PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Forceps mempunyai berbagai macam ukuran dan bentuk, tetapi pada dasarnya
terdiri dari 2 tangkai forceps yang saling menyilang dan bisa dimasukkan sati persatu
kedalam vagina. Tiap tangkai forceps dapat diputar dalam posisi yang sesuai dengan
kepala bayi dan kemudian dikunci. Pada dasarnya tiap tangkai forceps mempunyai 4
komponen. Komponen tersebut adalah daun, leher, kunci, dan gagang. Tiap daun
mempunyai dua lengkungan, yakni lengkung sefalik (lengkung kepala) dan lengkung
pelvik (lengkung panggul). Lengkung kepala sesuai dengan bentuk kepala bayi,
sedangkan lengkung panggul sesuai dengan bentuk kepala bayi, sedangkan lengkung
panggul sesuai dengan jalan lahir. Daun forceps berbentuk oval sampai bulat panjang
dan ada beberapa variasi lain yang lebih fleksibel agar dapat memegang kepala bayi
dengan lebih kuat.
Lengkung kepala harus cukup besar untuk memegang kepala bayi dengan kuat
tanpa menimbulkan kompresi, namun tidak terlalu besar agar alat tersebut tidak
meleset. Lengkung panggul kurang lebih sesuai dengan sumbu jalan lahir, tetapi
diantara berbagai alat forceps harus terdapat variasi yang luas. Daun forceps
dihubungkan dengan bagian gagang melalui leher dengan panjang yang mengikuti
kebutuhan alat tersebut. Macam persendian atau kunci forceps bervariasi menurut
macam alat.
Cara penguncian yang umum terdiri dari sebuah ceruk yang terletak dileher
forceps pada sambungannya dengan bagian gagang, dan ceruk ini pas dengan ceruk
serupa yang terletak pada leher tangkai forceps lainnya. Bentuk penguncian semacam
ini umumnya disebut kunci inggris. Kunci geser digunakan pada beberapa jenis
forceps, misalnya forceps Kielland dan forceps Barton, dimana sebuah penampung
bentuk U tunggal terpasang ditengah pada leher tangkai forceps kiri untuk menerima
leher tangkai forceps kanan. Kunci geser memudahkan leher untuk bergerak maju
mundur secara bebas. Bagian-bagian kunci forceps dengan tife yang cukup berbeda,
yaitu kunci Perancis, terdiri dari sebuah mata mur baut. Setelah tiap tangkai mata baut
dan mata baut dikencangkan untuk mengunci secara kuat kedua tangkai forceps
tersebut menjadi satu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ekstrasi focep ?
2. Apa saja klasifikasi ekstraksi forcep ?
3. Apa tujuan persalinan ekstraksi forcep?
4. Apa saja indikasi dilakukan ekstrasi forcep ?
5. Apa saja kontra indikasi dilakukan ekstrasi forcep?
6. Apa syarat-syarat dilakukannya tindakan ekstrasi forcep?
7. Apa saja jenis tindakan ekstraksi forcep?
8. Apa saja teknik ekstraksi forcep?
9. Apa komplikasi ekstraksi forcep?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian ekstrasi focep
2. Untuk mengetahui klasifikasi ekstraksi forcep
3. Untuk mengetahui tujuan persalinan ekstraksi forcep
4. Untuk mengetahui indikasi dilakukan ekstrasi forcep
5. Untuk mengetahui kontra indikasi dilakukan ekstrasi forcep
6. Untuk mengetahui syarat-syarat dilakukannya tindakan ekstrasi forcep
7. Untuk mengetahui jenis tindakan ekstraksi forcep
8. Untuk mengetahui teknik ekstraksi forcep
9. Untuk mengetahui komplikasi ekstraksi forcep
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Forceps digunakan untuk menolong persalinan bayi dengan presentasi verteks,
dapat digolongkan sebagai berikut, menurut tingkatan dan posisi kepala bayi pada
jalan lahir pada saat daun forceps dipasang. Tindakan forceps rendah (forceps pintu
bawah panggul) adalah tindakan pemasangan forceps setelah kepala bayi mencapai
dasar perineum, sutura sagitalis berada pada diameter anteroposterior dan kepala bayi
tampak diintroitus vagina.
Tindakan forceps tengah (midforseps) adalah tindakan pemasangan porceps
sebelum kriteria untuk porceps rendah dipenuhi, tetapi setelah engagement kepala
bayi terjadi. Adanya engagement biasanya dapat dibuktikan secara klinis oleh
penurunan bagian terendah kepala sampai atau dibawah spina iskiadika dan pintu atas
panggul biasanya lebih besar dari pada ajarak dan pintu atas panggul biasanya lebih
besar daripada jarak diameter biparietal dengan bagian kepala bayi yang paling
bawah.(Menurut sumber dari buku Obstetri Williams).
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat
porceps. Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk
melahirkan janin. Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari
ekstraksi porceps tetapi bukan berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
(Menurut sumber dari buku Pelayangan Kesehatan Maternatal & Neonatal)
D. INDIKASI
Indikasi pertolongan ekstraksi forceps adalah
1. Indikasi ibu
a. Ruptura uteri mengancam, artinya lingkaran retraksi patologik band sudah
setinggi 3 jari dibawah pusat, sedang kepala sudah turun sampai H III- H IV.
b. Adanya oedema pada vagina atau vulva. Adanya oedema pada jalan lahir
artinya partus sudah berlangsung lama.
c. Adanya tanda-tanda infeksi, seperti suhu badan meninggi, lochia berbau.
d. Eklamsi yang mengancam
e. Indikasi pinard, yaitu kepala sudah di H IV, pembukaan cervix lengkap,
ketuban sudah pecah atau 2jam mengedan janin belum lahir juga
f. Pada ibu-ibu yang tidak boleh mengedan lama, misal Ibu dengan
decompensasi kordis , ibu dengan Koch pulmonum berat, ibu dengan anemi
berat (Hb 6 gr % atau kurang), pre eklamsi berat, ibu dengan asma broncial.
g. Partus tidak maju-maju
h. Ibu-ibu yang sudah kehabisan tenaga.
2. Indikasi janin Gawat janin
Tanda-tanda gawat janin antara lain :
a. Cortonen menjadi cepat takhikardi 160 kali per menit dan tidak teratur
b. DJJ menjadi lambat bradhikardi 160 kali per menit dan
tidak teratur
c. Adanya mekonium (pada janin letak kepala) Prolapsus funikulli, walaupun
keadaan anak masih baik.
E. KONTRA INDIKASI
Kontra indikasi dari ekstraksi forceps meliputi:
1. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagisehingga
kepala sulit dipegang oleh forceps
2. Anencephalus
3. Adanya disproporsi cepalo pelvik.
4. Kepala masih tinggi
5. Pembukaan belum lengkap
6. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
7. Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah setinggi pusat atau lebih
G. JENIS TINDAKAN
Berdasarkan pada jauhnya turun kepala, dapat dibedakan beberapa macam tindakan
ekstraksi forceps, antara lain:
1. Forceps rendah
Dilakukan setelah kepala bayi mencapai H IV, kepala bayi mendorong perineum,
forceps dilakukan dengan ringan disebut outlet forceps.
2. Forceps tengah
Pada kedudukan kepala antara H II atau H III, salah satu bentuk forceps tengah
adalah forceps percobaan untuk membuktikan disproporsi panggul dan kepala.
Bila aplikasi dan tarikan forceps berat membuktikan terdapat disproporsi kepala
panggul . Forceps percobaan dapat diganti dengan ekstraksi vaccum.
3. Forceps tinggi
Dilakukan pada kedudukan kepala diantara H I atau H II, forceps tinggi sudah
diganti dengan seksio cesaria.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ektraksi porceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan jalan menarik bagian terbawah janin (kepala) dengan alat porceps.
Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat mengedan efektif untuk melahirkan janin.
Walaupun sebagian besar proses pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi bukan
berarti kekuatan menjadi tumpuan keberhasilan.
Adapun tujuan persalinan dengan ekstraksi forceps adalah:
1. Traksi yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan
2. Koreksi yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil dikiri atau dikanan depan atau
sekali-kali. Ubun-ubun melintang kiri dan kanan atau ubun-ubun kiri atau kanan belakang
menjadi ubun- ubun depan ( dibawah symphisis pubis)
3. Kompresor yaitu untuk menambah moulage kepala
DAFTAR PUSTAKA
Long C Barbara, 1996, PerawatanMedika Bedah, YIA PendidikanKeperawatan Pajajaran
Bandung, Bandung
Sastrawinata Sullaiman, 1983, ObstetriFisiologi, Offset, Bandung
Sastra, Sulaiman, 1983, ObstetriPatologi, Elemen Banddung
Johnson Marion. Maas Maridean. Noorhead Sue. 1997. Nursing OutcomesClassification (NOC).
United States of America. EGC.
Mc Closkey Joanne C. Bulecheck Gloria M. 1997. Nursing Intervention Classification
(NIC). United States of America. EGC.
Santosa Budi. 2005. Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 – 2006. Jakarta: Prima Medika.