Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYELUHAN (SAP)

ODF (OPEN DEFICATION FREE) / BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:

Kelompok 1

Andri Setia Permana (102017002)

Dhea Nur Utami (102017010)

Ghina Alghania Puteri (102017016)

Meiske Liesdawati (102017022)

Nurul Rojani Devi (102017031)

Rizka Nur Rahmalita (102017039)

Sri Indah Wahyuningsih (102017046)

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG


PRORAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2019
SATUAN ACARA PENYELUHAN (SAP)
ODF (OPEN DEFICATION FREE) / BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)

Poko Bahasan : ODF (Open Defication Free) / Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

Sub Pokok Bahasan:


1. Pengertian ODF (Open Defication Free) ?
2. Manfaat ODF ?
3. Pengertian BABS (Buang Air Besar Sembarangan) ?
4. Definisi Tinja ?
5. Definisi Jamban ?
6. Jenis-jenis Jamban ?
7. Penyakit yanag akan timbul dari BABS ?
8. Syarat jamban sehat ?
9. Cara memelihara jamban sehat ?

Sasaran : Warga masyarakat di PKM Cijagra Lama. Jl. Buah Batu No. 375, Turangga,
Kec. Lengkong Kota Bandung, Jawa Barat 40265.

Penatalaksaan Kegiatan :
Hari, tanggal : Kamis, 21 november 2019
Waktu : 07.30 WIB
Tempat : PKM Cijagra Lama

Tujuan

A. Tujuan Penyuluhan Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit, diharpkan masyarakat di PKM
Cijagra Lama dapat mengetahui tentang ODF (open defecation free) / BABS
(Buang air besar sembarangan).
B. Tujuan Penyuluhan Khusus :
a. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan warga
masyarakat di PKM Cijagra Lama mampu Memahami pengertian ODF
dengan benar.
b. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu Memahami manfaat ODF dengan benar.
c. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu Mengidentifikasi pengertian BABS dengan
benar.
d. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu Mengidentifikasi pengertian tinja dengan
benar.
e. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu mengetahui tantang jamban dengan benar.
f. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu mengetahui jenis-jenis jamban.
g. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu mengetahui tantang penyakit yang akan timbul
dari BABS dengan benar.
h. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu Menyebutkan syarat jamban sehat.
i. Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga masyarakat
di PKM Cijagra Lama mampu cara memeilihara jamban sehat?

Proses Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan Penyuluh Kegiatan audiens Waktu

1 Pendahuluan 5 menit

a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam


b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluhan penyuluh
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan
e. Menjelaskan waktu penyuluhan
2 Penyampaian materi 20 menit

a. Materi a. Memperhatikan
1) Pengertian ODF (Open penjelasan materi
Defication free) b. Bertanya
c. Memperhatikan
2) Manfaat ODF
jawaban dari
3) Pengertian BABS (Buang penyuluh
Air Besar Sembarangan)
4) Definisi Tinja
5) Definisi Jamban
6) Jenis-jenis Jamban
7) Penyakit yang akan Timbul
dari BABS
8) Syarat jamban sehat
9) Cara memelihara jamban
sehat.
b. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
c. Menjawab pertanyaan peserta
3 Penutup 5 menit

a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan


penyuluhan b. Menjawab salam
b. Mengakhiri dengan salam

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Media : Power Point dan Leaflet

Evaluasi :

