DI SUSUN OLEH:
INDAH ISROFIYAH (105019006)
Puji Tuhan atas nikmat karunia, keselamatan dan kesehatan diberikan kepada penulis,
mungkin dalam penyusunan makalah ini. Namun sebagai manusia biasa penulis tidak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Sistematika Etika.....................................................................................................4
C. Sumber Etika...........................................................................................................25
A. Kesimpulan..............................................................................................................70
B. Saran........................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi. Pemahaman yang baik
mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat bagi profesi bidan agar mampu
profesi kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus
Seiring dengan kemajuan, serta kemudahan dalam akses informasi, era globalisasi atau
kesejagatan membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu pengetahuan
timbulnya berbagai permasalahan etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan
tata nilai masyarakat, membuat masyarakat makin peka menyikapi berbagai persoalan,
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
kemungkinan dimeja hijaukan. Maka dari itu sebagai bidan perlu mengetahui etika
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Oleh karena itu, selain
juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap atau bertindak dalam
yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika mata kuliah Etika dalam praktik
kebidanan namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak
Pada masyarakat daerah, bidan yang dipercaya adalah bidan yang beretika. Hal ini
tentu akan sangat menguntungkan baik bidan yang mempunyai etika yang baik karena
akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat juga akan
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana
sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap
bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening
seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin
pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek legal dalam pelayanan
berdasarkan evidence based ( Fakta yang ada) sehingga berbagai dimensi etik dan
bagaimna kedekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan
dipahami.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. Bidan juga memiliki hak, kewajiban,
peran, fungsi dan tanggung jawab atas pelayanan yang dilakukan secara profesional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hak, kewajiban, dan tanggung
jawab?
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kode etik profesi bidan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistematika Etika
manusia bertindak secara etis, mengambil keputusan secara etis serta tolak
khusus yang lakukan yang didasari olah cara, teori dan prinsip moral
dasar”
dirinya sendiri
Etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; nilai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Istilah etik yang kita
mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu
kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Pada zaman sekarang ini etik perlu dipertahankan karena tanpa etik dan tanpa
diperkuat oleh hukum, manusia yang satu dapat dianggap sebagai saingan oleh
sesama yang lain. Saingan yang dalam arti lain harus dihilangkan sebagai akibat
timbulnya nafsu keserakahan manusia. Kalau tidak ada etik yang mengekang
maka pihak yang satu bisa tidak segan¬segan untuk melawannya dengan segala
cara. Segala cara akan ditempuh untuk menjatuhkan dan mengalahkan lawannya
Etiket merupakan tata cara (adap sopan santun, dll) di masyarakat beradap dalam
suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin,
etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya, cara yang diharapkan serat
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir atau tidak
ada saksi mata, etiket tidak berlaku misalnya, ada banyak peraturan etiket yang
mengatur cara makan atau berpakaian. Dianggap melanggar etiket,bila kita makan
sambil berbunyi atau dengan meletakan kaki diatas meja,dan sebagainya. Tapi
kalau saya makan sendiri, saya tidak melanggar etiket, bila makan dengan cara
demikian. Etiket bersifat relatif yang dianggap tidak sopan dalam suatu
kebudayaan, yang bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lainnya. Contoh
yang jelas adalah makan dengan makan atau bersendawa waktu makan. Jika kita
berbicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja,
sedangkan etika menyangkut manusia dari segi dalam. Bisa saja orang tampil
sebagai “musang berbulu ayam”: dari luar sangat sopan dan halus tapi didalam
penuh kebusukan.
Perbedaan Etiket dengan Etika yaitu: Menurut K. Bertens dalam bukunya yang
etika, yaitu :
Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia.
Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus
menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya
dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket. Etika menyangkut cara
dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri.
Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil
barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan
mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri
Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain
di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata,
maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman
sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat
etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka
saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian. Etika selalu
berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan
mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa
saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau
Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada
etiket bisa juga bersifat munafik. Misal: Bisa saja orang tampi sebagai “manusia
berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.
Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin
bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-
sungguh baik.
- Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang apa yang
1. Etika Umum
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti tempat tinggal yangbiasa,
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah
sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. Dalam bentuk jamak ta etha artinya adat kebiasaan. Dalam arti
terakhir inilah terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan. Ada juga kata moral dari bahasa Latin yang
Secara istilah etika memunyai tiga arti: pertama, nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Arti ini bisa disebut sistem nilai.Misalnya etika
Protestan, etika Islam, etika suku Indoan. Kedua, etika berarti kumpulan asas atau
nilai moral (kode etik). Misalnya kode etik kedokteran, kodeetik peneliti, dll.
Ketiga, etika berati ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika menjadi ilmu bila
sistematis dan metodis. Di sini sama artinya dengan filsafat moral.Amoral berarti
tidak berkaitan dengan moral, netral etis. Immoral berarti tidak bermoral, tidak
etis. Etika berbeda dengan etiket. Yang terakhir ini berasal dari kata Inggris
etiquette, yang berarti sopan santun. Perbedaan keduanya cukup tajam, antara lain:
norma tentang perbuatan itu. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, etika berlaku
baik baik saat sendiri maupun dalam kaitannya dengan lingkup sosial. Etiket
bersifat relatif, tergantung pada kebudayaan, etika lebih absolut. Etiket hanya
membedakan manusia dari binatang. Pada binatang tidak ada kesadaran tentang
baik dan buruk, yang boleh dan yang dilarang, tentang yang harus dan tidak pantas
dengan sendirinya sesuai hukum alam) dan keharusan moral (hukum yang
Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika .Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda
dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif.Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
persamaan yang mendasar antara etika dan etiket, persamaan itu adalah:
2. Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normative, yang artinya
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Justru karena sifat
Dalam pembicaraan sehari-hari sering tidak bisa dibedakan antara etika dan
etiket. Dengan kata lain sering kedua istilah ini dicampuradukkan. Keduanya
telah beradab. Jadi etiket lebih membahas “apa yang sopan dan pantas”.
Etika tidak terbatas pada cara yang dilakukan dalam suatu perbuatan.
Dengan kata lain bila tidak ada orang lain yang hadir dan melihat
3) Etiket bersifat relative, yang artinya bisa berlaku dalam tempat, budaya,
situasi tertentu namun tidak sama dalam tempat, budaya dan situasi
yang lain. Etika jauh bersifat mutlak, kerana berlaku disetiap tempat,
dispensasi.
etika justru menyangkut manusia dari segi mendalam. Orang bisa saja
banyak orang yang nampaknya baik akan tetapi justru melalui kebaikan
ditinjau dari segi teologis yang melahirkan etika teologis, dan ditinjau dari
1) Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata
menganalisa.
2) Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan
Tuhan
3) Etika sosiologis
Dalam kaitan dengan nilai dan norma yang digumuli dalam etika
a) Etika Diskriptif
dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
b) Etika Normatif
penilaian bagi manusia baik atau buruk, salah atau benar. Secara
yaitu:
a. Norma khusus
b. Norma Umum
yaitu :
lahiriah.
seseorang.
yaitu :
larangan.
Norma moral merupakan norma yang
berlaku umum
sebgai manusia.
5) Etika Deontologis
Argumentasi dasar yang dipakai adalah bahwa suatu tindakan itu baik
bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari
dirinya sendiri.
kemauan baik, dan watak yang kuat dari pelaku, lepas dari akibat yang
Tidak ada hal di dinia yang bisa dianggap baik tanpa kualifikasi
6) Etika Teleologis
Teleologis berasal dari bahasa Yunani, yakni “telos” yang berati tujuan.
buruknya suatu tindakan. Dengan kata lain, suatu tindakan dinilai baik
kalau bertujuan untuk mencapai sesuatu yang baik atau kalau akibat
d. Guna Etika
budaya, sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia
kita.
2. Etika Sosial
Etika sosial adalah sebuah tatanan yang mengatur tentang perilaku seseorang
kesopanan, sesuatu yang boleh atau tidak untuk dilakukan, serta tentang apa yang
seharusnya dilakukan oleh seseorang tersebut. Aturan tentang etika sosial ini
bersama. Yang diurusi oleh etika sosial tidak berbeda dengan kesibukan etika
sendiri sebagai suatu cabang dari filsafat. Sebagai cabang dari ilmu etika
antara keluarga dan negara, sosietas politis, dan sosietas internasional, relasi-relasi
bbSebagai suatu cabang dari Etika, Etika Sosialmenunjuk padabidang operasi yang
dijumpai dalam Etika, yaitunilai atau kebaikan (apa yang diinginkan, penting,
pertimbangan akal budi dan dlm kebebasan). Dalam etika nilai atau kebaikan ini
dalamrelasi antara “is” dan “ought.”Etika sebagai suatu ilmu merupakan ilmu
praktis yang normatif atau yang berkenaan dengan tindakan manusiawi yang harus
dipilih dengan daya deliberasinya sedemikian rupa yang menopang realisasi
kemanusiaannya menjadi pribadi yang baik. Akan tetapi, etika tidak bisa
prinsip etis.Etika juga memeriksa dan menguji secara kritis apa yang baik dan
mempertanyakan mengapa oleh suatu prinsip etis tertentu suatu tindakan dinilai
baik atau buruk secara moral. Di samping ini, etika juga berurusan
dinilai baik atau burukbila bukan karena ini atau karena itu sebagaimana diperiksa
dan diujinya secara kritis pada prinsip-prinsip etis tertentu. Etika juga
merupakanpemikiran yang serius dan kritis atas pertanyaan: mengapa kita harus
mengikuti suatu pandangan moral tertentu yang mengajukan klaim atas prinsip-
prinsip etis tertentu sebagai yang seharusnya menentukan baik dan buruknya
mempertanyakanapa dasar sikap kita maupun orang lain dalam menyetujui suatu
posisi atau sikap moral tertentu. Etika tampak sebagaipemeriksa sikap moral,
kaidahpenalaran,dan metode yang digunakan, yang ada di balik suatu posisi atau
pengujian secararasional dan kritis serta sistematis. Etika tidak hanya berurusan
dengantindakan baik dan buruk, tetapi juga pribadi manusia yang bertindak itu:
bagaimanakah pribadi yang baik atau burukitu. Tindakan lahir dari subjek
tindakan, yaitu manusia yang berakal budi. Manusia memiliki kemampuan akal
budi untuk mengetahui kebaikan dan menginginkannya, termasuk di sini untuk
tidak puas hanya dengan pilihan tindakan beserta alasannya yang tak dapat
perasaan, menuruti arus, dan asal-asalan. Etika ingin membebaskan manusia yang
simplifikasi, asumsi-asumsi tanpa dasar yang memadai, dan pada waktu yang sama
Di tengah berbagai macam prinsip etisyang ada, etika juga semakin diperlukan
untuk menentukan mana prinsip etis yang paling tepat dan memadai untuk
membuat manusia dapat hidup manusia dengan lebih penuh sebagai manusia.Etika
ada banyak prinsip etis beserta pendasaran rasional atasnya, dan juga atas
prinsip etis dan pendasarannya yang paling rasional dan tahan uji sehingga lebih
memadai dan lebih objektif sertadapat diterima oleh lebih banyak orang kalau
tidak semua.
B. Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak dan
menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama,
Moral yaitu ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, asusila. kondisi mental yang membuat orang
tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan.
Moral merupakan landasan dan patokan bertindak bagi setiap orang dalam kehidupan
lingkungan keluarga dan yang terpenting moral berada pada batin dan atau pikiran
setiap insan sebagai fungsi kontrol untuk penyeimbang bagi pikiran negatif yang akan
direalisasikan.
Moral sebenarnya tidak dapat lepas dari pengaruh sosial budaya, setempat yang
diyakini kebenarannya. Moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai
manusia. Hal tersebut akan lebih mudah kita pahami manakala mendengar orang
bahwa perbuatan tersebut dipandang buruk atau salah karena melanggar nilai-nilai dan
moralitas atas:
1. Moralitas objektif
Moralitas perbuatan yang melihat perbuatan manusia sebagaimana apa adanya.
Jadi perbuatan itu mungkin baik atau buruk, mungkin benar atau salah terlepas dari
berbagai modifikasi kehendak bebas yang dimiliki oleh setiap pelakunya. Contoh:
2. Moralitas subjektif
3. Moralitas intrinsik
Moralitas perbuatan yang menentukan suatu perbuatan atas benar atau salah, baik
atau buruk berdasarkan hakikatnya terlepas tidak bergantung dari pengaruh hukum
positif, contohnya berilah kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Hal
4. moralitas ekstrinsik
Moralitas perbuatan yang menentukan suatu perbuatan benar atau salah, baik atau
positif dijadikan patokan dalam menentukan kebolehan dan larangan atas suatu
perbuatan.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya.
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah.
benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang
21. Saling bertegur sapa saat bertemu dengan tetangga maupun warga sekitar
3. Menghargai senior
pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga
baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita
Secara garis besar dimanapun kita berada maka kita akan dihadapkan pada 4 hal yang
1. Agama
Etika sebagai ajaran baik-buruk, slah-benar, atau ajaran tentang moral khususnya
agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat menunjuk
pada kitab Injil (Bibble), dan etika ekonomi yahudi banyak menunjuk pada Taurat.
Demikian pula etika ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat
2. Filosofi
Ajaran ini sangat komplek yang menjadi tradisi klasik yang bersumber dari
berbagai pemikiran para fisuf-filsuf saat ini. Ajaran ini terus berkembanga dari
tahun ke tahun
Di Negara barat, ajaran filosofi yang paling berkembang dimulai ketika zaman
Yunani kuno pada abd ke 7 diantaranya Socrates (470 Sm-399 SM) Socrate
percaya bahwa manusia ada untu suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar
percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada
dasarnya adalah jujur, dan bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah
komunitas tersebut selanjutnya akan terwujud dalam perilaku. Artinya orang akan
tidak lain adalah budaya yang hadir karna adanya budaya pengetahuan manusia
bertahan hidup.
4. Hukum
Hukum adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka
yang dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas. Sebenarnya bila kita
sudah pasti ini menjadi suatu yang mustahil. Karena biasanya hukum dibuat
Indonesia adalah Negara yang menganut system hukum campuran dengan system
hukum utama hukum Eropa Kontinental, yang dibawa oleh Belanda ketika
menjajah selama 3,5 abad lamanya. Selain system hukum Eropa Kontinental,
yang biasanya terkait dengan hukum adat dan system hukum agama, khususnya
Pada umumnya para pebisnis akan lebih banyak menggunakan perangkat hukum
paling jelas dibandingkan sumber-sumber etika yang lain, yang cenderung lebih
pada hukuman yang sifatnya abstrak, seperti mendapat malu, dosa dan lain-lain.
Hal ini sah-sah saja, tetapi ini akan sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis itu
sendiri.
Hak merupakan pengakuan yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap
orang atau sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak, antara lain hak legal dan
moral. Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum. Hak moral adalah
Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan setiap hak seseorang
berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut. Menurut John
Stuart Mill bahwa kewajiban meliputi kewajiban sempurna dan kewajiban tidak
terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak sempurna, tidak terkait
dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan atas kemurahan hati atau niat berbuat
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti
kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien.
Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak
yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh
pasien untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang berkualitas dari perawat.
professional. Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas
yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin
dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat yang professional
akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis keperawatan atau
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan
tinggi. Yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami
secara jelas tentang “uraian tugas dan spesifikasinya” serta dapat dicapai berdasarkan
standar yang berlaku atau yang disepakati. Hal ini berarti perawat mempunyai
tanggung jawab yang dilandasi oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai
memenuhi kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya. Mencatat respon
dan perkembangan pasen dengan lengkap dan benar merupakan salah satu tanggung
Hak-hak pasien telah dijamin dalma Pasal 4 UU.No.23 tahun 1992 tanggal 17
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:
keinginannya.
persalinan berlangsung.
8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
10. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
4. Prognosisnya
6. Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan
10. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
11. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
mal-praktek.
B. KEWAIIBAN PASIEN
Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial
adalah sesuatu yang di terima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu
yang di berikan oleh bidan. Seharusnya uga ada hak yang harus di terima
a. HAK BIDAN
b. KEWAJIBAN BIDAN
1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
pasien.
11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang
profesinya adalah:
Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan
kesehatan lainnya.
citra profesinya
diri.
keluarga.
tugas pengabdiannya.
secara optimal.
pena,2002 : 112 )
1) Tugas mandiri
asuhan klien.
c) Menentukan diagnosis.
yang dihadapi.
telah disusun.
mencakup:
bersama klien.
p) Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
normal, mencakup:
hamil.
kesehatan klien.
klien.
bersama klien,
masa persalinan.
b) Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan
klien.
melibatkan keluarga.
masa nifas.
prioritas masalah.
telah diberikan.
bersama klien.
dibuat.
klien.
kebutuhan asuhan.
bersama klien.
2) Tugas Kolaborasi
kolaborasi.
kolaborasi, mencakup:
tindakan kolaborasi.
pertolongan pertama.
tindakan kolaborasi.
kegawatdaruratan
tinggi.
kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
kegawatdaruratan.
dengan rencana.
pertolongan pertama.
dengan
kolaborasi.
kegawatdaruratan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru
pertolongan pertama.
kegawatdaruratan.
prioritas.
pertolongan pertama.
3) Tugas ketergantungan
keluarga, mencakup:
yang lengkap.
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta
incervensi.
kegawatdaruratan, mencakup:
memerlukan rujukan.
rujukan.
yang berwenang.
memerlukan rujukan.
yang berwenang.
memerlukan rujukan.
yang berwenang
keluarga, mencakup:
memerlukan rujukan
yang berwenang.
dokumentasi.
klien/keluarga, mencakup:
rujukan.
memerlukan rujukan
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih
yang berwenang.
dokumentasi.
dalam tim.
masyarakat.
bersama masyarakat.
serta KB.
dilaksanakan.
pembimbing kader.
sistema tis.
diberikan.
program bimbingan.
lengkap.
mencakup:
dilakukan.
berlaku.
pada kesehatan ibu dan anak, akan tetapi juga menyangkut pada
a. Fungsi Bidan
Pena, 2002:117)
a. Fungsi Pelaksana
patologis tertentu.
pcasekolah
8. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan
wewenangnya.
dengan wewenangnya.
b. Fungsi Pengelola
pelayanan kebidanan.
c. Fungsi Pendidik
d. Fungsi Peneliti
pelayanan kebidanan.
Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
disahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian
disempurnakan dan disahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai
Penerapannya :
a) Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi bidan yang
telah ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijakan yang berlaku
d) Bidan hanya boleh membuka rahasia klien apabila diminta untuk keperluan
kesaksian pengadilan
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
Penerapannya :
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
Penerapannya :
900/Permenkes/IX/2002.
ibu tentang makanan bayi, termasuk cara menyusui yang baik dan benar
Penerapannya :
Bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang masih percaya pada
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
Penerapannya :
Ketika ada klien datang, sedangkan bidan mau ada kepentingan keluarga, bidan
kepentingan pribadinya.
Penerapannya :
posyandu atau PKMD atau kepada ibu yang mempunyai balita/ibu hamil
b) Bidan dimana saja berada, baik dikantor, puskesmas atau rumah, ditempat
Penerapannya :
bidan.
Penerapannya :
dengan wewenangnya.
c) Merujuk klien yang tidak dapat ditolong ke Rumah Sakit yang memiliki
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
Penerapannya :
(2 Butir):
Penerapannya :
jika ada sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan,
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
Penerapannya :
bersama.
Penerapannya :
ditentukan.
waktu dinas.
Penerapannya :
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
Penerapannya :
Penerapannya :
Bab VI. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah Air (2
Butir):
Penerapannya :
dengan cara :
kepada anggota.
kesehatan di Indonesia.
penelitian mengenai :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain
juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam
yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi
namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak
Etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; nilai benar
Etiket merupakan tata cara (adap sopan santun, dll) di masyarakat beradap dalam
memelihara hubungan baik diantara sesama manusia. Etiket menyangkut cara suatu
Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang apa yang harus
Moral merupakan ajaran tentang baik atau buruk yang diterima secara umum
Hukum adalah keseluruhan peraturan tentang tingkah laku tentang suatu kehidupan
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya: adat
Etika normatif dapat dibagi lebih lanjut dalam etika umum dan etika khusus:
Etika umum
Etika khusus
Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai
sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional,
maka bidan harus dapat memahami sejauh mana peran bidan dalam menjalankan
profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti. Serta hak, kewajiban dan tanggung jawab seorang bidan dalam melakukan
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon bidan
menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota, meningkatkan pengabdian para anggoa profesi, dan meningkatkan mutu
profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia.
Nuha Medika.
Seopardan, dkk. 2007. Etika kebidanan dan hukum kesehatan. Jakarta: EGC
Susanti, Santi. 2015. ETIKOLEGAL Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.