Pengertian
Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014) menjelaskan bahwa Antenatal
care atau ANC merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan anin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan ini bersifat preventif care dan bertujuan
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Ibu dengan kehamilan akan merasakan berbagai perubahan yang terkait dengan dirinya
ttermasuk perubahan psikologis. Kehamilan akan memberi waktu pada seorang perempua untuk
mempersiapkan persalinan, melengkapi tugas kehamilan kemudian akan berperan menjadi seorang
ibu. Perubahan psikososial yang sering terjadi pada kehamilan antara lain pada trimester I,
menerima kehamilan; trimester ke II menerima bayi, dan trimester III menyiapkan kelahiran bayi
sebagai akhir dari kehamilan (Pilliteri, 2003).
Ibu hamil akan menunjukkan respon yan ambivalen, yaitu respon terhadp kehamilannya
dirasakan ada 2 yakni senang dan sedik (Pilliteri, 2003). Perasaan ibu hamil yang senang dan sedih
sering dapat merusak hubungan suami istri karena ibu biasanya mengalami emosi yang labil. Hal
ini disebabkan karena masa menjadi orang tua dianggap sebagai suatu transisi peran dan
didasarkan pada tahapan tugas perkembangan. Selin ibu, ayah pun memerlukan periapan sosial
untuk menjadi orang tua walaupun perannya lebih sedikit dibandingkan ibu, dan hanya ada sedikit
hal yang dapat disiapkan dalam menghadapi kehamilan istrinya, kecuali bila pasangan suami istri
mengikuti kelas pendidikan melahirkan yang dapat mereka hadiri bersama pasangannya.
A. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada kehamilan terdiri atas:
1. Pengkajian riwayat kehamilan secara menyeluruh, meliputi:
1) Karakteristik pribadi (usia, pekerjaan, suku, agama, anggota keluarga dirumah,
BB, TB)
2) Riwayat keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan (seperti penyakit yang
dapat diturunkan secara genetik)
3) Riwayat menstruasi (HPHT)
4) Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk komplikasi kehamilan, persalinan,
neonatal, dan post partum/nifas
5) Riwayat kehamilan saat ini (apakah ada penyakit seja awal kehamilan)
6) Kebiasaan penggunaan obat – obatan, merokok dan kafein
7) Sikap terhadap kehamilan ini (positif atau negatif)
8) Rencana persalinan.
2. Pemeriksaan fisik
1) TTV
2) Kepala dan leher
Lakukan inspeksi daerah konjungtiva dan mulut. Palpasi apakah terdapat
pembesaran tiroid atau tidak.
3) Dada dan jantung
Lakukan auskultasi daerah jantung dan paru – paru
4) Payudara
Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak. Palpasi area payudara
dan axilla diseluruh kuadran
5) Kulit
Infeksi adanya linea nigra, striae gravidarum
6) Ekstremitas
Lakukan pemeriksaan reflekx patella
7) Abdomen
Lakukan pengukuran TFU, lakukan palpasi abdomen, auskultasi DJJ.
8) Vagina dan vulva
Lakukan pemeriksaan daerah vulva apakah tampak warna kebiruan pada
mukosa vagina, terjadi peningkatan leukorhea/ keputihan.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan lab dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan data tentang
perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi risiko yang
dapat terjadi. Pemeriksaan lab yang biasa dilakukan yaitu pemeriksaan golongan
darah, USG, pemeriksaan urine (terdapat proteinuria atau glukosuria).
b. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi
2. Perubahan asuoan cairan berhubungan dengan mual dan muntah
3. Penurunan motilitas lambung
4. Ketidak nyamanan dengan BAB karena hemoroid
c. Perencanaan Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi
Tujuan: kembalinya pola eliminasi bowel (BAB)
Hasil: pasien akan melanjutkan pola eliminasi bowel (BAB) normalnya
2. Perubahan asupan cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan: asupan cairan normal
Hasil: asupan cairan normal dan penurunan mual dan muntah
3. Penurunan motilitas lambung
Tujuan: peningkatan motilitas
Hasil: pasien memiliki gerakan usus normal
4. Ketidak nyamanan dengan BAB karena hemoroid
Tujuan: penurunan nyeri saat BAB
Hasil: pasien akan mengalami penurunan nyeri dan menjaga fungsi usus
(bowel)yang adekuat
d. Pelaksanaan Keperawatan
Berikut ini implementasi sesuai dengan masalah keperawatan diatas:
1. Implementasi masalah no 1
1) Menilai pola eliminasi bowel (BAB) sebelum kehamilan termasuk frekuensi,
konsistensi, bentuk dan warna
2) Mengauskultasi bising usus
3) Menjelajahi strategi sukses sebelumnya untuk sembelit
4) Menjelaskan faktor yang berkontribusi terhadap sembelit pada kehamilan
5) Memberikan pendidikan kesehatan untuk menghadapi konstipasi termasuk pola
makan, berolahraga dan asupan cairan yang cukup
6) Mendorong makanan tinggi serat dan buah – buahan dan sayuran segar
7) Menetapkan waktu yang teratur untuk BAB
8) Mendiskusikan dengan dokter untuk pemberian pelunak tinja dan / obat
pencahar.
2. Implementasi masalah no 2
1) Menilai faktor – faktor yang meningkatkan mual dan muntah
2) Menyarankan makan sering dengan porsi kecil
3) Mengurangi asupan cairan bersamaan dengan makan
4) Menghindari makanan tinggi lemak dan pedas
5) Mengkaji faktor yang berkontribusi terhadap mual pada kehamilan
6) Mengajarkan strategi untuk mengatasi mual pada kehamilan
7) Menyarankan pemberian vitamin B6 atau jahe untuk mengurangi mual.
3. Implementasi masalah no 3
1) Memberikan informasi diet untuk meningkatkan serat dalam diet
2) Menganjurkan mengkonsumsi makanan berserat tinggi, misalnya pir, apel,
plum, kiwi dan buah – buahan kering
3) Mengkonsumsi sereal/ gandum di pagi hari
4) Mendiskusikan strategi untuk meningkatkan asupan cairan
5) Mendorong latihan / olahraga untuk meningkatkan peristaltik
6) Memberi ibu pujian karena telah melakukan diet, olahraga, dan asupan cairan
untuk mengatasi sempbelit.
4. Implementasi masalah no 4
1) Memperkuat strategi untuk menghindari konstipasi
2) Mendorong ibu untuk tidak menghindari BAB
3) Mendiskusikan perawatan hemoroid termasuk penggunaan bantal hemoroid
dan krim hemoroid
4) Mendiskusikan penggunaan pelunak feses
5) Menganjurkan ibu untuk menghindari mengejan saat BAB
6) Menganjurkan untuk diet yang tinggi serat, olahraga dan meningkatkan asupan
cairan pada sembelit.
5. Evaluasi
Dapat melihat hasil yang sesuai dengan masalah keperawatan, pada poin
perencanaan.