Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA PROFESI DAN PERUNDANG UNDANGAN


“ PERAN BIDAN BERDASARKAN ETIK DAN KODE ETIK PROFESI “

DISUSUSUN OLEH :

DAVINA UTAMI NIM P0 51404190 66

DOSEN PENGAMPUH : EVA SUSANTI, SST.M.Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
ALIH JENJANG CURUP
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “PERAN BIDAN BERDASARKAN ETIK DAN KODE ETIK PROFESI”, dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi mahasiswa.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para mahasiswa, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Penulis tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah Etika Profesi Dan Perundang Undangan kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Curup, 3 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah..................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kode Etik..................................................................................................................................
B. Tujuan Kode Etik..................................................................................................................
C. Dimensi Kode etik................................................................................................................
D. Prinsip Kode Etik..................................................................................................................
E. Fungsi Kode Etik...................................................................................................................
F. Peran Kode Etik.....................................................................................................................
G. Dasar Pembentukan Kode Etik.......................................................................................
H. Contoh Penerapan dan pelanggaran etik dan kode etik profesi bidan dalam
pelayanan dan dikomunitas.............................................................................................
BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Derasnya arus globalisasai yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat dunia juga mempengaruhi munculnya masalah atau penyimpangan etik
sebagai akibat kemajuan teknologi atau ilmu pengetahuan yang menimbulkan
konflik terhadap nilai. Arus kesejagatan ini dapat dibendung, pasti akan
mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik
mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek
mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB, institusi kesehatan lainnya,
bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena harus
mempertanggung  jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidan yang
praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini
akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan
etik.
Etika dalam perkembangannya sangat berpengaruhi pada kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
menganbil sikap dan bertindak setara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang kita perlu

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kode etik ?
2. Apa saja tujuan dari kode etik?
3. Apa yang dimaksud dengan dimensi kode etik ?
4. Apa saja prinsip dari kode etik ?
5. Apa itu fungsi kode etik ?
6. Apa saja peran kode etik ?
7. Apa saja dasar pembentukan kode etik ?
8. Apa saja contoh penerapan dan pelanggaran etik dan kode etik profesi bidan
dalam pelayanan dan dikomunitas?

D. TINJAUAN TEORI
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kode etik
2. Untuk mengetahui apa tujuan kode etik
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dimensi kode etik
4. Untuk mengetahui apa prinsip kode etik5
5. Untuk mengetahui apa itu fungsi kode etik
6. Untuk mengetahui apa itu peran kode etik
7. Untuk mengetahui dasar pembentukan kode etik
8. Untuk mengetahui contoh penerapan dan pelanggaran etik dan kode etik profesi
bidan dalam pelayanan dan dikomunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kode Etik


Kode etik adalah sebuah sistem norma, nilai dan juga aturan profesional secara
tertulis juga dengan tegas menyatakan yang baik dan benar, serta apa yang tidak
benar & juga tidak baik untuk profesional. Selain itu, definisi dari kode etik yakni
ialah suatu pola aturan, cara-cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan kegiatan
atau pekerjaan. Kode etik juga adalah suatu pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman dalam berperilaku.
Menurut pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kode etik
berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan.
Merurut Riyanti 2018, secara umun pengertian Kode etik merupakan suatu
sistem norma, nilai serta aturan profesional secara tertulis dan dengan tegas
menyatakan yang baik dan juga benar, serta apa yang tidak benar dan juga tidak
baik bagi professional
Pengertian kode etik yang lainnya yaitu merupakan suatu bentuk aturan
yang tertulis yang secara sistematik dan sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
oral yang ada dan ketika dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi berbagai macam tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari
kode etik tersebut. Sehingga dengan demikian kode etik kebidanan adalah suatu
pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota
untuk melaksanakan praktik kebidanan yang baik yang berhubungan dengan
pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat atau tenaga kesehatan lain, profesinya,
diri sendiri, pemerintah, nusa dan bangsa (Riyanti, 2018)

B. Tujuan Kode Etik


1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.     
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat
untuk mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh
karena itu, setiap kode etik suatu progfesi  akan melarang berbagai  bentuk
tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama
baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual
atau mental. Dalam kesejahteraan material anggota profesi kode etik umumnya
menerapkan larangan-larangan bagi anggota untuk melakukan perbuatan yang
merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakanperaturan-peraturan yang
di tujukan kepada pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur
para anggota profesi dalam interaksinyadengan sesama anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.

C. Dimensi Kode etik


1. Anggota profesi dan klien
Melayani dengan baik menerapkan etika, Hak klien diberikan,kewajiban
bidan dilaksanakan.
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan
Bidan memberi pelayanan sesuai dengan aturan yg sudah ditetapkan. SPO,
Ilmu yg abdit ,Sistem rujukan, menerapkan inform consent
3. Anggota profesi dan sesama profesi
Saling menghargai ,membantu,minta bantuan ,saling melengkapi,jangan
saling menjelekkan.

