Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SKILL LAB

KESIMPULAN KEPERAWATAN DARURAT

BANTUAN HIDUP DASAR

Dosen Pengampu : Baiq Nurainun Apriani Idris, S. Kep., Ners., M. Kep

SARI HARTINI
155 STYC 20

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSATENGGARA


BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI
MATARAM PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
2021


KESIMPULAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA PASIEN HENTI

JANTUNG DAN HENTI NAFAS

A. Pengertian.

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan tindakan darurat untuk

membebaskan jalan nafas, dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa

menggunakan alat bantu. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan

tepat, karena penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat hingga

kematian pada korban.. Resusitasi Jantung Paru RJP atau Cardiopulmonary

Resuscitation CPR adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk

mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung (kematian klinis) ke

fungsi optimal, untuk mencegah kematian biologis. keadaan-keadaan gagal

nafas (henti nafas) ataupun henti jantung bisa juga terjadi di sekitar kita

dalam keadaan dan aktual yang tak terduga.

pertolongan awal dalam memberikan bantuan dasar ini akan bisa bermakna

memberikan kehidupan sebelum mendapatkan pertolongan lebih lanjut. yang

dimaksud dengan pengertian bantuan hidup dasar ini adalah usaha yang

dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang

pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu. usaha

iniharus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan tanda henti jantung

atau henti nafasdan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi

B. Tujuan BHD

Tujuan bantuan hidup dasar adalah untuk oksigenasi darurat secara efektif

pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan

sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan
kekuatan sendiri secara normal. Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa

cara sederhana yang dapat membantumempertahankan hidup seseorang untuk

sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai

dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan

bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang pentingdalam tubuh

korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinyasel otak.

C. Indikasi Pemberian Hidup Dasar.

1. Henti Nafas.

Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran

udara pernapasan dari korban, henti nafas mrtupakan kasus yang harus

dilakukan dengan salah satu pertolongan pertamanya adalah bantuan hidup

dasar, henti nafas dapat terjadi pada pasien infark miokard akut, obstruksi

jalan nafas, overdosis obat-obatan dan tenggelam. Pada a!al henti napas

oksigen masih dapat masuk ke dalam darah untuk  beberapa menit dan

jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ/ital lainnya,

jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaatagar

korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.

2. Henti jantung.

Pada saat terjadi henti jantung secara langsung akan terjadi henti

sirkulasi."enti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan

organ /ital kekuranganoksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-

sengal) merupakan tanda a!al akanterjadinya henti jantung.


1. Rantai kelangsungan hidup HCA dan OHAC HCA

Hospital Cardiac Arrest

a. Pengawasan dan pencegahan

b. Pengenalan dan pengaktifan sistem tanggap darurat

c. CPR berkualitas tinggi secepatnya.

d. Defibrilasi cepat

e. Bantuan hidup lanjut dan perawatan pasca serangan jantung.

2. OHAC Out-of-Hospital Cardiac Arrest

a. Pengenalan dan pengaktifan sistem tanggap darurat

b. CPR berkualitas tinggi secepatnya.

c. Defibrilasi cepat

d. Layanan medis darurat dan lanjutan.

e. Bantuan hidup lanjut dan perawatan pasca serangan jantung.

D. Sistematika BHD menurut American Heart Association (AHA) 2015

Pada tanggal 18 oktober 2010, AHA mengumumkan perubahan prosedur

CPR (Cardio Pulmonary Resuscittation) yang sebelumnya menggunakan A-

B-C (Airway-Breathing-Circulation) sekarang menjadi C-A-B (Circulattion-

Airway Breathing). Dan pada 2015 AHA kembali merevisi beberapa hal

dalam prosedur CPR namun tidak mengubah step-yang ada, tetap

menggunakan C-A-B.

D  Danger yaitu pastikan keamanan penolong, pasien, lingkungan

R  Respon,cek kesadaran/respon korban, kemudian . Cek Respon Korban

Teriak dengan cara “BangunPak/Bu!” atau“Buka mataPak/Bu!”dan tepuk

bahu dan/atau beristimulus nyeri.AVPU:


1. A alert

2. V verbal

3. P pain

4. U unresponsive

S   Shout, yaitu minta tolong,

C  Circulation lakukan kompresi segera

Meraba nadi karotis, 2-3 cm dari samping trachea, Cek napas dan nadi

bersamaan kurang dari10 detik, Jika nadi tidak teraba→ Beri 30

kompresi dan 2 ventilasi Jika nadi teraba→ Beri 1 ventilasi tiap 6 detik

(10 kali/menit).

Indikator CPR.

1. Kecepatan 100-120x/menit

2. Frekuensi 30 kompresi : 2 ventilasi dan 15 : 2 untuk 2 orang

penolong.

3. Kedalaman 5-6 cm sedangkan untuk anak dan bayi kedalamnya

4-5 cm

4. memberikan dada kesempatan untuk recoilsempurna

5. Rotasi pemijat jantung setiap 2 menit

6. Interupsi minimal selama kompresi (<10 detik)

7. Periksa nadi setiap 2 menit (5 siklus)

A  Airway adalah membebaskan jalan napas

indakanpembebasan jalan napas harus dilakukan. Pengkajian pada airway

harus melihat tanda-dari tanda-tanda adanya sumbatan benda asing dalam

mulut yakni dengan menggunakan teknik cross finger, jika terdapat benda
asing dalam mulut maka harus dikeluarkan dengan usapan jari atau dikenal

dengan teknik finger swab.

