Anda di halaman 1dari 13

PRE PLANNING

KESEHATAN MATA

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas


Keperawatan Komunitas

Dosen Koordinator Mata Kuliah : Suharjiman, S.Kp.,M.Kep


Dosen Pembimbing : Dr. Budiman S.Pd.,S.Kp.,M.Kes.,MH.Kes

DISUSUN OLEH :
ALDY FEBRIYANA
214120066

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
PRA PLANNING

A. Latar Belakang
Indera penglihatan merupakan salah satu alat tubuh manusia yang mempunyai fungsi
sangat penting untuk memungkinkan manusia menerima informasi dari lingkungan kehidupan
sekitarnya sehingga mampu beradaptasi dan mempertahankan hidup dalam lingkungannya
dan menghindarkan diri dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Dengan demikian
kesehatan indera penglihatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM agar terwujud manusia Indonesia yang cerdas, produktif serta
mampu berperan dalam berbagai bidang pembangunan.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa pemerintah harus
menyediakan pelayanan kesehatang yang bermutu,aman,efisien,terjangkau dan merata.
Sebagai unit pelaksana tehnis Dinas kesehatan (UPTD), Puskesmas mempunyai 4 fungsi yaitu
sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan
masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan sebagai pusat rujukan
kesehatan primer yang bertanggung jawab atas wilayah yang telah ditetapkan. Pelayanan
kesehatan masyarakat sektor Pemerintah di Kabupaten/ Kota terdiri atas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan. Puskesmas dengan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakatnya
menyebabkan puskesmas mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya ungkit yang
besar dalam pembangunan kesehatan di Indonesia karena Puskesmas menrupakan ujung
tombak pembangunan kesehatan.
Kebutaan bukan hanya mengganggu produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi
juga menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara
lebih-lebih dalam menghadapi pasar bebas. Menurut Konsultan WHO, Dr. Konyama,
kebutaan akan menjadi masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya 0,5%-1%. Bila
prevalensi kebutaan > 1% maka kebutaan telah menjadi masalah sosial. Sebaliknya bila angka
kebutaan < 0,5 % maka kebutaan hanya menjadi masalah klinik (medik).
Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) merupakan bentuk dari
pengembangan program RENSTRANAS (Rencana Strategis Nasional) Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk mencapai Vision 2020. Pelayanan Kesehatan
Mata di Puskesmas, “Primary Eye Care (P.E.C)” ,telah dimulai sejak tahun 1979/1980.
Primary Eye Care merupakan unit terdepan yang merupakan bagian integral dari Puskesmas,
yang meliputi usaha-usaha peningkatan, pencegahan, dan pengobatan terhadap individu atau
masyarakat.
Tujuan P.E.C melalui kegiatan pelayanan kesehatan mata yang diintegrasikan di
Puskesmas yangmerupakan pintugerbang utama yang berhubungan langsung
denganmasyarakat sehingga angka kesakitan mata dapatditekan dan angka kebutaan serta
kemunduran fungsipenglihatan dapat dihilangkan. Dengan kebijaksaan untuk penduduk yang
berpenghasilan rendah baik yangtinggal dikota dan di desa mendapat prioritas. Melalui
program ini diharapkan dapat menurunkan angka kebutaan di Indonesia menjadi 1% pada
tahun 2004 dan 0,5% pada tahun 2020.
Dari masalah kesehatan mata dan kebutaan tersebut mengisyaratkan bahwa upaya
kesehatan mata/pencegahan kebutaan dasar sebagai salah satu kegiatan pokok di Puskesmas
akan melengkapi fungsi Puskesmas dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat
khususnya berupa angka kesakitan mata dan kebutaan, sehingga tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kesehatan mata dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunnya prevalensi kesehatan mata dan kebutaan sehingga tidak lagi menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat pemeriksaan dirinya dibidang
kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan refraksi sehingga masyarakat yang mengalami
gangguan fungsi penglihatan dapat terlayani.
C. Kegiatan
1. Tujuan Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan
Melakukan pemeriksaan kesehatan mata dasar dan semi spesialis / spesialis (khusus
untuk Puskesmas Pembina) untuk semua kasus mata, baik yang dirawat jalan ataupun
rawat inap.
2. Sasaran Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan
Semua golongan umur dengan prioritas pada masyarakat berpenghasilan rendah,
khususunya kelompok yang rentan.

3. Kegiatan Pelayanan Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan


a. Prinsip Kerja
Pelayanan diberikan secara cepat, tepat dan nyaman dengan sikap yang ramah
dan bertanggung jawab.
b. Kegiatan
1) Melakukan penyuluhan kesehatan mata termasuk pemasaran sosial di dalam maupun
di luar gedung, baik individu maupun kelompok.
2) Melakukan rujukan ke Laboratorium untuk swab vagina bagi ibu hamil dengan
keluhan fluor albus atau untuk swab sekret mat pada bayi baru lahir dengan
conjungtivitis
3) Melakukan tindakan crede pada bayi baru lahir
4) Pemberian capsul vitamin A dosis tinggi pada Balita setiap 6 bulan
5) Melakukan skrining mata di masyarakat
6) Memberikan pengobatan
7) Melakukan pemeriksaan visus/refraksi dan mata luar
8) Melakukan pemeriksaan tekanan intraocular
9) Malakukan tes buta warna
10) Melakukan tes anel
11) Melakukan pemeriksaan funduskopi
12) Melakukan pemeriksaan lapang pandang
13) Melakukan pemeriksaan laboratorium pada kasus-kasus tertentu
14) Memberikan resep kaca mata
15) Melakukan operasi katarak
16) Mengobati glaukoma akut
17) Melakukan rujukan untuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani
18) Memotivasi masyarakat dalam UKM/ PK
19) Melakukan pencatatan dan pelaporan
c. Waktu Pelayanan
Setiap Hari
1) Untuk rawat jalan mulai dari pukul 08.00-12.00
2) Untuk rawat inap mulai pukul 07.30-08.30
Kecuali untuk kasus Gawat Darurat setiap hari.
d. Tenaga:
Untuk Puskesmas Pembina:
1) Dokter umum terlatih 1 orang
2) Dokter spesialis mata 1 orang
3) Paramedis terlatih 1 orang
4) Perkarya 1 orang
Untuk di lapangan : Kader, Pemuka Masyakarat, Dokter Kecil, dan lain sebagainya.
e. Kelengkapan Administrasi
1) Formulir Register Harian
2) Formulir Rekapitulasi Bulanan Sesuai SP2TP dan program
f. Peralatan Kerja:
Sesuai standard yang sudah ditetapkan untuk Puskesmas Pembina dan
Puskesmas pada umumnya.
g. Prosedur Tetap:
1) Puskesmas
A) Petugas Loket
I. Mendaftar dan membuat/ mencari buku status
II. Menerima pembayaran sesuai Peraturan Daerah
III. Membawa Status ke Balai Pengobatan
IV. Mengambil status yang telah diperiksa dari Balai Pengobatan
V. Mencatat di Buku Register
B) Perawat
I. Menerima buku status pasien
II. Melakukan anamnesa
III. Melakukan pemeriksaan keperawatan (tensi, nadi R/R, suhu)
IV. Mencatat hasil pemeriksaan di buku status
V. Membantu/asisten dokter sewaktu melakukan pemeriksaan
C) Dokter Umum
I. Melengkapi anamnesa bilamana perlu
II. Melakukan pemeriksaan umum dan mata khusus
III. Melakukan penyuluhan individu
IV. Memberikan pengobatan/rujukan dan atau resep kaca mata
2) Puskesmas Pembina
A) Petugas loket
I. Mendaftar dan membuat/ mencari buku status
II. Menerima pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah
III. Membawa status ke poli mata
IV. Mendaftar dan membuat/ mencari status
V. Menerima pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah
VI. Membawa status ke balai pengobatan
VII. Mengambil status yang telah diperiksa dari Balai pengobatan
VIII. Mencatat di buku register.
B) Perawat
I. Menerima buku status pasien
II. Melakukan Anamnesa
III. Melakukan pemeriksaan keperawatan (tensi, nadi, pernafasan, suhu)
IV. Mencatat hasil pemeriksaan di status
V. Membantu atau asisten dokter sewaktu melakukan pemeriksaan
VI. Mempersiapkan pasien operasi katarak
VII. Asisten operasi
C) Dokter Umum terlatih dan atau dokter spesialis mata
I. Melengkapi anamnesa bilamana perlu
II. Melakukan pemeriksaan umum dan mata khusus
III. Melakukan penyuluhan individu
IV. Memberikan pengobatan/rujukan dan atau resep kacamata
D) Khusus untuk Dokter spesialis mata
I. Mekakukan operasi yang diperlukan
Sasaran Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan diprioritaskan pada
masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan
kelompok lainnya dengan menggunakan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan di tingkat Puskesmas.
4. Kegiatan Pokok Puskesmas Lainnya

Kegiatan Sasaran Tugas Perincian Kegiatan Tenaga Alat


Pokok

1. KIA Prakonsepsi Promotif Penyuluhan Tenaga Poster, leaflet,


Preventif individu/kelompok di perawatan, demonstrasi
bidang kesehatan mata dokter, kader, makanan sehat
dukun bersalin (gizi)

Hamil Promotif Penyuluhan Tenaga Poster, leaflet,


Preventif individu/kelompok di perawatan, demonstrasi
Case finding bidang kesehatan mata dokter, kader, makanan sehat
a. Kelainan Anamnesa keluhan dukun bersalin (gizi)
mata luar mata Pen light
b. Gangguan Kapas lidi
pengelihatan Steril
Rujukan Rujuk ke laboratorium, Piringan biak
swab vagina (bila ada agar-agar
keluhan fluor albus Thayer-
untuk pencegahan Martin atau
infeksi gonokokus piringan coklat
pada bayi yang
dilahirkan)
Rujuk ke pengobatan
bila ada
keluhan/kelainan mata
Persalinan Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Poster, leaflet,
mata perawatan, demonstrasi
Preventif dokter, dukun makanan sehat
Case finding bersalin (gizi)
Anamnesa keluhan Pen Light
Rujukan ke mata
pengobatan
Pemeriksaan mata
Bila ada
keluhan/kelainan

Nifas Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Poster, leaflet,


Preventif mata perawatan, demonstrasi
dokter, kader, makanan sehat
Case finding Anamnesa keluhan dukun bersalin (gizi)
mata
Pen Light
Pemeriksaan mata
Rujukan Oftalmoskop
Rujuk ke lab : swab
vagina (bila ada fluor
albus)
Rujukan ke
pengobatan bila ada
keluhan/kelainan

Bayi Promotif Crede pada bayi baru Sanitarian Poster, leaflet,


lahir demonstrasi
Preventif Tenaga makanan sehat
perawatan (gizi)
Anamnesa dokter AgNO3 1 %
Case finding
Pemeriksaan mata tetes mata atau
a. Kelainan tetrasiklin
mata salep mata
Alat-alat lab
(lihat ibu
Rujukan Rujuk ke lab : bila ada hamil)
secret pada
konjungtiva
Rujuk ke pengobatan
bila ada
keluhan/kelainan

Balita Promotif Penyuluhan Tenaga Poster, leaflet,


individu/kelompok perawatan demonstrasi
makanan sehat
Pembagian kapsul vit. Dokter (gizi)
Preventif A dosis tinggi tiap 6
bulan Kader Kapsul Vit. A
200.000 IU
Case finding Anamnesa keluhan
mata
a. Kelainan
refraksi Pemeriksaan mata Pen Light

b. Kelainan
mata luar

c. Kelainan
bawaan
(katarak,
juling, dll)

Rujukan Rujuk ke lab


Rujuk ke pengobatan
bila ada kelainan
2. KB W.U.S (Wanita Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Poster, leaflet,
Usia Subur) mata perawatan, alat lab (lihat
Preventif dokter ibu hamil)
Individu
Kelompok

Case finding
Pemeriksaan mata bila
a. Fluor albus ada keluhan fluor
albus

Rujuk sediaan ke lab


Rujukan
Rujuk ke pengobatan

3. Gizi Balita Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga gizi, Poster, leaflet,


mata perawatan, demonstrasi
dokter, kader makanan sehat
Individu (gizi)
Kelompok

Kapsul Vit. A
Pembagian caps. vit. A 200.000 IU
Preventif dosis tinggi tiap 6
bulan

Ibu Promotif Penyuluhan kesehatan Poster, leaflet,


hamil/menyusui mata demonstrasi
Preventif makanan sehat
Individu (gizi)
kelompok

4. Kesehat Kelompok Promotif Penyuluhan kesehatan Sanitarian, Poster, leaflet,


an masyarakat dan mata tenaga alat-alat
lingkung lingkungannya Preventif perawatan, pelindung
an dokter mata (lintas
Perusahaan sektoral)
(pabrik)

5. P2M Kelompok Promotif Penyuluhan kesehatan Juru imunisasi, Poster, leaflet


masyarakat mata petugas malaria
Preventif desa, tenaga Senter
Keluarga perawatan,
Case holding
Individu Pemeriksaan mata dokter
a. Penyakit mata
luar Pengobatan sederhana
(sama dengan prokesa)
b. Buta senja

c. Gangguan
pengelihatan

Rujukan
6. PKM Kelompok Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Poster, alat
masyarakat mata penyuluh peraga
Preventif kesehatan,
Keluarga Nasehat perkawinan perawatan,
(penyakit keturunan) dokter, kader
Individu

Kader (Guru
Case finding Bila ada keluhan UKS dokter
dirujuk kecil

7. Pengoba Individu Pengobatan Pengobatan terhadap : Dokter, perawat Epilator


tan mata
a. Konjungtivitis Loupe
b. Pterigium dan
Pinguekula Senter
c. Defisiensi vitamin Speculum
A mata
d. Trakhoma tanpa
Trikhiasis Obat-obat
e. Blefaritis mata
f. Hordeolum nonsteroid,
Diamox
g. Glaukoma

Tindakan sederhana :
a. Insisi hordeolum,
tarsotomi,
ekstraksi, corpus
alienum
ekstraokuler, Alat insisi
pterigium
ekstirpasi Corpus
alienum spoed
b. Pertolongan
pertama gawat Pantocain
mata

c. Glaukoma akut

d. Trauma kimia,
tumpul, tajam

e. Merujuk kasus
yang tak dapat
Rujukan diatasi ke RS atau Formulir
BKMM. rujukan

8. P.H.N Keluarga Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Idem 7


mata perawatan,
Instansi Preventif kader
Diagnostik 10
Individu Case finding penyakit utama mata Kesehatan
Kuratif Koreksi refraksi Non kesehatan
sederhana s/d visus
Rehabilitatif 5/10
Pengobatan
Rujukan ke
pengobatan

9. UKS Anak sekolah Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga UKS kit


mata perawatan
Preventif (petugas UKS), Buku Ishihara
Anamnesa dokter, kader
Pemeriksaan :
a. Kelainan
refraksi

b. Kelainan mata
luar

c. Tes buta warna

d. Defisiensi vit. A

Pengobatan
Rujuk ke Puskesmas
untuk mendapat
pengobatan

10. Gigi/ Individu Promotif Penyuluhan gigi yang Dokter gigi,


Mulut berkaitan dengan perawat gigi,
Anak sekolah Preventif kesehatan mata kader
Kelompok Penyuluhan hubungan
masyarakat kelainan gigi sebagai
fokal infeksi mata

11. Kesehat Individu Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Poster, leaflet


an Jiwa jiwa yang berkaitan perawatan,
Keluarga Preventif dengan kesehatan mata dokter, kader Senter

Case finding Deteksi kelainan mata


pada penderita
kelainan jiwa
Pengobatan mata
Rujukan
Pengobatan
Puskesmas, saran
rujukan

12. Lab Individu Case finding Pemeriksaan Petugas lab Alat-alat lab
laboratorium pada
specimen yang
berkaitan dengan
kesehatan mata

13. Kesehat Individu Promotif Penyuluhan Dokter,


an Olah perawat, kader
Raga Preventif Deteksi kelainan mata
akibat olah raga
Case finding
Peningkatan fungsi
pengelihatan dikaitkan
dengan olah raga

Pengobatan/rujukan Pengobatan pada


kelainan/kecelakaan
akibat olah raga

14. Kesehat Individu Promotif Penyuluhan Dokter,


an Kerja perawat, kader
Kelompok Preventif
masyarakat
Case finding Deteksi dini kelainan
mata akibat kerja
Peningkatan fungsi
pengelihatan dikaitkan
dengan kesehatan
kerja
Pengobatan pada
kelainan mata akibat
kesehatan kerja
Pengobatan/rujukan
Rujukan kasus-kasus
yang tidak dapat
diatasi

15. Usila Individu Promotif Penyuluhan Dokter,


perawat, kader
Keluarga Preventif Pelayanan kesehatan
usila
Kelompok Kuratif/rujukan
masyarakat Rujukan kasus yang
Rehabilitatif tak dapat diatasi

D. Strategi
1. Peningkatan Peran Serta Masyarakat
Kegiatannya dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta melibatkan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian UKM/ PK Dasar dalam rangka
menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara kesehatan mata mereka.
2. Pengembangan Kesehatan Mata Masyarakat
Kegiatan dalam bentuk penampilan berbagai inovasi baru yang ditujukan pada
pemecahan masalah sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan ketersediaan sumber
daya setempat dalam rangka menciptakan derajat kesehatan mata masyarakat yang optimal.
3. Pencatatan dan Pelaporan
Berbagai hal yang berkaitan dengan masukan, proses, dan keluaran upaya
kesehatan mata/pencegahan kebutaan dasar direkam secara terpadu dalam SP2TP.

E. Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.
Telaah bulanan ini dilakukan bulanan Puskesmas sebagai tindak lanjut pemantauan ini
dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan dalam bentuk rencana kegiatan bulanan/
triwulan yang akan datang. Apabila diperlukan keterlibatan lintas sektor atau camat atau lurah
maka informasi ini akan disampaikan dalam koordinasi lintas sektor

Anda mungkin juga menyukai