Anda di halaman 1dari 22

UPAYA KESEHATAN

( PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF)

OLEH :
KELOMPOK 5
NI NYOMAN AYU SUDIASIH (P07120017 166)
A.A. KOMPYANG WULANTARI SUDANI (P07120017 183)
NI WAYAN MEYA WIDIANTI (P07120017 185)

TINGKAT 2.5
DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
UPAYA KESEHATAN
( PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF)

A. PENDAHULUAN
Kesehatan adalah sejahteranya seseorang dari segi badan atau fsik,
mental, dan sosial sehingga ia dapat hidup dengan sejahtera baik di
lingkungan sosial maupun secara ekonomis. Dari pengertian kesehatan secara
umum tersebut yang dinamakan orang sehat, bukan hanya dari fisiknya saja
tetapi juga harus dari mentalnya. Meskipun seseorang dari fisiknya terlihat
sehat, tetapi belum tentu mentalnya juga sama-sama sehat (Fhonna, 2017).
Sebagai manusia yang dapat berfikir secara utuh, tentunya pasti akan
melakukan suatu hal untuk mencapai kesehatan. Beberapa upaya pun
dilakukan untuk tercapainya derajat kesehatan.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan
bertujuan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan
harapan dan derajat kebutuhan masyarakat (consumer satisfaction) melalui
pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang juga akan memberikan
kepuasan dalam harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan (provider
satisfaction) dalam industri pelayanan yang diselenggarakan secara efisien
(institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan
yang serasi, selaras dan seimbang merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak,
dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory health
care) (Satrianegara dan Saleha, 2009).
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesehatan
di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah sakit yang merupakan salah satu
dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi
utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan bagi pasien (Depkes RI, 2004).
1. KONSEP KONSEP KUNCI
a. Upaya kesehatan
b. Upaya kesehatan promotif
c. Upaya kesehatan preventif
d. Upaya kesehatan kuratif
e. Upaya kesehatan rehabilitative
2. PETUNJUK
a. Pelajari materi mengenai upaya kesehatan dengan tekun dan disiplin
b. Penyajian setiap bab meliputi : kudul bab dan konsep konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajarn umum, tujuan pembelajaran
khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal soal
akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jajan. Tes ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian
d. Bacalah sumber sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan
dan wawasan anda
3. TUJUAN
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Memahami konsep dasar upaya kesehatan
TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN
a. Mahasiswa mampu memahami upaya kesehatan
b. Mahasiswa mapu memahami upaya kesehatan promotif
c. Mahasiswa mampu memahami upaya kesehatan preventif
d. Mahasiswa mampu memahami upaya kesehatan kuratif
e. Mahasiswa mampu memahami upaya kesehatan rehabilitative
f.
B. PENYAJIAN MATERI
1. UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Konsep kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit.
Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan
rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Menkes,
2004).
2. UPAYA KESEHATAN PROMOTIF
Pengertian upaya promotif secara umum adalah suatu tindakan untuk
meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal, dan merupakan
langkah awal yang sangat penting dalam pelayanan antenatal yang ada,
dengan menitikberatkan pada kegiatan promotif. Menurut Leavel dan Clark
(Maulana, 2009) upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang
ditujukan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib
sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek
pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap
pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Upaya promotif adalah upaya
promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad
kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan
upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya.
Macam- macam Usaha Promotif :
a. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah
tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air
limbah dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
e. Meningkatkan KIE tentang HIV AIDS.
f. Promosi Perilaku Seksual Aman (Promotùng Safer Sexual Behavior).
g. Promosi dan distribusi kondom (Promoting and Distributing Cïndom).
