PENDAHULUAN
Dalam masa kini para mahasiswa sudah banyak kehilangan nilai norma,
etika, dan moral. Sebenarnya norma sosial itu tumbuh dari proses
kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Individu dilahirkan
dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi untuk menerima aturan-
aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini norma, etika, dan moral
sangat berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada dalam
masyarakat. Karena dengan ketiga hal tersebut kita bisa hidup damai sesama
manusia berdasarkan norma yang ada, etika kita, dan moral yang kita miiki.
Tapi dalam akhir-akhir ini ketiga hal tersebut sudah mulai menghilang karena
itu kami disini membuat makalah tentang Norma, Etika, dan Moral.
1.3 Tujuan
“Mahasiswa DIV Kebidanan Alih Jenjang mampu memahami dan
menjelaskan konsep norma dalam memberikan praktik kebidanan”.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Norma
Istilah norma berasal dari kata norm (B), yang berarti ‘standar’ atau
‘patokan’ atau ‘pedoman’. Istilah norm (I) berasal dari bahasa Latin nomos
yang berarti ‘nilai’. Kemudian istilah ‘nilai’ dipersempit menjadi ‘norma
hukum (Astawa, 2012)
Bahasa latin norma berarti “siku-siku” (yang dipakai untuk mengukur),
aturan dan pedoman dasar. Kata sifatnya adalah normalis yang berarti
menyelaraskan dengan ukuran. Jika di artikan lebih luas pengertian norma
adalah aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat baik tertulis maupun
tidak tertulis yang disertai dengan sanksi atau ancaman bagi pelanggarnya.
Pada mulanya norma berbentuk secara tidak terencana. Pada saat itu,
norma hanya sebagai konsekuensi hidup bersama. Aturan atau norma ini
hanya berupa perintah lisan dari orang yang lebih tua atau orang yang
dituakan. Lama-kelamaan perintah lisan tersebut berkembang menjadi aturan
atau norma tertulis yang sengaja dibuat agar lebih muda dipelajari dan tidak
mudah untuk berubah-ubah.
Dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat aturan, kaidah atau
norma, baik yang berupa suatu keharusan, anjuran atau larangan. Kaidah atau
norma yang ada di masyarakat ini merupakan aplikasi atau perwujudan dari
nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat tersebut.
Norma atau kaidah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam mengatur
hubungan antar anggota masyarakat. Norma menjadi panduan, tatanan dan
pengendalian tingkah laku warga. Norma juga menjadi criteria bagi
masyarakat untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Oleh Karena
itu, pola kelakuan yang telah sesuai dengan norma selalu mengandung unsur
pembelaan.
Pada dasarnya anggota masyarakat mengetahui, mengerti dan
menghargai adanya norma yang ada di masyarakat yang harus di patuhi.
Namun, dalam pelaksanaannya selalu ada penyimpangan-penyimpangan
dengan berbagai alasan.
2
Norma dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: norma khusus dan
norma umum.
1. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam kegiatan atau
kehidupan khusus,misalnya aturan olahraga, aturan pendidikan, atau
aturan sekolah dan sebagainya.
2. Norma Umum adalah norma yang bersifat umum atau universal. Didalam
kehidupan masyarakat terdapat norma-norma (aturan-aturan)
yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
2. Kebiasaan (Folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat
daripada usage, karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan
berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya
menyukai dan menyadari perbuatannya.
3
mendapat sanksi keras yang secara langsung dikenakan kepada pelanggar
adat istiadat tersebut.
5. Hukum (Law)
Adalah norma-norma yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas
dan tegas serta berlaku bagi semua masyarakat. Hukum merupakan norma
yang tertulis dan dibukukan serta diberlakukan secara resmi dalam bentuk
kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pelanggaran terhadap norma hukum
dikenakan hukuman yang tegas sesuai peraturan hukum yang berlaku.
4
2. Norma Kesusilaan
Norma ini berasal dari hati nurani atau akhlak yang dipraktikkan
secara berulang sehingga menjadi kebiasaan. an pada norma ini
terefleksikan pada akhlak yang bersumber dari hati nurani, maka tak heran
jika norma ini dianggap berlaku universal
Manfaat norma ini sangat jelas, yaitu agar tercipta kehidupan
masyarakat yang harmonis dan perlakukan manusiawi antar sesama.