1. Pengertian ODF (Open Defication Free) ?


2. Manfaat ODF ?
3. Pengertian BABS (Buang Air Besar Sembarangan) ?
4. Definisi Tinja ?
5. Definisi Jamban ?
6. Jenis-jenis Jamban ?
7. Penyakit yang akan timbul dari BABS ?
8. Syarat jamban sehat ?
9. Cara memelihara jamban sehat ?
Jawaban :
1. Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas
tidak buang air besar sembarangan. Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF
jika : Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan membuang tinja/kotoran
bayi hanya ke jamban.
ODF (Open Defecation Free) atau Stop BAB sembarangan adalah kondisi
ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air
besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit. Verfikasi merupakan
serangkaian kegiatan untuk mengetahui kebenaraninformasi atas laporan yang
disampaikan serta memberikan pernyataan atas keabsahan dari laporan tersebut.
Verifikasi tidak dilakukan oleh masyarakat pada komunitas yang
mendeklarasikan ODF tersebut, tetapi sebaiknya dilakukan oleh komunitas lain untuk
melakukan dan atau pihak lain dari luar komunitas tersebut.
2. Manfaat ODF
Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam
hal-hal sebagai berikut :
a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan lebih
indah
b. Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku
air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c. Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat
menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular.
3. BABS (Buang Air bsesar sembarangan) Perilaku buang air besar sembarangan
(BABS/Open defecation) termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat.
BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang,
hutan, semak – semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan
menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air.
4. Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan.
Dalam aspek kesehatan masyarakat, berbagai jenis kotoran manusia yang diutamakan
adalah tinja dan urin karena kedua bahan buangan ini dapat menjadi sumber penyebab
timbulnya penyakit saluran pencernaan.
5. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa
leher angsa (cemplung) yang dilengkapi unit penampumgan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
6. Jenis-jenis jamban
Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana:
1. Jamban cemplung, kakus.
Jamban ini sering kita jumpai di daerah pedesaan.
2. Jamban cemplung berventilasi.
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap
yaitu menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi dapat
dibuat dengan bambu.
3. Jamban empang
Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam sistem jamban empang ini
terjadi daur-ulang, yaitu tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan
orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan, demikian
seterusnya. Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu di samping mencegah
tercemarnya lingkungan oleh tinja juga dapat menambah protein bagi
masyarakat (menghasilkan ikan).
4. Jamban leher angsa

Merupakan tipe kakus tersendiri tapa hanya modifikasi klosetnya saja. Pada
kakus ini closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi
air ini gunanya sebagai sumbat sehingga bau busuk dari cubluk tidak tercium di
ruangan rumah kakus Bila dipakai, fesesnya tertampung sebentar dan bila
disiram air, bau masuk kebagian yang menurun untuk masuk ketempat
penampungannya (pit).

Keuntungannya :

1. Baik digunakan karena memenuhi syarat

2. Dapat ditempatkan di dalam rumah karena tidak bau sehingga pemakaiannya


lebih praktis
3. Aman untuk anak-anak.
7. Penyakit yang akan timbul dari BABS
Berdasarkan agen penyakit
a. Bakteri

1) Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus karena
bakteri vibrio cholera.
2) Demam Tifoid (Typhoid Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella Typhi, ditandai dengan demam insidius yang
berlangsung lama dan kambuhan.
3) Diare adalah suatu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur,
cacing dan protozoa. Bakteri penyebab diare yang sering menyerang adalah
bakteri Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC).
4) Disenteri adalah diare berdarah yang disebabkan oleh shigella.

b. Virus

1) Hepatitis A adalah penyakit yang ditandai dengan demam, malaise,


anoreksia, nausea dan gangguan abdominal serta diikuti munculnya ikterik
beberapa hari. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A kelompok
Hepatovirus famili picornaviridae.
2) Hepatitis E adalah penyakit yang secara gejala klinis mirip Hepatitis A,
yang disebabkan oleh virus Hepatitis E famili Caliciviridae.
3) Gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengan demam,muntah dan
berak cair, disebabkan oleh Rotavirus dan sering menyerang anak – anak.
c. Parasit

1) Cacing

a. Ascariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides


dengan sedikit gejala bahkan tanpa gejala sama sekali. Cacing yang
keluar bersama kotoran adalah sebagai tanda awal adanya infeksi.
b. Hookworms atau penyakit cacing tambang adalah infeksi parasit kronis
yang muncul dengan berbagai gejala, gejala terbanyak adalah anemia.
Penyakit ini disebabkan oleh Necator americanus atau Ancylostoma
duodenale.
c. Schistosomiasis adalah infeksi oleh cacing trematoda yang hidup pada
pembuluh darah vena. Penyebab penyakit adalah Schistisoma mansoni.
2) Protozoa

Giardiasis adalah infeksi protozoa pada usus halus bagian atas, yang
disebabkan oleh Giardia intestinalis. 3) Jenis lain

1) Scabies adalah parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
sejenis kutu.
2) Trachoma adalah Conjuncivitis yang disebabkan oleh infeksi Chlamydia
trachomatis, yang disebarkan oleh Musca sorbens sejenis lalat.

