Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ORIENTASI UMUM

RUMAH SAKIT HERMINA SAMARINDA


TAHUN 2023
LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN ORIENTASI UMUM
KARYAWAN RS HERMINA SAMARINDA

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam pelayan Rumah Sakit, tentu ada pertanyaan. “Bagaimana
rumah sakit memberikan pelayan optimal dengan memanfaatkan dan
memberdayakan SDM nya?” Sumber daya manusia di Rumah Sakit
Hermina Samarinda sendiri sangatlah banyak memiliki tenaga para
ahli yang berkerja sesuai dengan kompetensi nya dan kualifikasi
pendidikan nya, bukan hanya dibekali dengan fasilitas yang
memadai, RSU Hermina bahkan memberikan pendidikan dan
pelatihan pada karyawan serta memberikan pendidikan orientasi
karyawan baru guna dalam meningkatkan pelayanan mutu dan
kepuasan pada pelanggang penerima jasa pelayanan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan umum dan khusus mengenai orientasi karyawan baru
di RSU Hermina Samarinda
b. Tujuan Khusus
1) Peserta Orientasi Karyawan Umum dapat mengetahui
mengenai hal dasar informasi mengenai RSU Hermina
Samarinda
2) Peserta Orientasi Karyawan Umum diharapkan dapat
menerapkan ilmu pegetahuan yang di dapat dalam proses
bekerja
3. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari diklat Orientasi Karyawan umum adalah
seluruh karyawan baru yang belum pernah mengikuti orientasi
karyawan umum

B. SASARAN
1. Hasil Pelaksanaan Diklat
a. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Orientasi Karyawan umum dilaksanakan pada hari seni
pada tanggal 24 Juli 2023, di ruangan pembelajaran Rumah Sakit
Hermina Samarinda.
b. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pembelajaran
A. Bantuan Hidup Dasar
Latar Belakang Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang
tiba-tiba menuntut tindakan segera yang mungkin karena epidemi, kejadian
alam, untuk bencana teknologi, perselisihan atau kejadian yang disebabkan
oleh manusia (WHO, 2012 dalam Putri dkk, 2019). Kondisi gawat darurat
dapat terjadi akibat dari trauma atau non trauma yang mengakibatkan henti
nafas, henti jantung, kerusakan organ dan atau perdarahan. Kegawatdaruratan
bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja, biasanya berlangsung secara
cepat dan tiba-tiba sehingga tak seorangpun dapat memprediksikan.
Oleh sebab itu, pelayanan kedaruratan medik yang tepat dan segera
sangat dibutuhkan agar kondisi kegawatdaruratan dapat diatasi. Dengan
pemahaman yang utuh tentang konsep dasar gawat darurat, maka angka
kematian dan kecacatan dapat ditekan serendah mungkin. Salah satu tugas
petugas kesehatan adalah menangani masalah kegawatdaruratan. Walaupun
begitu tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan tersebut dapat
terjadi di luar rumah sakit atau di daerah yang sulit dijangkau oleh petugas
kesehatan sehingga peran serta masyarakat menjadi hal penting yang
dibutuhkan dalam kondisi tersebut yaitu membantu korban sebelum
ditemukan oleh petugas kesehatan (Sudiharto & Sartono, 2011 dalam
Ngirarung dkk, 2017).
Maka dari itu, sudah semestinya masyarakat kalangan apapun mampu
berperan serta dalam menangani kondisi 2 kegawatdaruratan. Berdasarkan
penelitian, BLS akan memberikan hasil yang baik jika dilakukan dalam waktu
5 menit pertama saat korban mengalami henti jantung dan henti nafas.
Tindakan bantuan hidup dasar secara definisi merupakan layanan yang
dilakukan terhadap korban yang mengancam jiwa sampai korban tersebut
mendapat pelayanan kesehatan yang paripurna.
Basic Life Support (BLS) adalah suatu tindakan pada saat pasien
ditemukan dalam keadaan tiba-tiba tidak bergerak, tidak sadar, atau tidak
bernafas, maka periksa respon pasien. Bila pasien tidak merespon, aktifkan
sistem darurat dan lakukan tindakan bantuan hidup dasar. Pada kasus henti
jantung, bantuan hidup dasar yang dilakukan adalah Cardio Pulmonary
Resusitation (CPR) atau yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP)
yaitu sekumpulan intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan
mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan henti nafas.
Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan bantuan nafas.
Bantuan Hidup Dasar dalam hal ini yaitu tindakan Resusitasi Jantung Paru
(RJP) merupakan penentu penting dalam kelangsungan hidup korban henti
jantung. Hal ini berarti membutuhkan peningkatan jumlah bystander BHD di
lingkungan masyarakat.
1. Cardiac Arrest (henti jantung) ditandai dengan :
a. Jantung Kehilangan fungsi secara mendadak, dengan ditandai
hilangnya pulsasi arteri perifer mayor (karotis, radialis, femoralis)
b. Penyebab tersering Ventrikel Fibrilasi (gambaran lain Asistol,
Ventrikel Takikardia, dan Pulseles Electrical Activity/PEA)
c. CPR dan DC 3-5 menit setelah henti jantung meningkatkan harapan
hidup 49-75%
d. Setiap menit tanpa CPR menurunkan harapan hidup 7-10%
2. Bantuan hidup dasar bertujuan untuk memberikan bantuan sirkulasi
sistemik, mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke organ vital
terutama ke jantung, serta mengurangi gangguan neurologis secara efektif
sampai kembali sirkulasi sistemik spontan atau datang bantuan ahli dg
peralatan yg lebih lengkap.
3. Langkah – langkah dalam memberikan bantuan hidup dasar :
a. Aman diri, aman lingkungan, dan aman pasien
b. Mengenali kejadian henti jantung

