Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NORMA DAN NORMA HUKUM

OLEH :
KELOMPOK 1

INDAH FITRISKA AZAHARA (201000474201033)


YUMELIA RATI ANDRIANI (201000474201073)
AISYAH FARDI (201000474201032)
ASWINDA AKBAR (201000474201025)
RIVALDO FEBRIAN ANZANI (201000474201052)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2023
NORMA DAN NORMA HUKUM

A. Pengertian Norma
Norma merupakan kata yang berasal dari bahasa Belanda
yaitu norm yang memiliki arti patokan, pedoman, atau pokok kaidah dan
bahasa Latin yaitu mos yang memiliki arti tata kelakuan, adat istiadat, atau
kebiasaan. Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma
memiliki arti sebagai aturan maupun ketentuan yang sifatnya mengikat suatu
kelompok orang didalam masyarakat. Dimana norma diterapkan sebagai
panduan, tatanan, dan juga pengendali tingkah laku yang sesuai.1
1. Pengertian Norma Menurut Para Ahli
a) Craig Calhoun merupakan sosiologis asal Amerika
menyatakan, norma baginya merupakan suatu pedoman
maupun aturan yang menyatakan bagaimana seorang individu
seharusnya bertindak di dalam suatu situasi ditengah
masyarakat.
b) Menurut E. Utrecht yang merupakan ilmuwan sekaligus pakar
hukum yang lahir di Surabaya, menggambarkan bahwa norma
sebagai segala himpunan petunjuk hidup yang digunakan
untuk mengatur berbagai tata tertib di dalam masyarakat
maupun bangsa dimana peraturan tersebut harus ditaati oleh
setiap masyarakat, dan jika melanggar akan ada suatu bentuk
konsekuensi dari pihak yang berwenang.
c) Broom dan Selznic mengatakan bahwa norma adalah sebuah
rancangan yang sifatnya ideal serta berasal dari perilaku
manusia yang memberikan batasan bagi suatu anggota
masyarakatnya dengan tujuan agar bisa mencapai tujuah hidup
yang lebih sejahtera.

1
Umam, Artikel: Pengertian Norma: Fungsi, Jenis, Contoh dan Ciri-Cirinya, diakses pada
tanggal 23 Oktober 2023 pada pukul 22.29.

1
d) Soerjono Soekanto yang merupakan Lektor Kepala Sosiologi
dan Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia
juga menyatakan bahwa norma sosial adalah sebuah perangkat
yang di mana norma tersebut dibuat agar hubungan yang ada
di dalam suatu lingkungan masyarakat dapat berjalan sesuai
dengan yang diinginkan atau diharapkan.

B. Fungsi Norma
Norma merupakan suatu hal yang penting bagi masyarakat untuk
menjaga keseimbangan dan kedamaian bersama. Berikut beberapa fungsi
norma yang ada di masyarakat:2
1. Untuk memastikan terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih aman
dan tertib.
2. Untuk mengatur perbuatan masyarakat agar sesuai dengan nilai yang ada
dan berlaku.
3. Agar dapat mencegah adanya benturan kepentingan antar masyarakat.
4. Untuk membantu masyarakat dalam mencapai tujuan atau kesepakatan
bersama.
5. Digunakan sebagai petunjuk maupun pedoman yang dapat digunakan
untuk menjalani hidup di lingkungan masyarakat sebagai individu.
6. Norma digunakan agar dapat mengatur perilaku masyarakat.
7. Norma digunakan agar adanya suatu batasan untuk tidak dilanggar .
8. Norma digunakan untuk mendorong individu untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan masyarakat yang ada berdasarkan nilai-nilai yang
berlaku.

C. Macam-Macam Norma
Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 2
berdasarkan sifatnya yang terdiri dari:3

2
Ibid.
3
Ibid.

2
1. Norma Formal
Norma formal merupakan suatu aturan yang dijalankan oleh
masyarakat yang dirumuskan oleh pihak yang berwenang seperti
pemerintah maupun lembaga masyarakat atau institusi resmi yang
berguna untuk mengatur masyarakat dan memastikan adanya
kesepakatan bersama yang sifatnya resmi maupun formal. Contoh dari
norma formal yaitu: (1) Mengenai pelestarian lingkungan hidup yang
diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 yang tertera pada
Lembaran Daerah (2) Norma mengenai penataan pemukiman yang diatur
dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran
Daerah (3) Kependudukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 15
Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah, dan masih banyak lagi.

2. Norma Non Formal


Norma non-formal adalah suatu bentuk ketentuan maupun aturan
yang dijalankan masyarakat dalam sebuah lingkungan tanpa diketahui
siapa yang merumuskannya dan biasanya bentuk dari norma non-formal
ini tidak tertulis, namun masyarakat menjalankannya karena kesadaran
ataupun sudah menjadi kebiasaan dalam diri untuk menjaga
keharmonisan lingkungan masyarakat yang sifatnya tidak resmi dan tidak
memaksa masyarakatnya untuk menjalankan aturan tersebut. Contoh dari
norma non-formal, yaitu aturan-aturan yang ada di rumah maupun
keluarga, seperti bagaimana cara kita bersikap ketika makan maupun
minum, dan juga bagaimana cara kita berpakaian yang biasanya norma
non-formal ini berbentuk sebuah kebiasaan.

D. Jenis-Jenis Norma
1. Norma Agama
Norma agama merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh
masyarakat yang sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.

3
Norma ini biasanya berisi akan perintah yang harus dijalankan oleh
seseorang, ajaran yang merupakan segala ilmu ataupun pedoman bagi
para penganut agama tersebut, maupun larangan yang berarti tidak
melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dihindari.
Contoh norma agama adalah di mana dalam Agama Islam dilarang
memakan makanan yang mengandung babi, sedangkan agama memiliki
pantangan lain yang berbeda mengikuti ajaran agama masing-masing.

2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh
masyarakat yang sumbernya berasal dari hati nurani seseorang. Norma
ini merupakan sesuatu yang kita jalani dan rasakan setiap harinya,
dimana seseorang didorong untuk melakukan tindakan yang baik dan
menghindari tindakan yang buruk. Intinya, norma ini memiliki tujuan
untuk mengatur perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang.
Berdasarkan ajaran norma ini, biasanya orang yang melanggar akan
mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah, penyesalan, atau bahkan
dikucilkan di tengah masyarakat.
Contoh Norma Kesusilaan; bagaimana seorang siswa yang
mengetahui bahwa menyontek adalah perbuatan yang salah sehingga
dia lebih memilih untuk belajar daripada menyontek teman sekolahnya,
yang jika ketahuan siswa tersebut akan mendapat sanksi bukan hanya di
sekolah tapi juga lingkungan.

3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan aturan-aturan yang menekankan
pada perbuatan seseorang untuk menjaga kesopan santunan, tata krama
mereka, dan juga ada istiadat setiap individu. Hal tersebut dikarenakan
Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, budaya, dan adat
istiadat yang berbeda-beda dan hidup berdampingan satu sama lain.
Norma kesopanan ini diberlakukan untuk menjaga dan menghargai satu

4
sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan diberlakukannya norma
kesopanan adalah penerimaan diri dari masyarakat, mampu menghargai
orang lain khususnya orang yang lebih tua, memahami hakikat dan tata
etika dalam bergaul, dan mampu bersosialisasi dengan baik tanpa
melanggar hal-hal yang tidak baik.
Contoh Norma Kesopanan; menghormati orang yang lebih tua
dengan memanggil panggilan kakak kepada orang yang lebih tua, tidak
membuang ludah sembarangan di tempat umum, siswa yang bersikap
sopan sebagai bentuk hormat terhadap pengajar.

4. Norma Hukum
Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh badan
yang bertanggung jawab seperti pemerintah yang dikemas dalam bentuk
Undang-Undang. Norma ini memiliki sifat yang memaksa guna
menjaga dan melindungi kepentingan masyarakat. Norma ini
diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan yang diterima setiap
orang dan menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib, aman, rukun,
serta damai. Karena sifat norma ini tertulis dan memaksa, maka jika
aturan yang ada dilanggar, maka akan mendapatkan hukuman atau
sanksi yang tegas yang sesuai dengan peraturan yang ada seperti
membayar denda atau dipenjara.
Contoh Norma Hukum; Seperti pada contohnya di Indonesia
sendiri aturan hukum yang ada diatur berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945, sehingga jika melakukan pelanggaran seperti mencuri atau
tidak membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan sanksi sesuai
dengan Undang-Undang yang ada.4

E. Ciri-Ciri Norma
Norma sebagai aturan di tengah masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

4
Anisa Medina, Artikel: Norma Sosial: Pengertian, Fungsi, Ciri dan Contohnya, 2023.

5
1. Norma yang ada biasanya tidak tertulis dan dilakukan sebagai bentuk
kebiasaan.
2. Norma yang tercipta di suatu lingkungan masyarakat biasanya
merupakan hasil kesepakatan yang dapat diterima dan dijalankan
setiap orang.
3. Sebagai masyarakat dimana norma tersebut dijalankan, sudah menjadi
kewajiban untuk menaati norma yang ada.
4. Jika seseorang melanggar norma yang sudah disepakati bersama,
maka orang tersebut akan mendapat sanksi maupun hukuman yang
telah disepakati.
5. Dengan semakin berkembangnya zaman, norma yang ada juga dapat
berubah seiring perubahan dan sifatnya menyesuaikan.
6. Dan yang terakhir, norma yang berlaku di lingkungan masyarakat
dibuat dan disepakati secara sadar

F. Norma Hukum
1. Pengertian Norma Hukum
Norma hukum adalah ketentuan-ketentuan yang kompleks
mengenai kehidupan dan penghidupan manusia dalam pergaulan
sehari-hari, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu yang
berisikan peraturan-peraturan yang ditetapkan diberlakukan dalam
suatu negara.5 Pengertian norma hukum menurut para ahli:6
a. Purnadi Purbacarakan dan Soerjono Soekanto berpendapat
bahwa norma hukum terdiri dari kata norma atau kaidah
ukuran ataupun pedoman untuk perilaku atau bertindak dalam
hidupnya.
b. Maria Farida mengatakan bahwa norma hukum berasal dari
kata norma yang berarti suatu ukuran yang harus dipatuhi oleh
seseorang dalam hubungannya dengan sesamanya atau
lingkungannya.

5
Budi Pramono, Norma Sebagai Sarana Menilai Bekerjanya Hukum Dalam Masyarakat, Jurnal
Perspektif Hukum, Vol 17, No.1 Mei 2017, hal.110, diakses pada tanggal 23 Oktober 2023 pukul
21.00 WIB.
6
Yusuf Abdhul Aziz, Artikel: Pengertian Norma Hukum: Sanksi, Ciri-Ciri dan Contoh, 2023,
diakses pada tanggal 23 Oktober 2023 pada pukul 21.05 WIB.

6
c. Hans Kelsen mengatakan, norma hukum adalah sesuatu yang
seharusnya ada atau seharusnya terjadi, khususnya bahwa
manusia harus berperilaku dengan cara tertentu.
d. Jimmy Asshiddiqie berpendapat bahwa norma hukum berasal
dari kata norma atau kaidah yang merupakan pelembagaan
nilai-nilai baik dan buruk dalam bentuk tata aturan yang berisi
kebolehan, anjuran, atau perintah.

2. Tujuan Norma Hukum


Berikut adalah tujuan dari norma hukum dalam kehidupan:7
a. Sebagai suatu pedoman atau aturan hidup untuk seluruh
masyarakat di wilayah tertentu. Sudah sangat jelas ketika kita
hidup di suatu wilayah tertentu harus menjalankan pedoman
dan aturan.
b. Dapat memberikan keteraturan dan stabilitas dalam kehidupan
bermasyarakat. Kehidupan masyarakat yang tentram dan
stabil adalah cita-cita seluruh warga negara untuk itu salah
satu tujuan norma hukum.
c. Norma sebagai batasan seperti larangan atau perintah dalam
berperilaku dan bertindak. Melakukan aktivitas sehari-hari
terkadang kita lupa akan batasan, terlepas lagi ketika tidak ada
norma hukum. Risiko yang diterima ketika tidak ada batasan
adalah kekacauan, sehingga norma hukum menjadi poin
penting untuk kedamaian lingkungan. Bukan hanya larangan,
tetapi perintah juga terkandung dalam norma hukum seperti
perintah untuk tertib lalu lintas atau menjaga lingkungan.
d. Menjadikan setiap masyarakat melakukan penyesuaian
dengan aturan dan norma yang berlaku di lingkungan. Karena
setiap lingkungan memiliki tata aturan masing-masing

7
Ibid.

7
sehingga ketika kita berada dalam lingkungan tertentu harus
beradaptasi dengan norma-norma yang berlaku.

3. Ciri-ciri Norma Hukum


Sebagai ciri khas suatu norma atau kaidah, tentunya norma
hukum memiliki ciri-ciri norma hukum yang juga menjadi pembeda.
Berikut ini ciri-ciri norma hukum yang harus diketahui:8
a. Berisi tentang tata cara kehidupan, norma hukum berisi
tentang aturan yang menjadi panduan bagi masyarakat ketika
menjalankan aktivitas atau hidup bermasyarakat.
b. Norma hukum tidak dibuat secara semena-mena, dalam
menciptakan norma hukum diperlukan keabsahan isi dan juga
tujuannya. Oleh sebab itu norma hukum diatur dan disahkan
oleh pemerintah atau melalui otoritas resmi.
c. Sifatnya mengikat dan memaksa, maka norma hukum harus
dipatuhi, artinya siapa pun masyarakat yang tinggal di suatu
wilayah atau daerah harus mematuhi norma hukum yang
berlaku karena memiliki nilai kekuatan.
d. Disepakati adanya Hukuman, bagi siapa pun masyarakat yang
tidak mematuhi norma hukum, maka di dalam norma hukum
juga sudah tercantum dan disepakati adanya hukuman.

4. Perlunya Norma Hukum


Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto menyatakan bahwa
norma hukum diperlukan karena:9
a. Tidak semua kepentingan atau tata tertib telah dilindungi atau
diatur oleh norma kesopanan serta norma internal berupa
norma keagamaan dan norma kesusilaan.

8
Ibid.
9
Bayu Dwi Anggono, Ilmu Perundang-Undangan, UPT Penerbitan, Universitas Jember, 2021,
hal.21.

8
b. Sanksi-sanksi pelanggaran terhadap norma internal bersifat
psikis, sangat abstrak, sedangkan sanksi terhadap pelanggaran
norma hukum bersifat fisik dan nyata (konkret).
c. Sifat memaksanya sangat jelas dan dapat dipaksakan oleh alat
negara (pemerintah), sedangkan norma etika tidak dapat
dipaksakan oleh pemerintah karena penerapannya didasari
atas dorongan dari dalam diri pribadi manusia.

5. Macam-macam Norma Hukum


Maria Farida mengemukakan ada beberapa kategori norma hukum
dengan melihat bentuk dan sifatnya, yaitu:10
a. Norma hukum umum dan norma hukum individual.
Norma hukum umum adalah suatu norma hukum yang
ditujukan untuk orang banyak (addressatnya) umum dan tidak
tertentu. Sedangkan norma hukum individual adalah norma
hukum yang ditujukan pada seseorang, beberapa orang atau
banyak orang yang telah tertentu.
b. Norma hukum abstrak dan norma hukum konkret.
Norma hukum abstrak adalah suatu norma hukum yang
melihat pada perbuatan seseorang yang tidak ada batasnya
dalam arti tidak konkret. Sedangkan norma hukum konkret
adalah suatu norma hukum yang melihat perbuatan seseorang
itu secara lebih nyata (konkret).
c. Norma hukum yang terus-menerus dan norma hukum yang
sekali-selesai.
Norma hukum yang berlaku terus menerus (dauerhaftig)
adalah norma hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh
waktu, jadi dapat berlaku kapan saja secara terus menerus,
sampai peraturan itu dicabut atau diganti dengan peraturan
yang baru. Sedangkan norma hukum yang berlaku sekali-
selesai (einmalig) adalah norma hukum yang berlakunya
hanya satu kali saja dan setelah itu selesai, jadi sifatnya hanya
menetapkan saja sehingga dengan adanya penetapan itu
norma hukum tersebut selesai.
d. Norma hukum tunggal dan norma hukum berpasangan.

10
Maria Farida Indrati, Ilmu Perundang-undangan : Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Kanisius,
Yogyakarta, 2007, hal. 26.

9
Norma hukum tunggal adalah norma hukum yang berdiri
sendiri dan tidak diikuti oleh suatu norma hukum lainnya jadi
isinya hanya merupakan suatu suruhan tentang bagaimana
seseorang hendaknya bertindak atau bertingkah laku.
Sedangkan norma hukum berpasangan terbagi menjadi dua
yaitu norma hukum primer yang berisi aturan/patokan
bagaimana cara seseorang harus berperilaku di dalam
masyarakat dan norma hukum sekunder yang berisi tata cara
penanggulangannya apabila norma hukum primer tidak
dipenuhi atau tidak dipatuhi.

G. TEORI HIERARKI NORMA HUKUM (Stufentheorie)


Menurut Hans Kelsen, norma itu berjenjang berlapis-lapis dalam
suatu susunan hierarki. Pengertiannya, norma hukum yang dibawah
berlaku dan bersumber, dan berdasar dari norm yang lebih tinggi, dan
norma lebih tinggi juga bersumber dan berdasar dari norma yang lebih
tinggi lagi begitu seterusnya sampai berhenti pada suatu norma tertinggi
yang disebut sebagai Norma Dasar (Grundnorm) dan masih menurut Hans
Kelsen termasuk dalam sistem norma yang dinamis. Oleh sebab itu,
hukum selalu dibentuk dan dihapus oleh lembaga-lembaga otoritas-
otoritasnya yang berwenang membentuknya, berdasarkan norma yang
lebih tinggi, sehingga norma yang lebih rendah (Inferior ) dapat dibentuk
berdasarkan norma yang lebih tinggi (superior), pada akhirnya hukum
menjadi berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis membentuk suatu Hierarki.
Hans nawiasky, salah seorang murid Hans Kelsen, mengembangkan
teori gurunya tentang teori jenjang norma dalam kaitan dengan suatu
negara. Hans Kelsen dalam bukunya : allegemeine Rechtslehre
mengemukahkan bahwa sesuai dengan teori Hans Kelsen suatu norma
hukum dari negara manapun selalu berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang,
dimana norm a yang dibawah berlaku , berdasar dan bersumber dari norma
yang lebih tinggi lagi, norma yang lebih tinggi berlaku , berdasar dan
bersumber dari orma yang lebih tinggi lagi, sampai pada suatu norma yang
tertinggi disebut Norma Dasar. Tetapi Han Nawiasky juga berpendapat
selain norma itu berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang, norma hukum dari
suatu negara itu juga berkelompok-kelompok. Hans Nawiasky juga
mengelompokan norma-norma hukum dalam suatu negara itu menjadi
empat kelompok besar yang terdiri atas :11
1. Kelompok I: staatsfundamentalnorm (Norma Fundamental
Negara)
11
Joko Widarto, Diktat Ilmu Perundang-Undangan, Universitas Esa Unggul, 2020, hal. 41.

10
Menurut Hans Nawiasky, isi Staatfundamentalnorm ialah
norma yang merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi atau
undang-undang dasar suatu negara (staatsverfassung), termaksud
norma pengubahannya, dalam negara norma dasar ini disebut juga
sebagai landasan dasar filosofisnya yang mengandung kaidah-
kaidah dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut.
2. Kelompok II : Staatgrundgesetz (Auran dasar/pokok negara)
Aturan dasar negara adalah aturan pokok negara
(Staatsgrudgesetz) merupakan kelompok norma hukum yang
diabwa norma fundamental negara, norma-norma dari aturan
dasar/pokok negara ini merupakan aturan Yang bersifat pokok
danmerupaka n aturan-aturan umumyang masih bersifat garis besar
sehingga masih merupakan normal tunggal dan belum disertai
norma sekunder. Menurut Hans Nawiaky, suatu aturan dasar/ pkok
suatu negara dapat dituangkan dalam suatu dekomen negara yang
disebut staatsgrudgesetz atau dapat juga dituangkan dalam
beberapa dekumen yang tersebar yang disebut istilah
Staatsgrundgesetz.
Di dalam aturan pokok biasanya diatur mengenai pembagian
kekuasaan negara dipuncak pemerintahan, dan selain itu diatur juga
hubungan antara lemabaga-lembaga tinggi/tertinggi negara serta
diatur hubungan antar negara dan warga negara. Di negara
Indonesia maka aturan pokok tersebut tertuang dalam Batang
Tubuh UUD 1945 dan ketetapan Majelis pemusyawaratan.
3. Kelompok III : Formell Gesetz (Undang-undang formal)
Ini merupakan kelompok yang merupakan dibawah aturan
dasar /pokok negara, atau disebut Undang-undang dalam arti
(Formal) berbeda dengan kelompok-kelompok diatasnya, maka
norma dalam suatu undang-undnag adalah norma yang kongkrit
terinci serta dapat langsung berlaku dalam suatu masyarakat.
Norma hukum dalam undang-undang ini tidak hanya norma yang
bersifat tunggal, tetapi sebagai norma hukum sudah dilekati oleh
norma sekunder disamping norma primernya, sehingga suatu
undang-undang sudah dapat mencantumkan norma yang berisi
sanksi, baik itu sanksi pidana maupun sanksi perdata. Dan norma
ini berbeda dengan norma yang lain karena norma ini dibentuk
oleh lembaga legislatif.
4. Kelompok IV: Verordnung dan autonome satzung (aturan
pelaksana dan aturan otonom).

11
Kelompok hukum norma terakhir adalah peraturan pelaksana
(Verordnung)dan peraturan Otonom (autonomer satzung) ini
merupakan peraturan yang etrletak dibawah undang-undang yang
berfungsi menyelenggarakan ketentuan dalam undang-undang,
dimana peraturan pelaksana bersumber dari kewenangan delegasi,
sedanggkan otonom bersumber dari kewenangan atribusi.

12

Anda mungkin juga menyukai