Anda di halaman 1dari 17

ETIKA PROFESIONAL,NILAI, DAN DUKUNGAN HAM,

KERAHASIAAN INFORMASI KLIEN, SERTA ANALISIS DAMPAK


DARI PRAKTIK PROFESIONAL YANG MENGURANGI DAN
MERENDAHKAN IDENTITAS BUDAYA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Kepemimpinan


Dalam Pelayanan Kebidanan yang diampu oleh Nur Israyati,
S.ST,M.Keb

DISUSUN OLEH :

AGUSTINA SRI RAHAYU (19101006)

MITHA FEBRI HARDIANTI (19101014)

LAILI HUSNA (19101020)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS

KESEHATAN UNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan


karuniaNya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-
sahabatnya, dan orang- orang yang senantiasa mengikuti jejak dan
langkahnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen dan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan, dengan
adanya makalah ini penulis berharap agar dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penulis berharap semoga paper ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 12 Oktober 2022

(Penulis)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 5

C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 6

1. ETIKA PROFESIONAL,NILAI,DAN DUKUNGAN HAM ........................................ 6

2. KERAHASIAAN INFORMASI KLIEN ..................................................................... 12

3. ANALISIS DAMPAK DARI PRAKTIK PROFESIONAL YANG BISA


MENGURANGI DAN MERENDAHKAN IDENTITAS BUDAYA ATAU
KESEJAHTERAAN INDIVIDU ATAU MASYARAKAT ............................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/
bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.
Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan di didik tentang
etika artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.

Klarifikasi nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti


sistem nilai-nilai yang melekat pada diri sendiri yang merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menumbuhkan sistem perilakunya sendiri melalui
perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah
pilihan ini sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
yang sebelumnya.

Di era globalisasi seperti saat ini, etika informasi berkaitan dengan topik
seperti privasi, hak kekayaan intelektual, representasi yang adil (fair
representation), non kejahatan jabatan (non malefience) (Basuki 2019, 5). Namun
dalam menjaga kerahasiaan rekod medis, topik etika informasi lebih dititik
beratkan kepada privasi. Privasi ialah hak seseorang untuk mengendalikan atau
menentukan informasi tentang dirinya yang boleh atau tidak boleh diketahui orang
lain atau yang boleh atau tidak boleh disiarkan tanpa seizin yang bersangkutan
(Basuki 2019, 8).
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu etika profesional,nilai,dan dukungan HAM?


2. Apa saja kerahasiaan informasi klien?
3. Bagaimana analisis dampak dari praktik profesional yang bisa mengurangi
dan merendahkan identitas budaya atau kesejahteraan individu atau
masyarakat?

C. TUJUAN PENULISAN
Dalam tujuan pembuatan makalah ini, dapat kita ketahui mengenai :

1. Dapat mengetahui apa itu etika profesional,nilai,dan dukungan HAM.


2. Dapat mengetahui apa kerahasiaan informasi klien.
3. Dapat mengetahui analisis dampak dari praktik profesional yang bisa
mengurangi dan merendahkan identitas budaya atau kesejahteraan individu
atau masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. ETIKA PROFESIONAL,NILAI,DAN DUKUNGAN HAM

A. Pengertian

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap
sesuatu yang telah dilakukan.

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/
bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.
Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan di didik tentang
etika artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.

Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip atau nilai
moral. Masing-masing dari kita memiliki seperangkat nilai, meskipun kita
mungkin atau tidak mempertimbangkannya secara eksplisit.

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar


atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etik
berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan
bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang dianutnya.
B. Perilaku Etis Profesional

Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan


kebidanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktis
asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal
dengan teman, sejawat, profesi lain maupun masyarakat. Dalam membantu
pemecahan masalah ini bidan menggunakan 2 pendekatan dalam asuhan
kebidanan, yaitu :

1. Pendekatan berdasarkan prinsip

Menurut Beauchamp Childres, menyatakan ada 4 pendekatan prinsip dalam


etika kesehatan, meliputi tindakan sebaiknya mengarah sebagai penghargaan
terhadap kapasitas otonomi setiap orang, menghindarkan berbuat suatu kesalahan,
dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya, keadilan menjelaskan tentang manfaat dan risiko yang dihadapi.

