Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

"APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN"

Dosen pengampuh : Umi solekah, SST., M.Bmd

Disusun oleh :

1. Rizka Wasila Barokah NIM : 135.21.005


2. Devi Nurzakia Putri NIM : 135.21.007
3. Reni Marlina NIM : 135.21.009

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PONDOK PESANTREN ASSANADIYAH
PALEMBANG
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Aplikasi Etika dalam Praktik Kebidanan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Aplikasi Etika dalam Praktik
Kebidanan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang, 24 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dasar....................................................................................3
B. Fungsi Etik Dan Moralitas Bidan.........................................................5
C. Tujuan Etik Dalam Profesi...................................................................5
D. Hak Kewajiban Dan Tanggung Jawab.................................................6
E. Kode Etik Profesi Bidan.......................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan, serta kemudahan dalam akses informasi, era
globalisasi atau kesejagatan membuat akses informasi tanpa batas, serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat semakin
kritis. Disisi lain menyababkan timbulnya berbagai permasalahan etik. Selain
itu perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai masyarakat, membuat
masyarakat makin peka menyikapi berbagai persoalan, termasuk memberi
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh bidan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang
berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan terutama pelayan kebidanan. Menjadi tantangan bagi
profesi bidan untuk mengembangkan kompotensi dan profesionalisme dalam
menjalankan praktek kebidanan serta dalam memberikan pelayanan
berkualitas.
Ketika masyarakat merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan, atau
apabila seseorang bidan merugikan pasien, tidak menutup kemungkinan
dimeja hijaukan. Maka dari itu sebagai bidan perlu mengetahui etika dari
profesi bidan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika,moral, profesi,bidan dan etika profesi bidan?
2. Apa fungsi etik dan moralitas bidan?
3. Apa tujuan etik dalam pelayanan kebidanan?
4. Apa hak kewajiban dan tanggung jawab?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika,moral, profesi,bidan dan etika profesi
bidan
2. Untuk mengetahui fungsi etik dan moralitas bidan
3. Untuk mengetahui tujuan etik dalam pelayanan kebidanan
4. Untuk mengetahui hak kewajiban dan tanggung jawab
5. Untuk mengetahui kode etik profesi bidan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dasar
1. Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). (Supardan Suriani. 2008 : 4)
Etika adalah penerapan teori dan proses filsafat moral dalam
kehidupan nyata, etika mencakup prinsip konsep dasar dan nilai-nilai
yang membimbing mahluk hidup dalam berfikir dan bertindak.
(Supardan Suriani. 2008 : 4)
2. Moral
Moral berasal dari bahasa latin moralis artinya segi moral suatu
perbuatan atau baik buruknya,sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai
yang berkenaan dengan baik buruk.
Nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya ( catatan Kuliah
2007:2)
3. Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang memiliki pengetahuan khusus,
melaksanakan peran bermutu, melaksanakan cara yang disepakati,
merupakan ideology, terikat pada kesetiaan yang diyakini dan melalui
perguruan tinggi. (Schein E.H. 1962 : 56)
4. Bidan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register), diberi
izin secara sah untuk menjalankan praktek. (Sofyan Mustika, dkk. 2009 :
78)

3
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia. (Atik Purwandari
2008 : 4).
5. Etika profesi bidan
Profesi berasal dari kata prosefio (latin) yang berarti pengakuan.
Selanjutnya profesi adalah suatu tugas atau kegiatan fungsional dari suatu
kelompok tertentu yang diakui dalam melayani masyarakat. Etika profesi
bidan adalah norma-norma atau perilaku bertindak bagi bidan dalam
melayani kesehatan masyakat.
Etika profesi bidan adalah perilaku seseorang dalam menjalankan
segala tugasnya sesuai dengan  keahlian dan pengetahuan yang dimiliki.
Etika profesi bidan juga Merupakan Suatu pernyataan  komperhensif
dari profesi bidan yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk
melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan
dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi &
dirinya sendiri.
Dengan demikan etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan
“self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila mana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang
semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi)
yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-
ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun
kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

4
B. Fungsi Etik Dan Moralitas Bidan
1. Bidan harus menjadikan nuraninya sebagai pedoman.
2. Hati nurani paling mengetahui paling mengetahui kapan perbuatan
individu melanggar Etika atau sesuai etika.
3. Untuk memecahkan masalah dalam situasi  yang sulit
4. Mampu melakukan tindakan yang benar dan mencegah tindakan yang
merugikan, memperlakukan manusia secara adil,menjelaskan dengan
benar, menepati janji yang telah disepakati,menjaga kerahasiaan.
5. Membantu mengambil keputusan tentang tindakan apa yang kita lakukan
6. Menjadi otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
7. Menjaga privasi setiap individu
8. Mengatur sikap,tindak tanduk dalam menjalankan tugas profesinya (Puji
riri lestari,2011)

C. Tujuan Etik Dalam Profesi


Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai  “the discpline which
can act as the performance index or reference for our control system”. 
Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar
yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.  Dalam
pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia,
etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan
pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.  Dengan demikian etika
adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri..
Dengan Demikian Tujuan  etika dalam profesi yaitu:
1. Untuk mengatur dalam menjalankan tugas sesuai profesi
2. Menjadi alat self control dari tindakan yang menyimpang

5
3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
4. Menjaga dan memelihara kesejahteraan pelayanan kebidanan
5. Meningkatkan kualitas pelayanan.

