TUGAS !
A. Buatlah ringkasan tentang epidemiologi deskriptif
Epidemiologi Deskriptif
1. Pengertian
Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk
menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu
daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.
Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia
sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan
faktor yang berhubungan dengan penyakit.
Epidemiologi berasal dari Yunanai, epi berarti tentang, demos
berarti rakyat dan logos berarti bicara atau ilmu.
Epidemiologi merupakan inti dari ilmu kesehatan masyarakat.
Epidemiologi merupakan studi yang mempelajari distribusi dan
determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi, serta
penerapanya untuk pengendalian masalah kesehatan (CDC, 2002).
Epidemiologi mempelajari pola penyebaran, kecenderungan dan
dampak penyakit terhadap kesehatan populasi.
Determinan penyakit epidemiologi mempelajari faktor-faktor risiko
dan faktor etiologi penyakit. Studi epidemiologi dirancang untuk
mempelajari paparan, faktor risiko, kausa, dan faktor-faktor risiko
kejadian penyakit.
2. Lingkup Epidemiologi
a. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif lebih mengarah pada hal pokok antara
lain Tempat, orang dan waktu. Orang dapat menunjukan bahwa antar
penyakit belum tentu mempunyai karakteristik orang yang sama
untuk di tempati atau penyakit dapat berkembang biak. Sehinga akan
lebih mudah untuk dipelajari ciri khas dari suatu penyakit. Waktu
dapat menunjukan masa inkubasi dari penyakit tesebut dan tempat
dapat menunjukan karakteristik dari serangan penyakit tersebut.
Studi Deskriptif adalah suatu studi yang menggambarkan
karakter umum sebaran suatu penyakit yang berhubungan dengan
orang (person), tempat (place), dan waktu (time) (who, where and
when).Memberikan bukti untuk mengembangkan
hipotesis.Memberikan informasi untuk pelayanan kesehatan dan
administrator bagi pengalokasian sumber daya dan perencanaan
program pencegahan (preventif) dan pendidikan (promotif).
Tujuan Studi Deskriptif
Untuk dapat menggambarkan distribusi penyakit berdasarkan
karakteristik populasiUntuk evaluasi trend masalah kesehatan dan
membandingkan antara daerahUntuk dapat memperhitungkan
besarnya masalah kesehatan sebagai basis perencanaan dan evaluasi
programUntuk identifikasi masalah kesehatan yg nantinya dilanjutkan
dengan penelitian analitik untuk uji hipotesakris/studiepid/ppt
Relatif murah dan cepat dibandingkan dengan studi analitik
Studi Deskriptif Relatif murah dan cepat dibandingkan dengan studi
analitik
Menjelaskan:Siapa yg mendapat sakit dan siapa yg tidakDimana
masalah (rate) penyakit yg tinggi.
Desain Studi
I. Studi Deskriptif II. Studi Analitik
Laporan kasus Cross sectional
Laporan seri kasus Kasus Kontrol
Studi Ekologi (Studi korelasi) Kohort
Cross sectional survey Eksperimental (uji klinik dan uji
lapangan)
b. Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik merupakan studi epidemiologi yang
ditujukan untuk mencari faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit
atau mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau rendahnya
frekuensi penyakit pada kelompok individu. (Eko Budiarto, 2002:111)
Epidemiologi analitik adalah epidemiologi yang menekankan
pada pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi,
penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan. Studi analitik
digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat dan berpegangan
pada pengembangan data baru. Kunci dari studi analitik ini adalah
untuk menjamin bahwa studi di desain tepat sehingga temuannya
dapat dipercaya (reliabel) dan valid.
Penelitian eksperimen merupakan metode yang paling
kuat untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat. Epidemiologi
analitik menguji hipotesis dan menaksir (mengestimasi) besarnya
hubungan / pengaruh paparan terhadap penyakit.
Studi analitik merupakan studi epidemiologi yang
menitikberatkan pada pencarian hubungan sebab (faktor-faktor
resiko) – akibat (kejadian penyakit). Studi epidemiologi analitik adalah
studi epidemiologi yang menekankan pada pencarian jawaban tentang
penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal), besarnya masalah/
kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah kesehatan
(distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab akibat antara faktor
resiko dan penyakit.
Tujuan Studi Analitik
Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:
Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.
Memprediksikan kejadian penyakit
Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk
pengendalian penyakit.
Kelemahan Kelebihan
gambaran distribusi, frekwensi sebagai langkah awal untuk
penyakit yang diperolehtidak dapat mempelajari gambaran
mewakili populasihanya epidemiologi suatu penyakit
berdasarkan kasus-kasus yang sebagai jembatan antara penelitian
dilaporkan saja klinis dan penelitian epidemilogi
dapat digunakan sebagai dasar
untuk penelitian epidemiologi lebih
lanjut, dengan melihat kelompok
yang diduga berisiko tinggi dengan
membuktikan hipotesis yang
dibangun
5. Studi Ekologi
Yaitu studi yang melihat karakteristik kelompok (group)
dibandingkan dengan group lainnya.
