Oleh:
JUMARYANI
NIM.20173123028
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PONIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika semester
lima. Sekaligus untuk menambah wawasan penulis, mengenai kode etik perawat gigi
di Indonesia yang nantinya dapat di jadikan sebagai pegangan kita di masa
mendatang.
Banyak kendala yang muncul dalam penyelesaian makalah ini. Namun karena
kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Jumaryani
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam kelompok
keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus berdasarkan Standar
Profesi (SK Menkes Nomor 1035 Tahun 1998). Pengertian dari profesi sendiri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian tertentu (ketrampilan,kejujuran,dan sebagainya).
Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi profesional. Kode etik juga menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode etik
suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap mereka
yang menjalankan profesi seperti dokter, perawat, perawat gigi dan profesi lainnya.
Begitu halnya dengan perawat gigi yang merupakan suatu profesi bidang
keperawatan gigi juga memiliki kode etik. Dengan adanya kode etik ini diharapkan
dapat memberikan pedoman bagi tiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas,
dimana pelaksana profesi (perawat gigi) mampu mengetahui suatu hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Disamping itu kode etik juga merupakan
sarana kontrol bagi masyarakat maupun profesi yang bersangkutan, serta mencegah
campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.
1
Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Organisasi profesi merupakan suatu
wadah/tempat para anggota profesi tersebut menggabungkan diri dan mendapat
perlindungan. Di Indonesia, organisasi profesi bidang keperawatan gigi adalah
Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI). Sebagai seorang perawat gigi kita wajib
menghayati, mentaati dan mengamalkan apa yang sudah tertera didalam kode etik
diwilayah hukum Indonesia. Kewajiban-kewajiban sebagai seorang perawat gigi
senantiasa harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, baik itu kewajiban umum
dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, agama, hukum,
kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap diri sendiri, bahkan kewajiban
terhadap rekan sejawat.
Adapun rumusan masalah pada penulisan kali ini ialah sebagai berikut :
1. Apa kode etik perawat gigi terhadap diri sendiri, teman sejawat, rekan kerja
masyarakat, pasien dan pemerintah ?
2. Apa tindakan yang harus dilakukan sesaui dengan standar profesi ?
3. Apa Penyebab dari pelanggaran etika terhadap diri sendiri, teman sejawat,
rekan kerja masyarakat, pasien dan pemerintah ?
4. Bagaimana solusi jika terjadi pelanggaran etika terhadap diri sendiri, teman
sejawat, rekan kerja masyarakat, pasien dan pemerintah ?
Tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut ini :
1. Mengetahui kode etik perawat gigi terhadap diri sendiri, teman sejawat, rekan
kerja masyarakat, pasien dan pemerintah.
2. Mengetahui tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan standar profesi
perawat gigi.
2
3. Mengetahui penyebab dari pelanggaran etika terhadap diri sendiri, teman
sejawat, rekan kerja masyarakat, pasien dan pemerintah.
4. Mengetahui solusi jika terjadi pelanggaran etika terhadap diri sendiri, teman
sejawat, rekan kerja masyarakat, pasien dan pemerintah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Perawat gigi yang merupakan suatu profesi bidang keperawatan gigi juga
memiliki kode etik. Dengan adanya kode etik ini diharapkan dapat memberikan
pedom an bagi ti ap anggot a profesi tent ang pri nsip profesionalitas,
dimana pel aksana profesi (perawat gi gi ) m am pu m enget ahui suatu hal
yan g bol eh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Disamping itu kode etik juga merupakan sarana kontrol bagi masyarakat
maupun profesi yang bersangkutan, serta mencegah campur tangan pihak diluar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
4
2.1.1. Kode Etik Terhadap Diri Sendiri
5
2.1.2. Kode Etik Terhadap Teman Sejawat
6
2.1.4. Kode Etik Terhadap Masyarakat
Selain itu perawat gigi juga wajib untuk memperhatikan dan mendapat
persetujuan apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak, perawatan
tidak mungkin bisa diteruskan. Jika iya, harus laksanakan semaksimal
mungkin. Dengan adanya prosedur seperti ini, tidak mendapat kesan kalau
pasien tidak tahu apa yang dilakukan perawat terhadapnya, walaupun si
perawat sudah menjelaskan tentang indikasi yang sesuai dengan keadaan
penderitanya, tapi pasien lah yang sepenuhnya menentukan akan dilakukan
tindakan atau tidak.
7
lingkungan kerja dengan cara memiliki rasa tanggung jawab dan bersikap
professional atau tidak memihak dalam menjalankan profesinya. Perawat gigi
juga harus mematuhi aturan – aturan dan kewajiban sebagai perawat gigi agar
tidak melakukan pelanggaran yang melampaui standar profesi perawat gigi
yang telah diatur oleh pemerintah.
8
Solusi : Saling membantu antara teman sejawat saat teman
sejawat bertanya maupun berbagi informasi mengenai
pasien – pasien yang teman sejawat perlukan untuk
praktikum.
b. Pelanggaran sedang
Mengambil pasien teman yang sudah teman sejawat data
sebelumnya tanpa memberitahu kepada teman sejawat sebelumnya.
Akibat : Hal Tersebut menyebabkan teman sejawat tidak
memiliki pasien pada saat praktikumnya akan dilakukan.
c. Pelanggaran berat
Menyalahkan diagnosa/terapi teman sejawat didepan pasien/
anak didik/ didepan umum.
Bertengkar dengan teman sejawat
Melakukan tindakan tidak etis terhadap teman sejawat.
Akibat : Akibat dari pelanggaran tersebut ialah dapat merugikan
orang lain dan diri sendiri.
Solusi : Bekerja dengan kompetensinya dan selalu bekerjasama
dengan teman sejawat atau rekan kerja.
9
2.2.3. Pelanggaran Terhadap Rekan Kerja
10
orang yang tidak bersangkutan atau kepada orang lain yang berada di ruang
lingkup pasien maupun rekan sejawat kita.
Akibat : Jika pelanggaran itu dilakukan maka akan membuat pasien
merasa rendah diri, minder, atau yang lainya membuat
lingkungan sosialisasinya tidak nyaman akibat rahasia medis
yang tidak dijaga.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.3. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dilihat yang telah dijabarkan pada pembahasan maka
didapatlah kesimpulan sebagai berikut :
1. Kode etik perawat gigi Indonesia dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan
profesi seusai kompetensi secara baik sehingga dapat tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dan pengembangan Lembaga kesehatan gigi di masa
yang akan datang.
2. Kode etik perawat gigi dapat dijadikan evaluasi terhadap diri kita dan
profesinya.
3. Peraturan maupun pelanggaran – pelanggaran yang harus dihindari pada diri
sendiri, teman sejawat, rekan kerja, pemerintah, dan masyrakat yang dimana
sebagai pasien harus selalu ditaati sebagai perawat gigi.
3.4. Saran
Saran yang penulis dapat simpulkan dari pembahasan sebelumnya ialah
sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaanya dibutuhkan tingkat profesionalitas yang tinggi dari
seluruh Perawat Gigi Indonesia dan partisipasi sesame teman sejawatnya.
2. Perawat Gigi Indonesia harus menjaga nama baik denga ilmu, moral dan etika
agar tidak berdampak buruk nama baik seluruh perawat gigi di Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
13