Terdiri atas 2 tahap, yaitu:

1. Membersihkan jalan nafas.

a. Silang jari Cross Fingers

b. Sapuan jari Fingers Sweep

c. Hisap lender Suction

2. Membuka Jalan Nafas.

a. Head Tilt Chin Lift Open Mouth

b. Jaw Thrust Pada pasien curiga trauma servikal

c. Oropharing Airways, Risiko cedera servikal meningkat jika

terdapat cedera pada kepala dan wajah atau GCS <8

B  Breathing. Yaitu memberikan pernapasan buatan

Berinapas 2 kali dengan volume tidal, dengan teknik Mouth to Mouth,

Mouth to Barrier Device, Mouth to Nose, Mouth to Stoma, Bag Valve

Mask. Tidak lebihdari10 detik

Cara napas buatan :

a. posisi bebas jalan nafas

b. jepit hidung

c. buka mulut

d. tiup 1,5 –2 detik

e. lepas / ekshalasi Bila napas buatan kurang efektif

f. bersihkan dari sumbatan-head tilt–chin lift benar


g. coba 5 x nafas buatan Bantuan alat sederhana : Oropharyngeal

airway (OPA) dan Nasopharyngeal airway (NPA) Bantuan alat

lanjutan : Laryngeal mask airway, Combitube, Intubasi dg ETT.

E. Evaluasi

Evaluasi dilakukan tiap 2 menit tiap 5 siklus

1. Jika napas (-) dan nadi (+) → Kompresi danVentilasi 30 : 2

2. Jika napas (-) dan nadi (-) → Ventilasi10 kali/menit

3. Jika napas (+) dan nadi (+) → Recovery Position

F. Review Jurnal.

Judul Penatalaksanaan Pelatihan BHD Terhadap Pengetahuan


Dan Keterampilan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Jurnal Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Volume & Volume 4, No 2, September 2020
Halaman
Tahun September 2020
Penulsi Vina Nirmalasari1, Wiwin Winarti 2
Reviewer Sari Hartini 155STYC20
Tanggal 6 Februari 2021
Latar Belakang Henti jantung atau cardiac arrest merupakan keadaan
hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba
yang sebagian besar terjadi karena kerusakan pada sistem
kelistrikan jantung. Saat jantung berhenti berdetak, tidak
ada pasokan darah yang dialirkan keseluruh tubuh
termasuk organ-organ vital seperti otak (American Heart
Association, 2017). Keadaan ini dapat menyebabkan
kecacatan serta kerusakan otak yang permanen (Graham
dkk, 2015). Henti jantung selain menyebabkan kerusakan
organ juga memiliki angka kejadian yang tinggi baik di
dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Rendahnya
pengetahuan ini dapat ditingkatkan dengan mengikuti
pelatihan BHD.
Pelatihan bantuan hidup dasar bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pemberian bantuan yang tepat.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Pengaruh
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap
Pengetahuan dan Keterampilan Pada Himpunan
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta”.

Masalah yang mengetahui tingkat kemampuan melakukan Bantuan


akan di Hidup Dasar (BHD) pada himpunan Mahasiswa
selesaikan Kesehatan Masyarakat di Universitas Pembangunan
Nasional.
Tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan melakukan
Penelitian Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada himpunan
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas
Pembangunan Nasional.
Subjek Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
penelitian sebanyak 23 orang
Metode Penelitian ini merupakan Penelitian ini menggunakan
Penelitian desain penelitian quasi-eksperimental pre and post-test
without control group. Jumlah sampel sebanyak 23
mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel yaitu non
probability sampling, metode sampling yang digunakan
adalah consecutive sampling. Penelitian ini
menggunakan kuesioner dan lembar observasi sebagai
instrumen penelitian. Teknik pengolahan data
menggunakan Paired t-test.
Hasil Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil rata-rata usia
responden Mahasiswa Himpunan Kesehatan
Masyarakat di UPN “Veteran” Jakarta yaitu 19,30
dengan standard deviasi 0,765. Pada tabel tersebut
terlihat usia minimal responden yaitu 18 tahun dan
usia maksimal responden yaitu 21 tahun. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah
responden. Berdasarkan sumber informasi terkait
bantuan hidup dasar terbanyak didapat melalui media
elektronik yaitu tv dan internet sebanyak 10
responden (43,5%). Sumber informasi terendah yaitu
melalui seminar/penyuluhan yaitu 1 responden
(4,3%) dan lain-lain yaitu 1 responden (4,3%). Tabel
ini menunjukkan kecenderungan mahasiswa yang
mendapatkan informasi melalui media elektronik baik
tv maupun internet. Hasil uji statistik ini menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan
sebelum dan sesudah diberikan pelatihan bantuan
hidup dasar.
Kesimpulan dan Ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan
Saran sesudah dilakukan pelatihan BHD. Penanganan henti
nafas dan henti jantung harus di miliki khusus terlebih
tenaga kesehatan sehingga jika sesorang menemukan
penyitas yang mengalami henti nafas dan henti
jantung dapat melakukan BHD dengan benar

Anda mungkin juga menyukai