Tujuan: mengkorelasikan karakteristik umum suatu populasi dengan
suatu masalah kesehatan dalam kurun waktu yang sama pada beberapa
populasi; atau pada populasi yang sama dalam kurun waktu yang
berbeda.
Unit analisa: group
Contoh: Studi korelasi mengenai konsumsi daging perkapita dan
frekuensi penyakit kanker pada wanita pada negara-negara tertentu.
Terlihat bahwa ada hubungan/ korelasi yang positif. Negara-negara
dg tk konsumsi daging perkapita rendah mempunyai frekuensi kanker
kolon rendah. Negara-negara dg tk konsumsi daging perkapita tinggi
mempunyai frekuensi kanker kolon tinggi.
Jenis-jenis Studi Ekologi
Mixed Study
Studi yang mengamati perubahan rata-rata derajat
keterpaparan (exposure) dengan perubahan disease rate pada
berbagai populasi. contoh: hubungan tingkat kebisingan
dengan gangguan pendengaran pada kelompok beberapa
kelompok pekerja
Ecological fallacy
Ketidaktepatan kesimpulan terhadap hubungan pada tingkat
individu berdasarkan data ekologik (bila unit analisis adalah
group/kelompok)Tidak dapat melihat hubungan antara
eksposure dan outcome (hanya menyarankan)
2. Variabel Orang
a. Umur
Pneumonia merupakan salah satu penyebab tertinggi
kematian balita di dunia maupun di Indonesia. Menurut laporan
UNICEF (2013), pneumonia membunuh lebih dari 3.000 anak
balita setiap harinya di tahun 2012 yang berarti pneumonia adalah
pembunuh terbesar balita dan merupakan penyebab kematian
utama penyakit infeksi pada balita. Pneumonia juga tercatat
menyumbang 17% dari seluruh kematian balita, sebagian
diantaranya kurang dari 2 tahun.
Pada tahun 2015, berdasarkan data yang dirilis oleh
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (Ditjen P2PL) Kemenkes RI, diperkirakan sekita 16%
(944.000) dari seluruh kematian balita (5,9 juta) di dunia diakibatkan
penyakit pneumonia.
Sedangkan pada tahun 2016 berdasarkan laporan WHO, angka
kematian akibat Pneumonia di seluruh dunia pada anak dengan usia
di bawah 5 tahun adalah sebesar 15%.
Balita penderita pneumonia paling banyak terjadi pada
kelompok umur 12-35 bulan (57%; Median 26,5; Minimum 4,0;
Maksimum 59,0) dimana keadaan balita umur ≤24 bulan belum
memiliki sistem imun yang sempurna dan lumen pernapasan masih
aliran udara lebih tinggi dan hambatan jalan napas lebih rendah.
Selain itu, pertumbuhan saluran pernapasan pada anak perempuan
lebih cepat daripada jaringan parenkim, namun sebaliknya pada laki-
laki (pertumbuhan disanapsis) menyebabkan saluran pernapasan
3. Variabel Tempat
a. Faktor Lingkungan Hidup
Kondisi fisik rumah adalah media penularan penyakit
pneumonia pada balita karena secara langsung berinteraksi dengan
penghuninya. Kondisi fisik rumah meliputi jenis lantai, jenis dinding,
ventilasi, suhu, kelembapan, pencahayaan alami, serta yang
mempengaruhinya seperti kepadatan hunian, keberadaan perokok
dalam rumah, jenis bahan bakar, dan jenis obat nyamuk yang
digunakan.
Kondisi fisik luar rumah ada kemungkinan mempengaruhi
kondisi fisik dalam rumah seperti timbulnya polusi udara. Adanya
pertukaran udara luar dan udara dalam rumah, memungkinkan
polutan dari luar rumah masuk dan mempengaruhi kualitas udara
dalam rumah. Polusi udara luar behubungan erat dengan penggunaan
lahan. Perubahan penggunaan lahan agraris menjadi non agraris
mampu membuat lingkungan hidup menjadi semakin buruk.
Penggunaan lahan bangunan seperti pemukiman dan industri
menyumbang polutan yang cukup besar terhadap lingkungan
b. Suhu udara dalam rumah
Mayoritas suhu udara dalam rumah balita di lokasi penelitian
tidak memenuhi syarat yaitu lebih dari 30oC (84,5%; median 31,4oc;
minimum 29,1oc; maksimum 33,4oC). Suhu udara yang disyaratkan
4. Variabel Waktu
Kasus pneumonia pada balita di Januari hingga Februari. tertinggi
terjadi pada bulan Agustus dan bulan September. Lonjakan yang cukup
tinggi terjadi pada bulan Agustus dari bulan sebelumnya yaitu bulan
Juli