2. Pendekatan berdasarkan asuhan

Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral.
Perspektif asuhan memberikan arah Dengan cara bagaimana bidan dapat berbagi
waktu untuk duduk bersama dengan pasien atau sejawat, merupakan suatu
kebahagiaan bila didasari etika. Komitmen utama pada asuhan kebidanan adalah
bagaimana advokasi terhadap pasien dalam memberikan asuhan. Advokasi adalah
memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasien.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai standar melaksanakan advokasi,
menjamin keselamatan pasien menghormati terhadap hak-hak pasien.
C. Nilai

Klarifikasi nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti


sistem nilai-nilai yang melekat pada diri sendiri yang merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menumbuhkan sistem perilakunya sendiri melalui
perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah
pilihan ini sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
yang sebelumnya. Ada tiga fase dalam klasifikasi nilai yang perlu dipahami oleh
bidan :

1. Pilihan
a. Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan setiap
individu.
b. Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada, asuhan yang diberikan
bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan yang
diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita diperlakukan.
c. Keyakinan bahwa penghormatan akan martabat seseorang merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.

2. Penghargaan
a. Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (apabila
mengetahui asuhan yang anda berikan dihargai pasien serta klien sejawat
atau superior memberi pujian atas keterampilan hubungan interpersonal
yang terjadi).
b. Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
3. Tindakan
a. Gabungkan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan atau pekerjaan sehari-
hari.
b. Upayakan selalu konsisten untuk mempertahankan martabat manusia
dalam kehidupan pribadi dan profesional sehingga timbul rasa sensitif atau
tindakan yang dilakukan. Semakin disadari nilai-nilai profesional maka
semakin timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten
untuk mempertahankannya.

D. Dukungan HAM (Hak dan Kewajiban Bidan dan Pasien)

Hak dan kewajiban merupakan hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterima,
sedangkan bidan memiliki kewajiban untuk pasien. Jadi hak adalah sesuatu yang
diterima oleh pasien, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang diberikan oleh
bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan ada kewajiban
yang harus diberikan oleh pasien.

1. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak bekerja sesuai standar profesi pada setiap jenjang/tingkat
pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi atau kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga atau profesi lainnya.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan ataupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

2. Kewajiban Bidan
a. Kewajiban bidan mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan di mana ia bekerja.
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami
atau keluarga.
e. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya.
f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
g. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (infomed consent) atas tindakan
yang akan dilakukan.
h. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
i. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.

3. Hak Pasien
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi
bidan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
e. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
f. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses
persalinan berlangsung.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
h. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
i. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang diderita.

4. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan
tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan yang
merawatnya.
c. Pasien atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan baik
dokter,bidan,dan perawat.
d. Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati atau perjanjian yang telah dibuatnya.
E. Hubungan Etika,Nilai,dan HAM

Perhatian dan tidak dapat dipisahkan dari memuliakan dan menghargai semu
orang dan sesuai dengan HAM, meliputi perhatian pada determinasi diri,
memelihara partisipasi, melayani dan mengidentifikasi orang, dan
mengembangkan kekuatan. Hubungan nilai etika dengan HAM yaitu bahwa nilai
merupakan suatu penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap baik, sementara
etika merupakan sebuah aturan yang dijalankan melalui kode etik untuk
menentukan nilai yang baik. Dan hubungnnya dengan HAM bahwa ketika etika
dan nilai sudah berlangsung secara baik, maka akan dapat mewujudkan sebuah
perlakuan terhadap HAM dengan baik.