8. Syarat jamban sehat


Kategori jamban disebut sehat jika pembuangan kotorannya di penampungan
khusus tinja atau septic tank.Kalau buangnya ke sungai, itu belum termasuk sehat.
Kementerian Kesehatan menetapkan tujuh syarat untuk membuat jamban sehat.
Persyaratan tersebut adalah:
1. Tidak mencemari air
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
Tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
Dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter. Letak lubang
kotoran lebih rendah dari pada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran
tidak merembes dan mencemari sumur. Tidak membuang air kotor dan buangan
air besar ke dalam selokan,empang, danau, sungai, dan laut.
2. Tidak mencemari tanah permukaan
Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat
sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang sudah penuh agar segera
disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di
lubang galian.
3. Bebas dari serangga
Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah.
Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya. Lantai jamban harus selalu bersih
dan kering. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap
selesai digunakan. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher
angsa harus tertutup rapat oleh air. Lubang buangan kotoran sebaiknya
dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang
kotoran. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan
harus dilakukan secara berkala.
5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman bambu atau bahan
penguat lain yang terdapat di daerah setempat.
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran. Jangan
membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena
dapat menyumbat saluran. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang
kotoran karena jamban akan cepat penuh. Hindarkan cara penyambungan aliran
dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa
dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
Jamban harus berdinding dan berpintu. Dianjurkan agar bangunan jamban
beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

9. Cara memelihara jamban sehat


a. Lantai jamban selalau bersih dan tidak ada genangan air
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d. Tidak ada serangga dan tikus yang berkeliaran
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
f. Bila ada kerusakan segera perbaiki
g. Jangan lupa pemeliharaan jamban perlu dibiasakan setiap hari, misalnya
membersihkan dan menyikat lantai agar tidak licin, menguras bak air agar
terhindar dari penyakit DBD, siram kloset dengan air secukupnya setelah
digunakan, tidak membuang sampah, puntung rokok, pembalut wanita, air
sabun, lisol ke dalam kloset.
LAMPIRAN MATERI

KONSEP DASAR OPEN DEFECATION FREE (ODF) / BUANG AIR BESAR


SEMBARANGAN (BABS)

A. Pengertian ODF
Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas
tidak buang air besar sembarangan. Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF
jika : Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan membuang tinja/kotoran
bayi hanya ke jamban.
ODF (Open Defecation Free) atau Stop BAB sembarangan adalah kondisi
ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air
besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit. Verfikasi merupakan
serangkaian kegiatan untuk mengetahui kebenaraninformasi atas laporan yang
disampaikan serta memberikan pernyataan atas keabsahan dari laporan tersebut.
Verifikasi tidak dilakukan oleh masyarakat pada komunitas yang
mendeklarasikan ODF tersebut, tetapi sebaiknya dilakukan oleh komunitas lain untuk
melakukan dan atau pihak lain dari luar komunitas tersebut.

B. Manfaat ODF
Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam
hal-hal sebagai berikut :
a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan lebih
indah
b. Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai air baku
air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c. Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat
menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular.

C. Pengertian BABS (Buang Air Besar Sembarangan)


BABS (Buang Air bsesar sembarangan) Perilaku buang air besar sembarangan
(BABS/Open defecation) termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat.
BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang,
hutan, semak – semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan
menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air.
D. Definisi Tinja
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui
anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran
pencernaan. Dalam aspek kesehatan masyarakat, berbagai jenis kotoran manusia yang
diutamakan adalah tinja dan urin karena kedua bahan buangan ini dapat menjadi
sumber penyebab timbulnya penyakit saluran pencernaan.

E. Definisi Jamban
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi unit penampumgan kotoran dan air
untuk membersihkannya.

F. Jenis-jenis Jamban
Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana:
1. Jamban cemplung, kakus.
Jamban ini sering kita jumpai di daerah pedesaan.
2. Jamban cemplung berventilasi.
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap
yaitu menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi dapat
dibuat dengan bambu.
3. Jamban empang
Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam sistem jamban empang ini
terjadi daur-ulang, yaitu tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan
orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja yang dimakan, demikian
seterusnya. Jamban empang ini mempunyai fungsi yaitu di samping mencegah
tercemarnya lingkungan oleh tinja juga dapat menambah protein bagi
masyarakat (menghasilkan ikan).
4. Jamban leher angsa

