Anda di halaman 1dari 3

MODUL PEMBELAJARAN 2.

BAB II

PERAN NORMA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN

A. Norma dalam Masyarakat


1. Hakikat dan Tujuan Norma
Masyarakat terdiri atas sekelompok orang yang saling berinteraksi di wilayah tertentu. Perlu adanya
penyelarasan perilaku agar interaksi yang terjalin antaranggota masyarakat berjalan tertib. Salah
satu cara yang dilakukan masyarakat ialah mematuhi peraturan yang berlaku. Aturan yang berlaku di
masyarakat disebut norma. Norma berasal dari bahasa dari bahasa Belanda norm yang berarti
kaidah, patokan atau pedoman. Dengan demikian norma dapat diartikan sebagai patokan atau alat
yang digunakan anggota masyarakatuntuk menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan atau
norma yang berlaku. Ada beberapa pengertian norma menurut para pakar maupun sumber lain
seperti :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Norma berarti aturan atau ketentuan yang mengikat warga masyarakat. Ketentuan tersebut
digunakan sebagai panduan dan kendali dalam berprilaku. Selain itu, norma diartikan sebagai
ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur dalam menilai atau membandingkan sesuatu.

b. James W. Van der Zanden (Penulis Buku The Social Experience : an Introduction to Sociology)
Norma atau kaidah adalah petunjuk tingkah laku (prilaku) yang harus dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan suatu alasan (mitivasi tertentu dengan
disertai sanksi)

c. Prof. Soedikno Mertokusumo (Pakar Hukum dari Indonesia)


Norma adalah aturan hidup bagi manusia tentang hal yang seharusnya dilakukan dan hal yang
seharusnya tidak dilakukan oleh manusia terhadap manusia lain.

d. Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A. (Pakar Sosiologi Indonesia)


Norma adalah suatu perangkat aturan agar hubungan antar manusia dalam masyarakat terjalin
dengan baik.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, norma adalah petunjuk (tingkah


laku/perilaku) yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
disertai sanksi. Dengan adanya norma, seseorang tidak dapat bertingkah laku sesuka hatinya
dalam kehidupan bermasyarakat. Norma memiliki hubungan erat dengan nilai. Nilai merupakan
acuan pembuatan norma. Nilai berkaitan dengan penilaian baik dan buruk. Nilai menjadi
landasan utama dibuatnya norma dalam masyarakat.
Nilai dan norma memiliki hubungan timbal balik. Nilai merupakan suatu yang dianggap
baik, diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh masyarakat. Norma adalah kaidah atau
aturan yang disepakati masyarakat dan memberi pedoman bagi perilaku anggota dalam
mengejar sesuatu yang dianggap baik atau diinginkan.

2. Ciri-Ciri Norma
Norma memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hasil Kesepakatan Bersama
Norma merupakan hasil kesepakatan anggota masyarakat. Kesepakatan tersebut dapat
berupa norma tertulis dan tidak tertulis. Oleh karena hasil kesepakatan masyarakat norma harus
ditaati dan dilaksanakan.
b. Tertulis dan Tidak Tertulis
Norma tertulis bersifat resmi seperti norma hukum, adapun norma tidak tertulis seperti
tidak resmi seperti norma kebiasaan, tata kelakuan, cara dan adat istiadat.

c. Adanya Sanksi
Salah satu ciri khusus norma ialah adanya sanksi yang bersifat mengikat. Daya ikat sanksi
dalam norma berbeda-beda. Biasanya norma tertulis memiliki sanksi lebih kuat dari pada norma
tidak tertulis.

d. Bersifat Dinamis
Norma bersifat dinamis menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, norma
selalu berubah menyesuaikan perubahan dalam masyarakat. Perubahan norma menyebabkan
perubahan pola prilaku anggota masyarakat.

3. Klasifikasi Norma
Norma yang beragam dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut pandang seperti
berikut :
a. Norma Berdasarkan Sumbernya
1) Norma Agama
Norma agama merupakan peraturan hidup yang bersifat mutlak , tidak dapat
ditawar-tawar, dan diubah ukurannya. Norma agama berisi perintah atau aturan dari Tuhan
Yang Maha Esa dan berlaku bagi orang-orang yang meyakini agama tersebut. Pemeluk
agama yang taat dan selalu menjalankan kaidah-kaidah agama akan mendapat pahala.
Sebaliknya, seseorang yang melanggar norma agama akan mendapat dosa. Pelaksanaan
norma agama bersifat otonom, artinya bebas bagi setiap individu sesuai dengan kepercayaan
yang dimilikinya. setiap ppemeluk agama wajib menaati kaidah-kaidah atau norma agama
yang diyakininya. Menaati kaidah-kaidah agama juga merupakan salah satu bentuk
pengamalan Pancasila khususnya sila pertama.
Beberapa contoh penerapan norma agama dalam masyarakat sebagai berikut :
a) Menjaga kerukunan antarumat beragama
b) Membantu orang yang mengalami kesusahan
c) Rajin beribadah sesuai keyakinan agama masing-masing
d) Mencegah dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama
e) Menghormati kedua orang tua dan menjaga hubungan baik antarumat beragama.

2) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari suara hati hati nurani
manusia yang menghasilkan akhlak sehingga seseorang dapat membedakan sesuatu yang
dianggap baik dan buruk. Berdasarkan sumbernya, norma kesusilaan bersifat universal.
Artinya, norma kesusilaan berlaku umum bagi siapa pun dan dimana pun.

3) Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan peraturan sosial yang mengarah pada cara seseorang
bertingkah laku secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Norma kesopanan
memberikan batasan perilaku kepada setiap individu mengenai cara bergaul yang baik
dengan orang lain. Norma kesopanan selalu mengedepankan asas kepantasan, kepatutan,
dan kebiasaan yang seharusnya berlaku dalam kehidupan masyarakat. Norma kesopanan
tidak berlaku secara umum. Tiap-tiap masyarakat memiliki batasan dan pandangan
kesopanan berbeda-beda. Artinya, norma kesopanan yang berlaku dalam masyarakat belum
tentu sama dengan yang berlaku dalam masyarakat lain.
4) Norma Hukum
Negara Indonesia merupakan negara yang melaksanakan norma hukum. Norma
hukum bersifat mengatur, memaksa, mengikat. Artinya norma hukum mengatur tingkah laku
masyarakat, harus dipatuhi dan berlaku bagi setiap orang. Apabila seseorang melanggar
norma hukum akan dikenai sanksi tegas.
Hukum adalah aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Norma hukum berisi
perintah atau larangan yang bersifat memaksa, artinya dalam pelaksanaannya dapat
dipaksakan. Pelanggarnya dapat ditindak dan dikenai sanksi sesuai hukum. Pelanggaran
terhadap norma hukum akan mendapat sanksi tegas berupa denda dan sanksi fisik seperti
penjara. Norma hukum bersifat universal, artinya ketentuan hukum berlaku secara seragam
di seluruh wilayah negara tanpa ada pengecualian.

b. Norma Berdasarkan Bentuknya


1) Norma Tertulis
Norma tertulis adalah norma yang dinyatakan atau dideklarasikan dalam bentuk
tertulis. Norma tertulis biasanya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Norma tertulis
bersifat resmi sebagai acuan berperilaku yang dirumuskan secara sistematis. Seiring
perkembangan zaman, norma tertulis juga dapat berupa aturan-aturan tertulis yang
disepakati oleh dan untuk semua komunitas tertentu misalnya tata tertib sekolah.

2) Norma Tidak Tertulis


Norma tidak tertulis dilaksanakan atas kesadaran tiap-tiap individu. Mereka menyadari
akan pentingnya keberadaan norma untuk mewujudkan ketertiban. Norma tidak tertulis
diakui dan disepakati keberadaannya oleh masyarakat secara alami melalui interaksi yang
berlangsung lama. Adapun jenis norma tidak tertulis sebagai berikut :
a. Cara (Usage)
Merupakan bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh individu dalam
pergaulan sehari-hari dilingkungan masyarakat.

b. Kebiasaan (Folkways)
Merupakan perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama serta dilakukan
dengan sadar dan mempunyai tujuan jelas. Norma kebiasaan dianggap baik dan benar
oleh masyarakat. Pengulangan perbuatan mengindikasikan kebiasaan tersebut diterima
oleh banyak orang.

c. Tata Kelakuan (Mores)


Adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sikap hidup dari dari
sekelompok manusia yag dilakukan secara sadar. Norma tata kelakuan dibentuk oleh
sekelompok masyarakat untuk melaksanakan pengawasan terhadap anggota-
anggotanya. Norma tata kelakuan memaksa anggota masyarakat menjauhi larangan-
larangan yang ada dalam masyarakat. Tata kelakuan ini mempunyai sanksi agak berat
yaitu pengucilan dari pergaulan masyarakat.

d. Adat Istiadat (Custom)


Adalah tata kelakuan yang terintegrasi secara kuat dalam setiap perilaku anggota
masyarakat. Adat istiadat merupakan kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi kuat dalam kehidupan masyarakat.
Adat istiadat juga sering disebut norma adat yyang berarti peraturan-peraturan hukum
tidak tertulis yang berkembang dan dipertahankan masyarakat secara turun-temurun.
Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan dikenakan sanksi misalnya
pengucilan atau dikenai hukum adat.

Anda mungkin juga menyukai