Anda di halaman 1dari 18

TEOLOGI MORAL

Kelompok 3

DIANA OCTAVIANI – 183114006 (MATEMATIKA MURNI)

MARIA AURELIA AFILA TUTONUGI- 188114039 (FARMASI)

RAVINDRA ARBI PUTRA-188114018 (FARMASI)

VINSENSIUS APOLLO KATUPU- 188114155 (FARMASI)

 Tindakan Manusia

Ada berbagai jenis tindakan manusia, yaitu :

1. Tindakan Naluriah
Adalah sebuah tindakan manusia yang dilakukan secara spontan sesuai naluri alami manusia. Contohnya
adalah ketika merasa lapar secara naluriah manusia akan makan, ketika kejatuhan air pada matanya,
manusia akan spontan menutup mata.
2. Tindakan Manusiawi
Kata manusiawi menunjuk pada kekhasan manusia disbanding makhluk lain, yaitu kesadaran pribadi
(akal) dan kehendak bebas. Kata manusiawi, dalam konteks tindakan, dipakai juga untuk menunjukkan
pada tindakan yang dapat diterima akal budi. Tindakan yang baik misalnya yang diterima akal budi, dan
tindakan intoleransi atau diluar batas toleransi yang tidak dapat diterima akal budi. Arti luas manusiawi
dapat diartikan juga tindakan yang terlibat dengan kesadaran, kehendak bebas, dan budi.
3. Tindakan Bermoral
Tindakan ini mengandung arti sempit dari tindakan manusiawi, yakni, kesadaran pribadi dan kehendak
bebas, ditambah dengan motivasi yang luhur.
 Kesadaran Pribadi
Tindakan bermoral mengandaikan adanya pertimbangan. Dan pertimbangan itu datang dari diri
sendiri, bukan pertimbangan orang lain. Hati merupakan symbol dari jati diri atau inti
kepribadian seseorang. Seberapa penuh kesadaran yang menyertai tindakan seseorang itu yang
menunjukkan seberapa penuh pula moralitas yang ada.
 Kehendak Bebas
Yang artinya, subjek tindakan menghendaki tindakan itu sendiri secara bebas. Melakukan
tindakan tersebut tanpa paksaan dari orang lain tetapi atas kemauan diri sendiri. Sebuah tindakan
bernilai moral tinggi jika tindakan itu dilakuka atas keinginan diri sendiri. Sebagai contoh kalau
orang dipaksa untuk berbuat baik, nialai kebaikannya kurang dari pada kalau ia melakukannnya
atas kemauan sendiri. Dan yang menanggung kekurangbaikkan itu adalah orang yang menyuruh.
 Motivasi Luhur
Motivasi luhur artinya bertujuan baik atau mulia. Maksud baik secara umum termaktub dalam
setiap norma. Norma yang berlaku umum tersebut, sekurang-kurangnnya dapat disebut dua hal
yakni :
a. Cintailah sesamemu seperti dirimu sendiri
b. Memajukan kesejahteraan bersama

Berhubungan dengan kesejahteraan pribadi jika terepenuhi 3 nilai pokok yakni, kelangsungan hidup, kebebasan,
dan kepercayaan.

Berhubungan dengan kelangsungan hidup mengandaikan terpenuhinya kebutuhan dasar yakni, pangan,
sandang, dan papan

 Nilai dan Norma

NORMA

Apa arti norma? Pengertian Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berperilaku dan berinteraksi
antar manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama-sama.

Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah,
atau pedoman. Namun beberapa orang mengatakan bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin, “Mos” yang
artinya kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat.Biasanya norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat
tertentu, misalnya etnis atau negara tertentu. Namun, ada juga norma yang sifatnya universal dan berlaku bagi
semua manusia.Norma merupakan aturan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi individu atau
kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut, maka akan
dikenakan sanksi yang berlaku. Dengan kata lain, norma memiliki kekuatan dan sifatnya memaksa.

Secara umum, fungsi dan peranan norma dalam masyarakat adalah sebagai pedomanbagi anggota masyarakat
dalam berperilaku di tengah-tengah masyarakat. Selengkapnya, berikut ini adalah beberapa fungsi norma bagi
masyarakat:

 Berfungsi sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat


 Menciptakan keteraturan dan stabilitas dalam bermasyarakat
 Sebagai dasar dalam memberikan sanksi kepada anggota masyarakat yang melanggar
 Menciptakan keterlibatan dan keadilan dalam bermasyarakat
 Membantu masyarakat dalam mencapai tujuan bersama
Kita dapat mengenali norma yang berlaku di masyarakat dengan memperhatikan karakteristiknya. Berikut ini
adalah ciri-ciri norma:

 Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali norma hukum


 Norma bersifat mengikat dan terdapat sanksi di dalamnya
 Norma merupakan kesepakan bersama anggota masyarakat
 Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku
 Anggota masyarakat yang melanggar norma dkenakan sanksi
 Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat

Jenis-Jenis Norma Dalam Masyarakat

1. Norma Agama

Norma agama merupakan pedoman hidup manusia yang sumbernya dipercaya dari Tuhan yang Maha Esa.
Norma ini bersifat dogmatis, tidak boleh dikurangi dan tidak boleh ditambah.Pemeluk agama tertentu meyakini
bahwa norma agama mengatur tentang peribadatan dan dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan juga
dengan penciptanya.Dalam norma agama terdapat sanksi yaitu berupa hukuman di akhirat. Dengan kata lain,
sanksi norma agama tidak langsung diberikan namun setelah manusia meninggal dunia.

Contoh Norma Agama

 Jangan mencuri
 Jangan berzina
 Jangan membunuh
 Jangan berbuat jahat dan kasar pada orang lain
 Melakukan perintah yang tertulis dalam kitab suci
 Melakukan peribadatan sesuai dengan kepercayaan

2. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan meruapakan aturan atau pedoman hidup yang dianggap sebagai suara sanubari manusia yang
berhubungan dengan baik-buruknya suatu perbuatan. Norma kesusilaan berasal dari moral dan hati nurani
manusia.Dalam norma kesusilaan biasanya pemberian sanksi bersifat tidak tegas. Bentuk sanksi norma
kesusilaan lebih banyak pada rasa malu, rasa bersalah, penyesalan atas pelanggaran.

Contoh Norma Kesusilaan

 Jujur pada orang lain


 Berbuat baik pada sesama
 Jangan mencuri hak milik orang lain
 Berlaku adil pada semua orang

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan merupakan peraturan yang muncul dari hubungan antar manusia dalam kelompok masyarakat
dan dianggap penting dalam pergaulan masyarakat. Norma ini bersumber dari masyarakat itu sendiri yang
sifatnya relatif dan berbeda-beda di berbagai lingkungan dan waktu.Sanksi yang diberikan kepada pelanggar
norma kesopanan sifatnya tidak tegas. Bentuk sanksi norma ini umumnya adalah celaan atau ejekan dari orang
lain, dikucilkan dari masyarakat.

Contoh Norma Kesopanan

 Memberikan salam/ menyapa pada orang lain


 Membuang sampah pada tempatnya
 Bertutur kata baik dan tidak kasar
 Menghargai orang yang lebih tua

4. Norma Hukum

Norma hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki wewenang
untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peraturan ini bersumber dari perundang-
undangan, yurisprudensi, kebiasaan, dan doktrin.Fungsi norma hukum ini antara lain:

 Sebagai pelengkap norma lain dengan sanksi yang tegas dan nyata
 Mengatur berbagai hal yang belum ada pada norma lain
 Terkadang norma hukum bertentangan dengan norma lain. Misalnya; hukuman mati, pada norma lain
ada larangan untuk membunuh
Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma hukum sifatnya tegas, memaksa, mengikat terhadap semua
orang. Misalnya hukuman penjara/ tahanan, denda, bahkan hukuman mati.

Contoh Norma Hukum

 Kewajiban membayar pajak


 Dilarang mencuri, merampok, dan korupsi
 Dilarang melakukan tindak kekerasan/ membunuh
 Kendaraan umum harus melalui rute khusus
 Semua pengendara wajib memperhatikan dan mengikuti rambu lalu lintas

5. Norma Kebiasaan

Norma kebiasaan merupakan aturan sosial yang terbentuk secara sadar atau tidak sadar dimana terdapat
petunjuk perilaku secara terus menerus yang akhirnya menjadi kebiasaan.Sanksi yang diberikan kepada
pelanggar norma kebiasaan ini biasanya berupa kritikan, cemoohan, bahkan dikucilkan dari masyarakat.

Contoh Norma Kebiasaan

 Mandi teratur setiap hari


 Menggosok gigi setiap hari agar nafas segar
 Membaca doa sebelum makan dan tidur
 Membelikan oleh-oleh pada orang tua atau kerabat
 Memberikan tip kepada pelayan

NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-citakan dan dianggap penting oleh masyarakat oleh
masyarakat.sesuatu dikatakan mempunyai nilai,apabila mempunyai /kegunaan,kebenaran,kebaikan,keindahan
dan religiositas.sedangkan Norma merupakan ketentuan yang berisi perintah-perintah atau larangan-larangan
yang harus dipatuhi warga masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai.
Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai merupakan sesuatu yang
abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan masyarakat.

 Djahiri (1999), nilai adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat
dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna secara fungsional.
 Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah harga atau kualitas sesuatu

Pengertian nilai sosial adalah :

 Ssegala sesuatu yang dianggap berharga oleh masyarakat.


 Anggapan masyarakat tentang sesuatu yang diharapkan, indah, dan benar - keberadaan nilai bersifat
abstrak dan ideal. 

