kesehatan merupakan hak asasi manusia maka konsekuensinya
setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya harus dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip non
deskriminatif, partisipatif,perlindungan dan berkelanjutan. Pengetahuan anggota
masyarakat tentang kesehatan juga perlu terus di dorong, ditingkatkan dalam
konteks usia harapan hidup, serta semakin beragamnya macam-macam penyakit
dewasa ini, baik yang menular maupun yang tidak menular. Pengetahuan anggota
masyarakat tentang kesehatan yang terus meningkat juga membawa impilkasi
perbaikan pelayanan kesehatan serta memenuhi hak-hak masyarakat (pasien) juga
semakin baik. Dengan demikian fungsi hukum kesehatan adalah sebagai berikut.
1. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata
kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat
memberi sumbangsih yang besar bagi ketertiban masyarakat secara
keseluruhan.
2. Dengan meningkatkan derajat kesahatan masyarakat maka akan menjadi
sangat penting artinya bahwa urgensinya baginya pembentukan sember
daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing berbangsa
serta peningkatan ( pengambanga) kualitas pembangunan nasioanal
( Efendi Yusuf, 2014).

10
3. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya
dibidang kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat
4. Merekayasa masyarakat ( social engineering). Jika masyarakat
menghalang-halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap
penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka tindakan itu sebenarnya
keliru dan per;lu diluruskan, contoh lain mengenai pandangan masyarakat
bahwa dokter sebagai dewa yang tidak pernah berbuat salah, pandangan
ini juga keliru, mengingat dokter juga manusia biasa yang dapat
melakukan kesehatan dalam menjalankan profesinya, sehingga perlu
dihukum jika memang perbuatannya pantas untuk dihukum. Keberadaan
hukum kesehatan tidak saja perlu untuk meluruskan sikap dan pandangan
masyarakat, tetapi juga sikap dan pandangan kelompok dokter yang sering
merasa tidak senang jika berhadapan dengan proses peradilan.
5. Pada tingkat mahasiswa fungsi hukum kesehatan adalah disamping
memotivasi mahasiswa agara mempertahankan derajat kesehatan yang
tinggi juga membekali diri dengan pengetahuan yang memadai tentang
regulasi, penyelesaian sengketa, sengketa medic, pemecahan masalah,
serta bekal sikap tindak dalam menjalankan profesi nantinya. Juga
diharapkan mampu membantu anggota masyarakat.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang
abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Etika tidak lepas dari
kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan membutuhkan suatu
system untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran dan fungsinya. Dalam
menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadaptasi suatu
teori etika secara kaku,tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi.
Hukum kesehatan didefinisikan sebagai himpunan peraturan secara tertulis
maupun dalam bentuk norma-norma (kaidah-kaidah) yang bertujuan memberikan
perlindungan kepada anggota masyarakat dan tenaga kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Saran
Sebagai calon bidan, sebaiknya kita harus mendalami rtik dank ode etik
profesi terlebih dahulu agar dapat menerapkannya saat praktik. Sehingga dapat
menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan optimal sesuai dengan
wewenang profesinya.
Sebagai seorang bidan hendaknya selalu menerapkan dan menjadikan kode
etik profesi sebagai dasar dalam memberikan setiap pelayanan. Sehingga klien
akan merasa nyaman dengan pelayanan bidan dan akan segan dengan profesi
bidan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dina Dewi Anggraini, S. (2019). Etika Profesi Bidan. Semarang: Get Press.

Dina Dewi Anggraini, S. P. (n.d.). Etika Profesi Bidan.

Erawati, A. D. (2020, Oktober 7). Aspek Legal Dan Etika Bidan. Retrieved April 3,
2022, from WeHa Press: https://lppminternal.uwhs.ac.id

Evita Aurelia Nardina, D. A. (2020). Etikolegal Praktik Kebidanan. Medan: Yayasan


Kita Menulis.

Ristica, O. D. (2020). Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan.


Semarang: Deepublish.

Yustiari, K. K. (2018). Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Bandung: Get Press.

Anda mungkin juga menyukai