1) Cek respon korban/pasien  Tepuk


guncang bahu korban :

“ Pak! Pak! Apakah anda baik-baik


saja ?
c. Aktifkan system emergency

2) Pasien
tidak
respon ??
??
Panggil bantuan, aktifkan Code Blue
123, ambil AED jika tersedia

d. Cek pernapasan korban


1) Tentukan korban:
> Bernapas
> Tidak bernapas atau bernapas tidak normal
(“gasping”)

e. Cek denyut nadi korban


Jika korban:
 tidak respon, dan tidak bernapas  periksa
nadi karotis…

 Jika denyut nadi korban tidak teraba, Henti jantung maka lakukan RJP

TEKNIK KOMPRESI PADA ANAK


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian kompresi pada anak adalah
posisi tangan yang benar, yang sesuai dengan gambar di bawah ini

Teknik 2 tangan Teknik 1 tangan


TEKNIK KOMPRESI DADA PADA BAYI
Teknik Ibu jari melingkar Teknik 2 jari

f. Kompresi dada yang efektif

1) Tekan cepat : (minimal 100 kali/menit)

2) Tekan kuat : (5 cm) untuk dewasa

3) Lakukan kontinyu

4) Perbandingan kompresi dada dan bantuan napas 30: 2

5) Buka Jalan napas dan berikan bantuan pernapasan

6) Setelah 30 kompresi dada..

7)  buka jalan napas dengan maneuver head tilt - chin lift.

8) Jika trauma / cedera spinal  jaw thrust tanpa


mengekstensikan kepala

9) Teknik Bantuan Napas


Jika petugas medis belum sampai di tempat kejadian maka, penolong bias
membantu dengan memberikan napas buatan, jika petugas medis telah tiba maka
bantuan nafas dilakukan dengan pemberian ventilasi dengan bag valve mask.
10) Lanjutkan siklus 30 kompresi dan 2 bantuan napas

11) kompresor bergantian tiap 5 siklus utk menghindari kelelahan


12) Cek respon ulang setelah 5 siklus (2 menit
13) Lakukan kontinyu hingga AED atau tim Advance dating
14) Hentikan RJP jika pertolongan telah tiba
15) Penolong kelelahan
16) > 30 menit dinyatakan meninggal oleh medis
B. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Pasien dan Keluarga memiliki hak yang harus dipenuhi oleh tenaga medis dan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan,
Beberapa hak pasien antara lain :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatife tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit;
15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana; dan
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan el,ektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Sedangkan adapun kewajiban pasien yang harus harus ditaati antara lain :

1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya;
3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat;
4. Melunasi/memberikan imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit/dokter;
5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

Rumah Sakit menjamin hak pasien antara lain :

1. RS memahami bahwa pasien dan keluarganya memiliki sikap, perilaku,


kebutuhan pribadi, agama, keyakinan, budaya dan nilai-nilai yang dianut.
2. Hasil pelayanan meningkat bila mereka ikut serta dalam pengambilan keputusan
pelayanan dan proses yang sesuai dengan harapan, nilai, serta budaya yang
dimiliki.
3. Pendidikan membantu pasien memahami dan berpartisipasi dalam perawatan
mereka jadi lebih baik.

Standar Hak Pasien dan Keterlibatan Keluarga berfokus pada, pemberian informasi
mengenai hak pasien serta permintaan persetujuan pasien, tata tertib dan peraturan
yang berlaku, memperoleh layanan kesehatan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi, bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
Mendapatkan informasi mengenai, diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di RS. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan,
memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya, didampingi keluarga-nya dalam keadaan kritis, menjalankan ibadah
sesuai agama atau kepercayaan, menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan.
C. PEDOMAN KODE ETIK (CODE OF CONDUCT)
Medikaloka Hermina, Tbk. yang selanjutnya disebut “Perusahaan”
menyadari akan pentingnya arti implementasi Good Corporate Governance
(GCG) sebagai salah satu alat untuk meningkatkan nilai dan pertumbuhan
bisnis jangka panjang secara berkesinambungan bagi Pemegang Saham
(shareholder) dan Pemangku Kepentingan (stakeholders). Oleh karenanya
Perusahaan berkomitmen mengimplementasikan GCG secara konsisten
dengan menerapkan Pedoman Kode Etik (Code of Conduct).

1. Dalam penyusunan Code of Conduct (CoC) dilandasi oleh sikap sebagai


berikut:
a.Mengutamakan kepatuhan pada hukum, perundang-undangan dan
peraturan perusahaan perusahaan yag berlaku
b. Menghindari tindakan perilaku ataupun perbuatan yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan (conflict of interest), korupsi, kolusi
dan nepotisme
c.Menerapkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban kemandirian dan keadilan dalam mengelola
perusahaan.
2. Etika bisnis perusahaan
Tanggung Jawab Etika Bisnis Perusahaan terbagi menjadi tanggung jawab
insan perusahaan dan tanggung jawab insan perusahaan
3. Ketaatan Terhadap Hukum dan Peraturan meliputi :
a. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan berlaku
b. Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Melakukan upaya pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan secara
berkesinambungan.
d. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab social
e. Menjaga kerahasiaan informasi dalam menjalankan kegiatan usaha dan
transaksi bisnis dengan mitra usahanya
4. Mekanisme Hubungan Etika Bisnis Perusahaan
a. Hubungan Dengan Insan Perusahaan
Perusahaan dan Insan Perusahaan harus selalu menjalin hubungan yang
dinamis , harmonis, serasi dan seimbang : Bersikap adil, lingkungan kerja yang
kondusif, menghargai bentuk kreatifitas, inovasi dan inisiatif karyawan,
transparant, menjaga kerahasian dan privasi perusahaan dan insan
perusahaan.
b. Hubungan dengan Pemerintah
Menjalin dalam berbagai hal yang terkait dengan usaha perusahaan.
 Hubungan harmonis konstruktif dan saling menghormati sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
 Tidak menjanjikan, memberi atau menawarkan sesuatu kepada pejabat
pemerintah secara langsung maupun tidak lagsung.
 Menghindari terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam
melaksanakan pekerjaan dengan pemerintah.
 Tidak memanfaatkan hubungan baik dengan pemerintah untuk
memperoleh kesempatan bisnis dengan cara tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku
5. Hubungan Dengan Pemegang Saham
Memberikan kontribusi yang wajar kepada pemegang saham dalam jangka
panjang :
a. Meningkatkan nilai Perusahaan
b. Menjamin hak-hak pemegang saham sesuai hasil keputusan RUPS
c. Mengelola Perusahaan secara profesional agar memberikan pertumbuhan
yang menguntungkan.
6.Hubungan Dengan Pelanggan Dalam menjalin hubungan dengan pelanggan,
Perusahaan berkomitmen:
a. Senantiasa berupaya untuk menghormati hak-hak pelanggan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas dan mutu semua pelayanan bagi semua pelanggan.
c. Menghindari praktik yang tidak adil dan/atau tidak benar.  Menjaga rahasia
pelanggan.
d. Senantiasa melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair,
jujur dan tidak menyesatkan serta mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku.
7.Hubungan Dengan Mitra Usaha Meningkatkan iklim saling percaya, menghargai,
dan memupuk kebersamaan dengan Mitra Usaha berkomitmen:
a. Hubungan yang saling menghargai, transparan untuk terciptanya hubungan
usaha yang harmonis dan saling menguntungkan.
b. Bertindak adil kepada seluruh Mitra Usaha yang memiliki kualifikasi yang
sama tanpa adanya diskiriminasi.
8.Hubungan Dengan Media Massa Media massa ditempatkan pada posisi yang
seimbang dengan berkomitmen:
a. Membangun relasi dengan media untuk memberikan informasi yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Menjadikan media massa sebagai mitra kerja dengan asas keterbukaan dan
tidak melanggar kode etik jurnalistik.
c. Penyampaian informasi Perusahaan kepada media massa harus berpegang
kepada kebenaran, akurat, relevan, berimbang dan bersifat edukatif sesuai
dengan kode etik jurnalistik
9. Hubungan Dengan Komunitas/Organisasi Seprofesi
a. Menerapkan standar-standar dari organisasi professi
b. Memberikan perlakuan yang setara terhadap organisasi profesi.
c. Mengembangkan diri dengan meningkatkan pengetahuan serta wawasannya
sehingga dapat memberikan kontribusi terbaiknya kepada perusahaan melalui
wadah komunitas/organisasi profesi.
10. Hubungan Dengan Pesaing Melakukan persaingan yang sehat, keunggulan
produk dan layanan yang bermutu dengan berkomitmen:
a. Terciptanya persaingan yang adil dan sehat sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
b. Tidak dibenarkan untuk mengembangkan kerjasama dengan pesaing yang
dapat merugikan pelanggan dan/atau mengarah kepada praktek-praktek
monopoli.
c. Tidak dibenarkan mendiskreditkan pesaing baik dalam kegiatan pemasaran,
promosi maupun periklanan.
d. Selalu saling menghormati dan menjaga hubungan baik dengan Pesaing.

D. SOSIALISASI SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN DAN PENINGKATAN


EFISIENSI (WBS)

Whistle Blowing System (WBS) Sistem yang mengelola pelaporan mengenai


perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak semestinya secara rahasia yang
digunakan untuk mengoptimalkan peran serta insan Perusahaan dan mitra kerja
dalam mengungkap pelanggaran yang terjadi di lingkungan perusahaan. Whistle
blower Karyawan, customer, supplier atau orang lain yang berkepentingan dengan
eksistensi Perusahaan.
Hal apa saja yang dilaporkan :
1. Kecurangan
2. Ketidakjujuran
3. Perbuatan melanggar hukum (termasuk pencurian, penggunaan kekerasan
terhadap karyawan atau pimpinan, pemerasan, penggunaan narkoba, pelecehan,
perbuatan kriminal lainnya)
4. Pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya (lingkungan hidup, mark-
up, under invoice, ketenagakerjaan, dll.)
5. Pelanggaran Pedoman Etika Perusahaan atau pelanggaran norma-norma
kesopanan pada umumnya
6. Perbuatan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja, atau
membahayakan keamanan perusahaan
7. Perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian finansial atau non-finansial
terhadap perusahaan atau merugikan kepentingan perusahaan
8. Pelanggaran prosedur operasi standar Perusahaan, terutama dan tidak terbatas
pada pengadaan barang dan jasa, pemberian manfaat dan remunerasi

Pengelolaan Pelaporan antara lain :


1. Penerimaan Pelaporan
a. Pelaporan pelanggaran ditujukan kepada Tim Pengelola Pelaporan
Pelanggaran & Peningkatan Efisiensi(TP4E).
b. Pengaduan pelaporan yang langsung diterima oleh Rumah Sakit, wajib
dilaporkan oleh Rumah Sakit kepada TP4E paling lambat 2x24 jam setelah
laporan diterima.
c. Penyampaian pelaporan dilakukan secara tertulis atau lisan dengan
mekanisme sebagai berikut:
 Surat resmi yang ditujukan kepada TP4E, alamat :
PT Medikaloka Hermina, Tbk.
Jalan Selangit Blok B-10 Kav. 04 Kemayoran Jakarta Pusat 10610
u.p Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran & Peningkatan Efisiensi
 PO BOX 2792 JKP 10027, yang akan dibuka secara periodik (setiap 1 bulan
sekali) dengan dilengkapi dengan berita acara dan disaksikan minimal 2
(dua) personil dari Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran.
 Email yaitu : whistleblower@herminahospitals.com
 Telpon yaitu: 021 – 39702525
 Whatsapp: 081380222525

ETIKA BISNIS PERUSAHAAN 1. Tanggung Jawab Etika Bisnis


Perusahaan: a. Tanggung Jawab Insan Perusahaan:  Mempelajari dan
memahami secara rinci CoC yang terkait dengan pekerjaannya sesuai standar
etika yang dituangkan dalam CoC ini.  Memahami prosedur yang dipakai
untuk memberitahukan atau melaporkan kemungkinan pelanggaran terhadap
E. Produk RSU Hermina Samarinda
Rumah Sakit Hermina Samarinda berdiri pada tahun 2018, Pemilik
nya adalah PT. Medika Loka Samarinda, yang berlokasi di Jl. Teuku Umar
RT . 34 Kelurahan Karang Asem Kecamatan Sungai Kunjang, Kota
Samarinda.
Rumah Sakit Hermina Samarinda merupakan RS Umum dengan skala
Nasional, hingga tahun 2022 ini sudah 45 cabang RS yang tersebar di seluruh
Indonesia. Memiliki dokter-dokter Spesialis/Subspesialis yang berpengalaman
di bidangnya, memiliki produk layanan unggulan (Gigi Spesialistik,
NICU/PICU/PERINA, Klinik Tumbuh Kembang), memiliki tenaga kesehatan
yang terlatih. ,memiliki Staf pelayanan eksekutif yang dapat dihubungi 24
Jam, memiliki fasilitas yang lengkap sesuai standar RS type C,
mengutamakan mutu keselamatan dan kepuasaan pasien serta terakreditasi
Paripurna.
1. Jenis Pelayan RSU Hermina Samarinda
a. IGD 24 Jam
b. Rawat Jalan
c. Rawat Inap
d. One Day Care
e. Penunjang Medis
f. Medical Check Up

Adapun banyak jenis-jenis pelayanan di RSU Hermina Samarinda adalah :

1) Pelayanan Penunjang
 Instalasi Farmasi
 Lab. Patologi Klinik & Patologi Anatomi
 Instalasi Radiologi
2) Pelayanan Tindakan
 Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam
 Pelayanan Kamar Bersalin
 Pelayanan Kamar Operasi
 Pelayanan Intensif (NICU/PICU/ICU)

3) Pelayanan Lainnya
 USG 2D, 3D/4D
 Echocardiography
 Rehab Medik & KTK
 Spirometri
 CT SCAN
 Panoramic
 Audiometri
 Treadmill
 Rontgen X-Ray
 Dll
4) Produk unggulan RSU Hermina
 Rehabilitasi medik dan KTK
 Fisioterapi
 Gigi spesialistik
 Usg 3D dan 4D
 Perina/Nicu
 Pelayan spesialis atau subspesialis

Anda mungkin juga menyukai