Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CIKEUSIK

Jln. Alun-alun selatan No.04 kec cikeusik kab pandeglang

I. PENDAHULUAN

Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan social dan tidak sekedar terbebas

dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun

penduduk (masyarakat). Pada dasarnya derajat kesehatan masyrakat dipengaruhi oleh

empat faktor yang saling berinteraksi yaitu lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan

kesehatan.

Mata dan telinga adalah indera yang penting bagi manusia, karena melalui mata dan

telinga manusia menyerap informasi untuk digunakan melaksanakan berbagai kegiatan.

Namum yang terjadi banyak disekitar kita (masyarakat) yang mengalami gangguan pada

alat penglihatan maupun alat pendengaran baik dalam kategori gangguan ringan gingga

gangguan berat. Oleh karena itu sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan.

Puskesmas diharapkan mengupayakan dalam mencegah dan menanggulangi gangguan

penglihatan dan pendengaran.

II. LATAR BELAKANG

Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO telah mencanangkan program

Vision 2020: The Right to Sight pada tanggal 30 September 1999, yang kemudian

ditindaklanjuti dengan pencanangan Vision 2020: The Right to Sight di Indonesia pada

tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Dalam sidang world Health

Assembly ke 59 di Geneva, Mei 2006 dibahas berbagai isu penting diantaranya

pemberantasan kebutaan yang masih menjadi masalah dunia, dengan penyebab

terbanyak adalah katarak dan trachoma. Di Indonesia xeroftalmia masih menjadi penyebab

kebutaan yang disebabkan kekurangan vitamin A.

Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini Departemen Kesehatan telah

menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera Penglihatan yaitu: Rencana

Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (Renstranas

PGPK) untuk mencapai Vision 2020 dan Pedoman Manajemen Kesehatan Indera
Penglihatan dan Pendengaran. Kegiatan penanggulangan gangguan penglihatan dan

kebutaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota akan difokuskan pada 4 penyebab utama

kebutaan yaitu katarak, kelainan refraksi, xeroftalmia, dan glaucoma. Namun demikian

adanya focus penanggulangan tersebut tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat

penyebab kebutaan yang spesifik yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan

kesehatan Indera dilaksanakan oleh Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan

strata pertama dan Rumah Sakit Umum (RSU) sebagai sarana rujukan.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan mempunyai funsi

sebagai 1) Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) Pusat pemberdayaan

masyarakat dan 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan

kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mencapai Visi:

Terwujudnya masyarakat kecamatan tapos yang sehat dan mandiri, melalui pelayanan

kesehatan yang berkualitas, Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan wajib yaitu

upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta KB, upaya

perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya

pengobatan. Selain itu sesuai dengan masalah daerah setempat dapat dilaksanakan

upaya kesehatan pengembangan. Kesehatan Indera Penglihatan termasuk dalam upaya

kesehatan pengembangan Puskesmas yang dapat diintegrasikan dengan upaya

kesehatan lainnya.

Agar program kesehatan Indera Penglihatan ini dapat dikelola baik dari aspek

manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang

mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka diperlukan suatu pedoman pelayanan

kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi

petugas Puskesmas dalam pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan Indera

Penglihatan di wilayah kerja Puskesmas.

III. TUJUAN

A. Tujuan Umum :

Meningkatkan derajat Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran Masyarakat di


wilayah Kerja UPT Puskesmas Kecamatan Cikeusik

B. Tujuan Khusus :

a. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dan kader

b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara Kesehatan


indera penglihatan

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran kepada


masyarakat

d. Meningkatnya temuan kasus gangguan pendengaran secara dini

e. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran masyarakat

C. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

a. Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran didalam gedung.

b. Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran diluar gedung.

D. Cara melaksanakan kegiatan

1.Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:

a. Penyuluhan kesehatan Indera Pendengaran

b. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan ketulian melalui rawat jalan


pengobatan dan pada unit-unit pelayanan lainnya

c. Pemeriksaan dan tindakan medis masalah gangguan pendengaran

d. Merujuk kasus -kasus gangguan pendengaran dan ketulian kepada fasilitas


pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

2. Pelayanan di luar gedung Puskesmas

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran tersebut adalah:

a. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakatanaksekolah, kelompokpekerja yang


berisiko terhadap gangguan pendengaran dan lain-lain

b. Penjaringan kasus -kasus gangguan pendengaran dan ketulian di masyarakat dan


sekolah oleh kader, dokter kecil, guru UKS, dan petugas kesehatan yang sudah
dilatih

c. Pengobatan kasus-kasus gangguan pendengaran dan pertolongan pertama pada


kedaruratan telinga dapat dilakukan oleh dokter dari perawat Puskesmas

d. Rujukan kasus ke Puskesmas atau fasilitas yang lebih tinggi

E. Sasaran
1. Sasaran Primer :

a. Bayi

b. Balita

c. anak usia sekolah/remaja

d. usia produktif

e. ibu hamil

f. Pekerja industry

g. usia lanjut

2. Sasaran sekunder

a. Tenaga kesehatan

b. Kader

c. Tokoh masyarakat

d. Guru

F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1. Pelayanan kesehatan Indera Pendengaran di dalam gedung dilaksanakan setiap


hari pada setiap pasien yang memiliki masalah kesehatan indera Pendengaran.

2. Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran di luar gedung.

a. Penyuluhan kesehatan gangguan pendengaran pada anak sekolah


dilaksanakan pada bulan Agustus.

b. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran pada anak sekolah


dilaksanakan pada bulan Agustus.

G. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk melakukan
telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Telaahan bulanan
terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai Puskesmas dibandingkan
dengan rencana kegiatan dan standar pelayanan. Kesimpulan dirumuskan dalam bentuk
kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu dan biaya serta masalah dan hambatan
yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan.

Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas. Sebagai
tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan
dalam bentuk rencana kegiatan bulanan /triwulan yang akan datang. Pada akhir tahun
saat mengadakan evaluasi kegiatan.
H. Pencatatan, Pelaporan,dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen informasi melalui
kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan komponen analisis dan evaluasi.

1. Pencatatan Program Kesehatan Indera Pendengaran

2. Pelaporan Program Kesehatan Indera Pendengaran

3. Analisis dan Evaluasi

CIKEUSIK,……………...2022

Kepala Puskesmas pemegang program

Alik wahyudi Irma Trisnawati

NIP.19850607 201001 1014 NIP. 19890729 201704 2001

Anda mungkin juga menyukai