Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KESAMBEN
Jl. A.Yani No.62, Telepon (0342) 331 533
email : puskesmaskesambenblitar@gmail.com
website : www.puskesmaskesamben.blitarkab.go.id

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMERIKSAAN


KESEHATAN INDERA
PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Pukesmas adalah unit pelaksanaan dinas kesehatan kota yang
menyelenggarakan pembangunan kesahatan di wilayah kerja dan mempunyai
fungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan esensial dan pengembangan
upaya kesehatan indra salah satu program pengembangan di pukesmas Kesamben
yang terintregasi dengan upaya kesehatan lainnya.
Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO telah mencanangkan
program Vision 2020: The Right to Sight pada tanggal 30 September 1999, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan pencanangan Vision 2020: The Right to Sight di
Indonesia pada tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Dalam
sidang world Health Assembly ke 59 di Geneva, Mei 2006 dibahas berbagai isu
penting diantaranya pemberantasan kebutaan yang masih menjadi masalah dunia,
dengan penyebab terbanyak adalah katarak dan trachoma. Di Indonesia xeroftalmia
masih menjadi penyebab kebutaan yang disebabkan kekurangan vitamin A.
Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini Departemen Kesehatan
telah menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera Penglihatan yaitu:
Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
(Renstranas PGPK) untuk mencapai Vision 2020 dan Pedoman Manajemen
Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran. Kegiatan penanggulangan
gangguan penglihatan dan kebutaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota akan
difokuskan pada 4 penyebab utama kebutaan yaitu katarak, kelainan refraksi,
xeroftalmia, dan glaucoma. Namun demikian adanya focus penanggulangan
tersebut tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat penyebab kebutaan yang
spesifik yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan kesehatan Indera
dilaksanakan oleh Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
dan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)/ Balai Kesehatan Indera
Masyarakat (BKIM) dan Rumah Sakit Umum (RSU) sebagai sarana rujukan.
Untuk mencapai tujuan Program Kegiatan di atas, di Puskesmas Kesamben
dipandu oleh adanya Visi, Misi, dan Tata Nilai. Visi Puskesmas Kesamben adalah
Terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Akhlak
Mulia. Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur. Misi Puskesmas Kesamben adalah
mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat, mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan upaya
kesehatan perorangan, meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes,
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan manajerial

B. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menurunkan gangguan penglihatan dan kebutaan serta
penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian di fokuskan 4 penyakit
penyebab kebutaan yang meliputi katarak, kelainan refraksi, seropthalmia,
gloukoma serta 4 penyakit ketulian yang meliputi OMSK, tulikongenital, NSHL,
tresbiakuis dengan tidak mengabaikan penyakit lain penyebab kebutaan dan
ketulian penyakit tersebut.
Untuk indra penglihatan, WHO memperkirakan jumlah penderita kebutaan di
dunia ada 45 juta, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara dan di perkirakan
12 orang menjadi buta tiap menit di dunia serta 4 orang di antaranya berasal dari
Asia Tenggara. Di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang yang menjadi
buta dan sebagian besar orang buta tersebut berada di daerah miskin dengan
kondisi sosisal lemah. Hasil survey Kesehatan Indra Kesehatan dan Pendengaran
tahun 1993-1996 menunjukan angka kebutaan di Indonesia adalah 1,5%. Dimana
penyebab utama kebutaan berdasarkan hasil survey tersebut adalah Katarak
(0,78%),Glaukoma (0,20%) dan kelainan Refraksi (0,14%). Katarak adalah penyakit
degenerative yang berkaitan erat dengan defisiensi mikro-nutrient (anti oksidan
sepertiVit-C, E dan A, riboflavin, niasin, sebagainya), terutama diderita oleh
penduduk usia lanjut.
Sementara untuk Indra Pendengaran menurut WHO (1998), 21% penduduk
dunia (120 juta) mengalami ketulian, 25 juta diantaranya berada di Asia Tenggara
dan 850.000 (0,4%) penduduk berada di Indonesia. Hasil survey kesehatan Indra
Pendengaran yang dilaksanakan di 7 Propinsi (1994-1996) menunjukkan bahwa
Prevalensi Morbiditas Telinga, hidung dan tenggorokan 38,6%, MorbiditasTelinga
18,5%, Gangguan Pendengaran 16,8% dan Ketulian 0,4% cukup memperihatinkan,
meskipun Program Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan Pendengaran
melalui Pusekesmas dan rujukannya telah dilakukan.
Apabila keadaan ini tidak ditangani secara sungguh-sungguh, akan berdampak
negative pada perkembangan kecerdasan anak dan proses pembelajarannya yang

2
selanjutnya juga mempengaruhi mutu, kreatifitas dan produktifitas angkatan kerja
(15-55 tahun), yang diperkirakan berjumlah 95 juta orang (BPS, tahun 2000). Pada
gilirannya nanti akan mengganggu laju pembangunan ekonomi Nasional yang kini
dititik beratkan pada pengembangan dan penguatan usaha keci lmenengah (UKM)
untuk mengentaskan golongan ekonomi lemah dari kemiskinan. Kondisi-kondisi
tersebut sudah menjadi masalah social yang tidak mungkin ditangani sendiri oleh
Depkes, tetapi harus ditanggulangi secara terpadu oleh pemerintah dan seluruh
unsure masyarakat.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Meningkatkan derajat kesehatan indra penglihatan dan pendengaran masyarakat
di wilayah kerja puskesmas Kesamben.
2. Tujuan Khusus :
Deteksi dini gangguan penglihatan melalui E-tumbling, E-chart Snellen chart dan
pendengaran melalui tes suara, garpu tala pada minimal40% penduduk.
Kompilasi data deteksi dini di UKBM (Posbindu, Posyandu, UKS, UKK) dan FKTP
Integrasi dengan SPM Balita, UKS dan Lansia.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan pokok
Melaksanakan Pemeriksaan
2. Rincian kegiatan
a. Menetapkan sasaran
b. Mengatur jadwal
c. Melaksanakan pemeriksaan
d. Melaksanakan pencatatan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Perencanaan
Dalam perencanaan dipersiapkan perlengkapan yang akan digunakan dalam
melaksanakan pemeriksaan seperti THT Set.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pemeriksaan mengacu pada kerangka acuan dan perencanaan
yang sudah disusun.
3. Laporan
Hasil pelaksanaan pemeriksaan disusun dan dilaporkan berdasarkan hasil yang
sudah didapatkan

3
F. SASARAN
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah anak sekolah, usia produktif , bayi baru
lahir, balita dan usia lanjut di wilayah kerja UPT Puskesmas Kesamben

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan ke
NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pemeriksaan /
Skrining
Kesehatan indra

H. PERAN LINTAS SEKTOR


1. Peran Lintas Sektor

No Lintas Sektor Peran

1 Kepala Sekolah Penanggung Jawab di Sekolah

Kader Posyandu
2 Membantu pencatatan hasil pemeriksaan indra
dan posbindu desa

3 Kepala Desa Penanggung jawab di Desa

2. Peran Lintas Program


NO. Lintas Program Peran Terkait
1. Dokter Penentuan diagnosa dan terapi
2. Perawat Membantu Pelaksanaan
3. Bidan Membantu Pelaksanaan
4. Penanggung jawab Membantu Pelaksanaan
program PTM
5. Penanggung jawab Membantu Pelaksanaan
program lansia
6. Penanggung jawab Membantu Pelaksanaan
program KIA
7. Penanggung jawab Membantu Pelaksanaan
program UKS

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi kegiatan program Indera disampaikan kapada Kepala Puskesmas oleh
penanggung jawaab UKM

4
J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Semua hasil kegiatan didokumentasikan oleh Programer kesehatan Indera
2. Hasil kegiatan dilaporkan ke penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas
3. Hasil evaluasi kegiatan ditindaklanjuti dan disampaikan pada pertemuan
lokakarya bulanan

K. TATA NILAI
CERDAS

C : Cekatan, cepat dan mahir dalam memberikan pelayanan kepada


masyarakat;
E : Empati, menjalankan pelayanan dengan tulus, ramah, dan sepenuh
hati;
R : Rapi, rapi bertugas, rapi manajemen dan rapi tata ruang;
D : Disiplin, taat dan patuh terhadap nilai- nilai yang dipercaya termasuk
melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya;
A : Akuntabel, pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan;
S : Sadar Mutu, melaksanakan segala tindakan sesuai dengan manual mutu.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Pelaksana Program Indra
Kesamben

dr.Rofiq Ahmad Elok Dwianti Wardani


Pembina
Pengatur
NIP.19850321 201101 1 104
NIP.19690503 199103 2 008

Anda mungkin juga menyukai