Nilai sosial adalah segala sesuatu pandangan yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat yang kemudian
dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan diharapkan oleh masyarakat.

Pengertian norma sosial : aturan berperilaku dalam masyarakat.

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan
batasan wilayah tertentu.

Pengertian norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia.
Normal juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang
di dalamnya terkandung nilai benar/salah.

 Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara.
 Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang.

Norma merupakan suatu aturan-aturan yang berisi perintah,larangan,dan sanksi-sanksi bagi yang
melanggarnya.pada dasarnya norma merupakan

nilai,tetapi disertai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya.norma merupakan aturan-aturan dengan
sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan perorangan,kelompok,atau masyarakat
secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial

Nilai dapat dibagai menjadi tiga bagian yaitu :

1. Nilai material artinya segala sesuatu  yang berguna bagi manusia.


2. Nilai vital artinya segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitas atau
kegiatan.
3. Nilai kerohanian artinya  segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak
untuk membangun karakter atau watak anak. Pemikiran Lickona ini mengupayakan dapat digunakan untuk
membentuk watak anak, agar dapat memiliki karater demokrasi. Oleh karena itu, materi tersebut harus
menyentuh tiga aspek teori (Lickona), seperti berikut.

 Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral
(knowing moral value), pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning),
pengambilan keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).
 Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati
(emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and
huminity).
 Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan
(habbit).

Fungsi nilai sosial bagi kehidupan manusia:

 Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan "harga" sosial dari suatu kelompok.
 Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
 Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat
memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
 Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok.
 Sebagai alat pengawas perilaku manusia.

Fungsi Norma Sosial :

 Sebagai pedoman atau patokan perilaku pada masyarakat


 Merupakan wujud konkret dari nilai yang ada di masyarakat
 Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku masyarakat

Yang membedakan nilai dan norma adalah :

 Nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dipentingkan oleh masyarakat .
Sedangkan norma adalah kaidah atau pedoman , aturan berperilaku untuk mewujudkan keinginan dan
cita-cita tersebut , atau boleh dikatakan nilai adalah pola yang diinginkan sedangkan norma adalah
pedomana atau cara-cara untuk mencapai nilai tersebut.

 SUARA HATI/ HATI NURANI

Pengertian suara hati/ hati nurani:

KGK 1778 Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret
yang ia rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk secara moral. Dalam segala
sesuatu yang ia katakan atau lakukan, manusia berkewajiban mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu,
bahwa itu benar dan tepat. Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum
ilahi.

Hati nurani merupakan hukum yang diberikan oleh Allah dalam hati manusia.

KGK 1776 “Di lubuk hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri,
tetapi harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa
yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu, suara itu menggemakan dalam lubuk
hatinya: jauhkanlah ini, elakkanlah itu. Sebab dalam hatinya manusia menemukan hukum yang ditulis oleh
Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu,… Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar
sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapaan-Nya menggema dalam batinnya” (Gaudium et
Spes 16)
Gunanya suara hati adalah untuk memimpin manusia untuk berbuat baik dan menghindari berbuat jahat.

KGK 1777 Di dalam lubuk hati seseorang bekerjalah hati nurani (Bdk. Rm 2:14-16). Pada waktu tertentu ia
memberi perintah untuk melakukan yang baik dan mengelakkan yang jahat. Ia juga menilai keputusan konkret,
di mana ia menyetujui yang baik dan menolak yang jahat (Bdk. Rm 1:32). Ia memberi kesaksian tentang
kebenaran dalam hubungan dengan kebaikan tertinggi, yaitu Allah, oleh siapa manusia ditarik, dan hukum-
hukum Siapa manusia terima. Kalau ia mendengar hati nuraninya, manusia yang bijaksana dapat mendengar
suara Allah, yang berbicara di dalamnya.
4. Hati nurani itu dibentuk oleh pengetahuan yang kita dapat, sehingga pendidikan hati nurani merupakan tugas
seumur hidup. Sabda Tuhan merupakan Terang yang membentuk suara hati, yang harus kita terapkan dalam
hidup kita dalam iman dan doa, oleh bimbingan Roh Kudus, dibantu oleh kesaksian ataupun nasihat orang lain
dan juga oleh pengajaran Gereja.
KGK 1783 Hati nurani harus dibentuk dan keputusan moral harus diterangi. Hati nurani yang dibentuk baik
dapat memutuskan secara tepat dan benar. Dalam keputusannya ia mengikuti akal budi dan berorientasi pada
kebaikan yang benar, yang dikehendaki oleh kebijaksanaan Pencipta. Bagi kita manusia yang takluk kepada
pengaruh-pengaruh yang buruk dan selalu digoda untuk mendahulukan kepentingan sendiri dan menolak ajaran
pimpinan Gereja, pembentukan hati nurani itu mutlak perlu.
KGK 1784 Pembentukan hati nurani adalah suatu tugas seumur hidup. Sudah sejak tahun-tahun pertama ia
membimbing seorang anak untuk mengerti dan menghayati hukum batin yang ditangkap oleh hati nurani. Satu
pendidikan yang bijaksana mendorong menuju sikap yang berorientasi pada kebajikan. Ia memberi
perlindungan terhadap dan membebaskan dari perasaan takut, dari cinta diri dan kesombongan, dari perasaan
bersalah yang palsu, dan rasa puas dengan diri sendiri, yang semuanya dapat timbul oleh kelemahan dan
kesalahan manusia. Pembentukan hati nurani menjamin kebebasan dan mengantar menuju kedamaian hati.