2. KERAHASIAAN INFORMASI KLIEN

Di era globalisasi seperti saat ini, etika informasi berkaitan dengan topik
seperti privasi, hak kekayaan intelektual, representasi yang adil (fair
representation), non kejahatan jabatan (non malefience) (Basuki 2019, 5). Namun
dalam menjaga kerahasiaan rekod medis, topik etika informasi lebih dititik
beratkan kepada privasi. Privasi ialah hak seseorang untuk mengendalikan atau
menentukan informasi tentang dirinya yang boleh atau tidak boleh diketahui orang
lain atau yang boleh atau tidak boleh disiarkan tanpa seizin yang bersangkutan
(Basuki 2019, 8).

Privasi menuntut adanya perlindungan terhadap informasi tentang diri


seseorang, mengharuskan akuratnya informasi dan tidak adanya penggunaan atau
pembukaan informasi yang tidak diizinkan (Anggara, W.E., And Djafar 2015).
Rekod medis yang telah didokumentasikan merupakan rahasia pasien yang harus
disimpan dengan baik dan dijaga kerahasiaannya. Tidak boleh dibaca dan
diketahui oleh orang lain tanpa seizin pemiliknya yaitu pasien.
Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya harus menjaga kerahasiaan
pasiennya, hal-hal yang harus dirahasiakan adalah segala sesuatu yang diketahui
oleh tenaga kesehatan mengenai kesehatan maupun kehidupan pribadi pasien
selama pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan pasien.

Pengaturan tentang kewajiban menyimpan rahasia medis diatur oleh beberapa


peraturan hukum, antara lain :

A. Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.


B. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
C. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
D. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Per/III/2008 tentang Rekam
Medis.

3. ANALISIS DAMPAK DARI PRAKTIK PROFESIONAL YANG


BISA MENGURANGI DAN MERENDAHKAN IDENTITAS
BUDAYA ATAU KESEJAHTERAAN INDIVIDU ATAU
MASYARAKAT

Masyarakat tradisional di Indonesia melihat konsepsi budaya yang terwujud


berbeda dengan konsepsi kesehatan modern. Masyarakat Jawa sangat percaya
dengan mitos-mitos yang dikembangkan oleh kaum pendahulunya. Wanita Jawa
di Indonesia mempunyai kepercayaan yang berbeda-beda pada masa kehamilan
dan pasca persalinan. Kepercayaan itu dianut karena mereka dipengaruhi budaya
yang berasal dari orang tua mereka. Perilaku yang muncul terkait dengan masa
kehamilan terkadang bertentangan dengan kesehatan, meskipun banyak juga
perilaku yang baik untuk kesehatan. Berikut adalah kepercayaan wanita Jawa
tentang perilaku atau kebiasaan yang dianjurkan dan dilarang selama masa
kehamilan :
1) Potong rambut bikin bayi cacat

Ibu hamil biasanya sering merasa kegerahan akibat perubahan tubuh dan
hormon. Adanya perubahan tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi
rambutnya. Tadinya punya rambut tebal tiba-tiba rontok dan mulai menipis.

Gerah dan rambut rontok bisa membuat ibu hamil tidak nyaman namun karena
mitos potong rambut dapat menyebabkan cacat janin, seperti gangguan
penglihatan dan keguguran, ibu hamil terpaksa mengurungkan niatnya.

Faktanya dari sisi medis maupun hukum agama Islam, potong rambut untuk
ibu hamil muda maupun hamil tua diperbolehkan. Tidak ditemukan bahaya bagi
ibu hamil yang dipotong rambutnya,asal memperhatikan hal berikut ini :

a. Tidak pakai obat-obatan atau produk yang mengandung bahan kimia


berbahaya.
b. Jika ingin melakukan perawatan rambut (creambath, rebonding,
smoothing) dan mengecat rambut, gunakan bahan alami yang tidak
berbahaya untuk pertumbuhan janin.

2) Makan nangka dan nanas menyebabkan keguguran

Mitos mengkonsumsi buah nangka dapat membahayakan janin, tidak benar.


