Penyusun :
Fenny Wulandari ( 030.03. ) Vera Liza Effriani (030.06.268)
BAB I PENDAHULUAN
Indera penglihatan merupakan salah satu alat tubuh manusia yang mempunyai fungsi sangat penting untuk memungkinkan manusia menerima informasi dari lingkungan kehidupan sekitarnya sehingga mampu beradaptasi dan mempertahankan hidup dalam lingkungannya dan menghindarkan diri dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Dengan demikian kesehatan indera penglihatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya meningkatkan kualitas SDM agar terwujud manusia Indonesia yang cerdas, produktif serta mampu berperan dalam berbagai bidang pembangunan.1,4
Undang-undang No. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa pemerintah harus menyediakan pelayanan kesehatang yang bermutu,aman,efisien,terjangkau dan merata. Sebagai unit pelaksana tehnis Dinas kesehatan (UPTD), Puskesmas mempunyai 4 fungsi yaitu sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan sebagai pusat rujukan kesehatan primer yang bertanggung jawab atas wilayah yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan masyarakat sektor Pemerintah di Kabupaten/Kota terdiri atas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.Puskesmas dengan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakatnya menyebabkan puskesmas mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya ungkit yang besar dalam pembangunan kesehatan di Indonesia karena Puskesmas menrupakan ujung tombak pembangunan kesehatan.1,4
Untuk mewujudkan drajat kesehatan mata yang optimal telah ditetapkan visi, yaitu gambaran prediksi atau keadaanmasyarakat indonesia pada masa yang akan datang berupa Mata Sehat 2020/Vision 2020 The Right to Sight (pemenuhan hak untuk melihat dengan optimal bagi setiap individu). Untuk itu di tetapkan misi mewujutkan mata sehat melalui : promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat tentang mata sehat ; menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutuhan di masyarakat ; memfasilitasi pemerataan pelayanan kesehatan mata yang bermutu dan terjangkau, menggalang kemitraan dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait di dalam dan di luar negri untuk mewujutkan mata sehat 2020.2,5
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996, menunjukkan angka kebutaan 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan
penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38 %). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia saat ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut yang pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4% dari total penduduk). Jumlah dimaksud cenderung akan bertambah besar karena berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik tahun 1993 , jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan sebesar 414% dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990. 1
Berdasarkan laporan hasil Riskesdas/ Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi nasional Kebutaan adalah 0,9% (berdasarkan hasil pengukuran, visus < 3/60). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Kebutaan diatas prevalensi nasional, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo. Prevalensi nasional penderita Katarak sendiri pada penduduk umur >30 tahun adalah 1,8%.2
Kebutaan bukan hanya mengganggu produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi juga menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara lebih-lebih dalam menghadapi pasar bebas. Menurut Konsultan WHO, Dr. Konyama, kebutaan akan menjadi masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya 0,5%1%. Bila prevalensi kebutaan > 1% maka kebutaan telah menjadi masalah sosial. Sebaliknya bila angka kebutaan < 0,5 % maka kebutaan hanya menjadi masalah klinik (medik). 1
Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) merupakan bentuk dari pengembangan program RENSTRANAS (Rencana Strategis Nasional) Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk mencapai Vision 2020. Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas, Primary Eye Care (P.E.C) ,telah dimulai sejak tahun 1979/1980. Primary Eye Care merupakan unit terdepan yang merupakan bagian integral dari Puskesmas, yang meliputi usaha-usaha peningkatan, pencegahan, dan pengobatan terhadap individu atau masyarakat. 1 Tujuan P.E.C melalui kegiatan pelayanan kesehatan mata yang diintegrasikan di Puskesmas yangmerupakan pintugerbang utama yang berhubungan langsung
denganmasyarakat sehingga angka kesakitan mata dapatditekan dan angka kebutaan serta kemunduran fungsipenglihatan dapat dihilangkan. Dengan kebijaksaan untuk penduduk yang berpenghasilan rendah baik yangtinggal dikota dan di desa mendapat prioritas. Melalui program ini diharapkan dapat menurunkan angka kebutaan di Indonesia menjadi 1% pada tahun 2004 dan 0,5% pada tahun 2020.1