Merupakan tipe kakus tersendiri tapa hanya modifikasi klosetnya saja. Pada
kakus ini closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi
air ini gunanya sebagai sumbat sehingga bau busuk dari cubluk tidak tercium di
ruangan rumah kakus Bila dipakai, fesesnya tertampung sebentar dan bila
disiram air, bau masuk kebagian yang menurun untuk masuk ketempat
penampungannya (pit).
Keuntungannya :

4. Baik digunakan karena memenuhi syarat

5. Dapat ditempatkan di dalam rumah karena tidak bau sehingga pemakaiannya


lebih praktis
6. Aman untuk anak-anak

G. Penyakit yang timbul dari BABS


Berdasarkan agen penyakit
a. Bakteri
1) Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus karena
bakteri vibrio cholera.
2) Demam Tifoid (Typhoid Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella Typhi, ditandai dengan demam insidius yang berlangsung lama dan
kambuhan.
3) Diare adalah suatu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur,
cacing dan protozoa. Bakteri penyebab diare yang sering menyerang adalah
bakteri Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC).
4) Disenteri adalah diare berdarah yang disebabkan oleh shigella.
b. Virus

1. Hepatitis A adalah penyakit yang ditandai dengan demam, malaise,


anoreksia, nausea dan gangguan abdominal serta diikuti munculnya ikterik
beberapa hari. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A kelompok
Hepatovirus famili picornaviridae.
2. Hepatitis E adalah penyakit yang secara gejala klinis mirip Hepatitis A, yang
disebabkan oleh virus Hepatitis E famili Caliciviridae.
3. Gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengan demam,muntah dan
berak cair, disebabkan oleh Rotavirus dan sering menyerang anak – anak.
c. Parasit

1) Cacing
a. Ascariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides
dengan sedikit gejala bahkan tanpa gejala sama sekali. Cacing yang
keluar bersama kotoran adalah sebagai tanda awal adanya infeksi.
b. Hookworms atau penyakit cacing tambang adalah infeksi parasit kronis
yang muncul dengan berbagai gejala, gejala terbanyak adalah anemia.
Penyakit ini disebabkan oleh Necator americanus atau Ancylostoma
duodenale.
c. Schistosomiasis adalah infeksi oleh cacing trematoda yang hidup pada
pembuluh darah vena. Penyebab penyakit adalah Schistisoma mansoni.
2) Protozoa

Giardiasis adalah infeksi protozoa pada usus halus bagian atas, yang
disebabkan oleh Giardia intestinalis. 3) Jenis lain

a. Scabies adalah parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes


scabiei sejenis kutu.
b. Trachoma adalah Conjuncivitis yang disebabkan oleh infeksi
Chlamydia trachomatis, yang disebarkan oleh Musca sorbens
sejenis lalat.

H. Syarat jamban sehat


Kategori jamban disebut sehat jika pembuangan kotorannya di penampungan
khusus tinja atau septic tank.Kalau buangnya ke sungai, itu belum termasuk sehat.
Kementerian Kesehatan menetapkan tujuh syarat untuk membuat jamban sehat.
Persyaratan tersebut adalah:
1. Tidak mencemari air
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
Tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
Dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. Jarang
lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter. Letak lubang kotoran lebih
rendah dari pada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes
dan mencemari sumur. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam
selokan,empang, danau, sungai, dan laut.
2. Tidak mencemari tanah permukaan
Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot
untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang
galian.

3. Bebas dari serangga


Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu.
Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah. Ruangan
dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk.
Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering.
Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan


Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus
tertutup rapat oleh air. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa
ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran. Lantan jamban harus
kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara berkala.

5. Aman digunakan oleh pemakainya


Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan bata atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain
yang terdapat di daerah setempat.

6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya


Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran. Jangan membuang
plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat
saluran. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena
jamban akan cepat penuh. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati.
Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan
minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
Jamban harus berdinding dan berpintu. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap
sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

I. Cara memelihara jamban sehat


1. Lantai jamban selalau bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera perbaiki
7. Jangan lupa pemeliharaan jamban perlu dibiasakan setiap hari, misalnya
membersihkan dan menyikat lantai agar tidak licin, menguras bak air agar
terhindar dari penyakit DBD, siram kloset dengan air secukupnya setelah
digunakan, tidak membuang sampah, puntung rokok, pembalut wanita, air sabun,
lisol ke dalam kloset.

Anda mungkin juga menyukai