Anda di halaman 1dari 24

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok

masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatankesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi
siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat
ulangan tidak boleh meneruskan ulangan.
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini
dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara
sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang
pantas atau wajar.

Daftar isi

1 Tingkatan norma sosial


o 1.1 Cara (usage)
o 1.2 Kebiasaan (folkways)
o 1.3 Tata kelakuan (mores)
o 1.4 Adat istiadat (custom)

2 Lihat pula

Tingkatan norma sosial


Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat
tetapi tidak secara terus-menerus.
Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.

Kebiasaan (folkways)

Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang
dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.
Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta. kesopanan dalam berperilaku /
berpenampilan sopan

Tata kelakuan (mores)


Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari
sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh
sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur
memaksa atau melarang suatu perbuatan.
Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.

Adat istiadat (custom)


Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat
kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang mem
http://id.wikipedia.org/wiki/Norma_sosial

Pengertian dan Macam-Macam Norma Sosial


Published

1. Pengertian Norma Sosial


Norma sosial menurut Soerjono Soekanto (1989) sebagai aturan yang berlaku di dalam
masyarakat yang disertai dengan sanksi bagi individu atau kelompok bila melanggar aturan
tersebut. Sanksi bisa berupa teguran, denda, pengucilan, atau hukuman fisik. Individu wajib
mematuhi norma yang telah dirumuskan.
Norma sosial dibutuhkan untuk mewujudkan nilai-nilai sosial. Ketika masyarakat menyepakati
perlunya persatuan dan kebersamaan di antara warga masyarakat, dibuatlah suatu aturan bersikap
serta bertindak yang dapat mewujudkan nilai persatuan dan kebersamaan itu. Setiap individu
mesti mengatur sikap dan tindakannya saat berinteraksi dengan pihak lain. Dia harus bersikap
sopan, menjaga kehormatan orang lain, dan tidak merendahkan harga diri sesamanya. Inilah satu
bentuk norma yang berkaitan dengan nilai persatuan dan kebersamaan dalam hidup masyarakat.
2. Norma Berdasarkan Kekuatan Mengikatnya

Norma-norma yang hidup di masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada
norma yang daya ikatnya lemah. Ada pula norma sosial yang mempunyai daya ikat kuat. Karena
daya ikatnya yang kuat, maka warga masyarakat tidak berani melanggar norma tersebut.
Berdasarkan kekuatan mengikatnya, Soerjono Soekanto (1989) menuliskan empat norma, yaitu
cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat-istiadat (custom). Urutan
tersebut disusun dari norma yang paling lemah daya ikatnya hingga norma yang berkekuatan
mengikat
paling
kuat.
a.
Cara
(Usage)
Cara menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Cara lebih menonjol dalam hubungan antarindividu
dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap cara tidak akan mengakibatkan hukuman yang
berat. Individu yang melanggar cara hanya sekadar dicela oleh individu yang lain. Contoh cara
ialah melipat lembar halaman buku untuk menandai bagian buku yang telah dibaca.
b.
Kebiasaan
(Folkways)
Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena
banyak orang menyukai perbuatan tersebut. Sedangkan menurut R.M. Mac Iver dan Charles H.
Page seperti dikutip Soerjono Soekanto (1989), kebiasaan merupakan perikelakuan yang diakui
dan diterima oleh masyarakat.
Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara. Perbuatan
menghormati orang yang lebih tua usianya adalah contoh kebiasaan di masyarakat.
c.
Tata
kelakuan
(Mores)
Menurut Mac Iver dan Page seperti dikutip Soerjono Soekanto (1989), kebiasaan yang diterima
sebagai norma-norma pengatur berarti telah meningkat menjadi tata kelakuan (mores). Tata
kelakuan digunakan oleh masyarakat secara sadar maupun tidak sadar untuk mengawasi warga
masyarakat. Tata kelakuan memaksa warga masyarakat agar bertindak sesuai dengan norma
tersebut.
Tata kelakuan sangat penting bagi masyarakat karena:
1) Tata kelakuan memberikan batas-batas kelakuan individu. Tata kelakuan dapat memerintah
atau melarang anggota masyarakat melakukan suatu perbuatan.
2) Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya. Individu dipaksa oleh tata
kelakuan untuk menyesuaikan tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku. Kesediaan
individu mematuhi tata kelakuan yang berlaku mendorong masyarakat untuk menerima individu
tersebut.

3) Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota masyarakat. Karena tata kelakuan berlaku
untuk semua warga dari segala tingkatan usia, golongan, dan jenis kelamin, maka tata kelakuan
menjaga keutuhan dan kerja sama antara anggota masyarakat itu.
d.
Adat-Istiadat
(Custom)
Soerjono Soekanto (1989) mencontohkan adat-istiadat yang melarang terjadinya perceraian
antara suami istri yang berlaku pada umumnya di daerah Lampung. Suatu perkawinan dimaknai
sebagai kehidupan bersama yang sifatnya abadi dan hanya terputus jika salah satu meninggal
dunia (cerai mati). Apabila terjadi perceraian, maka tidak hanya yang bersangkutan yang
tercemar namanya. Bahkan seluruh keluarga dan sukunya. Akibatnya, suami istri yang bercerai
akan dikucilkan dari masyarakat. Pengucilan itu juga menimpa keturunan dari orang tersebut
sampai dia dapat mengembalikan ke keadaan semula. Untuk mengembalikan nama baik yang
rusak akibat perceraian tadi, diperlukan suatu upacara adat khusus yang membutuhkan biaya
yang besar sekali.
3. Macam-Macam Norma sosial
Menurut kajian sosiologi, bermacam-macam norma sosial itu dapat dikelompokkan menjadi
beberapa
pengertian
berikut.
a.
Norma
Agama
Norma agama berasal dari Tuhan Yang Maha Esa yang diajarkan kepada manusia melalui ajaran
agama. Contohnya, tindakan berpuasa di kalangan umat muslim serta ajaran untuk tidak
merugikan orang lain. Orang yang melanggar norma agama akan mendapat dosa.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan berasal dari hati nurani sehingga seseorang dapat membedakan antara
perbuatan yang dianggap baik dengan perbuatan yang dianggap buruk. Contoh norma kesusilaan
antara lain anak harus menghormati orang tuanya atau setiap orang dilarang melakukan
hubungan seksual di luar nikah. Orang yang melanggar norma kesusilaan akan dikucilkan secara
fisik dan batin.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan mengarah pada tingkah laku yang dianggap wajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Contoh norma kesopanan ialah mengucapkan salam saat memasuki rumah orang
lain, menyapa kenalan yang kita temui di jalan, atau makan dengan menggunakan tangan kanan.
Pelanggaran terhadap norma ini akan dikenai celaan, kritik, dan lain-lain.
d. Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan menunjuk pada perbuatan yang diulang-ulang karena disenangi oleh banyak
orang. Contohnya, jika bepergian ke tempat yang jauh, kita membelikan oleh-oleh untuk

keluarga dan tetangga dekat. Sanksi bagi pelanggar norma kebiasaan berupa celaan atau
pengucilan.
e. Norma Hukum
Norma hukum berupa rangkaian aturan yang berisi perintah dan larangan yang dibuat oleh
lembaga formal, seperti pemerintah. Contohnya, perintah memakai helm standar bagi
pengendara motor atau Undang-Undang Nomor 22 tentang Pemerintahan Desa. Pelanggaran
terhadap norma hukum akan dikenai denda, penjara, bahkan hukuman mati.
4. Peran Norma Sosial
Norma pada hakikatnya merupakan petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berlaku dalam pergaulan hidup seharihari. Norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk
mendukung atau menolak perilaku.
Norma sosial berfungsi sebagai pedoman kehidupan bagi warga masyarakat. Norma sosial
dipelajari dalam proses sosialisasi, yaitu suatu proses seorang individu belajar berbagai hal yang
dibutuhkan dalam hidupnya. Norma yang telah dipelajari setiap warga masyarakat menentukan
tingkah laku dari individu pendukung nilai tertentu. Contohnya, seorang anak bersikap sopan dan
hormat kepada orang tua dan guru. Contoh tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
menganut nilai tentang kesopanan. Dengan kata lain, norma mengatur agar manusia dapat
mengerti tata cara yang berlaku.
Para sosiolog memahami norma sosial sebagai suatu patokan tingkah laku yang berbentuk kodekode. Kode berupa peraturan-peraturan yang mengandung sanksi atau hukuman. Kode atau
peraturan tersebut bisa bersifat memaksa. Seperti pada kode kehakiman yang tercantum dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
mengandung hukuman berupa denda dan penjara.
Namun, kode sosial pada umumnya timbul dengan tanpa paksaan. Kode sosial dapat timbul
dengan tanpa paksaan karena sudah berlangsung lama sehingga diterima masyarakat secara
sukarela. Paling tidak ada tiga kode sosial menurut Hassan Shadily (1993) sebagai berikut.
a.
Kode
Etik
(Ethical
Code)
Ketika menyaksikan orang yang meludah di depan orang lain atau orang yang makan sambil
berjalan. Kalian mungkin akan mengatakan bahwa orang tersebut berbuat tidak sopan. Kemudian
akan mencibir atau mencemooh orang tersebut. Inilah yang disebut kode etik. Sekarang,
bagaimana sikapmu jika kalian menemui dua orang lelaki mengapit seorang wanita saat
berboncengan dengan satu sepeda motor?
b.
Kode
Moral
(Moral
Code)
Berbeda dengan kode etik, kode moral berupa tata cara perilaku yang baik dengan sanksi berupa

hukuman ganti rugi, denda, atau penjara. Pelanggaran terhadap kode moral akan merugikan
orang lain. Misalnya, kawanan pencuri sepeda motor dapat dijatuhi hukuman penjara karena
merugikan para korbannya. Aneka bentuk kriminalitas dapat dimasukkan sebagai contoh dalam
kode moral. Coba kemukakan contoh kriminalitas yang termasuk dalam kode moral.
c.
Kode
Agama
(Religion
Code)
Kode agama mengatur tata cara perilaku yang baik sesuai dengan petunjuk agama. Individu yang
mau mematuhinya akan mendapat pahala yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun, bagi
para pelanggarnya akan dikenakan sanksi berupa dosa. Jika kode agama dipatuhi, kehidupan
yang damai akan tercipta.
5. Pelanggaran terhadap Nilai dan Norma Sosial
Berdasarkan tingkat penyimpangan yang dilakukan, pelaku pelanggaran dapat diberi sebutan
sebagai
berikut.
a. Pembandel, jika ia tidak tunduk kepada nasihat orang-orang di lingkungan agar mau
mengubah
sikapnya
sesuai
kaidah.
b. Pembangkang, jika ia tidak mau tunduk kepada peringatan orang- orang yang berwenang di
lingkungannya.
c.
Pelanggar,
jika
ia
melanggar
norma-norma
sosial
yang
berlaku.
d. Penjahat, jika ia mengabaikan norma sosial sehingga menimbulkan kerugian harta dan jiwa di
lingkungannya.
http://www.siswapedia.com/pengertian-dan-macam-macam-norma-sosial
Pengertian dan ciri-ciri Norma sosial
Posted by Rizki Puji Friday, 6 December 2013 4 comments

Pengertian Norma Sosial, Ciri-Ciri Norma Sosial, Klasifikasi Norma


Sosial, Fungsi dan Peranan Norma Sosial merupakan pembahasan dari
postingan
kali
ini.
Silakan
menikmati.

Secara Teoritis, norma tidak akan terbentuk tanpa adanya interaksi


manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kajian ilmiah tentang
kelakuan manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak luput dari
perhatian. Secara Normatif, hal-hal yang dilakukan manusia dalam
berinteraksi sesamanya diatur menurut hukum. Sebagai visi dari kajian
ilmu Sosiologi, norma sosial memperkenalkan pemahaman norma-

norma yang berlaku dalam masyarakat. Guna menghindari perilaku


yang tidak sesuai dengan norma yang di bentuk bersama.

Sosiologi lahir pada saat transisi menuju masyarakat baru sekitar abad
ke-19. Norma merupakan bagian kecil dari ilmu sosiologi.Dimana
norma bersifat mengatur perilaku manusia dalam kehidupan seharihari.

Dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di indonesia.


Norma dan nilai sosial di maknai sebagai kajian ilmiah tentang
pendidikan sosiologi. Sesuai dengan tujuan negara yaitu, ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1. PENGERTIAN NORMA SOSIAL

Norma adalah peraturan hidup yang tumbuh dalam masyarakat


sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam kehidupan
masyarakat. Dengan ditaatinya norma-norma tersebut maka
kehidupan bermasyarakat tentunya ada dalam kedamaian dengan
toleransi tinggi. Guna mendukung tercapainya nilai yang dianut, tentu
dibutuhkan norma-norma sebagai aturan berperilaku.

Norma merupakan sekumpulan pendapat tentang bagaimanakah


seharusnya manusia itu harus bertingkah laku bahkan harus bertindak
yang pantas sehingga keharusan dan kepantasan itu menjadi terbiasa
dan selanjutnya diturunkan secara turun-temurun hingga mewujudkan
peraturan-peraturan hidup dalam pergaulan kehidupan masyarakat.

Definisi norma menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a. Jhon J. Macionis
Menurut Jhon J. Macionis, norma adalah aturan-aturan dan harapanharapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya.

b. Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm


Menurut mereka, norma adalah standar perilaku yang mapan yang
dipelihara oleh masyarakat.

c. Craig Calhoun
Menurutnya norma adalah aturan atau pedoman yang menyatakan
tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak.

d. Broom and Selznic


Menurut mereka, norma adalah rancangan ideal perilaku manusia yang
memberikan batas-batas bagi anggota masyarakat dalam mencapai
tujuan hidupnya.

e. Giddens
Menurutnya norma adalah prinsip atau aturan yang konkret yang
seharusnya diperhatikan oleh warga masyarakat.

2. CIRI-CIRI NORMA SOSIAL

Norma sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Umumnya tidak tertulis;

b. Hasil dari kesepakatan masyarakat;

c. Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya;

d. Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus


menghadapi sanksi;

e. Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan perubahan sosial,


sehingga norma sosial bisa mengalami perubahan, Artinya norma
sosial bersifat fleksibel dan luwes terhadap perubahan sosial. Setiap
ada keinginan dari masyarakat untuk berubah, norma akan
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Meskipun tidak berubah
seluruhnya, aturan ini pasti akan mengalami perubahan.

3. KLASIFIKASI NORMA SOSIAL

Norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu


yang saling memengaruhi satu sama lain. Adapun macam-macam
norma tersebut antara lain :

a. Menurut Kekuatan Mengikat


Norma-norma yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan
mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang berdaya ikat lemah,
sedang, dan kuat. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat
norma-norma tersebut, dikenal empat pengertian norma, yaitu cara
(usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan adat istiadat
(custom).

1. Cara (Usage)

Norma ini mempunyai daya ikat yang sangat lemah dibanding dengan
kebiasaan. Cara (usage) lebih menonjol di dalam hubungan
antarindividu. Suatu penyimpangan terhadap cara tidak akan
mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan.
Misalnya, cara makan dengan mengeluarkan bunyi. Orang yang
melakukannya akan mendapat celaan dari anggota masyarakat yang
lain karena dianggap tidak baik dan tidak sopan.

2. Kebiasaan (Folkways)

Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi daripada


cara (usage). Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan diulang-ulang
dalam bentuk yang sama yang membuktikan bahwa banyak orang
menyukai perbuatan tersebut. Contohnya kebiasaan menghormati
orang-orang yang lebih tua, membuang sampah pada tempatnya,
mencuci tangan sebelum makan, serta mengucapkan salam sebelum
masuk rumah. Setiap orang yang tidak melakukan perbuatan tersebut
dianggap telah menyimpang dari kebiasaan umum yang ada dalam
masyarakat.

3. Kelakuan (Mores)

Apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai cara perilaku


saja, tetapi diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan
tersebut menjadi tata kelakuan. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat
yang hidup dari kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat
pengawas oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Tata
kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan, namun di lain
pihak merupakan larangan, sehingga secara langsung menjadi alat
agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya
dengan tata kelakuan tersebut. Dalam masyarakat, tata kelakuan
mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Memberikan batas-batas pada kelakuan individu

Setiap masyarakat mempunyai tata kelakuan masing-masing, yang


seringkali berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya
pada suatu masyarakat perkawinan dalam satu suku dilarang, tetapi di
suku lain tidak ada larangan.

b. Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya

Di satu pihak tata kelakuan memaksa orang agar menyesuaikan


tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku, di lain pihak
diharapkan
agar
masyarakat
menerima
seseorang
karena
kesanggupannya untuk menyesuaikan diri.

c. Menjaga solidaritas di antara anggota-anggotanya

Misalnya tata pergaulan antara pria dan wanita yang berlaku bagi
semua orang, segala usia, dan semua golongan dalam masyarakat.

4. Adat Istiadat (Custom)

Tata kelakuan yang berintegrasi secara kuat dengan pola-pola perilaku


masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat. Anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapatkan sanksi
keras. Contohnya hukum adat masyarakat Lampung yang melarang
terjadinya perceraian antara suami istri. Apabila terjadi perceraian,
maka tidak hanya nama orang yang bersangkutan yang tercemar,

tetapi juga seluruh keluarga, bahkan seluruh suku. Oleh karena itu,
orang yang melakukan pelanggaran tersebut dikeluarkan dari
masyarakat, termasuk keturunannya, sampai suatu saat keadaan
semula pulih kembali. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan upacara adat khusus (yang biasanya membutuhkan biaya
besar).

b. Menurut Bidang-bidang Kehiduan Tertentu

Apabila digolongkan menurut bidang kehidupan tertentu, dalam


masyarakat ada enam golongan utama norma, yaitu norma agama,
norma kesopanan, norma kelaziman, norma kesusilaan, norma hukum,
dan mode.

1. Norma Agama

Norma agama adalah suatu petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan
bagi penganut-Nya agar mereka mematuhi segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.
Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan bahwa peraturanperaturan hidup itu berasal dari Tuhan dan merupakan tuntunan hidup
ke jalan yang benar. Daya ikat norma agama sebenarnya cukup kuat,
namun karena sanksi yang diterima tidak langsung, masyarakat
cenderung bersikap biasa-biasa saja apabila melanggar aturan yang
telah digariskan agama.

Namun, bagi orang yang tingkat pemahaman agamanya tinggi,


melanggar aturan dalam agama berarti dia akan masuk neraka kelak
dalam kehidupan di akhirat. Contohnya larangan mengambil barang
milik orang lain, larangan berdusta, larangan berzina, dan lain-lain.

2. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan


segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan seharihari sekelompok masyarakat. Peraturan hidup yang dijabarkan dari
rasa kesopanan ini diikuti dan ditaati sebagai pedoman yang mengatur
tingkah laku manusia dalam masyarakat. Norma kesopanan ini lebih
bersifat khusus. Mengapa demikian? Karena setiap wilayah memiliki
aturan dan tata pergaulan yang berbeda-beda. Selain itu, sesuatu yang
dianggap sopan oleh suatu masyarakat tertentu belum tentu sopan
untuk masyarakat lain. Misalnya, di sebagian besar negara Eropa,
memegang kepala orang yang lebih tua merupakan hal yang biasa,
bahkan pada peristiwa tertentu hal itu justru dianggap sebuah
penghormatan. Namun, di Indonesia hal itu dianggap tidak sopan dan
merupakan penghinaan.

3. Norma Kelaziman

Segala tindakan tertentu yang dianggap baik, patut, sopan, dan


mengikuti tata laksana seolah-olah sudah tercetak dalam kebiasaan
sekelompok manusia disebut dengan norma kelaziman. Jumlah
kelaziman sangat banyak dan hampir memengaruhi setiap tindakan
dan gerak-gerik kita. Sifatnya pun berbeda-beda dari masa ke masa,
dalam setiap bangsa, dan di setiap tempat.

Perbedaan sifat kelaziman itu disebabkan oleh berubahnya cara-cara


untuk berbuat sesuatu dari masa ke masa. Serta tergantung pada
kebudayaan yang bersangkutan. Umpamanya, masyarakat kita dulu
makan dengan menggunakan tangan, kini sudah menggunakan
sendok. Ada juga bangsa atau masyarakat yang tidak mengenal
sendok, tetapi menggunakan sumpit. Orang yang melakukan
penyimpangan dari kelaziman ini dianggap aneh, ditertawakan, atau
diejek.

4. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan dianggap sebagai aturan yang datang dari suara hati
sanubari manusia. Peraturan-peraturan hidup ini datang dari bisikan
kalbu atau suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setiap orang
sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya. Penyimpangan dari
norma kesusilaan dianggap salah atau jahat, sehingga pelanggarnya
akan diejek atau disindir. Misalnya, anak yang tidak menghormati
orang tua akan diejek dan disindir karena tindakan itu dianggap
tindakan asusila.
Apabila penyimpangan kesusilaan dianggap keterlaluan, maka
pelakunya akan diusir atau diisolasi. Contohnya, orang yang
melakukan perkawinan sumbang (incest) akan diusir dari lingkungan
kelompok tempat tinggalnya karena tindakan itu dapat meresahkan
masyarakat. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan tidak dihukum
secara formal, tetapi masyarakatlah yang menghukumnya secara tidak
langsung.

5. Norma Hukum

Semua norma yang disebutkan di atas bertujuan untuk membina


ketertiban dalam kehidupan manusia, namun belum cukup memberi
jaminan untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat. Hal itu
mengingat norma-norma di atas tidak bersifat memaksa dan tidak
mempunyai sanksi yang tegas apabila salah satu peraturannya
dilanggar.
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu norma yang dapat
menegakkan tatanan dalam masyarakat serta bersifat memaksa dan
mempunyai sanksi-sanksi yang tegas. Jenis norma yang dimaksud
adalah norma hukum. Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak

tertulis yang berisi perintah atau larangan yang memaksa dan yang
menimbulkan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya.

Hukum sebagai sistem norma berfungsi untuk menertibkan dan


menstabilkan kehidupan sosial. Selain itu, hukum juga berfungsi
sebagai sistem kontrol sosial. Oleh sebab itu, setiap tindakan akan
dikontrol oleh norma hukum dan hukum tersebut akan menjatuhkan
sanksi terhadap orang yang melanggarnya. Akhirnya, hukum dapat
mengaktifkan kembali suatu proses interaksi yang macet dan sekaligus
menentukan ketertiban dalam hubungan. Misalnya, dalam kasus
perselisihan wilayah Israel, Palestina, dan Lebanon yang berbuntut
pada pengeboman wilayah Lebanon oleh Israel, dan PBB bertindak
sebagai penengah. Ini menunjukkan bahwa hukum berlaku untuk
memfungsikan hubungan antarkekuasaan dan menjamin ketertiban.

