Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PBL I

PEMASANGAN NASOGATRIC TUBE PADA Ny “ Y ”


DI RUANG IGD RSUP DR. RIVAI ABDULLAH

DI SUSUN OLEH :

1. YUNI MAHARANI NIM : 135.21.001


2. AJENG ELI SAPUTRI NIM : 135.21.002
3. DILA ROHILIA NIM : 135.21.003
4. LITRI RASMA NIM : 135.21.004
5. RISKA WASILAH B NIM : 135.21.005
6. VINA SUSANKA NIM : 135.21.006
7. DEVI NURZAKIA P NIM : 135.21.007
8. DAYANG ANGGESTA NIM : 135.21.008

DOSEN PEMBIMBING :
ERIKE SEPTA PRAUTAMI, S.Kep., M.Kes
RANI ANDRIANI, Amd., Keb

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES PONDOK PESANTREN ASSANADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
HALAMAN PERSETUJUAN

PEMASANGAN NASOGATRIC TUBE PADA Ny “ Y ”


DI RUANG IGD RSUP DR. RIVAI ABDULLAH

Telah diperiksa dan disetujui untuk di seminarkan

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Erike Septa Prautami, M. Kes Rani Andriani, Amd., Keb


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ PEMASANGAN NASOGATRIC TUBE PADA NY “
y “ DIRUANGAN IGD RSUP DR. RIBAI ABDULLAH “

Makalah ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan


program studi pendididikan diploma III kebidana, dalam menyelesaikan makalah
ini penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi bimbingan
dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini .

Pada kesempatan ini, penulis ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Sunedi Sarmadi, M.Pd.I Selaku ketua yayasan Ponpes


Assanadiyah Palembang
2. Ibu Ratna Dewi,SST.,M.Kes Selaku Direktur utama Stikes Ponpes
Assanadiyah Palembang
3. Ibu Umi Solekah,SST.,M.Bmd Selaku ketua kaprodi DIII Kebidanan
4. Ibu Erike Septa Prautami, M.Kes dan Ibu Rani Andriani Amd.Keb selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan
selama praktek belajar lapangan
5. Kepada Dosen dan staff Stikes Pondok Pesantren Asaanadiyah Palembang
yang telah membantu dalam menyelesaikan praktek belajar lapangan
6. Kepada orang tua dan adik-adikku yang selalu mendukung dan
mendoakan hingga selesainya praktek belajar lapangan ini
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan
menyelesaikan tugas makalah praktek belajar lapangan .

i
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam
bentuk penyampaian materi maupun teknis penulisannya. Karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan
dan penyempurnaan di masa yang akan dating dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khusus dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………….……. ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

A. Latar belakang……………………………………………………….... 1
B. Tujuan…………………………………………………………….…… 1
1. Tujuan umum…………………………………………….……….. 2
2. Tujuan khusus…………………………………………….……….. 2
C. Tempa dan waktu……………………………………………………… 2
D. Manfaat…………………………………………………………...…… 2
E. Metode penulisan……………………………………………………… 2

BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………………. 3

A. Definisi ……………………………………………………………… 3
B. Penyebab (Etiologi)……………………………………………..…… 4
C. Anatomi fisiologi……………………………………….……………. 4
D. Patifisiologi/patoflow (sampai timbulnya masalah)……….………… 5
E. Komplikasi ……………………………………………………...…… 8
F. Pemeriksaan diagnostic/penunjang…………..……………………… 10
G. Penatalaksaan medis/pengobatan………………………………….… 11

BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………..…….. 13

A. Pengkajian…………………………………………………………… 13

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………….……….. 18

BAB V PENUTUP…………………………………………………………... 21

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 21
B. Saran………………………………………………………………….. 21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….…. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kebutuhan manusia, kita tentu tidak mengharapkan sebuah
penyakit menyerang kita. Kita sebagai manusia selalu berusaha untuk
menjaga kesehatan agar dapat hidup terus dengan sehat dan melakukan
aktifitas normal dan sesuai dengan apa yang kita harap kan. Namun
terkadang tanpa kita sadari bahwa kegiatan atau makanan yang kita
konsumsi menjadi salah satu penyebab tubuh kita menjadi lemah dan
sakit.
Dalam beberapa hal terkadang manusia yang sedang sakit tidak
dapat menelan makanan secara oral. Hal ini menyebabkan tubuh mereka
semakin lemah . Karena itu, ketika seseorang sedang dalam keadaan
seperti ini, petugas kesehatan biasa nya memasang sebuah selang yang di
sebut Nasogatric tube ( NGT )
Nasogastric tubes ( NGT) sering di gunakan untuk menghisap isi
lambung,juga di gunakan untuk memasuk kan obat-obatan dan makanan.
NGT ini di gunakan hanya dalam waktu yang singkat . Untuk memenuhi
kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
memasukan dan melakukan perawatan NGT sangat di butuhkan.
Bagi anak-anak, kebutuhan akan NGT di sebab kan oleh beberapa
kondisi seperti anomaly, anatomi jalan makanan ; oesophagus atau alat
eliminasi, kelemahan reflek menelan, distres pernafasan atau tidak sadar
kan diri. Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian dimana kerja sama
perawat, pasien dan keluarga sangat dibutuh kan dan pada sebagian
terkadang agak sedikit di paksakan.

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulisan ini bertujuan untuk menuhi salah satu syarat tugas dari mata
kuliah kebutuhan dasar manusia.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari NGT
b. Untuk mengetahui cara pemasangan NGT
c. Dapat mengetahui indikasi dan komplikasi dalam pemasangan
NGT.

C. Tempat dan waktu


Pengkajian di lakukan di ruang IGD RSUP DR.RIVAI ABDULLAH
Pada jam : 10.00 WIB
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan
ilmupengetahuan yang dimiliki
2. Bagi pembaca
Makalah ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan
3. Bagi institut pendidikan
Makalah ini dapat dijadikan referensidalam pembuattan mkalah
selanjutnya
E. Metode penulisan
Sumber dan jenis data
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini berasal dari
berbagai literatul kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas. Beberapa jenis reprensi utama yang digunakan adalah buku
pelajaran kebidanan, jurnal ilmiah edisi cetak maupun edisi online, dan
artikel ilimiah yang bersumber dari internet.Jenis data yang diperoleh
variatif, bersifat kuantitatif maupun kualitat
2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi NGT

NGT atau Nasogatric atau Tube adalah suatu selang yang di


masukan melalui hidung sampai ke lambung, sering di gunakan untuk
memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengkonsumsi makanan cair dan obat-obatan secara
oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi cairan lambung
dengan cara di sedot. NGT di gunakan untuk menghisap menghisap isi
lambung dan di gunakan juga untuk obat-obatan , makanan. NGT ini
hanya di gunakan dalam waktu yang singkat. Nasogatric terdiri dari 2
kata, bahasa Yunan : Naso adalah suatu kata yang berhubungan
dengan hidung dan berasal dari bahasa latin :Nasus untuk hidung.
Gastro berasal dari bahasa Yunani : Gaster yang artinya perut gendut
atau yang berhubungan dengan perut. Istilah Nasogatric bukan istilah
modern melainkan sudah di sebut pada tahun1942. ( Metheny &
Titler, 2012 )

Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrisi melalui saluran


cerna dengan menggunakan sonde ( Tube feeding ). Nutrisi Enternal
di rekomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi
nutrisi secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi enternal
dini yang di mulai dari 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke
dalam perawatan intensif ( ICU ) lebih baik di bandingkan pemberian
nutrisi parental ( ASPEN, 2015)

3
B. Tujuan
Pemasangan NGT dapat bertujuan untuk mendekompresi lambung
atau pemberian nutrisi, dan bertujuan diagnostik, yaitu mendeteksi sel
kanker pada kecurigaan kanker lambung. Membantu pasien yang tidak
bias memakan dan meminum secara oral.

C. Anatomi fisiologi

Gambar 2.1 sistem pencernaan

1. Mulut
Bagian mulut merupakan langkah pertama dalam sistem pencernaan
manusia. Proses pencernaan dimulai saat kamu mengambil gigitan
pertama pada makanan, disebut juga pencernaan mekanik.
Bagian mulut seperti lidah, gigi, dan kelenjar air liur membantu
proses pengunyahan agar makanan lebih mudah dicerna.
Air liur mengandung enzim dengan fungsi memecah molekul
makanan agar mudah diserap oleh tubuh

4
2. Tenggorokan (Faring) dan Kerongkongan Esofagus
Tenggorokan (Faring) merupakan saluran alat pencernaan yang
menghubungkan rongga mulut ke kerongkongan (esofagus). Faring
juga berhubungan dengan rongga hidung yang berfungsi untuk
memproduksi suara. Makanan yang ditelan dari mulut masuk melalui
tenggorokan dan diteruskan ke tabung berotot esofagus.Tabung ini
memiliki panjang sekitar 25cm. Di bagian esofagus terdapat katup
epiglotis yang mencegah makanan dan minuman masuk ke dalam
trakea agar kamu tidak tersedak.Pada dinding Bagian mulut
merupakan langkah pertama dalam sistem pencernaan manusia.
Proses pencernaan dimulai saat kamu mengambil gigitan pertama
pada makanan, disebut juga pencernaan mekanik. Bagian mulut
seperti lidah, gigi, dan kelenjar air liur membantu proses
pengunyahan agar makanan lebih mudah dicerna Air liur
mengandung enzim dengan fungsi
kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan meremas-
remas yang mendorong makanan menuju lambung (sumber:
healthjade).

3. Lambung
Lambung merupakan organ berbentuk seperti kantong yang terdiri
dari dinding berotot. Di lambung, terjadi sistem pencernaan mekanik
dimana makanan dan minuman diremas dan diaduk menjadi bubur
makanan (kim) oleh otot polos. Ada tiga bagian lambung yang
penting: bagian atas (kardia), bagian tengah (fundus), dan bagian
bawah (pilorus) di bagian lambung juga terjadi pencernaan kimiawi,
dimana makanan dicerna oleh enzim dalam getah lambung yang
dihasilkan oleh sel kelenjar dinding lambung.

5
Getah lambung terdiri dari: Pepsin: enzim yang fungsinya memecah
protein menjadi pepton dan proteosa. Renin: enzim berfungsi untuk
menggumpalkan protein susu (kasein), lalu dicerna oleh pepsin
Asam Klorida (HCl): asam yang berfungsi untuk membunuh kuman
dan bakteri pada makananan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin Lipase Gastrik : enzim yang mengubah lemak menjadi asam
lemak Setelah melalui proses sistem pencernaan tersebut, lambung
perlahan-lahan meneruskan kim ke usus halus dengan gerakan
peristaltik. ( sumber medical medicine)

4. Usus Halus
Usus halus merupakan sistem pencernaan manusia terpanjang
dengan panjang sekitar 670 cm sampai 760 cm.Penyerapan nutrisi
paling banyak terjadi pada saluran pencernaan ini. Usus halus terdiri
dari tiga bagian penting yang masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda dalam pencernaan makanan: Duodenum/Usus 12 jari: Usus
dua belas jari adalah bagian usus setelah lambung. Fungsinya untuk
menyalurkan makanan ke usus halus dan mencerna makanan secara
kimiawi. Terdapat dua muara saluran yaitu getah pankreas dan
kantung empedu. Enzim yang disekresikan oleh getah usus halus
merupakan enzim Enterokinase, Tripsin, Erepsin, Disakarase, dan
Lipase. Jejunum (Usus kosong): Permukaan usus kosong terdapat
jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Fungsi utama vili adalah
memperluas permukaan usus untuk penyerapan makanan. Hampir
90% penyerapan nutrisi terjadi di bagian usus halus ini dan
selanjutnya diedarkan ke dalam aliran darah dan limpa. Ileum (Usus
penyerapan): Bagian akhir pada saluran pencernaan usus halus.
Nutrisi, seperti vitamin B12, garam empedu, air, dan elektrolit, yang
belum diserap oleh jejunum akan diserap oleh bagian usus halus
ileum.
6
Seperti jejunum, usus ileum juga memiliki vili. gerakan kontraksi
peristaltik pada usus halus mendorong makanan dari satu bagian ke
bagian lain. Sisa kim yang berupa limbah diteruskan ke sistem
pencernaan manusia berikutnya yaitu usus besar. (sumber : medical
xpress)

5. Usus Besar
Sebagian besar dari sisa-sisa pencernaan makanan dan air diserap di
usus besar, lalu disimpan sebagai feses sebelum dieliminasi. Usus besar
terdapat bagian sekum, kolon, rektum, dan kanalis anal.Fungsi utama
usus besar adalah membusukkan sisa makanan atau limbah oleh bakteri
Escherichia coli agar lebih mudah untuk dikeluarkan. Di bagian kolon
ini juga terjadi penyerapan air dan vitamin K. Setelah itu, zat makanan
yang sudah dicerna akan disimpan di rektum dan dieliminasikan
melalui kanalis anal ke anus dengan gerakan peristaltik. ( sumber :
nursing times)

6. Rektum dan Anus


Terakhir yaitu rektum dan anus. Sisa isi usus besar yang telah menjadi
feses kemudian disalurkan ke arah rektum. Rektum adalah bagian akhir
dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat penampungan feses
sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh. saat rektum sudah mulai
penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang untuk mengeluarkan
feses. Inilah yang membuat Toppers merasa mulas dan ingin buang air
besar. Feses nantinya akan dikeluarkan melalui anus. anus merupakan
bagian paling akhir dari saluran pencernaan yang berbatasan langsung
dengan lingkungan luar. Fungsi anus tak lain adalah sebagai tempat
keluarnya feses. ( sumber : sridanti )

7
D. indikasi
a. Pasien dengan distensi abdomen karna gas, darah dan cairan
b. Keracunan makanan dan minuman
c. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
d. Pasien yang memerlukan NGT Untuk menganalisa isi lambung
E. Komplikasi
Komplikasi pemasangan NGT umum nya bersifat ringan, seperti rasa
tidak nyaman, sinusitis, dan epistaksis. Kondisi ini umum nya dapat
membaik dengan sendiri nya tanpa perlu melepas selang NGT.
Pemberian lubrikasi, anestisa topikal, dan teknik pemasangan yang
hati-hati dapat mengurangi rasa resiko terjadi nya komplikasi ini
(makarim : 2015)
1. Komplikasi Akibat Teknik dan Posisi yang tidak tepat
Distres napas dan hipoksemia merupakan salah satu komplikasi yang
terjadi akibat teknik pemasangan dan posisi pasien yang tidak tepat.
Kondisi ini dapat terjadi pada awal pemasangan bila muncul tanda-
tanda distress napas, segera tarik keluar NGT.Pneumonia aspirasi
dapat terjadi akibat aspirasi isi lambung saat pasien muntah, hal ini
dapat di cegah dengan memposisikan pasien dengan baik. pada pasien
dengan riwayat menelan bahan-bahan kimia yang iritatif atu trauma
esophagus, pemasangan NGT dapat menyebabkan atau memperburuk
perforasi intestinal yang mungkin yang Pemasangan NGT secara
blind pada pasien dengan trauma maksiopasial yang di curigai
mengalami fraktur cribiformis plate dapat menyebabkan penempatan
NGT di intraknial.
bila NGT di pasangkan dengan tujuan pemberian nutrisi, perku
dilakukan konfirmasi bahwa NGT sudah berada di intragastric.

8
Memberikan obat atau makanan pada malposisi NGT setinggi trankea
atau masuk ke paru-paru dapat menyebabkan komplikasi berat, seperti
penuomonia aspirasi, pneuomhotorax, bahkan kematian. Oleh karena
itu, perlu untuk melakukan konfirmasi posisi NGT sebelum pemberian
makanan di lakukan. (Healthline 2020)

2. Komplikasi jangka panjang


NGT yang terpasang dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi
dinding lambung, yang kemudian mengakibatkan pendarahansaluran
cerna. Penekanan pada area nares dalam jangka panjang juga dapat
menyebabkan ulkus nasal atau nekrosis. ( Medline Plus. 2020 )

Komplikasi yang disebabkan oleh NGT juga dapat terjadi pada


a. Komplikasi Mekanik
1. Sonde nya tersumbat
2. Diskolasi dari sonde, missal nya karena ketidak sempurnaan
melekat nya sonde dengan plester di sayap hidung.
b. Komplikasi Pulmonal, Misal nya Aspirasi.
Di karenakan pemberian NGT fidding terlalu cepat.
c. Komplikasi yang Disebab kan Oleh tidak sempurna nya
kedudukan sonde
1. Mempunyai jerat
2. menyeruoai simpul
3. Apabila sonde terus meluncur kedua denum atau jejunum Hal ini
dapat menyebabkan diare.
d. Komplikasi yang Disebab kan Oleh Zat Nutrisi.

9
F. Pemeriksaan Diagnostic/Penunjang
Ada sangat banyak jenis pemeriksaan penunjang yang dapat di
lakukan oleh dokter. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan yang
sering di kakukan, antara lain :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling
umum di lakukan. Pemeriksaan ini di lakukan dengan cara mengambil
sampel darah pasien untuk kemudian di analisis di laboratorium.
2. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan erine adalah jenis pemeriksaan yang sering kali di
lakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta
apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

3. Elektrokardiogram ( EKG )
Pemeriksaan penunjang ini sering di gunakan untuk memantau kerja
jantung, khusus nya irama detak jantung dan aliranlistrik jantung. Dan juga
dapat di lakukan untuk mendeteksikelainan jantung seperti aritma,
serangan jantung, pembengkakan jantung, kelainan pada katup jantung,dan
penyakit jantung coroner.
4. Poto ronsen
Foto ronsen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan
radiasi sinar x atau sinar ronsen untuk menggamvarkan kondisi berbagai
organ dan jaringan tubuh .
5. Ultrasonogravi ( USG)
Usg adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang suara
untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh
pemeriksaan penunjang ini sering dilakukan untuk mendeteksi kelainan di
organ dalam tubuh,seperti tumor,batu,atau infeksi pada ginjal pakreas hati
dan empedu. https://hellosehat.com

10
6. Penatalaksanaan medis/pengobatan
Pemasangan NGT umum nya di lakukan untuk beberapa tujuan di bawah
ini :
a. Sebagai langkah diagnostic
Pasang NGT bias di anjurkan untuk memastikan diagnosis dari
sederet penyakit berikut :
1. Mendeteksi penyebab pendarahan pada saluran cerna atas
2. Mengambil sempel cairan lambung untuk menganalisis di
laboratorium
3. Sebagai sarana untuk memasukan zat kontra selama pemindahan
saluran cerna atas
b. Sebagai langkah pengobatan
Pemasangan selang NGT untuk menangani berbagai masalah
saluran cerna yang meliputi:
1. Mengurangi tekanan dan gas dalam rongga perut karena
penyumbatan usus serta radang pakreas, atau pasca oprasi rongga
perut.
2. Melakukan bilas lambug pada pasien yang mengakami keracunan
makanan atau zat kimia tertentu.
3. Memberikan makanan dan obat-obatan pada pasien yang tidak bias
makan dan menelan secara normal.
7. Proses Pemasangan NGT
Peralatan yang digunakan dalam pemasangan NGT yaitu : Selang NGT ,
dewasa (16-18), ANAK ( 12-14), bayi ( 3,6).
1. Handscon steril
2. Spuit
3. Handuk
4. Stetoskop
5. Perlak
6. Plester
11
7. Bengkok/nierbeken
8. Pen light
9. Jelly/pelumas
10. Gunting
8. Standar prosedur pemasangan NGT

1.mengucapkan salam terapeutik

2.melakukan evaluasi atau validasi

3.melakukan kontrak( waktu.tempat dan topic)

4.memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur tindakan

5.mencuci tangan

6.menyiapkan alat dan membawanya kedekat pasien

7.memakai handscoon steril

8.menjaga privasi pasien (menutup sampiran)

9.mengatur posisi pasien (semifowler)

10.memasang handuk kecil di dada pasien

11.letakkan bengkok didekat pasien

12.mengkaji lobang hidung pasien , Memilih salah satu lubang hidung


pasien yang aliran udaranya paling besar

13. mengukur panjang selang yang akan di masukan dengan


mnempatkan ujung selang dari hidung pasien keujung twlingah
atas,lalu lanjutkan sampai keprocesus xyphoideus

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Data subjektif
1. Identitas pasien yang bertanggung jawab

Nama : Ny “ y “ Nama : Tn. “ s “


Umur : 53 tahun Umur : 55 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : indonesia
Pendidikan : SD pendidkan : SD
Pekerjaan : IRT pekerjaan : Petani
Alamat : Alamat Alamat : Alamat

2. Alasan datang
Pasien datang ke RSUP Rivai Abdullah dengan keluhan demam
panas, susah menelan dan badan terasa lemas .

3. Riwayat kebidanan
Menarche : 15 Tahun
Lama : 7 Hari
Siklus : 28 Hari
Banyaknya : 2 Kali
Dismmenorehoe : Ada
Fluor albus : Ada
13
4.Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
Penyakit yang pernah diderita keluarga : Hipertensi
5.Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Pola makan : 3x sehari
- Menu : Nasi, sayur-sayuran, buah
- Banyaknya : Satu piring
- Alergi makanan : Tidak ada

Pola minum
- Jenis : Air putih
1. Eliminasi
BAK
Frekunsi : 400 ml
Penyulit : Kateter
BAB
Frekuensi :-
Konsistensi :-
Penyulit :-
Istirahat
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 6 jam
Personal hygiene
Mandi : 2x/h
Gosok gigi : 2x/h
Ganti pakaian : 2x/h
14
4. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Pasien terlihat dalam pemeriksaan di


perhatikan tampak kesulitan dalam menelan makanan, suhu tubuh
tinggi, dan kurangnya nutrisi didalam tubuh pasien.

Kesadaran : Pasien tidak sadarkan diri

Tinggi Badan : 154 cm

Berat Badan : 52 kg

Tekanan Darah : 142/92 MmHg

Denyut Nadi : 78x/m


Pernafasan : 24x/m
Suhu Tubuh : 38,2 c
2. Pemeriksaan Kebidanan
Kepala
Rambut : Bersih
Muka
Odema : Tidak ada
Closma gravidarum : Tidak ada
Konjungticva : Merah pucet
Sklera : Kekuningan
Hidung : Tidak ada
Mulut : Gigi kuning
Gigi : Terdapat karang gigi

15
Leher
Kelenjar Tyroid : Terdapat kelenjar tyroid sisi kanan dan
sisi kiri
Kelenjar jugularis : Tidak ada
Kelenjar Limfe : Tidak ada
Payudara
Simetris : Iya
Benjolan : Tidak ada
Aerola Mmamae : Kehitaman
Putting Susu : Timbul
Abdomen
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada
Linia : Tidak ada
Strie : Tidak ada
Ekstremitas Atas Dan Bawah
Kebersihan : Bersih
Odema : Tidak
Varises : Tidak

3. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
HB : -
Gol darah : B
Urine
Protein: -
Glukosa: -

16
5. ASSESMENT
Diangnosa : Susah menelan dan demam panas
Masalah : Kurangnya nutrisi
Kebutuhan : Istirahat yang cukup,asupan nutrisi yang cukup
dan dukungan dan support dari keluarga

6. PLANNING

17
BAB V

PEMBAHASAN

A. Definisi NGT

NGT atau Nasogatric atau Tube adalah suatu selang yang di masukan melalui
hidung sampai ke lambung, sering di gunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-
obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan cair
dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi cairan
lambung dengan cara di sedot. NGT di gunakan untuk menghisap menghisap isi
lambung dan di gunakan juga untuk obat-obatan , makanan. NGT ini hanya di
gunakan dalam waktu yang singkat. Nasogatric terdiri dari 2 kata, bahasa Yunan :
Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari bahasa
latin :Nasus untuk hidung. Gastro berasal dari bahasa Yunani : Gaster yang
artinya perut gendut atau yang berhubungan dengan perut. Istilah Nasogatric
bukan istilah modern melainkan sudah di sebut pada tahun1942. ( Metheny
&Titler, 2012 )

Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrisi melalui saluran cerna dengan


menggunakan sonde ( Tube feeding ). Nutrisi Enternal di rekomendasikan bagi
pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi nutrisi secara volunter melalui asupan
oral. Pemberian nutrisi enternal dini yang di mulai dari 12 jam sampai 48 jam
setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif ( ICU ) lebih baik di
bandingkan pemberian nutrisi parental ( ASPEN, 2015)

B. Tujuan pemasangan NGT


Tujuan pemasangan selang nasogatric adalah untuk membantu pemeberian
makanan dan obat-obatan kepada pasien yang tidak bisa mengansumsi makanan
atau obat dari muluy,misalnya bayi prematur atau pasien koma. Selain itu ,selang
nasogatric juga bisa digunakan untuk mengeluarkan gas atau cairan dari dalam
lambung
18
C. Proses pemasangan NGT

Pada saat kami meobservasi pemasangan NGT yang dilakukan di RSUP


Rivai.Abdullah pada 10:00 yang dilakukan oleh penjaga yang bertugas dan di
pantau oleh dokter di ruangan IGD Kami menyaksikan bahwa sebelum
pemasangan NGT mereka menyiapkan semua alat yang dibutuhkan seperti selang
NGT, bengkok , handscone, plaster, gunting, jelly/pelumpas, stetoskop, dan alat
untuk pemeriksaan TTV.

Sebelum dilakukannya pemasangan selang NGT kami melakukan pemeriksaan


TTV, kami melakukannya sesuai dengan prosedur yang ada di teori atau materi .
Setelah kami melakukan pemeriksaan TTV dengan hasil yang normal lalu
selanjutnya mereka meminta izin dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
dan manfaat pemasangan NGT, setelah itu mereka melakukan tindakan
pemasangan NGT yang dimulai dengan mendekat alat-alat yang telah di siapkan
di tempat tidur pasien dan memulai pelaksanaan dengan prosedur pertama
memasang handscune, selanjutnya mereka mengukur berapa pajang selang yang
akan di masukkan dengan cara mengukur ujung selang NGT di bagian hidung
lanjut ke telinga lalu ke kerongkongan lalu kelambung . Selang yang telah di ukur
lalu di temple dengan plaster, kemudian selang NGT di lumuri jell atau pelumas
supaya lebih mudah untuk di masukkan kedalam hidung. Petugas meminta izin
kepada pasien untuk memulai memasukkan selang NGT di lubang hidung yang
telah di tentukan udaranya lebih besar daei lubang hidung satunya, pasien di minta
untuk mengatur posisi semi plowler dan mulai memasukkan selang ke lubang
hidung dengan di iringi aba-aba pasien di minta untuk menarik nafas terlebih
dahulu kemudian menelan setiap kali petugas memasukkan selang secara
perlahan.

19
Petugas juga memberikan arahan agar pasien tidak bersin dan batuk ketika
pemasangan selang NGT di lakukan dan pasien memberi aba-aba kepada perawat
dengan cara menepuk petugas yang tidak melakukan tindakan. Setelah selang
masuk kedalam hidung dengan batas yang telah di tentukan perawat mengevaluasi
berhasil tidaknya pemasangan NGT di lakukan tepat di bagian lambung dengan
cara aulkultasi pakai stetoskop di bagian lambung di lakukannya aspirasi
mengunakan spuit 5 ml kemudian di masukkan kembali petugas kesehatan
mengatakan bahwa selang NGT telah tepat berada dibagian lambung dengan
tanda-tanda tedenggarnya suara seperti angin masuk “blubuk” mengunakan
stetoskop. Kemudian petugas kesehatan menempelkan plaster di bagian batang
hidung, kemudian kakak perawat mengatakan kepada pasien bahwa pemasangan
NGT telah selesai pasien di minta untuk mengatur posisi senyaman mungkin. lalu
kami di perintahkan untuk membereskan alat-alat dan meletakkan kembali
ketempatnya kemudian mencuci tangan. Sebelum melakukan tindakan semua
petugas kesehatan selalu meminta izin kepada pasien dan menjaga privasi pasien
dengan cara menutup sampiran. Setelah kami mengobservasi tindakan yang di
lakukan tidak ada bedanya dengan teori yang telah kami pelajari selama kami
sebelum melihat pratikum secara langsung.

20
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat di ketahui bahwa NGT atau nasogatric adalah
sebuah alat yang berupa selang yang di masukan ke dalam lambung
melalui hidung, tujuan nya itu memberikan makanan atau obat-obatan
kepada pasien yang tidak mampu mengkonsumsi makanan secara oral.
NGT juga dapat di gunakan untuk mengeluarkan atau menghisap isi
lambungyang berupa cairan atau gas , serta mengirigasi karena pendarahan
atau keracunan di dalam lambung.
Pemasangan NGT ini harus lah melalui prosedur yang benar dan harus di
lakukan oleh perawat yang professional. Perawat yang melakukan
pemasangan NGT kepada pasien juga harus mengetahui anatomi fisiologi
pasien tersebut. Karena pemasangan NGT ini dapat menimbulkan
komplikasi dan bahaya bagi pasien.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Kepada mahasiswa, diharapkan agar terus mempelajari dan
memperdalam ilmu tentang nutrisi serta cara-cara untuk mengatasi
terjadi nya malnutrisi, khususnya pemenuhan nutrisi dengan
menggunakan NGT
2. Bagi institusi pendidikan
agar terus memberikan pendidikan tentang pemenuhan kebutuhan
nutrisi pasien.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul, S.kp.2005. Kebutuhan dasar manusia ( Buku Saku


Praktikum ). Edisi revisi. Buku kedokteran EGC: Jakarta.

Kozier Erb.2000. fundamental of nursing. St.Louis Toronto, Mosby, Company.


ASPEN, 2015, Metheny & Titler 2012, Indah sari 2020

Pearce , Evelyn.2008. Anatomi fisiologi untuk paramedic. Jakarta :gramedia


pustaka utama

S ethel w. palupi (ed) anatomi dan fisiologi untuk pemula buku kedokteran Ester,
monica. 2005. Pedoman perawatan pasien Jakarta : EGC

Asmadi.2008. teknik procedural 2000 : konsep dan aplikasi kebutuhan dasar


manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Brunner dan sudart. (2002). Buku ajar kebidanan medical bedah Jakarta : EGC

Hidayat,Aziz. ( 2006 ). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konep dan


proses 2000. Jakarta: Salemba Medika

Stoneham mark dan west brook jon. 2012, keterampilan medis invasive . Jakarta :
EGC
2

Anda mungkin juga menyukai