Anda di halaman 1dari 7

PENGENALAN NORMA DALAM KEHIDUPAN

SEHARI-HARI

KELOMPOK 1 :

ERVARETHA THAHIRAH PURNAMASARI

FAKHRI ROJAA MISBAHUDDIN

GILBRAN FAHMI ALMUFAKY

MUHAMAD GIA MARDHOTILLAH

ZHAGAT SATRIA RAMDHANI

SMK MAHAPUTRA CERDAS UTAMA

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam masa kini para siswa sudah banyak kehilangan nilai norma, etika, dan moral.
Sebenarnya norma sosial itu tumbuh dari proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan
bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan mengalami sosialisasi untuk
menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah ada. Dalam hal ini norma, etika, dan moral
sangat berperan penting dalam menjalankan hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena
dengan ketiga hal tersebut kita bisa hidup damai sesama manusia berdasarkan norma yang
ada, etika kita, dan moral yang kita miiki. Tapi dalam akhir-akhir ini ketiga hal tersebut sudah
mulai menghilang karena itu kami disini membuat makalah tentang Norma, Etika, dan Moral.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Norma ?
2. Apa tujuan pembuatan Norma ?
3. Bagaimana contoh-contoh Norma dalam Kehidupan sehari-hari?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Norma


Bahasa latin norma berarti “siku-siku” (yang dipakai untuk mengukur), aturan dan
pedoman dasar. Kata sifatnya adalah normalis yang berarti menyelaraskan dengan ukuran.
Jika di artikan lebih luas pengertian norma adalah aturan-aturan yang berlaku dalam
masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis yang disertai dengan sanksi atau ancaman bagi
pelanggarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, norma memiliki 2 makna.
Pertama, aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Ia dipakai
sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan
berterima. Dalam pengertian ini, maka norma adalah sesuatu yang berlaku dan setiap
warga harus menaatinya. Kedua, aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai sebagai
tolak ukur untuk menilai atau memperbandingkan sesuatu.

Pada mulanya norma berbentuk secara tidak terencana. Pada saat itu, norma hanya
sebagai konsekuensi hidup bersama. Aturan atau norma ini hanya berupa perintah lisan dari
orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Lama-kelamaan perintah lisan tersebut
berkembang menjadi aturan atau norma tertulis yang sengaja dibuat agar lebih muda
dipelajari dan tidak mudah untuk berubah-ubah.

Dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat aturan, kaidah atau norma, baik yang
berupa suatu keharusan, anjuran atau larangan. Kaidah atau norma yang ada di masyarakat ini
merupakan aplikasi atau perwujudan dari nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat tersebut.

Norma atau kaidah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam mengatur hubungan
antar anggota masyarakat. Norma menjadi panduan, tatanan dan pengendalian tingkah laku
warga. Norma juga menjadi criteria bagi masyarakat untuk mendukung atau menolak
perilaku seseorang. Oleh Karena itu, pola kelakuan yang telah sesuai dengan norma selalu
mengandung unsur pembelaan.

Pada dasarnya anggota masyarakat mengetahui, mengerti dan menghargai adanya


norma yang ada di masyarakat yang harus di patuhi. Namun, dalam pelaksanaannya selalu
ada penyimpangan-penyimpangan dengan berbagai alasan.

3
2.2. Tingkatan dan Jenis-Jenis Norma Dalam Masyarakat :

A. Tata Cara (Usage)


Adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya atau norma dengan sanksi
yang sangat ringan terhadap pelanggarnya karena orang yang melanggar hanya
mendapatkan sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan saja. Cara atau
usage menunjuk pada suatu perbuatan yang berkaitan dengan hubungan antarindividu
dalam masyarakat.

B. Kebiasaan (Folkways)
Adalah suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage,
karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga
menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari
perbuatannya.

C. Tata kelakuan (Mores)


Adalah aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau
kontrol secara sadar atau tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya.
Pelanggaran terhadap kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum
atau bahkan dirajam.

D. Adat Istiadat (Custom)


Adalah norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga angota-
anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapat sanksi keras yang
secara langsung dikenakan kepada pelanggar adat istiadat tersebut.

E. Hukum (Law)
Adalah norma-norma yang dirumuskan dan diwajibkan secara jelas dan tegas
serta berlaku bagi semua masyarakat. Hukum merupakan norma yang tertulis dan
dibukukan serta diberlakukan secara resmi dalam bentuk kitab Undang-Undang
Hukum Pidana. Pelanggaran terhadap norma hukum dikenakan hukuman yang tegas
sesuai peraturan hukum yang berlaku.

2.3. Macam-Macam Norma :

1. Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari tingkah laku yang berlaku di masyarakat
seperti cara berpakaian, cara bersikap, bergaul dan berbicara. Norma ini bersikap
relatif artinya penerapannya berbeda di berbagai tempat, lingkungan dan waktu.

4
2. Norma Hukum
Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sanksi norma hukum bersifat mengikat dan
memaksa.

3. Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran atau kaidah suatu agama. Norma
ini bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluk dan
penganutnya.Yang taat akan mendapatkan keselamatan di akhirat, sedangkan yang
melanggar akan mendapatkan hukuman di akhirat.

4. Norma Kebiasaan
Merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.

5. Norma Kesusilaan
Di dasarkan pada hati nurani dan akhlak manusia. Norma kesusilaan bersifat
universal, artinya setiap orang di dunia ini memilikinya, hanya bentuk dan
perwujudannya saja yang berbeda.

2.4. Fungsi Norma :


 Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok msayarakat dalam
rangka mencapai masyarakat yang sejahtera, tentram, tertib dan aman.
 Sebagi pedoman cara berfikir dan bertindak
 Sebagi pedoman yang mengatur kehidupan masyarakat.

2.5. Tentang Norma :

Norma diperlukan agar interaksi antarmanusia dapat berjalan dengan baik,


saling menghormati, saling memberi, tolong menolong dalam kebajikan, dan
menyayangi. Norma menjadi harapan agar
kehidupan dapat berjalan secara harmonis, tidak saling menafikan, tidak saling
membenci dan bermusuhan. Norma menjadi cara agar penyelenggaraan kehidupan dapat
berjalan dengan indah.

5
Ia ada jauh lebih dahulu dibanding konstitusi atau regulasi dalam sebuah negara. Norma
terkadang sangat lokal atau berbasis lokalitas. Namun, norma terkadang
demikian meluas, menjangkau seluruh umat manusia melewati batas-batas negara.
Sifatnya terkadang universal.
Norma merupakan kesepakatan sosial. Kisi-kisi kesepakatan dapat bersumber
dari manapun dari hati nurani manusia, dari pergaulan antarmanusia dalam masyarakat, dari
Tuhan Yang Maha Esa melalui ajaran agama, dan bersumber dari hukum
atau peraturan perundang-undangan. Usia norma dapat panjang, dapat pula pendek.
Terkadang, norma menyesuaikan perkembangan zaman. Oleh karena itu, aturan
main dalam norma dapat berubah setiap saat. Terkadang rigid (kaku) tetapi terkadang sangat
fleksibel.

Sebagai warga negara, kita mendasarkan kepada perundang-undangan yang


ditetapkan oleh penyelenggara negara. Dan sebagai anggota masyarakat, kita mendasarkan
kepada aturan main bersama, yang terkadang disebut norma dan kadang
disebut tradisi atau adat. Jika konstitusi ada yang tertulis dan tidak tertulis, maka norma pun
demikian: terkadang tertulis dan terkadang sekedar dituturkan sebagai sabda
suci untuk aturan bermasyarakat.

Bila konstitusi atau regulasi negara memiliki ganjaran (reward) dan hukuman
(punishment), demikian juga dengan norma. Dalam norma, yang melanggar akan
mendapat hukuman dengan ketentuan yang telah disepakati anggota masyarakat.
Dan yang menunaikan norma dengan baik, maka seseorang akan mendapatkan
ganjaran, setidaknya berupa pujian. Hadiah dan hukuman dalam norma, terkadang
berupa pemberian dan sanksi sosial (kultural). Bukan pemberian material ataupun
hukuman fisik, tetapi berupa pujian karena melaksanakan norma, atau gunjingan
(bahkan dijauhi) karena melanggar aturan yang telah disepakati dalam norma.

Contoh norma dalam kehidupan sehari-hari adalah Peraturan RT. Di dalamnya,


misalnya, tentang bagaimana cara untuk mengurus KTP atau mendapatkan Pengantar Surat
bila ingin mengurus izin berusaha di tingkat desa sampai kabupaten/kota.
Ada aturan yang lebih sederhana, bagaimana agar semua warga tiap malam ikut ronda
kampung untuk menjaga keamanan.

Ada pula norma yang tidak ditulis, seperti antartetangga harus saling membantu
jika ada kesulitan. Antarwarga tidak boleh melakukan aktivitas yang dapat mengganggu
tetangga, seperti membunyikan musik keras-keras, dan lain sebagainya.

Di lembaga pendidikan, seperti sekolah tempat kita menuntut ilmu, ada pula
aturan main. Ada banyak pasal-pasal yang tertulis dan ada aturan main yang tidak
tertulis. Yang tertulis, antara lain, dalam bentuk tata tertib peserta didik dalam kelas.

6
Yang tidak tertulis, misalnya, peserta didik harus saling membantu bila ada kesulitan
dan saling menghormati atas perbedaan

BAB III
PENUTUP

2.6 Simpulan
Dengan demikian, pemahaman tentang norma dalam kehidupan sehari-hari membantu
kita berinteraksi secara positif dengan lingkungan dan orang lain. Norma membentuk
pedoman perilaku yang diterima oleh masyarakat, membantu menciptakan harmoni sosial
dan penghargaan terhadap perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai