MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN MANAJEMEN
BNECANA II
HALAMAN PENGESAHAN
Bangu.AMK.,S.Pd.,M.A.Hed
Menyetujui Mengetahui
Ka. Prodi DIII Keperawatan Ketua TIM Penyusun
Ns. Rosani Naim, S.Kep.,M.Kep Ns. Abd. Gani Baeda S. Kep. , M. Kep
NIP. 19800308 200212 2 005 NIP/NIDN.
3
KATA PENGANTAR
Bangu
4
DAFTAR ISI
5
tidak mengalami cidera servical. Pada korban dengan cidera servical pembebasan jalan
napas dapat dilakukan dengan teknik jaw thrust maneuver.
Pada pembebasan jalan napas yang diakibatkan oleh benda asing teknik yang dapat
dilakukan yakni cross finger untuk membuka mulut dan finger sweep untuk membersihkan
atau mengeluarkan benda asing yang terdapat pada rongga mulut. Selain dirongga mulut,
benda asing juga dapat masuk hingga laring sehingga
3. Breathing support
Pemberian dukungan pernapasan dapat dilakukan melalui mulut ke mulut secara langsung
(mouth to mouth), mulut ke masker (mouth to mask), dan dengan menggunakan bag valve
mask. Pemberian bantuan napas secara langsung melalui mulut ke mulut memiliki resiko yang
tinggi untuk tertular penyakit dibandingkan dengan prosedur yang lain sehingga AHA tidak
merekomendasikannya. Dukungan napas atau disebut rescue breathing, menurut AHA tahun
2015 menjelaskan pada korban atau pasien henti napas diberikan dengan hitungan 10-
Gambar 3. Bantuan napas (mouth to mouth). Gambar 4. Bantuan napas (mouth to mask)
8
12 kali permenit dan dilakukan selama 2 menit sehingga bantuan napas diberikan 20-24 kali
perdua menit.
4. Chest compression
Tindakan kompresi dada bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi darah ketika jantung
berhenti berdetak. Kompresi dada dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrathorakal dan
menyebabkan tekanan secara langsung pada jantung. Hal tersebut akan mengakibatkan aliran
darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke organ vital
Dada (centre of chest). Untuk mendapatkan tekanan kompresi yang efektif dapat
dilakukan dengan memberikan beban tekanan berasal dari bahu bukan siku, posisi tangan
tegak lurus dengan korban, dan siku tidak boleh menekuk. Kedalamam kopresi dada yakni
tidak boleh kurang dari 5 cm dan tidak boleh lebih dari 6 cmdengan perbandingan kopresi
dada dan bantuan napasan adalah 30 : 2 yang artinya setiap 30 kompresi dada diikuti 2
a. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban/ pasien
b. Henti Jantung: Pernapasan yang terganggu (tersengal sengal)
merupakan tanda awal akan terjadi henti jantung.
8. Kontraindikasi
10. Berikut merupakan penjelasan lengkap algoritma BHD AHA 2015 update.
a. Cek respon pasien
Cek kesadaran korban, panggil korban dengan tepuh bahu korban dengan gantle
dan mantap.
Berteriaklah minta tolong atau aktifkan EMS dan minta untuk dibawakan
Periksa ada tidaknya nafas atau hanya nafas gasping yang terlihat. Cek segera
nadi karotis pastikan < 10 detik.
c. Lakukan RJP
Segera lakukan RJP jika tidak ada nadi atau Anda ragu-ragu dengan:
Segera pasang AED jika tersedia dan perhatikan setiap perintah dan hasil
analisis irama yang muncul pada AED.
13
e. Posisi pemulihan
Tugas – Tugas
1. Kapan waktu yang paling tepat untuk melakukan pengkajian keamanan lingkuan
sekitar dan menyatakan bahwa lingkungan sekitar aman sebelum memberikan
pertolongan adalah…
A. Saat pertama kali menemukan pasien
B. Sesaat setelah menghubungi pelayanan gawat darurat (EMS)
C. Setelah mendapatkan AED
D. Setelah mengkaji nadi karotis pasien
D Menekan sternum (tulang dada/taju pedang) pasien dengan buku jari tangan
3. Bagaimana tanda-tanda yang dapat diamati oleh penolong pada pasien
yang diduga mengalami henti jantung..
A Pasien tampak pucat dan mengeluh nyeri dada
B Pasien tampak menyeringai dan memegang dada kirinya
C Pasien tampak tidak berespon ATAU tampak tidak bernafas
D Pasien tampak berkeringat dan mengeluh kepalanya pusing
16
4. Tindakan pengkajian tanda henti jantung hendaknya dilakukan oleh penolong dalam
durasi...
A 1 sd 2 menit C 10 sd 30 detik
B 30 sd 60 detik D <10 detik
5. Tindakan segera yang harus dilakukan setelah penolong memastikan bahwa pasien
mengalami henti jantung pada RJPdewasa dengan satu penolong adalah…
A. Memulai CPR B. Menghubungi pelayanan gawat darurat
C Memindahkan pasien D Mencari AED
6. Dimana letak pengkajian denyut nadi pada pasien yang mengalami henti jantung
dilakukan..
A Nadi Radialis C Nadi Femoralis
B Nadi Brachialis D Nadi Carotis
7. Posisi penolong yang paling tepat saat melakukan tindakan kompresi dada
pada RJP dewasa dengan satu penolong setelah pasien dalam posisi
terbaring terlentang berada di...
A. Di atas kepala pasien
B. Di samping lengan kanan atau kiri pasien
C. Di atas tubuh pasien
D. Di samping kaki kanan atau kiri pasien
8. Titik kompresi/Landmark tumit tangan yang tepat saat melakukan tindakan kompresi dada
pada Adult CPR terletak pada..
A. Dada sebelah kiri dari sterrnum (tulang dada/taju pedang)
B. Setengah bagian atas dari sterrnum (tulang dada/taju pedang)
C. Dada sebelah kanan dari sternum (tulang dada/taju pedang)
D. Setengah bagian bawah dari sternum (tulang dada/taju pedang)
9. Perbandingan jumlah kompresi dan ventilasi yang diberikan kepada pasien dewasa pada
setiap siklus adalah ..
A 15 : 1 C 30 : 1
B 15 : 2
D 30 : 2
13
10. Rate/ laju yang tepat saat memberikan Adult CPR adalah ..
A >120x/menit
C 80 x/menit
B 100-120 x/ menit
D 100x/menit
Kunci JAWABAN
1. A
2. C
3. C
4. D
5. A
6. D
7. B
8. D
9. D
10. D
G. Kompetensi Dasar
Memberikan penanganan tepat pada korban dalam jumlah yang banyak, menurunkan angka
kematian dan kecacatan maupun resiko cedera bertambah parah.
MERAH PRIORITAS 1
KUNING PRIORITAS 2
HIJAU
PRIORITAS 3
HITAM
PRIORITAS 4
Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf, atau tanda. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
1. Prioritas 1 (Emergensi)
2. Prioritas 2 (Urgent)
a. Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal
b. Luka lama
J. Prosedur
2. Diruang triage dilakukan pengkajian dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas)
untuk menentukan derajat kegawatannya. Tindakan ini dilakukan oleh paramedis yang
terlatih atau dokter.
3. Namun bila jumlah penderita atau korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triage
dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna.
8. Penderita atau korban dengan kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan,
atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita atau korban dapat
diperbolehkan untuk pulang.
9. Penderita atau korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar
jenazah.
Pretest - Posttes
1. Sebuah kondisi yang berpotensi mengancam nyawa bila tidak segera ditangani dalam
jangka waktu singkat dan Penanganan atau pemindahan bersifat jangan terlambat
termasuk ke dalam kategori label triage....
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Biru
e. Hitam
2. Prinsip triase yang harus diketahui oleh seorang tenaga kesehatan adalah....
a. Triase harus segera dilakukan dan tepat waktu
b. Keputusan diambil berdasarkan kebiasaan
c. Pengkajian dilakukan berdasarkan kebutuhan
d. Intervensi berdasarkan pengalaman
3. Seorang laki-laki (30 tahun) daibawa ke IGD post kecelakaan lalu lintas tunggal. Hasil
pengkajian terdapat darah keluar dari lubang telinga pasien, cedera kepala dan GCS
pasien 8.
Pada prioritas berapa pasien anda tempatkan?
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
e. Biru
4. Seorang wanita (30 tahun) dibawa ke IGD post kecelakaan motor menabrak pembatas
jalan. Hasil pengkajian jalan nafas paten, frekuensi nafas 38 kali/menit, akral teraba
dingin, tekanan darah 80/50mmHg, nadi 120 kali permenit.
Pada prioritas berapa pasien anda tempatkan?
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
e. Biru
5. Dari kasus di bawah ini, mana psien yang harus diletakan pada prioritas 1?
21
JAWABAN PRETEST-POSTEST 2
1. A
2. A
3. A
4. A
5. D
DAFTAR PUSTAKA
Mark S. (2015). American Heart Association Guidelines Update for Cardiopulmonary Resuscitation and
Emergency Cardiovascular Care. Circulation
Sheehy’s. (2010). Emergency Nursing Principles and Practice; sixth Edition. Mosby
Elsevier
ALSG, . 2015. Emergency Triage: Telephone Triage and Advice. Hoboken: Wiley.
Greven, Ruth. 1999. fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia:
lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC
Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality. Hospital care for children.
2016. Primary survey or initial assessment . http://www.ichrc.org/chapter-1101-
primary-survey-or-initial-assessment Hudak & Gallo. 2011. Keperawatan Kritis
Pendekatan Holistik. Edisi 8. EGC: Jakarta
Kartika, N., Dewi. 2013. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Jakatra: Salemba
Medika
J. T., Raya, J., ... Thys, D. M. 2007. Clinical anesthesiology. New York: McGraw-Hill.
Morrison, William. 2018. How to Makea Splint.
https://www.healthline.com/health/how-to-make-a-splint
U.S Departement of Health and Human Sevices. 2019. START Adult Algorithm. Dari:
https://chemm.nlm.nih.gov/startadult.htm
Perry, Potter. 2005. Fundamental of nursing Edisi 4. Volume 1 & 2. Jakarta : EGC.
Reichman, E (a). 2013. Emergency medicine procedures. New York: McGraw- Hill
Education/Medical.