Belum ada penelitian yang bisa membuktikannya. Buah nangka memiliki
kandungan gizi asam folat, vitamin A dan C, magnesium, kalsium, zat besi, dan
lemak jenuh yang rendah sehingga aman dikonsumsi untuk ibu hamil.

Namun kalau ternyata setelah makan, bumil merasakan sensasi panas di perut,
itu karena buah nangka punya kandungan gas cukup tinggi. Jadi bukannya tidak
boleh makan buah nangka selama hamil, asalkan konsumsinya tidak berlebihan.
Bagi dukun dengan makan nanas, buah ini mengandung bromelain yakni enzim
yang dapat memberi reaksi kontraksi uterus kalau dikonsumsi dalam jumlah
banyak.
3) Pijat punggung belakang bawah membuat wajah bayi belang

Sakit punggung kerap dialami ibu hamil, itu terjadi lantaran banyak perubahan
hormon dan otot panggul sehingga mengakibatkan sakit pada bagian tulang
panggul dan punggung bagian bawah. Kalau sudah merasakan sakit, rasanya ingin
segera memijat punggung belakang.

Tapi teringat dilarang memijat punggung karena konon katanya dapat


menyebabkan wajah bayi belang atau mempengaruhi bentuk wajah bayi. Faktanya
tidak masalah punggung dipijat, alasannya karena ada air ketuban di dalam rahim
yang akan melindungi janin dari benturan atau guncangan.

Sebetulnya yang tidak boleh adalah memijat perut. Justru jangan percaya
kalau perut ibu hamil turun kemudian harus dipijat. Itu malah membahayakan
janin karena berpotensi lepasnya plasenta yang nempel di rahim.

4) Minum air kelapa bikin kulit bayi putih mulus

Mitos yang banyak diyakini ibu hamil lainnya adalah minum air kelapa agar
kulit bayi bersih, putih, dan mulus. Air kelapa tidak dapat mengubah warna kulit
seseorang termasuk bayi, meski air kelapa mengandung vitamin C yang bisa
membuat kulit lebih kenyal.

Soal warna kulit bayi, itu dipengaruhi oleh genetik orang tua. Sedangkan bayi
akan bersih kalau terlahir cukup umur, yakni lebih dari 36 Minggu karena lemak
fernik yang menutupi tubuh janin akan rontok. Minum air kelapa supaya terhindar
dari infeksi saluran kemih dan mencegah dehidrasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/
bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.
Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan di didik tentang
etika artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.

Klarifikasi nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti


sistem nilai-nilai yang melekat pada diri sendiri yang merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menumbuhkan sistem perilakunya sendiri melalui
perasaan dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah
pilihan ini sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
yang sebelumnya.

Di era globalisasi seperti saat ini, etika informasi berkaitan dengan topik
seperti privasi, hak kekayaan intelektual, representasi yang adil (fair
representation), non kejahatan jabatan (non malefience) (Basuki 2019, 5). Namun
dalam menjaga kerahasiaan rekod medis, topik etika informasi lebih dititik
beratkan kepada privasi. Privasi ialah hak seseorang untuk mengendalikan atau
menentukan informasi tentang dirinya yang boleh atau tidak boleh diketahui orang
lain atau yang boleh atau tidak boleh disiarkan tanpa seizin yang bersangkutan
(Basuki 2019, 8).
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Supriyadi W,E and Wahyudi Djafar. 2015. Menyeimbangkan Hak:


Tantangan Perlindungan Privasi Dan Menjamin Akses Keterbukaan
Informasi Dan Data Di Indonesia. Jakarta: ICJR.

Basuki, Sulistyo. 2019. “Etika Informasi.” Media Pustakawan 26 (1): 1-8


https://doi.org/10.37014/medpus.v26i1.171.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PerIII/2008 tentang Rekam


Medis.

Wahyuningsih, P. (2010). Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Walidrahmanto. (2011). Etika Moral dan Nilai dalam Praktik Kebidanan.


Makalah. http://walidrahmanto.blogspot.com. Diakses pada tanggal
05/04/2020.

Anda mungkin juga menyukai