Jadi, ciri-ciri norma hukum adalah :


Aturannya pasti;
Mengikat semua orang;
Memiliki alat penegak aturan;
Dibuat oleh penguasa;
Bersifat memaksa;
Sangsinya berat.

6. Mode

Mode (fashion) adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat
sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang.
Ciri utama mode adalah bahwa orang yang mengikutinya bersifat
massal, dan kalangan luas menggandrunginya. Mode banyak

dipengaruhi oleh gaya. Gaya dimaksudkan sebagai penjelmaan dari


cita-cita dan konsep keindahan baru serta teknologi baru. Cita-cita dan
konsep baru itu mempunyai dasar yang lebih dalam dan
mencerminkan perubahan-perubahan kemasyarakatan yang penting.
Misalnya mode pakaian, sepatu, tas, rambut, dan lainlain. Contohnya
pada suatu waktu di masyarakat berkembang tren rambut keriting,
kemudian berubah menjadi tren rambut lurus yang dikenal dengan
istilah rebonding setelah ditemukannya teknologi baru di bidang
pelurusan rambut. Contoh lainnya adalah perubahan mode pakaian
pada wanita, di mana suatu waktu berkembang tren para wanita
memakai rok mini, kemudian berubah ke rok panjang, dan selanjutnya
kembali lagi ke rok mini.

4. FUNGSI DAN PERANAN NORMA SOSIAL

Norma memiliki beberapa fungsi dan peranan yaitu :

Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat


pada wilayah tertentu.

Memberikan stabilitas
bermasyarakat.

Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan


sanksi dan aturan yang tegas bagi para pelanggarnya.

Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.

Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada


para
pelanggarnya,
sehingga
tidak
ingin
mengulangi
perbuatannya melanggar norma.

Wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku


suatu masyarakat.

dan

keteraturan

dalam

kehidupan

Referensi :

1. Rahardjo, Budi, dkk. 2011. Buku Ajar Sosiologi Kelas X Semester Ganjil.
Solo: CV. Trijaya Utama.

2. Sudarmi, Sri. 2009. Sosiologi 1 Kelas X SMA/ MA. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

credit
psikologiubm.blogspot.com

image

Inilah pembahasan pada postingan ini, jika ada pertanyaan maupun


saran mohon jangan segan-segan anda tuliskan di kolom komentar. :))
Categories: Ilmu Sosial
Related Post:
Ilmu Sosial

Pengertian Perjanjian Internasional

Pengertian Hubungan Internasional

Keaktifan Masyarakat dalam Kebijakan Publik

Sikap Anti Sosial

Pengertian Penyimpangan Sosial

4 komentar:

1.
januar surya12 March 2014 07:25

terima kasih, sangat membantu.


Reply
Replies

1.
abdul hadi13 March 2014 13:03

Sama-sama Masbro :)
Reply

2.
Ini Ciprut27 March 2014 00:26

Thanks sob Infonya, mampir dimari juga yach...


Reply
Replies

1.
Rizki Puji4 June 2014 21:09

sama-sama juga sob. :3


Reply
Load more...
Newer Post Older Post
Search...

Blog Archive

2014 (72)

2013 (45)
o

December (9)

Negara Maju dan Negara Berkembang

Proses Penciptaan Manusia

Pengertian dan Klasifikasi Fungi ( jamur )

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Perbedaan Ideologi terbuka dan Ideologi Tertutup

Pengertian Ideologi

Pengertian dan ciri-ciri Norma sosial

Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan

Macam - Macam Alat Optik

November (1)

October (1)

July (15)

May (8)

April (6)

March (5)

Category

Anatomi (3)

Astronomi (4)

Bahasa Inggris (6)

Biologi (42)

Fisika (6)

Fisiologi (6)

Geografi (22)

Ilmu Sosial (13)

Info Menarik (1)

Islam (6)

Kimia (6)

Sejarah (4)

Teknologi (1)

FOLLOW BUTTON

Anda mungkin juga menyukai