h. Norma Sehat di Tempat Kerja : tidak merokok, tidak mengkonsumsi
Napza.
i. Penggunaan alat suntik yang aman (Promoting and Safer Drug Injection
Behavior).
3. UPAYA PREVENTIF (PENCEGAHAN)
Pengertian upaya preventif secara umum yaitu merupakan upaya
promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah
kelompok dengan resiko lebih tinggi. Notosoedirjo dan Latipun (2005)
mengemukakan upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu
dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara
etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum
atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian
yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan
untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi
seseorang atau masyarakat.
Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan,
yaitu:
a. Usaha pencegahan (usaha preventif)
b. Usaha pengobatan (usaha kuratif)
c. Usaha rehabilitasi
Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat
yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih
baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha
pengobatan maupun rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar
kaki tidak patah akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan
biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah
patah ataupun merehabilitasi kaki patah dengan kaki buatan.
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll)
melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
b. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun
dirumah
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
Pelayanan Preventif dapat meliputi:
a. Peningkatan gaya hidup sehat (Reducing Vulnerability of Spesific Pop)
b. Memahami penyakit HIV AIDS, bahaya dan pencegahannya.
c. Memahami penyakit IMS, bahaya dan cara pencegahannya.
d. Diadakannya konseling tentang HIV AIDS pada pekerja secara
sukarela dan tidak dipaksa
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
f. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja,
Lansia,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
g. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
h. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun
dirumah
i. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
j. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari
anemia
k. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan
melancarkan sirkulasi ibu
l. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan
m. Pencegahan komplikasi pada saat nifas
n. Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia
Tingkat-Tingkat Usaha Pencegahan
Upaya pencegahan menurut teori Leavel dan Clark (Maulana, 2009)
dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan
perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu
adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis), dan
disebut dengan pencegahan primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum
menderita sakit. Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health
promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic protection).
1) Promosi Kesehatan
Health promotion bertujuan untuk meningkatkan, memajukan dan
membina koordinasi sehat yang sudah ada hingga dipertahankan dan
dijauhkan dari ancaman penyebab penyakit atau agent secara umum.
Pendidikan kesehatan yang diperlukan antara lain: Meningkatnya gizi,
Perbaikan sanitasi lingkungan, Ph(derajat keasaman), Pendidikan sifat
umum, Nasihat perkawinan, Penyuluhan kehidupan sex, Olahraga dan
kebugaran jasmani, Pemeriksaan secara berkala, Meningkatnya standar
hidup dan kesejahteraan keluarga, Nasihat tentang keturunan, Penyuluhan
tentang PMS, Penyuluhan AIDS. Meningkatkan dan memperbaiki
program kesehatan ibu:
a) Layanan dan terdesentralisasi
b) Menyusun standar pelayanan dan pastikan adanya supervise
c) Mengembangkan dan menggunakan panduan tetap untuk manajemen
komplikasi kebidanan
d) Memperbaiki sistem pelatihan dan memperbaharui keterampilan
penyediaan pelayanan
e) Memperbaiki infrastruktur dan memperbaharui fasilitas
f) Menetapkan/memperkuat system rujukan
g) Menetapkaan/memperkuat mekanisme evaluasi kualitas pelayanan
h) Mengembangkan dan menggunakan instrumen untuk memperbaiki
kualitas pelayanan
i) Home base maternal records
j) Partograf
k) Melakukan audit dan meninjau kembali kasus-kasus kematian ibu
hamil.
Tindakan pencegahan meliputi:
a. Perlindungan balita, ibu hamil
b. Pemberian makanan
c. Perlindungan terhadap ancaman akibat kerja
d. Perlindungan khusus yang bersifat karsinogenik
e. Menghindari terhadap zat-zat alergi
f. Menghindari minuman berakohol
g. Menghindari merokok