D. Prinsip Kode Etik


1. Mengharga iotonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
4. Memperlakukan manusia secara adil 
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga kerahasiaan

E. Fungsi Kode Etik


Fungsi kode etik adalah:

1. Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik

2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan

dalam memberi pelayanan

3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri

4. Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat

Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan standar

profesi Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai

moral.

F. Peran Kode Etik


Etik pada hakikatnya merupakan pandangan hidup dan pedoman tentang
bagaimana orang itu sebaiknya berperilaku. Peran etik dalam profesi yaitu sebagai
pengendali hati nurani/tidak. Etika merupakan alat untuk mengendalikan diri bagi
masing-masing anggota profesi. Kode etik memiliki peran vital dalam peran kerja
antara pekerja sosial dengan klien, maupun antara pekerja sosial dengan supervisor
pekerja sosial (Fadilla & Santoso, 2017).
G. Dasar Pembentukan Kode Etik
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI 1991,
kemudian disempurnakan dan disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun
1998 (Ekawati, 2018).
Kode etik dapat terwujud bila terdapat kesadaran dan kesungguhan hati dari
setiap bidan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan
sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional
dibidang kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan kesehatan keluarga pada
khususnya.

H. Contoh Penerapan dan pelanggaran etik dan kode etik profesi bidan dalam
pelayanan dan dikomunitas
1. Kasus
Bidan Davina adalah seorang bidan yang begitu mumpuni dibidangnya.
Bidan Davina merupakan bidan yang sangat pintar, bahkan bidan Davina bisa
menggunakan dan membaca bagaimana cara menggunakan USG. Karena merasa
bahwa dirinya bisa menggunakan USG, bidan Davina kemudian membeli
peralatan USG dengan uang hasil BPMnya, USG yang dibeli merupakan USG yang
betul-betul bagus dan keluaran terkini.
Karena di BPM nya sudah memiliki USG maka banyak warga masyarakat
yang berbondong-bpndong untuk memeriksakan kehamilannya dan USG di BPM
bidan Vina.
Dokter Yoga merupakan dokter Obgyn yang ada di wilayah dekat BPM
bidan Vina, dokter Yoga juga menyediakan layanan USG diklinik bersalinnya,
hanya saja masyarakat lebih memilih untuk USG di BPM bidan Vina karena
harganya lebih murah dan terjangkau. Akhirnya bidan tersebut ditegur oleh
dokter Yoga dan terjadilah perselisihan antara bidan Davina yang tidak mau
berhenti melakukan USG dan dokter Yoga yang merasa bahwasanya USG bukan
merupakan tanggung jawab bidan.
2. Isu Etik
Bidan yang bekerja tidak sesuai dengan tupoksinya, menyerobot pekerjaan dari
dokter (melakukan USG) yang notabene bukan merupakan kewenangannya.
3. Dilema Etik
Terjadi perselisihan antara bidan dengan dokter yang seharusnya tidak perlu
terjadi bila seandainya bidan tersebut bekerja sesuai dengan tupoksinya.
4. Langkah Penyelesaian
Bidan Davina harus bisa menjelaskan tupoksi jelas dalam penggunaan USG
dilapangan kepada dokter. Karena menurut beberapa sumber sebenarnya bidan
dibolehkan dalam penggunaan USG tetapi dalam tanda kutip sesuai dengan
batas kompetensinya. Sesuai dengan dasar-dasar yang dapat dijadikan rujukan
dalam menjelaskan tupoksi tersebut. Salah satunya adalah keputusan menteri
kesehatan nomer 1796 tahun 2011 tentang sertifikat tenaga kesehatan dan
banyak lagi undang-undang lainnya. Alangka lebih baiknya mereka
berkerjasama dibandingkan harus berkelahi antar profesi mencari penyelesaian
yang lebih baik lagi .
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etika dalam perkembangannya sangat berpengaruhi pada kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
menganbil sikap dan bertindak setara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang kita perlu .
Kode etik adalah sebagai barometer untuk mengetahui hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh bidan. Sebagai suatu barrier atau dinding pembatas atas
kewenangan dan segala sesuatu yang tidak boleh dilanggar oleh bidan.
Kode etik sebagai suatu alat yang digunakan untuk mempedomani
kehidupan bidan dalam melakukan profesinya dalam kehidupan sehari-hari.

B. SARAN
Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat membantu banyak orang dalam
memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan kode etik itu, dan juga penulis
berharap apabila ada kekurangan semoga pembaca dapat menambahkan guna
membentuk makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Astuti, Endah Widhi. 2016. Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidnanan. Jakarta selatan: Pusdik SDM Kesehatan
2. Pebryatie, Elit. 2014. Modul Mata Kuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan.
Tasikmalaya: Poltekkes Tasikmalaya.
3. Wahyuningsih, Heni P. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Jogjakarta: Fitramaya
4. IBI,2005,Etika dan Kose Etik Bidan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai