1. Pengertian norma
Nilai dan norma selalu berkaitan, walaupun demikian, keduanya dapat dibedakan. Untuk melihat
kejelasan hubungan antara nilai dengan norma, dapat dinyatakan bahwa norma pada dasarnya adalah
juga nilai, tetapi disertai sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Nilai merupakan sikap dan
perasaan-perasaan yang diperlihatkan oleh orang perorangan, kelompok, ataupun masyarakat secara
keseluruhan tentang baik-buruk, benar-salah, suka-tidak suka, dan sebagainya terhadap objek, baik
material maupun nonmaterial. Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang
dimaksudkan untuk mendorong, bahkan menekan anggota masyarakat secara keseluruhan untuk
mencapai nilai-nilai social. dengan kata lain, nilai dan norma social saling berkaitan dalam
mendorong dan menekan anggota masyarakat untuk memenuhi atau mencapai hal-hal yang dianggap
baik dalam masyarakat.
Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang
dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima ataukah merupakan tindakan yang
menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat.
Norma dibangun di atas nilai social, dan norma social diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan
nilai social.
Pengertian norma dari beberapa ahli
1. Menurut Robert M.Z Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok
tertentu
2. Menurut Soerjono Soekanto, norma adalah suatu perangkat agar hubungan di dalam suatu
masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
3. Klasifikasi norma
Norma sosial dalam masyarakat dibedakan menjadi beberapa aspek yang saling berkaitan satu sama
dengan yang lain. Adapun macam-macamnorma sosial yang ada di masyarakat adalah :
1. Norma agama : Merupakan norma yang berfungsi sebagai petunjuk dan pegangan hidup bagi
umat manusia yang berasal dari Tuhan yang berisikan perintah dan larangan. Pelanggaran
terhadap norma ini mendapatkan sanksi dosa dan di masukkan ke dalam neraka ketika di
akhirat nanti.
2. Norma hukum : Adalah suatu rangkaian aturan yang ditunjukkan kepada anggota
masyarakat yang berisi ketentuan, perintah, kewajiban, dan larangan, agar dalam masyarakat
tercipta suatu ketertiban dan keadilan yang biasanya dibuat oleh lembaga tertentu. Aturan ini
lazimnya tertulis yang diklasifikasikan dalam berbagai bentuk kitab undang-undang atau tidak
tertulis berupa keputusan hukum pengadilan adat. Karena sebagian besar norma hukum
adalah tertulis maka sanksinya adalah yang paling tegas jika dibandingkan dengan norma lain
dari mulai denda sampai hukuman fisik (penjara atau hukuman mati).
Norma hukum menjadi dua bagian, yaitu :
a. Norma tertulis misalnya KUHP
b. Norma tidak tertulis misalnya hukum adat
3. Norma kesusilaan : Adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan
akhlak sehingga seseorang dapat membedakan apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk. Pada dasarnya norma ini merupakan norma untuk melaksanakan nilai moral
yaitu dalam rangka menghargai harkat dan martabat orang lain. Sebagai contoh: telanjang di
depan umum atau berpakaian minim.
4. Norma kesopanan Adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus
bertingkah laku dalam masyarakat. Sebagai contoh: meludah di depan orang, menyerobot
antrean, membuang sampah sembarangan, dan lain-lain.
5. Norma kebiasaan : Adalah sekumpulan peraturan yang dibuat bersama secara sadar atau
tidak menjadi sebuah kebiasaan. Sebagai contoh: menengok teman yang sakit, melayat,
menghadiri undangan pernikahan, dan lain-lain.
Berdasarkan daya ikatnya, norma sosial dapat dibedakan menjadi empat macam (Soerjono-
Soekanto; 1987), yaitu:
1. Norma Cara (Usage) : Norma ini lebih menunjuk pada suatu perbuatan di dalam hubungan
antarindividu. Norma cara mempunyai daya ikat yang sangat lemah di antara norma-norma
lainnya. Penyimpangan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat tetapi
hanya sekadar ejekan, celaan, dan cemoohan. Misalnya, seorang laki-laki yang memakai
anting di telinga, seorang wanita yang memakai celana jins di acara resmi, dan lain-lain.
2. Norma kebiasaan (Folkways) : Norma ini mempunyai kekuatan mengikat lebih tinggi
daripada norma cara. Terbentuknya norma kebiasaan berawal dari perbuatan yang diulang-
ulang dalam bentuk yang sama hingga terbentuklah suatu kebiasaan. Pengulangan tindakan
dalam hal ini membuktikan bahwa perbuatan itu dianggap baik. Contoh: apabila bertemu
sahabat lama, kita selalu berjabat tangan atau ketika kita memasuki rumah orang lain, kita
selalu permisi dahulu dengan mengetuk pintu.
3. Norma tata kelakuan (Mores) : Dalam masyarakat, norma ini digunakan sebagai alat
pengawas tingkah laku yang diyakini sebagai norma pengatur. Jadi, tata kelakuan merupakan
alat agar para anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata
kelakuan tersebut. Pada umumnya, tata kelakuan diwujudkan dalam kebiasaan-kebiasaan
yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Oleh karenanya, antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya mempunyai tata kelakuan yang berbeda-beda. Misalnya, dalam suatu
masyarakat kegiatan kerja bakti adalah suatu keharusan bagi warganya namun pada
masyarakat lain memberi kebebasan bagi warganya untuk tidak mengikuti kegiatan ini.
4. Adat istiadat (Custom) : Norma ini berasal dari aturan nenek moyang yang diwariskan
secara turun-temurun. Oleh karenanya, norma adat istiadat merupakan tata kelakuan yang
telah mendarah daging dan berakar kuat dalam masyarakat serta memiliki kekuatan yang
mengikat. Pelanggaran terhadap norma akan dikenai sanksi yang keras baik langsung maupun
tidak langsung. Misalnya dalam adat Jawa, jika seorang wanita tengah mengandung dalam
usia tujuh bulan, maka harus diadakan upacara tujuh bulan untuk keselamatan bayi dan
ibunya. Namun, apabila upacara tersebut tidak dilakukan maka orang tersebut akan dicemooh
dan dihina oleh warga masyarakat karena telah dianggap tidak mematuhi norma adat
sebagaimana masyarakat lain.
5. Norma mode (Fashion) : dimulai dengan meniru terhadap sesuatu yang dianggap terbaru.
Ciri khas mode ialah tidak hanya tampak pada cara memotong dan menggunakan pakaian,
maupun cara mengatur rambut, tetapi juga tampak dalam hal mengejar hal-hal bari di bidang
lain. Misalnya, meniru kacamata, nyanyian, mode motor, arsitektur rumah, dan gaya hidup.
B. GLOSARIUM
Nilai
Norma
Norma agama
Norma hukum
C. DAFTAR PUSTAKA
1. Damanik, Fritz H S. 2017. Sosiologi SMA/MA Kelas X. Jakarta : PT Bumi Aksara
2. Elly, M Setiadi, dan Usman, Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana
3. Soerjono, Soekanto,.1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
4. Bukupanduan guru IlmuPengetahuanSosial
5. Internet
A. BAHAN GURU DAN PESERTA DIDIK
B. Glosarium
Nilai sosial
Norma sosial
C. DAFTAR PUSTAKA
1. Damanik, Fritz H S. 2017. Sosiologi SMA/MA Kelas X. Jakarta : PT Bumi Aksara
2. Elly, M Setiadi, dan Usman, Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana
3. Soerjono, Soekanto,.1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
4. Bukupanduan guru IlmuPengetahuanSosial
5. Internet