Dari masalah kesehatan mata dan kebutaan tersebut mengisyaratkan bahwa upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan dasar sebagai salah satu kegiatan pokok di Puskesmas akan melengkapi fungsi Puskesmas dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat khususnya berupa angka kesakitan mata dan kebutaan, sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
BAB II PENGERTIAN
Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan (UKM / PK) Dasar adalah upaya kesehatan dasar dibidang UKM / PK yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas, diselenggarakan secara khusus ataupun terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, di dalam ataupun di luar gedung oleh tenaga kesehatan Puskesmas dengan didukung oleh peran serta aktif masyarakat dan ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.3
Yang dimaksud dengan kegiatan di dalam gedung dalam UKM / PK adalah kegiatan yang terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lain atau secara khusus, meliputi pemeriksaan diagnostik kelainan mata, seperti pemeriksaan retraksi, tonometri, funduskopi, tes buta warna dan lapang pandang 3
Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan di luar gedung dalam UKM / PK adalah kegiatan yang terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya ataupun secara khusus meliputi skrining mata, penanggulangan kebutaan katarak, glaucoma dan lain-lain.3
Tenaga professional mencakup tenaga profesional umum dan khusus. Tenaga profesional umum yaitu dokter dan perawat, dokter gigi, analis (tenaga Laboratorium), asisten apoteker, dan sebagainya. Tenaga profesional khusus yaitu tenaga kesehatan dengan pendidikan khusus atau tambahan di bidang kesehatan mata, seperti perawat mahir mata. Selain itu terdapat pula tenaga non professional yaitu kader/ tenaga relawan seperti pemuka masyarakat, dokter kecil, dan sebagainya3
Peran serta masyarakat adalah peran serta aktif masyarakat baik sebagai pemberi maupun penerima pelayanan dengan memobilisasi sumber daya yang tersedia dalam pemecahan masalah kesehata mata masyarakat setempat melalui perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pembinaan, dan pengembangan UKM/PK setempat 3
Kebutaan adalah pengelihatan kedua mata dengan koreksi maksimal kurang dari 5 % pengelihatan normal.
B. Tujuan Khusus
1. Menurunnya prevalensi kesehatan mata dan kebutaan sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. 2. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat pemeriksaan dirinya dibidang kesehatan mata dan pencegahan kebutaan. 3. Meningkatnya jangkauan pelayanan refraksi sehingga masyarakat yang mengalami gangguan fungsi penglihatan dapat terlayani.
Sasaran Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan Semua golongan umur dengan prioritas pada masyarakat berpenghasilan rendah, khususunya kelompok yang rentan.
Kegiatan Pelayanan Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan 1. Prinsip Kerja Pelayanan diberikan secara cepat, tepat dan nyaman dengan sikap yang ramah dan bertanggung jawab.
2. Kegiatan a) Melakukan penyuluhan kesehatan mata termasuk pemasaran sosial di dalam maupun di luar gedung, baik individu maupun kelompok. b) Melakukan rujukan ke Laboratorium untuk swab vagina bagi ibu hamil dengan keluhan fluor albus atau untuk swab sekret mat pada bayi baru lahir dengan conjungtivitis c) Melakukan tindakan crede pada bayi baru lahir d) Pemberian capsul vitamin A dosis tinggi pada Balita setiap 6 bulan e) Melakukan skrining mata di masyarakat f) Memberikan pengobatan g) Melakukan pemeriksaan visus/refraksi dan mata luar h) Melakukan pemeriksaan tekanan intraokular i) Malkukan tes buta warna j) Melakukan tes anel k) Melakukan pemeriksaan funduskopi l) Melakukan pemeriksaan lapang pandang m) Melakukan pemeriksaan laboratorium pada kasus-kasus tertentu n) Memberikan resep kaca mata o) Melakukan operasi katarak p) Mengobati glaukoma akut
q) Melakukan rujukan untuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani r) Memotivasi masyarakat dalam UKM/PK s) Melakukan pencatatan dan pelaporan
3. Waktu Pelayanan Setiap Hari a) Untuk rawat jalan mulai dari pukul 08.00-12.00 b) Untuk rawat inap mulai pukul 07.30-08.30 Kecuali untuk kasus Gawat Darurat setiap hari.
4. Tenaga: Untuk Puskesmas Pembina: a) Dokter umum terlatih 1 orang b) Dokter spesialis mata 1 orang c) Paramedis terlatih 1 orang d) Perkarya 1 orang Untuk di lapangan : Kader, Pemuka Masyakarat, Dokter Kecil, dan lain sebagainya.
5. Kelengkapan Administrasi a) Formulir Register Harian b) Formulir Rekapitulasi Bulanan Sesuai SP2TP dan program
6. Peralatan Kerja: Sesuai standard yang sudah ditetapkan untuk Puskesmas Pembina dan Puskesmas pada umumnya.
7. Prosedur Tetap: a) Puskesmas Petugas Loket Mendaftar dan membuat/mencari buku status Menerima pembayaran sesuai Peraturan Daerah Membawa Status ke Balai Pengobatan Mengambil status yang telah diperiksa dari Balai Pengobatan Mencatat di Buku Register
Melakukan pemeriksaan keperawatan (tensi, nadi R/R, suhu) Mencatat hasil pemeriksaan di buku status Membantu/asisten dokter sewaktu melakukan pemeriksaan
Dokter Umum Melengkapi anamnesa bilamana perlu Melakukan pemeriksaan umum dan mata khusus Melakukan penyuluhan individu Memberikan pengobatan/rujukan dan atau resep kaca mata
b) Puskesmas Pembina Petugas loket o Mendaftar dan membuat / mencari buku status o Menerima pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah o Membawa status ke poli mata o Mendaftar dan membuat / mencari status o Menerima pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah o Membawa status ke balai pengobatan o Mengambil status yang telah diperiksa dari Balai pengobatan o Mencatat di buku register. Perawat o Menerima buku status pasien o Melakukan Anamnesa o Melakukan pemeriksaan keperawatan (tensi, nadi, pernafasan, suhu) o Mencatat hasil pemeriksaan di status o Membantu atau asisten dokter sewaktu melakukan pemeriksaan o Mempersiapkan pasien operasi katarak o Asisten operasi Dokter Umum terlatih dan atau dokter spesialis mata o Melengkapi anamnesa bilamana perlu o Melakukan pemeriksaan umum dan mata khusus o Melakukan penyuluhan individu o Memberikan pengobatan/rujukan dan atau resep kacamata Khusus untuk Dokter spesialis mata o Mekakukan operasi yang diperlukan
Sasaran Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan diprioritaskan pada masyarakat berpenghasilan rendah khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan kelompok lainnya dengan menggunakan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di tingkat Puskesmas.
Keterpaduan Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan Dasar dengan Kegiatan Pokok Puskesmas Lainnya
Kegiatan Pokok 1. KIA Sasaran Prakonsepsi Tugas Promotif Preventif Perincian Kegiatan Penyuluhan individu/kelompok di bidang kesehatan mata Tenaga Tenaga perawatan, dokter, kader, dukun bersalin Alat Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)
Hamil
Promotif Preventif Case finding o Kelainan mata luar o Gangguan pengelihatan Rujukan
Persalinan
Rujuk ke laboratorium, swab vagina (bila ada keluhan fluor albus untuk pencegahan infeksi gonokokus pada bayi yang dilahirkan) Rujuk ke pengobatan bila ada keluhan/kelainan mata Penyuluhan kesehatan mata
Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi) Pen light Kapas lidi Steril Piringan biak agar-agar ThayerMartin atau piringan coklat
Nifas
Pemeriksaan mata Rujukan Oftalmoskop Rujuk ke lab : swab vagina (bila ada fluor albus) Rujukan ke pengobatan bila ada keluhan/kelainan
Bayi
Promotif Preventif
Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi) AgNO3 1 % tetes mata atau tetrasiklin salep mata Alat-alat (lihat hamil) lab ibu
dokter
Rujukan
Rujuk ke lab : bila ada secret pada konjungtiva Rujuk ke pengobatan bila ada keluhan/kelainan
Balita
Promotif
Penyuluhan individu/kelompok Pembagian kapsul vit. A dosis tinggi tiap 6 bulan Anamnesa mata keluhan
Preventif
Case finding o o o Kelainan refraksi Kelainan mata luar Kelainan bawaan (katarak, juling, dll)
Pemeriksaan mata
Pen Light
Rujukan Rujuk ke lab Rujuk ke pengobatan bila ada kelainan 2. KB W.U.S (Wanita Usia Subur) Promotif Preventif Individu Kelompok Case finding o Fluor albus Pemeriksaan mata bila ada keluhan fluor albus Penyuluhan kesehatan mata Tenaga perawatan, dokter Poster, leaflet, alat lab (lihat ibu hamil)
Rujukan
3.
Gizi
Balita
Promotif
Individu Kelompok
(gizi)
Kapsul Vit. A 200.000 IU Preventif Pembagian caps. vit. A dosis tinggi tiap 6 bulan Penyuluhan kesehatan mata Individu kelompok 4. Kesehat an lingkung an Kelompok masyarakat dan lingkungannya Perusahaan (pabrik) 5. P2M Kelompok masyarakat Keluarga Case holding Individu o o o Pemeriksaan mata Penyakit luar Buta senja Gangguan pengelihatan mata Pengobatan sederhana (sama dengan prokesa) Promotif Preventif Penyuluhan kesehatan mata Juru imunisasi, petugas malaria desa, tenaga perawatan, dokter Promotif Preventif Penyuluhan kesehatan mata Sanitarian, tenaga perawatan, dokter Poster, leaflet, alat-alat pelindung mata (lintas sektoral) Poster, leaflet Senter Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)
Ibu hamil/menyusui
Promotif Preventif
Rujukan 6. PKM Kelompok masyarakat Keluarga Individu Promotif Preventif Nasehat perkawinan (penyakit keturunan) Penyuluhan kesehatan mata Tenaga penyuluh kesehatan, perawatan, dokter, kader Poster, peraga alat
Case finding
keluhan
(Guru dokter
7.
Pengoba tan
Individu
Pengobatan
Pengobatan terhadap : Konjungtivitis Pterigium dan Pinguekula Defisiensi vitamin A Trakhoma tanpa Trikhiasis Blefaritis Hordeolum Glaukoma
tarsotomi, ekstraksi, corpus alienum ekstraokuler, pterigium ekstirpasi Pertolongan pertama gawat mata Glaukoma akut Trauma kimia, tumpul, tajam Merujuk kasus yang tak dapat diatasi ke RS atau BKMM.
Rujukan 8. P.H.N Keluarga Instansi Individu Promotif Preventif Case finding Kuratif Rehabilitatif Diagnostik 10 penyakit utama mata Koreksi refraksi sederhana s/d visus 5/10 Pengobatan Rujukan ke pengobatan 9. UKS Anak sekolah Promotif Preventif Anamnesa Pemeriksaan : o o o o Kelainan refraksi Kelainan mata luar Tes buta warna Defisiensi vit. A Penyuluhan kesehatan mata Tenaga perawatan (petugas UKS), dokter, kader Penyuluhan kesehatan mata Tenaga perawatan, kader Kesehatan Non kesehatan
Pengobatan Rujuk ke Puskesmas untuk mendapat pengobatan 10. Gigi/Mu lut Individu Anak sekolah Kelompok masyarakat Promotif Preventif Penyuluhan gigi yang berkaitan dengan kesehatan mata Penyuluhan hubungan kelainan gigi sebagai fokal infeksi mata Dokter perawat kader gigi, gigi,
Individu Keluarga
Promotif Preventif
Case finding
Rujukan
Pengobatan Puskesmas, saran rujukan Pemeriksaan laboratorium pada specimen yang berkaitan dengan kesehatan mata Penyuluhan Deteksi kelainan mata akibat olah raga Peningkatan fungsi pengelihatan dikaitkan dengan olah raga Petugas lab Alat-alat lab
12. Lab
Individu
Case finding
Individu
Pengobatan/rujukan
Pengobatan pada kelainan/kecelakaan akibat olah raga Penyuluhan Dokter, perawat, kader
Deteksi dini kelainan mata akibat kerja Peningkatan fungsi pengelihatan dikaitkan dengan kesehatan kerja Pengobatan pada kelainan mata akibat kesehatan kerja
Pengobatan/rujukan
Rujukan kasus-kasus yang tidak dapat diatasi Penyuluhan Pelayanan usila kesehatan Dokter, perawat, kader
15. Usila
No.
Kegiatan
Sasaran
Pelaksana
Poli Mata Senin Jumat 08.00 - 12.00 Poli Mata Senin dan Kamis 08.00 - 12.00
Dokter umum
Semua pasien yang berkunjung ke Poliklinik Mata dan memerlukan pemeriksaan oleh ahli
Pemeriksaan Khusus Mata : Pemeriksaan Visus Tonometri Pemeriksaan Khusus Mata : Funduskopi
Semua pasien yang berkunjung ke Poliklinik Mata Semua pasien yang berkunjung ke Poliklinik Mata
Poli Mata Senin Jumat 08.00 - 12.00 Poli Mata Senin Jumat 08.00 - 12.00
Dokter Umum
Penyuluhan individu
Poliklinik Mata
Perawat Pelaksana
Rujukan Katarak
Semua pasien yang telah dilakukan pemeriksaan visus dan memerlukan kacamata
10
11
Perawat Pelaksana
PENILAIAN HASIL KERJA DOKTER SPESIALIS MATA BULAN JUNI 2011 PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
A. KASUS
N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
Penyakit Glaukoma Katarak Kelainan Refraksi Kelainan Kornea Konjungtivitis Trauma Corpus Alienum Pterygium Hordeolum Penyakit Mata Lain
Jumlah 2 Kasus 30 kasus 70 kasus 5 kasus 18 kasus 3 kasus 2 kasus 2 kasus 23 kasus 80 kasus
B. TINDAKAN N 1 2 3 4 5 6 7 Tindakan Pemeriksaan Visus Resep Kacamata Funduskopi Angkat Corpus Alienum Insisi Hordeolum Avulsi Pterygium Haecting Off Jumlah 70 Kasus 65 Kasus 8 Kasus 2 Kasus 2 Kasus 1 Kasus 2 Kasus
C. RUJUKAN N 1 2 3 4 Penyakit Glaukoma Katarak Kelainan Refraksi Penyakit Mata Lain Jumlah 2 Kasus 8 Kasus 5 Kasus 5 Kasus
A. KESIMPULAN Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan di Puskesmas merupakan unit terdepan yang meliputi usaha-usaha peningkatan, pencegahan dan pengobatan mata terhadap semua golongan umur dengan prioritas pada masyarakat berpenghasilan rendah, khususunya kelompok yang rawan. Kegiatan ini bertujuan melayani pemeriksaan kesehatan mata dasar dan semi spesialis / spesialis (khusus untuk Puskesmas Pembina) untuk semua kasus mata, baik yang dirawat jalan ataupun rawat inap.
Kegiatannya mencakup melakukan penyuluhan kesehatan mata, pemeriksaan mata khusus, rujukan ke Laboratorium untuk swab vagina bagi ibu hamil dengan keluhan fluor albus atau untuk swab sekret mat pada bayi baru lahir dengan conjungtivitis, tindakan crede pada bayi baru lahir, pemberian capsul vitamin A dosis tinggi pada Balita setiap 6 bulan, skrining mata di masyarakat, pengobatan, pemeriksaan refraksi dan mata luar, pemeriksaan tekanan intraokular, tes buta warna, tes anel, pemeriksaan funduskopi, pemeriksaan lapang pandang, pemeriksaan laboratorium pada kasus-kasus tertentu, memberikan resep kaca mata , melakukan operasi katarak, mengobati glaukoma akut, memotivasi masyarakat dalam UKM/PK serta melakukan pencatatan dan pelaporan.
Diharapkan dengan dilaksanakan pelbagai kegiatan ini masalah Kesehatan Indera Penglihatan di Indonesia tidak lagi menjadi masalah Kesehatan Masyarakat.
B. SARAN 1. Meningkatkan sarana dan prasarana pemeriksaan kesehatan mata di Puskesmas. 2. Meningkatkan tenaga medis yang ahli di bidang kesehatan mata. 3. Mengadakan program anjuran pemeriksaan mata pada hari tertentu yang ditujukan pada pasien yang datang ke puskemas baik yang mempunyai gejala penyakit mata maupun tidak. 4. Meningkatkan peran serta setiap keluarga dalam ikut membantu memelihara kesehatan mata seluruh anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU. Pelayanan Kesehatan Mata Melalui Puskesmas. Available: http://ebookbrowse.com/sss155-slide-pelayanan-kesehatanmata-melalui-puskesmas-pdf-d68637011 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007. 3. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Standarisasi Pelayanan Kesehatan Puskesmas di DKI Jakarta. 4. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/penanggulangan_kebutaan_katarak_terpadu.pdf
5. Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH. Kebijakan Pelayanan Kesehatan mata. Available at :
http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=74