Anda di halaman 1dari 9

MODUL

PRAKTIKUM

COMPLEX MEDICAL
SURGICAL NURSING (CMSN)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS BINAWAN
2019
3

UNIVERSITAS BINAWAN
MODUL PRAKTIKUM
BANTUAN HIDUP DASAR
Hal :
No. Dok : SOP/UBN/KEP/ No. Rev : 000 Tgl Berlaku : 26/08/2019

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah :


Mahasiswa mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar secara benar.

2. Tujuan khususnya adalah setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:

a. Menyebutkan prinsip dalam melakukan BHD


b. Melakukan BHD dengan tepat
c. Mengidentifikasi hasil BHD dan kemungkinan kondisi pasien yang dapat
diketahui setelah tindakan BHD dilakukan

3. Uraian Singkat Materi


a. Pengertian
Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali
kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi
jantung dan paru, yang berorientasi pada otak, Resusitasi jantung paru terdiri atas
dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lanjut
(BHL). Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan merupakan metode untuk
mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi tubuh yang terhenti. Resusitasi
jantung paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh.
Resusitasi jantung paru adalah upaya bantuan yang dilakukan untuk mencegah
terhentinya atau mengembalikan fungsi jantung atau pernafasan yang terhenti
sehingga fungsi yang mendasari kehidupan berjalan kembali memenuhi kebutuhan
fisiologis.

b. Prinsip – Prinsip BHD


1) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada keluarga
2) Menjaga privasi pasien

Universitas Binawan
4

3) Menerapkan standar precaution


4) Jaga keselamatan, pasien, penolong dan lingkungan
5) Mengetahui posisi, kedalaman resusitasi yang tepat pada saat BHD
6) Memahami tehnik BHD secara tepat dan benar
7) Mendokumentasikan hasil

c. Alat dan Bahan


1) CPR Board
2) OPA
3) Simple mask
4) Set vital sign

4. Langkah-langkah Tindakan BHD


Pengkajian C--‐A-­‐ B dilakukan sekaligus dalam rangkaian pertolongan minta tolong.
a. Danger
Dalam memberikan bantuan hidup dasar kita sebagai petugas harus memperhatikan
keamanan bagi penolong maupun penderita yang mengalami keadaan gawat
darurat.
b. Respon
Respon yang kita perhatikan dan pertama kita nilai adalah kesadaran, mellihat
korban masih bernafas atau ada gasping. Menilai tingkat kesadaran dengan cara
memanggil namanya, menepuk pundak atau bahu, rangsangan denganrespon nyeri.
c. Call for help (Minta tolong)
Setelah menilai kesadaran penderita dan ternyata tidak ada respon maka kita harus
minta tolong melakukan tindakan resusitasi, disamping sebagai advokasi juga
penting sebagai bantuan tenaga melakukan resusitasi, karena saat melakukan
resusitasi kita membutuhkan tenaga ekstra agar kita tidak cepat lelah dan sarana
untuk memanggil tenaga kesehatan yang lebih mahir.
d. Compression (C)
Setelah penolong minta tolong selanjutnya bila penolong orang awam langsung
melakukan kompressi dada sebanyak 30 kali kompressi, namun apabila petugas
terlatih/medis melakukan pengecekan nadi carotis terlebih dahulu. Hal yang
diperhatikan adalah teraba atau tidak, kekuatannya, irama dan frekwensinya tidak

Universitas Binawan
5

boleh lebih dari 10 detik. Maka jika tidak teraba nadi langsung dilakukan Kompresi
Jantung Luar.

Gambar 1.1 Meraba Denyut Nadi Pada Pasien Dewasa & Bayi

AHA menghendaki kita untuk terus melakukan kompresi selama kita bisa atau
sampai alat defibrilator otomatis datang dan siap untuk menilai keadaan jantung
korban. Jika sudah tiba waktunya untuk pernapasan dari mulut ke mulut,
lakukan segera dan segera kembali melakukan kompresi dada. Prinsip Push
Hard, Push Fast, Allow complete chest recoil, and Minimize Interruption masih
ditekankan disini. Ditambahkan dengan Avoiding excessive ventilation.
Perbandingan Kompressi : Ventilasi adalah 30 : 2. Kompresi dada yang
direkomendasikan adalah melakukan kompressi ditengah dada dengan penekanan
kuat dan penekanan cepat, tekanan sedalam minimum 5-6 cm dengan kecepatan
kompresi 100 – 120 x/mt.

Gambar 1.2 Kompresi Dada Pada Orang Dewasa

e. Airway (Membuka jalan nafas dan pernafasan)


Obstruksi jalan nafas merupakan salah satu pembunuh tercepat, lebih cepat
dibandingkan gangguan breathing dan circulation pada neonatus dan perbaikan

Universitas Binawan
6

breathing tidak mungkin dilakukan bilatidak ada Airway yang baik. Lakukan teknik
pembukaan jalan nafas head tilt dan chin lift atau jaw thrust bila disertai trauma
servikal. Bila sudah jalan nafas terbuka segera lakukan pemberian bantuan nafas.

Gambar 1.3. Jaw Thrust Manuver & Head-tilt Chin-lift

f. Breathing
Pemberian bantuan nafas buatan diberikan 2 (dua) kali dengan tidal volume sebesar
volume penolong berkisar 500 ml. Pastikan selalu dada pasien mengembang setiap
pemberian nafas. Lanjutkan dengan kompresi dada 30 kali tanpa jeda diantaranya.
Pada orang dewasa abnormal bila pernafasan >30 atau <10 kali/menit. Bila
penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang:
Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat
terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan:
1) Penderita mengeluh.
2) Penderita mengeluh sesak.
3) Bernafas cepat (tachypnoe).
4) Pemakaian otot pernafasan tambahan.
5) Penderita terlihat ada kebiruan.

5. Latihan Kasus
Seorang laki - laki berusia 45 tahun diantar ke UGD dengan kesadaran menurun.
Pasien mendadak apnoe. Berdasarkan kasus diatas jawablah soal - soal berikut :
1) Identifikasi masalah keperawatan pada pasien tersebut !
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Universitas Binawan
7

………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2) Buat rencana asuhan keperawatan pada pasien tersebut !


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

3) Lakukan Intervensi keperawatan pada kasus diatas !


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

6. Latihan Tindakan
a. Mahasiswa membaca dan mempelajari kasus dengan seksama.
b. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mencoba ketrampilan dengan
membentuk kelompok kecil mahasiswa yang terdiri dari 3-4 orang per kelompok.
c. Masing-masing melakukan ketrampilan yang dipelajari secara bergantian dengan
atau tanpa pasien simulasi, dengan 1 orang sebagai perawat, 1 orang sebagai pasien,
dan 1/2 orang sebagai pengamat dengan membawa checklist Tindakan Bantuan
Hidup Dasar.
Tabel 1.1. Checklist Tindakan Bantuan Hidup Dasar.
Tidak
Sangat Dengan Dengan Tidak
Aspek Yang Dinilai Sesuai
baik Baik arahan Mampu
No. Arahan
4 3 2 1 0
1 Gunakan standar precaution
selama prosedur tindakan.
2 Cek terhadap adanya bahaya
(kabel yang lepas, benda
tajam).

Universitas Binawan
8

3 Cek respon pasien (dengan


memanggil nama pasien
disertai pemberian rangsang
nyeri).
4 Tekan tombol emergency
(code blue).
5 Cek denyut nadi karotis.
6 Tempatkan pasien pada
posisi recovery.
7 Siapkan peralatan.
8 Jika nadi karotis teraba,
berikan pernafasan 10-12
kali/menit.
9 Jika tidak teraba denyut nadi
karotis, tentukan posisi dan
area yang tepat pada dada
untuk melakukan kompresi
jantung.
10 Perhatikan posisi tangan dan
body alignment penolong
yang tepat untuk
memfasilitasi tindakan
kompresi dada (CPR).
11 Lakukan kompresi dengan
tepat: kompresi dada sedalam
5 cm, dengan ratio 30
kompresi dan 2 ventilasi.
12 Luka jalan nafas dengan
memberikan posisi head-tilt
chin-lift.
13 Lakukan 5 siklus lengkap.
14 Kaji kembali denyut nadi
karotis.
15 Tindakan CPR dilakukan
selama 10 menit.
16 Jika nadi karotis teraba,
berikan pernafasan 10-12
kali/menit.
17 Berikan oksigen sungkup
8liter/menit.
18 Observasi tanda vital,
rapihkan pasien dan posisi

Universitas Binawan
9

semifowler
19 Lepaskan sarung tangan dan
buang pada tempatnya dan
Cuci Tangan
20 Dokumentasi tindakan
TOTAL SCORE

Penilaian : (Σ skor seluruh aspek yg dinilai) x 100 =


Σ maksimal skor
Maksimal Skor : 40

7. Latihan Pendokumentasian Tindakan Keperawatan


TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nama Ruangan :
No.Rekam Medis : No. Kamar / Tempat Tidur :
Tanggal Waktu Tindakan Keperawatan Tanda Tangan

8. Referensi
Andrew H, Travers. Thomas D, Rea. Bentley J, Bobrow et al. CPR Overview:
2010.

Universitas Binawan
10

American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and


Emergency Cardiovascular Care. Circulation 2010;122;S676--‐S684
Robert A, Berg. Robin, Hemphill. Benjamin S, Abella. Tom et al. Adult Basic Life
Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
Circulation 2010;122;S685-­‐S705 American Heart Association . 2015

9. Status Dokumen
Penanggung Jawab
Proses Tanggal
Nama Tandatangan

1. Perumusan Dr. Aliana Dewi, S.Kp., M.N 26/08/2019


Dosen Pengampu

2. Pemeriksaan Dr. Ns. Aan Sutandi, S.Kep, M.M


26/08/2019
& Persetujuan Ketua Program Studi Keperawatan

3. Penetapan Dr. Aliana Dewi, S.Kp., M.N 26/08/2019


Dekan Fakultas

Universitas Binawan

Anda mungkin juga menyukai