KGK 1785 Dalam pembentukan hati nurani, Sabda Allah adalah terang di jalan kita. Dalam iman dan doa kita
harus menjadikannya milik kita dan melaksanakannya. Kita juga harus menguji hati nurani kita dengan
memandang ke salib Tuhan. Sementara itu kita dibantu oleh anugerah Roh Kudus dan kesaksian serta nasihat
orang lain dan dibimbing oleh ajaran pimpinan Gereja (Bdk. Dignitatis Humanae 14)

5. Prinsip utamanya: Apa yang kamu ingin agar orang lain berbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada
mereka. (Mat 7:12)

KGK 1789 Dalam segala hal berlaku peraturan-peraturan berikut:

Tidak pernah diperbolehkan melakukan hal yang jahat, supaya hal yang baik dapat timbul darinya.
“Kaidah emas”: “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, berbuatlah demikian
juga kepada mereka” (Mat 7:12).
Cinta kasih Kristen selalu menghargai sesama dan hati nuraninya. “Jika engkau berdosa terhadap saudara-
saudaramu… dan melukai hati nurani mereka yang lemah engkau pada hakikatnya berdosa terhadap Kristus” (1
Kor 8:12).

“Tidak baik? melakukan sesuatu yang menjadi batu sandungan bagi saudaramu” (Rm 14:21).

6. Hati nurani bisa salah karena ketidaktahuan yang tak terhindari; dalam keadaan ini orang tersebut tidak
bersalah. Namun ketidaktahuan juga dapat disebabkan oleh ketidakpedulian orang itu sendiri; dan dalam
kondisi ini orang itu bersalah.

KGK 1790 Manusia selalu harus mengikuti keputusan yang pasti dari hati nuraninya. Kalau ia dengan sengaja
bertindak melawannya, ia menghukum diri sendiri. Tetapi dapat juga terjadi bahwa karena ketidaktahuan, hati
nurani membuat keputusan yang keliru mengenai tindakan yang orang rencanakan atau sudah lakukan.

KGK 1791 Sering kali manusia yang bersangkutan itu sendiri turut menyebabkan ketidaktahuan ini, karena ia
“tidak peduli untuk mencari apa yang benar serta baik, dan karena kebiasaan berdosa hati nuraninya lambat laun
hampir menjadi buta” (Gaudium et Spes 16). Dalam hal ini ia bertanggungjawab atas yang jahat, yang ia
lakukan.

7. Agar dapat mendengarkan suara hati, kita harus mengenal hatinya sendiri dan rajin memeriksa batin.

KGK 1779 Supaya dapat mendengarkan dan mengikuti suara hati nurani, orang harus mengenal hatinya sendiri.
Upaya mencari kehidupan batin menjadi lebih penting lagi, karena kehidupan sering kali mengalihkan perhatian
kita dari setiap pertimbangan, dari pemeriksaan diri atau dari introspeksi. “Masuklah ke dalam hati nuranimu
dan tanyakanlah dia! … Masuklah ke dalam batinmu saudara-saudara! Dan di dalam segala sesuatu yang kamu
lakukan, berusahalah agar Allah adalah saksimu” (Agustinus, ep. Jo. 8,9).

Sekarang setelah membaca beberapa prinsip di atas, berikut ini saya menjawab pertanyaan anda:

1. Apakah wajar untuk berkomunikasi dengan suara hati dalam aktivitas sehari- hari, tidak hanya pada saat
berdoa?

Jawabnya adalah ya. St. Agustinus mengajarkan bahwa agar dalam bertindak dan memutuskan segala sesuatu,
kita dapat bertanya kepada hati nurani. Ini seolah bertanya kepada diri sendiri: jika Tuhan Yesus sekarang ada
di hadapan kita, apakah yang akan kita lakukan/ putuskan/ katakan? Dengan demikian kita mempunyai
kesadaran bahwa kita melakukan segala sesuatu dengan Allah sebagai saksinya.

Pemeriksaan batin ini memang dapat dilakukan kapan saja, namun minimal dilakukan sekali pada malam hari
pada doa malam. Pemeriksaan batin ini adalah untuk melihat kembali apakah hal- hal negatif dan positif yang
telah kita lakukan, dan perbaikan apakah yang akan kita lakukan di waktu yang akan datang jika kita telah
melakukan kesalahan, atau apakah yang dapat ditingkatkan, jika yang dilakukan sudah baik.

2. Seperti apakah suara hati?

Suara hati/ hati nurani, itu merupakan keputusan akal budi untuk menentukan hal yang baik/ benar dan buruk
dari setiap tindakan kita. Sedangkan moralitas, dari bahasa Latin, ‘moralities’ artinya cara, karakter, tingkah
laku yang wajar, sehingga berkaitan dengan sistem tingkah laku yang mempunyai nilai kebajikan. Nah,
sekarang, kepribadian seseorang terbentuk dari segala sikap dan tindakan yang sejalan dengan nilai- nilai
kebajikan atau yang malah bertentangan dengan nilai- nilai kebajikan tersebut. Jadi, sebenarnya tidak bisa kita
memisahkan kepribadian dengan moralitas. Karena keduanya berhubungan erat, sebab kita dapat dikatakan
mempunyai kepribadian yang baik jika perbuatan- perbuatan kita menunjukkan kualitas moral yang baik. Untuk
mencapai hal ini, peran suara hati sangatlah penting, yaitu untuk membantu kita memutuskan segala hal sesuai
dengan akal sehat dan sesuai dengan hukum Tuhan.

3. Apakah suara hati memiliki tingkatan? Bagaimana meningkatlannya?

Tidak ada tingkatan dalam suara hati; yang ada adalah tingkatan pada kemampuan dari kita masing- masing
untuk memahami suara hati/ hati nurani. Karena jika seseorang tidak pernah meluangkan waktu untuk
memeriksa batin, maka akan sulit baginya untuk mengenal suara hatinya. Atau, jika seseorang tidak mempunyai
kepedulian untuk membentuk suara hatinya agar sesuai dengan Sabda Tuhan, maka hati nuraninya dapat salah,
sehingga walaupun ia mengikuti suara hatinya, namun keputusannya dapat menjadi keputusan yang keliru dan
belum tentu baik secara moral.

Maka untuk meningkatkan kemampuan untuk mengenal hati nurani, yang terbaik adalah dengan meningkatkan
frekuensi pemeriksaan batin (lebih dari sekali sehari), dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran Tuhan
dalam kehidupan sehari- hari. Ini dapat dicapai melalui: 1) kehidupan rohani yang baik, dalam doa dan
merenungkan Sabda Tuhan, 2) pengajaran Magisterium Gereja Katolik; dan 3) bimbingan dari pembimbing
rohani yang telah dewasa imannya dan mempunyai pengetahuan yang benar tentang Sabda Tuhan dan ajaran
Gereja.

4. Apa yang mesti dilakukan supaya tidak tersesat jika mengikuti suara hati?

Yang pertama- tama harus dilakukan adalah membentuk hati nurani kita agar sesuai dengan Sabda Tuhan,
sebagaimana yang diajarkan oleh Kristus dan para Rasul. Untuk ini, kita perlu: 1) membaca Kitab Suci dan
merenungkannya; 2) mempelajari ajaran Gereja, sehingga kita dapat yakin bahwa interpretasi akan ajaran
tersebut tidak didasari atas pandangan manusia yang dapat salah/ sesat, tetapi atas Kebenaran Allah yang tidak
mungkin salah/ sesat.
Kedua, luangkan waktu untuk memeriksa batin dalam suasana doa dengan pimpinan Roh Kudus. Sebab tanpa
pemeriksaan batin yang baik, seseorang dapat salah menyangka, bahwa suara hati itu dari Allah, padahal berasal
dari keinginan diri sendiri. Peran pembimbing rohani sangat penting; carilah seorang bapa pengakuan, sedapat
mungkin, imam yang sama, yang di hadapannya anda mengaku dosa kepada Tuhan secara teratur dalam
Sakramen Tobat.

Ketiga, belajarlah dari pengalaman para orang kudus. Silakan membaca kisah riwayat hidup orang kudus, untuk
belajar bagaimana caranya mengikuti suara hati/ hati nurani, yang menghantar kepada kesempurnaan iman,
pengharapan dan kasih.

Adalah sesuatu yang baik jika semenjak anda rajin memeriksa batin dan mendengarkan hati nurani, kehidupan
rohani maupun kepribadian anda menjadi semakin baik. Selanjutnya, tingkatkanlah pengenalan akan kehendak
Tuhan dalam hidup anda, dengan semakin mengenal hati nurani anda sendiri yang akan membantu anda untuk
melaksanakannya.

Suara Tuhan: lebih sering tidak sesuai dengan keinginan hati dan kebiasaan perilaku seseorang, karena Tuhan
lebih tahu masa depan kita, jadi Tuhan sangat tahu jalan-jalan mana dan hal-hal apa yang harus dilalui serta
dilakukan orang tersebut dan pasti benar juga baik untuk kita.

Suara hati: lebih sering sesuai dengan apa yang kita inginkan yang cenderung untuk memuaskan keinginan kita
sendiri atau orang lain inginkan, jika tidak sesuai pasti akan segera menolaknya atau bahkan mengatakan ini
suara setan perlu ditengking dalam nama Yesus. Ini karena kita terbatas yaitu tidak tahu masa depan.

Semua orang pernah mendengar suara Tuhan, bahkan sebetulnya Tuhan sering berbicara kepada masing-masing
orang yang ada di dunia ini (karena Tuhan sayang kepada manusia hingga Tuhan ciptakan manusia serupa
dengan gambarNya sendiri, itu membuktikan bahwa Tuhan ingin selalu berkomunikasi dengan manusia setiap
hari) cuma yang membuat kita jadi bingung apakah itu suara Tuhan atau tidak adalah keinginan kita sendiri, kita
sering menganggap bahwa ini pasti suara hati kita. Kebanyakan orang berkata "jangan-jangan itu suara hatimu
sendiri" atau "terkadang itu suara hati kita sendiri lo, harus diuji", jika mereka mendengar orang berkata saya
dengar suara Tuhan. Dari perkataan kebanyakan orang tersebut jika di cermati dan diartikan berarti orang
tersebut seharusnya sering mendengar suara Tuhan, kenapa? karena mereka bisa berkata demikian dan itu
maksudnya mereka dapat membedakan suara hati dengan suara Tuhan, tapi mengapa mereka tidak percaya? 
1. Orang lebih percaya jika melihat daripada mendengar.
2. Iri hati.
3. Tidak masuk dalam logika dan nalar manusia.
Dan masih banyak lagi alasannya.
Jika demikian maka selamanya orang yang seperti itu tidak akan pernah mendengar suara Tuhan, mengapa?
karena mereka berpikir menurut pemikiran sendiri dan cenderung lebih senang mendengarkan suaranya sendiri
yang sesuai dengan keinginannya.

Tuhan selalu menolong kita dan suara Tuhan sangat bermanfaat bagi kita dengan beda-beda cara
penyampaiannya. Kita yang tidak tahu hal apa yang terjadi didepan kita jadi terhindarkan atau kita dapatkan,
setelah terjadi baru kita tahu.

 " Joh 20:29  Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya." 

 " Luk 1:45  Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana." 

Jadi suara Tuhan sangat mudah dikenali, ciri-cirinya:


1. Sering bertentangan dengan keinginan pribadi kita (rancangan Tuhan beda dengan rancangan kita)
2. Tidak pernah berupa hal-hal yang menjatuhkan kita maupun orang lain.
3. Bukan bentuk kejahatan.
4. Membangun
5. Terkadang hal-hal yang mustahil bagi manusia.( tapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan)
6. Melalui Alkitab ( tergerak dan terdorong kuat untuk membaca suatu ayat di alkitab)
 KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab,mananggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia
pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang
memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia
menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu
ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Jenis-jenis tanggung jawab.

Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini,
lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :

1). Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiapp orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri
dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-
masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri. Contohnya: Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-
bentar ia melihat ke jalan tetap juga ia lengah dan terperosok ke sebuah lubang. Ia harus beristirahat diruma
beberapa hari. Konsekuensi tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung jawab ia sendiri akan
kelengahannya.

2). Tanggung Jawab kepada Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada
keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah keluarga biasanya memiliki
peraturan-peraturan sendiri yang bersifat mendidik, suatu hal peraturan tersebut dilanggar oleh salah satu
anggota keluarga. Sebagai kepala keluarga (Ayah) berhak menegur atau bahkan memberi hukuman. Hukuman
tersebut merupakan tanggung jawab terhadap perbuatannya.

3). Tanggung Jawab terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai
makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi denhan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat. Contohnya: Safi’i terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina orang lain yang
mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang yang keya dikampungnya. Ia harus
bertanggung jawab atas kelakuannya tersebut. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi
oleh masyarakat sekitar.

4). Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir,
berbuat, bertindak, bertinggah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung” karya Muchtar Lubis,
Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah
tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali perbuatan itu
diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

   Jenis-jenis kebebasan

1)  Kebebasan untuk diterima orang lain (sosial),artinya Kebebasan yang tidak menghina dan melampui
kebebasan orang lain. Tidak mengambil hak orang lain dan juga kebebasan yang bertanggung jawab bukan
kebebasan yang seenaknya tanpa aturan.
2)  Kebebasan untuk menentukan diri kita sendiri (eksistensial),artinya kebebasan seseorang untuk menentukan
kegiatan dan perilaku seseorang dan ambil keputusan dan mengintropeksi diri sendiri untuk menjadi lebih baik
dari sebelum

3) Kebebasan fisik makhluk-makhluk yang berjuang secara sadar (manusia dan binatang) dan bahkan tumbuh-
tumbuhan , meskipun dalam derajat yang lebih rendah menikmati kebebasan fisik sejauh rintangan-rintangan
eksternal yang bersifat fisik atau material tidak menghalangi makhluk-makhluk tersebut.

4) Kebebasan Moral, dalam arti luas : Tercapai karena kemampuan untuk menentukan sendiri sesuatu tanpa di
hambat oleh sebab luar misalnya (ancaman-ancaman) yang bertindak secara batin (interior) pada pikiran
(dengan jalan imajinasi)

Dalam arti sempit : Tercapai karena kemampuan untuk memutuskan sendiri sesuatu tanpa berpapasan dengan
kewajiban yang bertentangan ( misalnya pergi ke bioskop)

5) Kebebasan Psikologis, tidak mengecualikan tetapi sesungguhnya mengandaikan pembatasan pembatasan


psikis dan kewajiban-kewajiban moral.Kebebasan ini tercapai karena kemampuan menentukan sendiri sesuatu
tanpa tekanan-tekanan psikis mana pun, yang mendahului keputusan yang akan memaksa secara jelas kehendak
dalam satu jurusan yang sudah di tentukan. Deengan kata lain, Kebebasan Psikologis tercapai karena
kemampuan “untuk memilih sebagaimana seseoang inginkan” tanpa keunggulan tertentu dari yang batinlah atas
lahiriah, yang tidak ada dalam dunia inorganis, seseorang tidak pantas menyebut “bebasan”

6) Kebebasan yang dapat dimengerti, tercapai karena fakta bahwa kehendak, yang tidak tergantung pada semua
pengaruh dorongan indera, ditentukan oleh akal budi murni belaka.Sejauh ditentukan oleh akalbudi murni
sendiri, kehendak menaati imperatif kategoris dan karenanya secara niscaya merupakan kehendak moral. Dalam
dunia yang tampak kehendak mampu menjadi efektif (Inilah satus-atunya postulat akalbudi praktis) karena
kausalitasnya yang dapat dimengerti seakan-akan berdiri didalam hubungan diagonal dengan serangkaian
penampakan kausal yang niscaya. Kant gagal melihat bahwa akalbudi yang seimbang,meskipun selalu condong
kepada nilai-nilai moral. Tidak secara niscaya menentukan bahwa nilai-nilai moral ini akan direalisir dengan
satu cara. Dia tidak berhasil melihat bahwa nilai objektif keinginan-keinginan sensual tidak meniscayakan
akalbudi.Kecocokan (compatibility) kausalitas intelijibel dan empiris hanya mungkin bila kausalitas empiris
tidak niscaya secara mutlak.

7) Kebebasan Eksistensial, kebebasan yang menyeluruh yang menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak
terbatas pada salah satu aspek saja. Kebebasan ekstensial adalah kebebasan tertinggi. Kebebasan ekstensial
adalah konteks etis. Kebebasan ini terutama merupakan suatu ideal atau cita-cita yang bisa memberi arah dan
makna kepada kehidupan manusia.

Orang yang bebas secara eksistensial seolah-olah “memiliki dirinya sendiri.” Ia mencapai taraf otonomi,
kedewasaan, otentisitas dan kematangan rohani. Ia lepas dari segala alienasi atau keterasingan, yakni keadaan di
mana manusia terasing dari dirinya dan justru tidak “memiliki” dirinya sendiri. Kebebasan ini selalu patut
dikejar, tapi jarang akan terealisasi sepenuhnya.

8) Kebebasan Yuridis, kebebasan ini berkaitan dengan hukum dan harus dijamin oleh hukum. Kebebasan
yuridis merupakan sebuah aspek dari hak-hak manusia. Sebagaimana tercantum pada Deklarasi Universal
tentang Hak-hak Asasi Manusia (HAM), yang dideklarasikan oleh PBB tahun 1948.

Kebebasan dalam artian ini adalah syarat-syarat fisis dan sosial yang perlu dipenuhi agar kita dapat
menjalankan kebebasan kita secara konkret. Kebebasan yuridis menandai situasi kita sebagai manusia.
Kebebasan ini mengandalkan peran negara, yang membuat undang-undang yang cocok untuk keadaan konkret.

9) Kebebasan Sosial Politik, dalam perspektif etika, kebebasan juga bisa dibagi antara kebebasan sosial-politik
dan kebebasan individual. Subyek kebebasan sosial-politik –yakni, yang disebut bebas di sini—adalah suatu
bangsa atau rakyat. Kebebasan sosial-politik sebagian besarnya merupakan produk perkembangan sejarah, atau
persisnya produk perjuangan sepanjang sejarah.

  Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab

Tanggung jawab secara sempit yaitu suatu usaha seseorang yang diamanahkan,  harus dilakukan.  Tanggung
jawab merupakan amanah. Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan
amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung rugi dan segala hal yang
berhubungan dengan hal tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan
tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain.

Tanggung jawab berkaitan dengan “penyebab”. Yang bertanggung jawab hanya yang menyebabkan atau yang
melakukan tindakan. Tidak ada tanggungjawab tanpa kebebasan dan sebaliknya. Bertanggung jawab berarti
dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab
dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.

Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang tingkah laku atau
perbuatannya. Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas sesuatu
yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat maka dia tidak harus bertanggung
jawab juga. Tanggung jawab bisa berarti langsung atau tidak langsung.

Kebebasan mengandaikan tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab,kebebasan menjadi lepas kendali, dimana
kebebasan dilahirkan dan tanggung jawab di tuntut. Kebebasan membuat orang bertanggung jawab terhadap
tindakan sejauh tindakan itu dikehendaki, bahwa walaupun kesalahan dan tanggung jawab dari suatu tindkan
dapat berkurang atau kadang-kadang karena ketidaktahuan, kelalaian, paksaan dengan kekerasan, ketakuatan,
kelekatan yang tidak teratur, atau kebiasaan.

 OPTIO FUNDAMENTALIS

Optio fundamentalis diambil dari kata Optio: berarti pilihan, dan Fundamentalis berarti dasar/fundamental.
Jadi Optio fundamentalis ialah pilihan dasar atau sikap dasar dari lahirnya suatu perbuatan. Dalam kehidupan
manusia di muka bumi ini, tentu tidak pernah lepas dari apa yang disebut dengan pilihan. Setiap hari manusia
disodorkan bermacam-macam pilihan. Lewat pilihan manusia dapat menuntun dan memberikan arah dan tujuan
hidupnya. Untuk itu sangatlah optio fundamentalis sangatlah berperan dalam kehidupan manusia. Optio
fundamentalis ini dimaksudkan sebagai arah kehidupan atau suatu keputusan khusus dan penting yang
menentukan sikap dasar moral dan religius seseorang terhadap yang baik dan yang jahat. Dalam keputusan
untuk memilih unsur kebebasan sangatlah penting.
Kebebasan dapat mendorang manusia untuk memilih sesuai dengan hati nuraninya, tanpa didalamnya ada
unsur paksaan dari pihak manapun. Pembentukan optio fundamentalis terjadi sejak seseorang dilahirkan dan
sifatnya dinamis bukan statis. Sebab opsi ini masih dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi setiap
orang. Dalam hal ini optio fundamentalis boleh dikatakan sebagai sarana untuk pemurnian hidup manusia,
dengan maksud bahwa apabila seseorang dalam menghidupi suatu profesi dan profesi yang telah ia gumuli tidak
menghantarnya pada suatu kebahagian maka orang tersebut mampu memilih kehidupan lain yang mampu
menghantarnya pada suatu kebahagian. Yang mau ditekankan pada bagian ini adalah suatu proses kehidupan
yang lambat laun berubah, dan perubahan itu selalu menuju pada suatu yang bersifat positif.
Jika pilihan mendasar kita pada Allah.Prinsip optio fundamentalis adalah kebebasan manusia untuk
melakukan kebaikan dan mengikuti Allah. Dengan prisip ini kita menentukan pilihan dan membentuk arah serta
karakter moral kita. Kebebasan itu dihadapkan pada pilihan sejati yang menuntut keradikalan dan kepatuhan
akal budi atas panggilan Allah. Kebebasan manusia merupakan anugerah dari Allah dan sebagai tanda mulia
dari Allah. Optio fundamentalis yang terarah kepada Allah dan kebaikan merupakan jawaban kita terhadap
Allah. Di sinilah kita dituntut agar tidak mempergunakan kebebasan yang kita miliki sebagai kesempatan untuk
hidup di dalam dosa melainkan setia kepada Allah dan mencintai sesama. Optio fundamentalis berkaitan erat
dengan perilaku kongkrit seorang manusia sebab manusia merupakan persona yang memiliki keutuhan
substansial dan kesatuan personal atas perilaku moral tubuh dan jiwa.
Pandangan yang memisahkan antara perilaku konkrit dan optio fundamentalis berarti menentang keutuhan
dan kesatuan personal manusia. Optio fundamentalis diwujudnyatakan dalam perilaku baik yang terarah kepada
keputusan demi kebaikan dan demi allah. Maka dalam kehidupan yang serba moderen ini terutama melalui
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbagai problem kehidupan yang sering ditemukan. Manusia
terkadang diombang-ambingkan dengan berbagai masalah kehidupan. Di saat itulah manusia ditantang untuk
tetap mencintai Allah atau mau mendewakan barang-barang duniawi.
Dengan demikian untuk menghadapi perkembangan jaman manusia seharusnya tetap berpegang pada
pilihan dasarnya, yang selalu mendorangnya utuk berbakti kepada Tuhan dan juga mau membuka diri terhadap
perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai