Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BHD, K3, DAN PATIENT SAFETY

Disusun Oleh:

Farida Ghosi Aprilia (202213085)

PRODI SARJANA KEPRAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bantuan hidup dasar (BHD) adalah usaha untuk memperbaiki dan atau memelihar
a jalan napas, pernapasan dan sirkulasi serta kondisi darurat yang terkait. Bantuan hidup
dasar terdiri dari penilaian awal, penguasaan jalan napas, ventilasi pernapasan dan kompr
esi dada (sudiharto & sartono, 2011). Keadaan darurat bisa terjadi kapan saja, dimana saj
a dan kepada siapa pun. Situasi ini mengharuskan masyarakat untuk mengetahui bagaima
na melakukan pertolongan pertama kepada korban yang berada pada dalam situasi darura
t ( Diklat PPNI Jawa Timur, 2015). Tindakan bantuan hidup dasar umumnya dilakukan ol
eh paramedic, namun dinegara maju seperti amerika, kanada, dan inggris dapat dilakukan
oleh orang awam yang pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Keberhasilan pertolon
gan yang dilakukan, ditentukan oleh kecepatan dalam memberikan tindakan awal bantuan
hidup jantung dasar, membuat para ahli berfikir bagaimana cara untuk melakukan suatu t
indakan bantuan hidup dasar yang efektif serta melatih sebanyak mungkin orang awam d
alam hal ini siswa sekolah untuk melakukan tindakan tersebut secara baik dan benar.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu upaya perlindungan kepada t
enaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari akibat kecel
akaan kerja. Tujuan K3 adalah mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko Penyak
it Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) serta meningkatkan derajat k
esehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja meningkat. K3 merupakan suatu ilmu
pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan pen
yakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of
safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untu
k mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi ke
rja.
Patient safety merupakan komponen vital dan penting dalam asuhan serta langkah
untuk memperbaiki mutu layanan yang berkualitas (Findyartiniet al, 2015; Cahyono S.B,

2
2008). Patient safety adalah pasien bebas dari cidera yang tidak seharusnya terjadi atau be
bas dari cidera yang potensial akan terjadi. Keselamatan Pasien Rumah Sakit/Hospital Pat
ient Safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Hal ini termasuk: asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan den
gan risiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dari insiden dan tin
dak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

B. Tujuan

a. Tujuan BHD :
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernapasan.
2. Memberikan bantuan eksternal dan ventilasi pada pasien yang mengalami henti jantu
ng atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru (Nur, 2017).
b. Tujuan K3 :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat k
erja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional. Berdasarkan Undang-Undan
g No 1 Tahun 1970 tentangKeselamatan Kerja.
c. Tujuan Pasien Safety :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di RumahSakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi penanggulangan
KTD.

C. Manfaat
1. Penerapan BHD bermanfaat untuk pasien dengan penyakit atau cedera yang
mengancam jiwa sampai mereka diberikan perawatan dengan membebaskan jalan
3
napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa
menggunakan alat bantu.
2. Penerapan K3 bermanfaat untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang me
ngakibatkan cidera atau kerugian materi. Karena itu, para ahli K3 berupaya memp
elajari fenomena kecelakaan, faktor penyebab, serta cara efektif untuk mencegahn
ya.
3. Penerapan Pasien Safety bermanfaat untuk memberikan layanan kesehatan yang t
erbaik, memperbaiki akses kesehatan, memberikan lingkungan dan budaya kerja y
ang lebih sehat.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian BHD

4
Bantuan hidup dasar (Basic Life Support) adalah suatu tindakan pada saat pasien dite
mukan dalam keadaan tiba-tiba tidak bergerak, tidak sadar, atau tidak bernafas. maka peri
ksa respon pasien. Bila pasien tidak merespon, aktifkan sistem darurat dan lakukan tindak
an bantuan hidup dasar (W.Sudoyo et al., 2015).
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan nafas
membantu pernafasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bant
u (Christie Lontoh, Maykel Kiling, 2013). Basic Life Support adalah tindakan yang dilak
ukan untuk menolong korban dalam keadaan henti jantung (AHA, 2010). Bantuan hidup
dasar merupakan suatu tindakan yang untuk menolong korban henti jantung dan nafas. (P
usbankes, 118).

B. Indikasi Bantuan Hidup Dasar


Indikasi dilakukannya BHD adalah :
1. Henti nafas
Henti nafas dapat disebabkan karena tenggelam, stroke, obstruksi jalan nafas oleh ben
da asing, inhalasi asap, kelebihan dosis obat, tekanan aliran listrik, trauma, koma.
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke dalam darah untuk beberapa menit
dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ/ital lainnya, jika pada
keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidu
p dan mencegah henti jantung.
2. Henti jantung
Henti jantung dapat mengakibatkan: fibrilasi ventrikel, akhikardi ventrikel, asistol. (K
risanty et al., 2016) Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas. U
mumnya, walaupun kegagalan pernafasan telah terjadi, denyut jantung masih dapat berla
ngsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung, dilatasi pupil kadang-kadang
tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran darah ke otak terhenti dan d
ilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadi dilatasi pupil ma
ksimal, hal ini menandakan sudah terjadi 50% kerusakan otak irreversibel.
Resusitasi Jantung Paru terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a. Survey Primer (Primary Surgery), yang dapat dilakukan oleh setiap orang.

5
b. Survey Skunder (Secondary Survey), yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga me
dis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari sur/ei primer.

C. Langkah-Langkah Bantuan Hidup Dasar


Menurut American Heart Association (AHA) 2015 beriku langkah dalam member
ikan Bantuan Hidup Dasar, antara lain:
a. Menganalisis keamanan (Danger)
Memastikan keadaan aman baik bagi penolong, korban, maupun lingkungan
disekitarnya atau dikenal dengan istilah 3A (amankan diri, amankan korban, amankan
lingkungan).
b. Memeriksa respon korban (Respon)
Pemeriksaan respon korban dapa 4 lakukan dengan memberikan rangsangan verbal da
n nyeri.
c. Meminta Bantuan (Shout for help)
Jika korban tidak memberikan respon terhadap panggilan dan rangsangan nyeri, seger
alah meminta bantuan dengan cara berteriak meminta tolong untuk segera mengaktifk
an sistem gawat darurat.
d. Circulation
1) Cek nadi
AHA (2015) membedakan pengecekan nadi antara masyarakat awam dengan tena
ga kesehatan dan masyarakat awam terlatih.
2) Kompresi dada (RJP)
e. Airway control
Tindakan airway control dilakukan untuk membebaskan jalan napas dari sumbatan. S
umbatan jalan napas dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu lidah atau benda asing
yang menyumbat jalan napas.
f. Breathing support
Bantuan napas harus diberikan dalam waktu 1 detik. Tindakan ini tidak harus dilakuk
an oleh masyarakat awam yang belum mendapatkan pelatihan atau tidak percaya diri
untuk melakukannya.

6
g. Recovery position
Recovery position dilakukan pada pasien tidak sadarkan diri setelah pernapasannya n
ormal dan sirkulasinya efektif.

A. Pengertian K3
1. Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerjaadalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah m
aupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil kary
a dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Menurut Suma'mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha unt
uk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang beker
ja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang be
bas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin. peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
4. Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalahmerujuk p
ada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan st
abilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengarti
kan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang seh
at dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan ling
kungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menun
jukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diak
ibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

B. Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja
2. Menjamin keamanan alat yang digunakan

7
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar.

C. Norma-Norma yang Harus Dipahami dalam K3


1. Aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit kerja
Tujuan norma-norma: agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat menjamin k
eselamatan pekerja.

D. Standar K3 pada proyek konstruksi


1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau me
lindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pek
erjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan den
gan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya.
6. Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaanyang berhubungan de
ngan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah den
gan stamper dan sebagainya.

E. Fokus Program Keselamatan


Menurut Mondy dan Noe (2006) Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek:
a. Perilaku Kerja:
 Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja.
 Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja, mulai
dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.

8
 Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program keselam
atan kerja.
b. Kondisi Kerja:
Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya dengan
penyediaan alat-alat pengaman.

A. Pengertian patient safety


Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau me
nghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, k
emampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk me
minimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan ol
eh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang se
harusnya dilakukan (DepKes RI,2006).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak adanya
kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan pasien (patient safety)
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah te
rjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

B. Tujuan keselamatan pasien secara Internasional


1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secarabenar)
2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yangefektif)
3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanandari pengo
batan resikotinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery (mengeliminasi ke
salahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan proseduroperasi)

9
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi ya
ng berhubungan dengan pelayanankesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka
7. karena jatuh)

C. Isu, Elemen, dan Akar Penyebab Kesalahan yang Paling Umum dalam Patient
safety
1. Lima isu penting terkait keselamatan (hospital risk)yaitu:
a. keselamatan pasien;
b. keselamatan pekerja(nakes);
c. keselamatan fasilitas (bangunan,peralatan);
d. keselamatanlingkungan;
e. keselamatanbisnis.
2. Elemen Patient safety
a. Advers drug events (ADE)/ medication error (ME) ketidak cocokan obat/
kesalahan pengobatan)
b. Renstraint use (kendali penggunaan)
c. Nosocomial infections (infeksi nosokomial)
d. Pressure ulcers (tekanan ulkus)
e. Blood Product safety / administration
f. Pressure ulkus (tekanan ulkus)
g. Blood product safety adminsitration (keamanan produkdara/administrasi)
h. Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
i. Immunization program (program imunisasi)
j. Falls(terjatuh)
k. Blood strean-vaskular ccatheter care (aliran darah-perawatan kateter pembuluh
darah)
l. Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports(tinj
auan sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan pasien/pengunjung laporan keja
dian)

10
3. Most Common Root Causes of Errors (Akar Penyebab Kesalahan yang Paling Umu
m):
a. Communication problems (masalah komunikasi)
b. Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)
c. Human problems (masalah manusia)
d. Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)
e. Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer pengetahuan)
f. Staffing patterns/work flow (pola staf/alurkerja)
g. Technical failures (kesalahan teknis)
h. Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang tidak memadai)
i. [AHRQ (Agency for Health care Research and Quality) Publication, 2003]

D. Tata Laksana Patient Safety


1. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO).
2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium.
3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila tejadi Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD).
4. Pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar b
ila perlu mengubah sistem sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, mem
buat tindak lanjut, dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama d
an mengevaluasi system baru tersebut.
5. Melaporkan indikator keselamatan pasien yaitu:
a. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan identitas pasien.
b. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang tidak efektif.
c. Kejadian pasien jatuh.
d. Kejadian yang berhubungan dengan transfusi darah.
e. Kejadian yang berhubungan dengan standar pengendalian infeksi (cuci tanga
n).
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi.

11
BAB III
KESIMPULAN

Bantuan hidup dasar (Basic Life Support) adalah suatu tindakan pada saat pasien
ditemukan dalam keadaan tiba-tiba tidak bergerak, tidak sadar, atau tidak bernafas, maka periksa
respon pasien. Bila pasien tidak merespon, aktifkan sistem darurat dan lakukan tindakan bantuan
hidup dasar (W.Sudoyo et al., 2015). Menurut American Heart Association (AHA) 2015 berikut
ini adalah langkah- langkah dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar yaitu, menganalisis
keamanan, memeriksa respon korban, meminta bantuan, cek nadi, kompresi dada, airway
control, breathing support, dan recovery position.
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan
cara mengidentifikasi dan menganalisi risiko yang ada. Pendekatan manajemen risiko yang
terstruktur dapat meningkatkan perbaikan berkelanjutan. Program Kesehatan Kerja mempunyai
tujuan utama yaitu memberikan perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan yang
berhubungan dengan lingkungan kerja dan promosi kesehatan pekerja. Lebih jauh lagi adalah
menciptakan kerja yang tidak saja aman dan sehat, tetapi juga nyaman serta meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas

12
Keselamatan pasien (patient safety) adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh
perawat yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan.
pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang
keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, perawat harus memiliki
pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan
yang dapat menjaga keselamatan diri pasien serta menjadikan komunikasi sebagai kunci utama
untuk dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pasien. Setiap tindakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak
memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu
dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak
pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga
kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.11 2010. Materi BHD.

https://thmsfkunsri.files.wordpress.com/2016/11/bahan-bls.pdf (Diakses pada 2 September 2020)

http://repository.ump.ac.id/681/3/ANI%20RIYANI%20BAB%2011.pdf(Diakses pada 2 Septem


ber 2020)

Isana Paramita, 2018. Basic Life Support.

https://www.academia.edu/34496372 BASIC LIFE SUPPORT (Diakses pada 2 September 2020)

Diah Wisda, 2017. Bantuan Hidup Dasar

https://www.academia.edu/34576891/Bantuan hidup dasar (Diakses pada 2 September 2020)

Ahmad, E. 2012. Konsep BHD https://www.scribd.com/doc/110168879/Konsep-BHD (Diakses


13
pada 2 September 2020)

Sifra, Sintia. 2017. Konsep Bantuan Hidup Dasar BHD.

https://www.academia.edu/42071258/KONSEP BANTUAN HIDUP DASAR BHD (Diakses pad


a 2 September 2020)

Rahman.2013. Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium RSUD D


R. Mohammad Soleh Kota Probolinggo Jember: FKM Universitas Jember.

Hati.2015.Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pembelajaran Di Laboratorium.


Riau: Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam.

14

Anda mungkin juga menyukai