2) Spesific Protection
Spesific protection adalah upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu. Spesific protection terdiri dari
(Maulana, 2009):
a) Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
terhadap penyakit-penyakit tertentu. Contohnya: imunisasi hepatitis
diberikan kepada mahasiswi kebidanan yang akan praktek di rumah
sakit.
b) Isolasi terhadap penderita penyakit menular. Contohnya: isolasi
terhadap pasien penyakit flu burung.
c) Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat
umum dan di tempat kerja. Contohnya: di tempat umum, misalnya
adanya rambu-rambu zebra cross agar pejalan kaki yang akan
menyebrang tidak tertabrak oleh kendaraan yang sedang melintas.
Sedangkan di tempat kerja: para pekerja yang memakai alat
perlindungan diri.
d) Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan
menggunakan narkotik. Contohnya: kursus-kursus peningkatan
keterampilan, seperti kursus menjahit, kursus otomotif.
e) Penanggulangan stress. Contohnya: membiasakan pola hidup yang
sehat , dan seringnya melakukan relaksasi.
b. Pencegahan sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan
tepat, disebut pencegahan sekunder (seconder preventive). Pencegahan
sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan
sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera
(early diagnosis and prompt treatment).
1) Early diagnosis
Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini
atau tindakan pencegahan pada seseorang atau kelompok yang
memiliki resiko terkena penyakit.
2) Prompt treatment
Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang dilakukan
dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang
terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early
diagnosis. Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar
gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.
c. Pencegahan tersier
Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut
pencegahan tersier (tertiary prevention). Pencegahan tersier bentuknya
membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability limitation) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan agar
cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang
menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
a. Pembatasan kecacatan
Pencegahan dilakukan dalam taraf penyakit sudah nyata bahkan
sudah lanjut sehingga penderita dalam keadaan disable (tidak
sanggup melakukan aktivitas yang biasa dikerjakan walau tidak
sakit). Sehingga penderita bisa sembuh.
b. Rehabilitasi (pemulihan)
1) Ruang dokter, yaitu pemulihan fungsi organ yang baru
sembuh/mengalami kelainan yang menetap/cacat.
2) Ruang biang diklat keterampilan, yaitu berupaya memulihkan
kembali kemampuan profesionalnya sehingga dapat bekerja
kembali di masyarakat.
3) Ruang sosial, yaitu memulihkan kembali kehidupan sosial
masyarakat sehingga masyarakat mau menerima kembali.
Misalnya, sembuh dari penyakit kusta.
4) Ruang kejiwaan (psikologi), yaitu upaya memulihkan
kepercayaan dan harga diri penderita setelah sembuh dari
penyakit. Misalnya :
a) Tempat pendidikan untuk tuna netra dan rungu
b) Tempat pendidikan untuk anak cacat
c) Bedah rekonstruksi untuk mantan penderita kusta
d) Fisioterapi dan latihan untuk penderita polio
4. UPAYA KURATIF
Menurut teori Leavel dan Clark (Maulana, 2009) upaya kuratif dalah
upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah
melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien)
terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik, hipertensi dan
sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut
tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah
pengobatan.
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.
Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya)
dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat
reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah
datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas
atau tempat praktek. Jika tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah,
maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya
penyakit.
Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien
lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,
padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat
antara aspek satu dengan yang lainnya. Program kesehatan yang menekankan
upaya kuratif adalah “Health program for survival”. Upaya kesehatan dalam
pelayanan kebidanan melalui kuratif. Pelayanan diberikan pada pekerja yang
sudah mengalami gangguan kesehatan Pelayanan diberikan meliputi
pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyakit akibat kerja.
Upaya Promosi Kesehatan Kuratif
1. Bayi
a) Mandiri
1) Pemberian vitamin K
2) Obat tetes mata.
b) Kolaborasi:
1) Pengobatan pada kasus asfiksia berat
2) Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita
gonore
3) Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial
4) Pengobatan path kasus hipoglikemia
5) Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA.
diare dll. Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe
(ibu menderita gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian
terapi pengobatan antibiotika.
2. Balita
a) Mandiri:
1) Pengobatan diare tanpa dehidrasi.
2) Balita dengan kasus BGM.
b) Kolaborasi
1) Pengobatan path kasus ISPA
2) Pengobatan Dada kasus cacmgan
3) Pengobatan pada kasus gizi buruk
4) Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya.
Contoh: Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi,
pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi
obat antibiotika.
3. Remaja
a) Mandiri:
1) Pengobatan path kasus dismenorhoe
2) Pengobatan pada kasus anemia ringan.
3) Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau
mukosa
4) Vagina dilakukan tindakan hecting.
b) Kolaborasi:
1) Pengobatan path kasus anemia berat.
2) Pengobatan pada kasus plour arbus Contoh: Pada kasus
dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi
hormonal.
4. PUS/WUS
a) Mandiri:
1) Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi
b) Kolaborasi:
1) Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual
2) Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP)
Contoh: Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk
pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic.
5. Ibu hamil
a) Mandiri:
1) Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II.
2) Pengobatan pada kasus anemia ringan.
b) Kolaborasi:
1) Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill.
2) Pengobatan path abortus inleksiousus
3) Pengobatan pada kasus anemia berat.
4) Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai
seperti jantung DM dll
Contoh: Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan obat
tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat.
6. Ibu Bersalin
a) Mandiri:
1) Manajemen Aktif Kala Ill
2) Pengobatan path kasus atonia uteri.
3) Ibu bersalin dengan ruftur pada servik slmukosa vagina/perineum
dilakukan tindakan hecting.
b) Kolaborasi:
1) Pengobatan pada kasus inersia uteri
2) Pengobatan path kasus perdarahan (HPP primer). Contoh: Pada
Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi oksitosin.
7. Ibu Nifas
a) Mandiri:
1) Pengobatan pada sub involusi
b) Kolaborasi:
1) Pengobatan pada mastitis
2) Pengobatan pada HPP sekunder
3) Pengobatan pada kasus vaginitis
4) Pengobatan path kasus abses payudara
Contoh: Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan
kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau
Eritromysin).
8. Klimakterium Menopause
a) Kolaborasi:
1) Terafi Sulih Hormon (TSH) Contoh upaya kuratif dalam pelayanan
kesehatan
2) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
3) Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis
dan bendungan ASI
4) Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir
5) Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah
6) Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan penyakit
tertentu
7) Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil yang sakit
8) Melakukan rujukan bila diperlukan
9) Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan,
misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat memberikan
tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya.

5. Upaya Reablitatif
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan
kemampuannya. Menurut teori Leavel dan Clark (Maulana, 2009) rehabilitasi
adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu
mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu dengan
mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang
sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan .seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badania muncul pula kelainan- kelaianan atau gangguan
mental.untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat.
c. Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri
tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.
Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk
dapat mengerti dan memahami keandaan mereka (fisik mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses
penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini. Sikap
yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsure kemanusian dan keadailan social.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata,
melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.
Contoh pelaksanaan upaya rehabitatif dalam bidang kesehatan yaitu:

a. Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita


b. Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai
usaha pemeliharaan kesehatan
c. Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca
sakit
d. Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan cara ibu
dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan sekurang-kurangnya 6 jam
setelah melahirkan
e. Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau
senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu setelah
melahirkan
f. Pemenuhan gizi pada ibu

C. TUGAS DAN LATIHAN


SOAL
1. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan?
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
e. Semua jawaban benar
2. Tujuan upaya promotif adalah
a. agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya.
b. Karena setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri
c. meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal.
d. mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan
e. memerlukan biaya yang lebih murah
3. Pelayanan Preventif dapat meliputi..
a. Pemeriksaan kesehatan sekali
b. Pemberian Vitamin A
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan
d. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
e. Yodium melalui posyandu
4. Upaya pencegahan menurut teori Leavel dan Clark (Maulana, 2009)
adalah, kecuali..
a. Pencegahan primer
b. Promosi Kesehatan
c. Pencegahan sekunder
d. Pencegahan tersier
e. Jawaban e dan d benar
5. Upaya Promosi Kesehatan Kuratif adalah, kecuali
a. Bayi
b. Balita
c. Remaja
d. Ibu hamil
e. Mandiri
6. Tempat usaha pelayanan kesehatan yang pemeriksaan kesehatannya secara
berkala disebut...kecuali
a. Rumah Sakit
b. Posyandu
c. Puskesmas
d. Kunjungan rumah
e. Jawaban B dan C salah
7. Pencegan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena
penyakit. Pengertian diatas adalah pengertian dari ...
a. Prompt Treatmen
b. Early diagnosis
c. Pencegahan Tersier
d. Rehabilitasi
e. Upaya kuratif
8. Upaya promosi kesehatan kuratif dengan mandiri pada bayi dapat
dilakukan ...
a. Pemberian vitamin K
b. Obat tetes mata
c. Pengobatan pada kasus Asfiksia berat
d. Pengobatan dada penyakit infeksi
e. Jawaba A dan B benar
9. Usaha untuk mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat. Pernyataan diatas adalah pengertian dari ...
a. Upaya rehabilitatif
b. Upaya kuratif
c. Upaya preventif
d. Upaya promotif
e. Upaya akuntabilitas
10. Contoh pelaksanaan upaya rehabilitatif dalam bidang kesehatan yaitu
kecuali
a. Pemulihan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
b. Istirahat yang cukup
c. Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin
d. Diet rendah serat
e. Pemenuhan gizi pada ibu
11. Upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit adalah
pengertian dari...
a. Promosi Kesehatan
b. Tujuan Pomosi Kesehatan
c. Pencegahan Tersier
d. Usaha Preventif
e. Usaha Rehabilitasi

12. Meberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk pencegahan


terhadap penyakit-penyakit tertentu, adalah contoh dari...
a. Pencegahan Skunder
b. Spesific Protection
c. Early Diagnosis
d. Promt Treatment
e. Rehabilitasi

13. Upaya rehabilitatif dibagi menjadi... Bagian


a. 3
b. 2
c. 4
d. 5
e. Semua jawaban benar

14. Seseorang yang kakinya patah akibat kecelakan perlu mendapatkan


rehabilitasi dari kaki yang patah. Kejadian tersebut merupakan contoh
dari...
a. Rehabilitasi mental
b. Rehabilitasi sosial vokasional
c. Rehabilitasi aesthetis
d. Rehabilitasi
e. Rehabilitasi fisik

