DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KESAMBEN
Jl. A. Yani No. 62 Telepon ( 0342 ) 331533
email: puskesmaskesambenblitar@gmail.com
website: www.puskesmaskesamben.blitarkab.go.id
I. PENDAHULUAN
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah pertolongan pertama yang dilakukan
pada pasien/korban henti jantung atau henti nafas. Resusitasi Jantung Paru
merupakan bagian dari tindakan bantuan hidup dasar. Tindakan ini dilakukan
untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi tanpa
menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara
tepat keadaan tanda henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan
sirkulasi dan ventilasi. Selain itu Resusitasi juga dikatakan sebagai sebuah upaya
menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui
sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan ventilasi yang memenuhi
syarat.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Faskes). Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan. Gawat Darurat itu sendiri adalah keadaan klinis pasien
yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja,
siapa saja dan dimana saja. Kondisi ini menuntut kesiapan seluruh petugas
Puskesmas baik medis maupun non medis untuk mengantisipasi kejadian itu. Bila
kita cermati, kematian-kematian karena henti jantung dan henti nafas selama ini
cukup banyak.
Oleh sebab itu kemampuan seluruh petugas Pskesmas baik medis maupun
non medis sangat diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama kepada pasien
terutama kasus emergency. Kecepatan pertolongan pertama kepada korban sangat
menentukan keselamatan jiwa. Keterlambatan pertolongan akan membuat kondisi
fatal.
III. TUJUAN
1. Umum
Peserta mampu memahami rangkaian Bantuan Hidup Dasar, serta mampu
memberikan pertolongan pada suatu kondisi gawat darurat, yang
berorientasi pada keamanan dan keselamatan pasien.
2. Khusus
Pada akhirnya peserta diharapkan mampu:
a. Memahami konsep rangkaian Bantuan Hidup Dasar
b. Memahami pelayanan keperawatan gawat darurat
c. Memahami etik dan hukum dalam keperawatan gawat darurat
d. Memberikan pertolongan pada kondisi gawat darurat
1) Pengelolaan jalan napas
2) Pengelolaan pernapasan
3) Pengelolaan sirkulasi
2. Materi
Pelatih memberikan materi tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD),
Penanganan tersedak (chocking) dan kegawat daruratan .
3. Praktek
Pelatih memberikan contoh praktik kepada salah satu peserta sebagai
model. Kemudian dilanjutkan dengan salah satu peserta mempraktikan seperti
yang sudah dicontohkan oleh pelatih.
4. Tanya Jawab
Peserta pelatihan memberikan pertanyaan kepada pelatih apabila ada yang belum
jelas tentang materi Bantuan Hidup Dasar (BHD), penanganan tersedak (chocking) dan
pelatih memberikan umpan balik berupa jawaban kepada peserta pelatihan
5. Penutup
Ditutup dengan Doa
dr.Rofiq Ahmad
Pembina Emilda Triwibekti, S.Kep, Ns
NIP.19850321 201101 1 104 Penata
NIP. 19820515 200604 2 025