Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS WELAHAN II
Jl.Purwogondo Karanganyar KM.7 Welahan-Jepara Telp.081283125561
E-mail : puskesmas.welahanii@yahoo.co.id
JEPARA 59464

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA

PUSKESMAS WELAHAN II 2020

I. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang


bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena 83 %
informasi sehari-hari masuknya melalui jalur penglihatan, melalui pendengaran 11 %,
penciuman 3,5 %, peraba 1,5 %, dan pengecap 1,0 %.

Dari hasil survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996
yang dilakukan di 8 Provinsi menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan di Indonesia 1,5 %.
Menurut WHO prevalensi kebutaan yang melebihi 1 % bukan hanya masalah medis saja
tetapi sudah merupakan maslah sosial yang perlu ditangani secara lintas program dan lintas
sektor. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaucoma (0,20%), kelainan
refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).

Dalam rangka menurunkan angka kebutaan ini, WHO telah mencanangkan program
Vision 2020: The Right to Sight pada tanggal 30 September 1999, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan pencanangan Vision 2020: The Right to Sight di Indonesia pada
tanggal 15 Februari 2000 oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Dalam sidang world Health
Assembly ke 59 di Geneva, Mei 2006 dibahas berbagai isu penting diantaranya
pemberantasan kebutaan yang masih menjadi masalah dunia, dengan penyebab terbanyak
adalah katarak dan trachoma. Di Indonesia xeroftalmia masih menjadi penyebab kebutaan
yang disebabkan kekurangan vitamin A.

Sebagai tindak lanjut atas pencanangan Vision 2020 ini Departemen Kesehatan telah
menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera Penglihatan yaitu: Rencana
Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (Renstranas
PGPK) untuk mencapai Vision 2020 dan Pedoman Manajemen Kesehatan Indera
Penglihatan dan Pendengaran. Kegiatan penanggulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota akan difokuskan pada 4 penyebab utama
kebutaan yaitu katarak, kelainan refraksi, xeroftalmia, dan glaucoma. Namun demikian
adanya fokus penanggulangan tersebut tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat
penyebab kebutaan yang spesifik yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan pelayanan
kesehatan Indera dilaksanakan oleh Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama dan Balai Kesehatan Mata
Masyarakat (BKMM)/ Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) dan Rumah Sakit Umum
(RSU) sebagai sarana rujukan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan mempunyai fungsi
sebagai 1) Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) Pusat pemberdayaan
masyarakat dan 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Kesehatan Indera Penglihatan
termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan Puskesmas yang dapat diintegrasikan
dengan upaya kesehatan lainnya.

Agar program kesehatan Indera Penglihatan ini dapat dikelola dengan baik dari aspek
manajemen di tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang
mencakup promotif, preventif, dan kuratif, maka diperlukan suatu pedoman pelayanan
kesehatan Indera Penglihatan di Puskesmas. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi petugas
Puskesmas dalam pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan Indera Penglihatan di
wilayah kerja Puskesmas.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan Indera Penglihatan masyarakat di wilayah kerja


Puskesmas.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatmya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dan kader

b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara


kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan.

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan kepada


Masyarakat.

d. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera masyarakat melalui deteksi


dini

III. SASARAN
1. Sasaran Primer:
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah/remaja
d. Usia produktif
e. Usia lanjut
2. Sasaran Sekunder:
a. Tenaga kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat, dll

IV. PERENCANAAN KEGIATAN


Puskesmas yang akan mengembangkan Upaya Kesehatan Indera mempersiapkan;
1. Sumber daya yang ada:
a. Tenaga yang terlibat:
1) Dokter, perawat dan tenaga medis lainnya
2) Kader, guru sekolah dan tokoh masyarakat
3) Tenaga refraksionis
4) Sarana dan prasarana
5) Dana
2. Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

3. Penyusunan Usulan Kegiatan


Tabel 1. Contoh Matriks Rencana Kegiatan
No Kegiata Vol Tujua Sasara Lokasi Pelaksan Wakt Biaya
u
. n n n a
1.
2.
3.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Sosialisasi
2. Pelatihan
3. Pelayanan Kesehatan Indera di Puskesmas:
a. Pelayanan di dalam gedung Puskesmas, berupa:
1) Penyuluhan kesehatan Indera
2) Penjaringan kasus-kasus penyakit mata dan kebutaan serta gangguan fungsi
penglihatan melalui rawat jalan pengobatan
3) Pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan kesehatan Indera Penglihatan
Primer
4) Rujukan kasus-kasus penyakit mata
b. Pelayanan di luar gedung Puskesmas
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera tersebut adalah:
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok pekerja non
formal, dan lain-lain
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan penglihatan dan kebutaan oleh kader, guru
UKS, dan petugas kesehatan
3) Pemberian kapsul vitamin A 2x dalam setahun vitamin A pada balita 6-11 bulan
(100.000 IU/kapsul biru), balita 1-5 tahun (200.000 IU/kapsul merah. Sedang
pada ibu nifas(< 42 hari diberikan 200.000 IU)
4) Pengobatan kasus-kasus penyakit mata serta pertolongan pertama pada
kedaruratan mata dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau tenga perawat
Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas
5) Rujukan kasus ke Puskesmas

4. Pembinaan peran serta masyarakat


Langkah-langkah untuk menjalin kemitraan:
a. Identifikasi dan analisis masalah kesehatan Indera
b. Tabel 2. Contoh Matriks Analisis Masalah
MASALAH PERILAKU YG DIHARAPKAN DARI
KESEHATAN INDERA INDIVIDU/KELUARGA
PENGLIHATAN Dalam Mencegah Dalam Mengatasi
Katarak
Kelainan refraksi
Glaukoma
Xeroftalmia

c. Pemberdayaan masyarakat
d. Promosi Kesehatan Indera
e. Bina Suasana
5. Advokasi

VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Pelaksanaan kegiatan harus diikuti dengan pemantauan secara berkala untuk
melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Telaahan
bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang telah dicapai Puskesmas
dibandingkan dengan rencana kegiatan dan standar pelayanan. Kesimpulan dirumuskan
dalam bentuk kinerja Puskesmas yang terdiri dari cakupan, mutu dan biaya serta masalah
dan hambatan yang ditemukan pada waktu penyelenggaraan kegiatan.
Telahaan bulanan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas.
Sebagai tindak lanjut pemantauan ini dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan
dalam bentuk rencana kegiatan bulanan/triwulan yang akan datang. Pada akhir tahun saat
mengadakan evaluasi kegiatan.

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan terdiri dari 3 komponen, yaitu komponen informasi melalui
kegiatan pencatatan, komponen pelaporan, dan komponen analisis dan evaluasi.

1. Pencatatan Program Kesehatan Indera


2. Pelaporan Program Kesehatan Indera
3. Analisis dan Evaluasi

Jepara, Maret 2019


Kepala Puskesmas Welahan II

dr. ZULFAH KUSDIYARTI


NIP. 19720825 200212 2 002

Anda mungkin juga menyukai