2.1. Upaya Promotif Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukanuntuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannyaadalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakatmampu meningkatkan kesehatannya. 2.2. Upaya Preventif Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaanantenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. 2.3. Upaya Kuratif Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. 2.4. Upaya Rehabilitatif Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untukmemelihara dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannyaadalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention). Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis ) 1) Promosi Kesehatan ( Health Promotion) 2) Perlindungan Khusus (Spesific protection). • Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( SpesificProtection ) : • Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberianimunisasi. • Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi sertakondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual. • Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera( Early Diagnosis and Promotif Treatment ) : • Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desadengan mengikutsertakan tokoh masyrakat dan tenagakesehatan lainnya. • Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini • Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA • Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanitadalam melakukan pemeriksaan SADARI. Peran bidan dalam usaha disability limitation : 1. Rehabilitasi (Rehabilitation) a) Rehabilitasi fisik b) Rehabilitasi mental c) Rehabilitasi social vokasional d) Rehabilitasi aesthetis • Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation). • Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembalidengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. • Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. • Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetapdilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.