Sebagai contoh, menghilangkan nyawa orang lain secara terencana dan
sengaja adalah perbuatan tidak manusiawi. Kita bisa katakan bahwa norma
ini mencegah adanya perbuatan seperti itu. Manfaat lain dengan adanya
norma ini yaitu sebagai alat pengendalian sosial atau kontrol sosial.
Masyarakat dapat mengontrol agar seseorang tidak menyimpang dari
kesusilaan.
Orang yang menyimpang dari kesusilaan biasanya timbul dalam
dirinya rasa bersalah. Masyarakat mengasingkan, menegur, menyindir,
atau bahkan menghukumnya. Sebagai contoh, pelecehan seksual akan
dilihat oleh masyarakat yang taat pada norma ini sebagai tindakan yang
tidak manusiawi. Pelaku pelecehan bisa diejek, diasingkan, diusir dari
tempat tinggalnya, atau bahkan dituntut hukuman.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan seperangkat aturan yang memandu
tingkah laku manusia agar sesuai dengan kaidah sopan santun dalam
masyarakat. Norma ini berhubungan dengan tingkah laku menghormati,
menghargai, dan respek dengan kultur suatu masyarakat.
Fungsi Norma Kesopanan adalah:
Mengatur tingkah laku manusia agar senantiasa berada dalam batas-
batas kesopanan.
Mempertahankan budaya luhur masyarakat.
5
Sebagai panduan tindakan sosial yang sejalan dengan sistem sosial
yang mapan.
4. Norma Hukum
Norma hukum merupakan salah satu jenis dari norma sosial.
Seringkali pengertiannya beririsan dengan hukum itu sendiri yang
biasanya tertulis dalam peraturan atau perundang-undangan. Norma
hokum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma
hukum bersifat mengikat dan memaksa. Menurut Ni’matul Huda dan
Nazriyah (16), Norma hukum:
“Dari segi isi norma hukum dapat dibagi menjadi tiga, pertama,
norma hukum yang berisi perintah yang mau tidak mau harus
dijalankan atau ditaati. Kedua, norma hukum yang berisi larangan,
dan ketiga, norma hukum berisi perkenaan yang hanya mengikat
sepanjang para pihak yang bersangkutan tidak menentukan lain
dalam perjanjian”.
6
pemerintah, ketua adat, atau pembuat undang-undang. Kita mulai dari
pengertiannya terlebih dahulu.
Sanksi bagi pelanggar norma hukum terbagi 2, yaitu hukum tertulis
dan hukum tidak tertulis. Hukum tertulis meliputi:
1. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antara seseorang
dengan masyarakat umum yang lebih luas. Hukum ini melihat masyarakat
luas sebagai objek implikasi dari perbuatan seseorang. Perbuatan yang
sekiranya merugikan masyarakat secara umum akan dikenai hukum
pidana. Sebagai contoh, mencopet sebagai perbuatan kriminal akan
dikenai sanksi dari hukum pidana karena implikasi mencopet atau mencuri
melingkupi masyarakat secara luas. Hukum pidana bisa berupa kurungan
penjara atau denda yang tertulis dalam kitab hukum pidana.
2. Hukum perdata
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan perorangan.
Hukum ini menjangkau aspek yang lebih sempit, yaitu orang per orang.
Implikasi dari perbuatan seseorang yang tidak berpengaruh pada
masyarakat luas akan diatur dalam hukum perdata.
Contoh berlakunya hukum perdata adalah ketika ada kesepakatan yang
dilanggat antara dua orang atau lebih dalam perkara utang-piutang. Kitab
hukum perdata menjadi sumber penanganan kasus perdata yang sifatnya
perorangan. Tak ada sanksi pidana bagi pelanggar hukum perdata.
7
turun-temurun bahwa di suatu kampung, mereka yang ketahuan pacaran
harus segera dikawinkan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian norma memang sangat penting untuk diterapkan dan
dilaksanakan dalam praktik kebidanan. Norma sangat diperlukan oleh tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan
kebidanan. Norma pada akhirnya membantu dalam menjalankan setiap
tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa
norma dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan. Norma dapat
menjadi alat untuk mengatur bidan dalam melaksanakan kewajiban. Sehingga
bidan menjadi lebih hati-hati dalam mengambil tindakan ataupun keputusan.
3.2 Saran
Dalam makalah ini masih banyak kesalahan yang dengan ataupun tanpa
kami sadari, maka kami sangat mengharapkan saran dan masukkan dari para
pembaca agar dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Resmini, Wayan. 2010. Pandangan Norma Agama dan Norma Hukum Tentang
Aborsi. Ganeç Swara. Vol. 4 No.2
10