D. Hak Kewajiban Dan Tanggung Jawab


1. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien/klien:
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan
kesehatan.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
5) Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
6) Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama
proses persalinan berlangsung.
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
8) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan
pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak
luar.
9) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar
di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.
10) Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.

6
11) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
c. Alternatif terapi lainnya
d. Prognosisnya
e. Perkiraan biaya pengobatan
12) Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang
dideritanya.
13) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas
tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas
tentang penyakitnya.
14) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
16) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
17) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
18) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya
kasus mal-praktek.

2. Kewaiiban Pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tat tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,
perawat yang merawatnya.

7
3) Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
4) Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

3. Hak Bidan
1) Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
2) Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
3) Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4) Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
5) Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
6) Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang
karir dan jabatan yang sesuai.
7) Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

4. Kewajiban Bidan Terhadap Pasien


1) Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2) Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
3) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan
pasien.

8
4) Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi
suami atau keluarga.
5) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
6) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
7) Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
8) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas
tindakan yang akan dilakukan.
9) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10) Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
11) Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait
secra timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan

5. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat Dan Tenaga Kesehatan


Lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan
lainnya.

6. Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya


1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

9
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.

7. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri


1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannva agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

8. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah Nusa, Bangsa Dan Tanah


Air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidan kesehatan khususnya
dalam pelayanan KIA/ KB dan kesehatan keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu
jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.

E. Kode Etik Profesi Bidan


Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan
demikian dokter, perawat,-,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan
bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik.
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari profesi
yang memberikan tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan praktik
dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien /pasien,

10
keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan  dirinya
sendin". Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilai–
nilai perada ban semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai
sebagai pegangan satu–satunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu
dibutuhkan juga suatu pengetahuan yang berhubungan dengan
hukum. Benar atau salah pada penerapan kode etik, ketentuan/nilai moral
yang berlaku terpulang kepada profesi.
TUJUAN KODE ETIK
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.
Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:
1) Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dad pihak luar atau masyarakat
mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh
karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan
nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga disebutkode
kehormatan.
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahtraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual
atau mental. Dalam hal kesejahteraan materil angota profesi kode etik
umumnya menerapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk
melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan
tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksinya dengan sesama anggota profesi.
3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu,
sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik

11
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.
4) Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi
selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang
pengabdiannya. Selain itu kodeetik juga mengatur bagaimana cara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasiprofesi.
Dimensi Kode Etik
1. Anggota profesi dan Klien/ Pasien.
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
4. Anggota profesi dan sesama anggota profesi
Prinsip Kode Etik
1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4. Memberlakukan manisia dengan adil.
5. Menjelaskan dengan benar.
6. Menepati janji yang telah disepakati.
7. Menjaga kerahasiaan
Penetapan Kode Etik 
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya.
Penetapankode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.
KODE ETIK BIDAN
Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disyahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun
1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII
tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidan Indonesia
mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam
mukadimah, tujuan dan bab.

12
SECARA UMUM KODE ETIK TERSEBUT BERISI 7 BAB YAITU:
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara
citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran, tugas dan tanggungjawab sesuai dengan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan  kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap
klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi
yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai
kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk
keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

13
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta
oleh pengadilan atau dipedukan sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2
butir)
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya
untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati
baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi
dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan
meningkatkan kemampuan profesinya seuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian
dan kegiatansejenis yang dapat meningkatkan mute dan citra
profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat
melaksanakan tugasprofesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk
meningkatkan  pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2
butir)
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.

14
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu
jangakauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika profesi bidan adalah perilaku seseorang dalam menjalankan segala
tugasnya sesuai dengan  keahlian dan pengetahuan yang dimiliki.
Fungsi etik dan moralitas bidan
 Bidan harus menjadikan nuraninya sebagai pedoman.
 Untuk memecahkan masalah dalam situasi  yang sulit
 Mampu melakukan tindakan yang benar dan mencegah tindakan yang
merugikan,berlaku adil, dan menjaga privacy.
 Membantu mengambil keputusan tentang tindakan apa yang kita lakukan
 Menjadi otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien
 Menjaga privasi setiap individu
 Mengatur sikap,tindak tanduk dalam menjalankan tugas profesinya

Tujuan Etik Dalam Profesi


 Untuk mengatur dalam menjalankan tugas sesuai profesi
 Menjadi alat self control dari tindakan yang menyimpang
 Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat
 Menjaga dan memelihara kesejahteraan pelayanan kebidanan
 Meningkatkan kualitas pelayanan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mustika,sofyan. Dkk, 2009. 50 Tahun IBI. Bidan menyongsong masa depan.


Pengurus pusat IBI. Jakarta

Nurdiansyah. 2012. Etika profesi. Pdf. Jakarta

Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta :


Mitra Cendikia.

Puji, wahyuningsih. 2009. Etika Profesi kebidanan. Fitrayana. Yogyakarta

Purwandari, Atik. 2008. Sejarah profesionalisme. Konsep kebidanan. EGC.


Jakarta

Suriani,dr. H. 2008. Etika kebidanan. EGC. Jakarta

Wahyuningsih,  Heni Puji. 2008.  Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta :


Fitramaya.

http://ririnpujilestari.blogspot.com/p/fungsi-etika-dan-moralitas-dalam.html

17

Anda mungkin juga menyukai