KESEHATAN MATA
DISUSUN OLEH :
ALDY FEBRIYANA
214120066
A. Latar Belakang
Indera penglihatan merupakan salah satu alat tubuh manusia yang mempunyai fungsi
sangat penting untuk memungkinkan manusia menerima informasi dari lingkungan kehidupan
sekitarnya sehingga mampu beradaptasi dan mempertahankan hidup dalam lingkungannya
dan menghindarkan diri dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Dengan demikian
kesehatan indera penglihatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM agar terwujud manusia Indonesia yang cerdas, produktif serta
mampu berperan dalam berbagai bidang pembangunan.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa pemerintah harus
menyediakan pelayanan kesehatang yang bermutu,aman,efisien,terjangkau dan merata.
Sebagai unit pelaksana tehnis Dinas kesehatan (UPTD), Puskesmas mempunyai 4 fungsi yaitu
sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan
masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan sebagai pusat rujukan
kesehatan primer yang bertanggung jawab atas wilayah yang telah ditetapkan. Pelayanan
kesehatan masyarakat sektor Pemerintah di Kabupaten/ Kota terdiri atas pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan. Puskesmas dengan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakatnya
menyebabkan puskesmas mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya ungkit yang
besar dalam pembangunan kesehatan di Indonesia karena Puskesmas menrupakan ujung
tombak pembangunan kesehatan.
Kebutaan bukan hanya mengganggu produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi
juga menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara
lebih-lebih dalam menghadapi pasar bebas. Menurut Konsultan WHO, Dr. Konyama,
kebutaan akan menjadi masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya 0,5%-1%. Bila
prevalensi kebutaan > 1% maka kebutaan telah menjadi masalah sosial. Sebaliknya bila angka
kebutaan < 0,5 % maka kebutaan hanya menjadi masalah klinik (medik).
Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) merupakan bentuk dari
pengembangan program RENSTRANAS (Rencana Strategis Nasional) Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk mencapai Vision 2020. Pelayanan Kesehatan
Mata di Puskesmas, “Primary Eye Care (P.E.C)” ,telah dimulai sejak tahun 1979/1980.
Primary Eye Care merupakan unit terdepan yang merupakan bagian integral dari Puskesmas,
yang meliputi usaha-usaha peningkatan, pencegahan, dan pengobatan terhadap individu atau
masyarakat.
Tujuan P.E.C melalui kegiatan pelayanan kesehatan mata yang diintegrasikan di
Puskesmas yangmerupakan pintugerbang utama yang berhubungan langsung
denganmasyarakat sehingga angka kesakitan mata dapatditekan dan angka kebutaan serta
kemunduran fungsipenglihatan dapat dihilangkan. Dengan kebijaksaan untuk penduduk yang
berpenghasilan rendah baik yangtinggal dikota dan di desa mendapat prioritas. Melalui
program ini diharapkan dapat menurunkan angka kebutaan di Indonesia menjadi 1% pada
tahun 2004 dan 0,5% pada tahun 2020.
Dari masalah kesehatan mata dan kebutaan tersebut mengisyaratkan bahwa upaya
kesehatan mata/pencegahan kebutaan dasar sebagai salah satu kegiatan pokok di Puskesmas
akan melengkapi fungsi Puskesmas dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat
khususnya berupa angka kesakitan mata dan kebutaan, sehingga tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kesehatan mata dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunnya prevalensi kesehatan mata dan kebutaan sehingga tidak lagi menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat pemeriksaan dirinya dibidang
kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan refraksi sehingga masyarakat yang mengalami
gangguan fungsi penglihatan dapat terlayani.
C. Kegiatan
1. Tujuan Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan
Melakukan pemeriksaan kesehatan mata dasar dan semi spesialis / spesialis (khusus
untuk Puskesmas Pembina) untuk semua kasus mata, baik yang dirawat jalan ataupun
rawat inap.
2. Sasaran Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan
Semua golongan umur dengan prioritas pada masyarakat berpenghasilan rendah,
khususunya kelompok yang rentan.
b. Kelainan
mata luar
c. Kelainan
bawaan
(katarak,
juling, dll)
Case finding
Pemeriksaan mata bila
a. Fluor albus ada keluhan fluor
albus
Kapsul Vit. A
Pembagian caps. vit. A 200.000 IU
Preventif dosis tinggi tiap 6
bulan
c. Gangguan
pengelihatan
Rujukan
6. PKM Kelompok Promotif Penyuluhan kesehatan Tenaga Poster, alat
masyarakat mata penyuluh peraga
Preventif kesehatan,
Keluarga Nasehat perkawinan perawatan,
(penyakit keturunan) dokter, kader
Individu
Kader (Guru
Case finding Bila ada keluhan UKS dokter
dirujuk kecil
Tindakan sederhana :
a. Insisi hordeolum,
tarsotomi,
ekstraksi, corpus
alienum
ekstraokuler, Alat insisi
pterigium
ekstirpasi Corpus
alienum spoed
b. Pertolongan
pertama gawat Pantocain
mata
c. Glaukoma akut
d. Trauma kimia,
tumpul, tajam
e. Merujuk kasus
yang tak dapat
Rujukan diatasi ke RS atau Formulir
BKMM. rujukan
b. Kelainan mata
luar
d. Defisiensi vit. A
Pengobatan
Rujuk ke Puskesmas
untuk mendapat
pengobatan
12. Lab Individu Case finding Pemeriksaan Petugas lab Alat-alat lab
laboratorium pada
specimen yang
berkaitan dengan
kesehatan mata
D. Strategi
1. Peningkatan Peran Serta Masyarakat
Kegiatannya dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta melibatkan masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian UKM/ PK Dasar dalam rangka
menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara kesehatan mata mereka.
2. Pengembangan Kesehatan Mata Masyarakat
Kegiatan dalam bentuk penampilan berbagai inovasi baru yang ditujukan pada
pemecahan masalah sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan ketersediaan sumber
daya setempat dalam rangka menciptakan derajat kesehatan mata masyarakat yang optimal.
3. Pencatatan dan Pelaporan
Berbagai hal yang berkaitan dengan masukan, proses, dan keluaran upaya
kesehatan mata/pencegahan kebutaan dasar direkam secara terpadu dalam SP2TP.
E. Evaluasi
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.
Telaah bulanan ini dilakukan bulanan Puskesmas sebagai tindak lanjut pemantauan ini
dirumuskan upaya pemecahan masalah dan diuraikan dalam bentuk rencana kegiatan bulanan/
triwulan yang akan datang. Apabila diperlukan keterlibatan lintas sektor atau camat atau lurah
maka informasi ini akan disampaikan dalam koordinasi lintas sektor