15. Upaya pencegahan menurut teori Leavel dan Clark (Maulana,2009)


dibedakan menjadi...
a. 2
b. 4
c. 3
d. 5
e. 7
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Pengertian upaya promotif secara umum
adalah suatu tindakan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan
yang optimal, dan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
pelayanan antenatal yang ada, dengan menitikberatkan pada kegiatan
promotif. Pengertian upaya preventif secara umum yaitu merupakan upaya
promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya
adalah kelompok dengan resiko lebih tinggi. Upaya kuratif dalah upaya
promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui
pengobatan. Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya
2. TES AKHIR BAB
SOAL
1. Sasaran promkes pada tingkat rehabilitative adalah..
a. Kelompok penderita/ pasien yang baru sembuh (Recovery) dari
penyakit
a. kelompok orang sehat dan kelompok yang beresiko tinggi
b. para penderita penyakit
c. para lansia
d. para ibu rumah tangga
2. Masalah yang berhubungan dengan sosila budaya masyarakat dibawah
adalah
a. Kurangnya pengetahuan, salah satunya di bidang kesehatan
a. Rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong
b. Mengutamakn musyawarah dalam mengambil keputusan
c. Rasa tolong menolong/ perasaan senasib sepenanggungan
d. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik drai segi
tem pat maupu peralatan
3. Dalam upaya promosi kesehatan, analisis masalah harus…
a. Cermat
b. Tepat
c. Benar
d. Subjektif
e. Menduga-duga
4. Merupakan layanan yang berikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan
adalah fungsi bidan sebagai…
a. Fasilitator
b. Advocator
c. Motivator
d. Educator
e. Promotor

5. Teori insting dikemukakan oleh..


a. Mc Dougall
b. Fritz Heider
c. Bandura
d. Kohler
e. Thondike

6. Pendekatan apa saja yang merupakan pendekatan promosi kesehatan


dalam Deklarasi Jakarta?
a. Pendekatan Komprehensif
b. Pendekatan Medik
c. Pendekatan berpusat pada klien
d. Pendekatan perubahan perilaku
e. Pendekatan edukasi/pendidikan

7. Bidan sebagai advokator bertindak seperti di bawah ini kecuali....

a. Mengadvokasi ibu hamil


b. Mengadvokasi penentu kebijakan
c. Mengadvokasi masyarakat
d. Mengadvokasi lembaga swasta
e. Mengadvokasi pemerintah

8. Peran dan solusi bidan pada pendidikan ibu sebelum bersalin meliputi....

a. Melakukan penggalangan dana


b. Melakukan promosi kesehatan
c. Melakukan program pencegahan kelahian preterm
d. Melakukan pembinaan kepada kelompok sasaran yaitu ibu hamil, ibu
bersalin, keluarga, tokoh masyarakat setempat
e. Melakukan pelaksanaan pertemuan rutin GSI (gerakan sayang ibu)
dalam promosi “suami, bidan dan desa SIAGA”

9. Hal apa saja yang perlu diperhatikan saat menyampaikan pesan Promosi
kesehatan, kecuali?

a. Berpihak pada salah satu klien


b. Cara penyampaian menarik
c. Pesan yang dapat terus diingat
d. Menggunakan kata-kata yang baik
e. Ekspresi wajah yang mebuat klien nyaman

10. Semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan,


sikap, dan praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri merupakan pengertian dari....

a. Pendidikan kesehatan
b. Promosi kesehatan
c. Pelayanan kesehatan
d. Pelayanan terpadu
e. Program pemerintah

11. Etika yang menelaah secara kritis dan nasioanal tentang sikap dan prilaku
manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai,dari pengertian etika diatas pengertian dari etika…
a. Deskriptif
b. Noratif
c. Perilaku
d. Duduk
e. Bejalan

12. tujuan : membebaskan dari penyakit dan kecacatan yang didefinisikan


secara medis.tujuan diatas merupakan tujuan pendekata dari…

a. pendekatan perubahan sosial


b. pendekatan berpusat pada klien
c. pendekatan edukasional
d. pendekatan perubahan prilaku
e. pendekatan medik

13. contoh dari sasaran promkes pada tingkat preventif adalah..

a. bumil, busui, lansia


b. bumil, busui, balita
c. remaja, bumil,, lansia
d. lansia, busui, balita
e. balita, remaja, lansia

14. lingkungan promosi kesehatan terhadap remaja meliputi, kecuali…

a. gizi/nutrisi
b. sosialisasi
c. pendekatan kesehatan
d. pergaulan
e. intraksi social

15. pemulihan kesehatan adalah promosi kesehatan dari …

a. preventive
b. kuantitativ
c. rehabilitative
d. promotif
e. kuratif

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


128/MENKES/SK/II/2004 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.

Fhonna, Rizky Putra . 2017. Kesehatan Adalah Sejahteranya Seseorang Dari Segi
Badan Atau Fisik. (Online) dikutip dari www.scribd.com. Diakses pada 25
September 2017.

Maulana, Heri, D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Menkes. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit. Jakarta.
Notosoedirjo dan Latipun. 2005. Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan.
Malang: UMM Presc.

Satrianegara dan Sitti Saleha. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan


Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai