DBD
Program DBD merupakan salah satu upaya yang sangat efektif dalam
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para masyarakat. Karena dengan
meningkatkan jumlah masyarakat akan menimbulkan berbagai permasalahan yang
kompleks bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat.
Besarnya populasi kelompok usia masyarakat dapat dimaknai sebagai aset dan
potensi bangsa dimasa depan. Namun demikian, untuk dapat mewujudkan harapan
tersebut, negara dan masyarakat harus dapat menjamin agar masyarakat indonesia
mampu tumbuh dan berkembang secara positif dan terbebas dari berbagai
permaalahan yang mengancam. Upaya untuk dapat mewujudkan cita – cita tersebut
tidaklah mudah. Karenanya untuk mendukung pelayanan DBD diperlukan peningkatan
kualitas sumber daya tenaga yang handal. Keberhasilan program DBD tersebut
ditentukan dengan membuat strategi pencapaian dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan DBD.
Mengacu pada hal – hal tersebut diatas, disusunlah buku pedoman internal
program DBD puskesmas bawangan ploso. Kiranya buku ini dapat dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan pelayanan DBD di puskesmas bawangan ploso.
Jombang,
Penyusun
Setiasih
NIP. 19660612 198803 2 009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................................
C. Ruang Lingkup.....................................................................................................
BAB II ANALISA SITUASI
1. Keadaan Umum....................................................................................................
a. Letak
Wilayah.....................................................................................................
b. Data Jumlah Penduduk Dari 13 Wilayah Kerja ........................................
c. Daftar Wilayah Kerja BLUD Puskesmas Bawangan Ploso........................
2. Sarana Dan Prasarana.........................................................................................
a. Saran Kesehatan.......................................................................................
b. Sumber Daya Manusia..............................................................................
BAB III ANALISA MASALAH
A. Hasil Kegiatan.....................................................................................................
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................
BAB IV PRIORITAS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Menentukan Prioritas Masalah............................................................................
B. Cara Pemecahan Masalah..................................................................................
C. Penyelesaian Penyebab Masalah Dengan Metode Fish Bone...........................
BAB V RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) ...........................................................
BAB VI RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) ..............................................
BAB VII PENUTUP .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu,keluarga,
masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat atau bangsa.Oleh karena itu kesehatan mempunyai arti yang strategis
dalam pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan.Hanya masyarakat
yang sehat memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, yakni manusia yang dibutuhkan
dalam pembangunan.Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan social.
Keputusan Menteri Kesehatan No.128 tahun 2004 tentang kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan berwawasan kesehatan disuatu wilayah kerja. Puskesmas memiliki
fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertam meliputi Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
Penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan arbo virosis group A
dan B yang bermasalah di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD),
chikungunya dan Japanese Encepholitis (JE). Ketiga penyakit tersebut sama – sama
ditularkan oleh gigitan vector nyamuk tetapi mempunyai beberapa perbedaan antara
lain jenis / spesies nyamuk penularannya, pola penyebaran, gejala penyakit, tata
laksana pengobatan maupun pencegahannya.
Penyakit DBD mulai di kenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan
Jakarta dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin
meluasnya daerah Endemis DBD. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan wabah. Pada tia tahun terakhir (2008-2009) jumlah rata – rata
kasus dilaporkan sebanyak 150.822 kasus dengan rata – rata kematian 1.321 kematian.
Perkembangan kasus DBD di Kabupaten Jombang tahun 2010 ada 433 kasus, tahun
2011 ada 300 kasus, tahun 2012 ada 503 kasus, tahun 2013 ada 474 kasus, tahun
2014 ada 356 kasus dan tahun 2015 melonjak sampapi 646 kasus. Di puskesmas
Bawangan Ploso cakupan penderita DBD pada tahun 2016 terdapat 15 kasus, ABJ
2158 (6,97%) pada tahun 2017 terdapat 5 kasus ABJ mencapai 11.570 (95%) pada
tahun 2018 terdapat 5 kasus dengan ABJ 11.440 (83.85%) rumah dari 13.643 rumah
yang diperiksa. Yang positif jentik 2.203 rumah dan masih perlunya dilakukan kegiatan
penyuluhan DBD agar dapat mencapai nilai bebas jentik 100%.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD ada 3 yaitu secara biologis,
kimiawi, dan fisik. Pencegahan secara biologi dengan cara memelihara ikan pemakan
jentik yang diletakkan ditempat tempat penampungan air seperti bak mandi dan wc.
Secara kimiawi ada dua yaitu melalui kegiatan pengasapan atau fogging sedangkan
pencegahan dan pemberantasan DBD secara fisik yaitu dengan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M (menguras, menutup,
mengubur) plus.
Kegiatan PSN dikabupaten jombang masih belum berjalan secara optimal, hal ini
ditunjjukkan dengan angka bebas jentik (ABJ) masih dibawah taget nasional karna
kurang dari 95%. Selain kegiatan PSN yang belum optimal ternyata masyarakat masih
sangat tergantung dengan kegiatan pengasapan atau fogging dalam penanngulangan
DBD. Melihat kenyataan ini dan mengingat kasus DBD dijombang sangat tinggi.
Data geografis puskesmas bawangan terletak pada 070 20’11 dan 070 45’ 01
lintang selatan dan 050 20 11 sampai 050 30 01 bujur timur. BLUD Puskesmas
Bawangan Ploso termasuk dalam kecamatan ploso dengan luas wilayah kerja 26.1 km
yang meliputi 13 desa.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terselenggaranya Pelayanan DBD berkualitas di Puskesmas, yang mampu
menghargai dan memenuhi hak – hak serta kebutuhan masyarakat sebagai
individu, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi masyarakat sesuai dengan potensi yang di
miliki.
2. Tujuan khusus
a. Tersediannya panduan penyelenggaraan bagi fasilitas dan petugas
pelaksana DBD.
b. Tersedianya instrumen pemantauan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
c. Terselenggaraannya Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan kualitas
yang baik, ajeg dan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia.
C. RUANG LINGKUP
POA ini dilakukan di BLUD Puskesmas Bawangan Ploso Per Januari –
Desember 2021
BAB II
ANALISA SITUASI
1. Keadaan Umum
A. Letak Wilayah
Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat stategis, karena berada pada
bagian tengah Jawa Timur dan dilintasi Jalan Arteri Surabaya-Mandiun dan Jalan
Kolektor Primer Malang-Babat. Luas wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km 2 atau
sekitar 2,4 % luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Ploso mempunyai letak
yang sangat strategis, karena berada pada bagian utara Kabupaten Jombang dan
dilintasi Jalan Alternatif Jawa Timur –Jawa Tengah.
1) Kondisi Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja BLUD Puskesmas bawangan Ploso pada tahun
2021 adalah 40.303 jiwa, terdiri dari laki – laki 19.960 dan perempuan 20.343.
20.13
Jumlah 19.891 3 40.024
20.34
Jumlah 20.959 1 41.300
No Uraian Jumlah
1 Puskesmas Pembantu 3
2 Puskesmas Keliling 1
3 Pondok Bersalin Desa (Polindes) 12
4 Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) 1
5 Posyandu 61
6 Praktek Dokter
a. spesialis 0
b. umum 2
c. gigi 1
7 Bidan Praktek Swasta 8
YANG
STATUS
N JENIS ADA KEKURANG
KEPEGAWAI KET
O KETENAGAAN SEKARAN AN
AN
G
A PUSKESMAS INDUK
1 Dokter 1 0 PNS
2 Dokter Gigi 1 0 PNS
3 S1 Keperawatan 1 0 PNS
Kurang
SKM 0 1 - SKM
2 PNS, 2
D3 Keperawatan 4 0 Kontrak Dinas
D3 Kebidanan 10 0 PNS
D3 Gizi 1 0 PNS
4 D3 Gigi 1 0 PNS
Kurang
5 Sanitarian 0 1 - Sanitarian
6 Tenaga Laboratorium 1 0 PNS
7 Apoteker 1 0 PNS
8 Asisten Apoteker 1 0 PNS
Kurang
Rekam
9 Rekam Medis 0 1 - Medis
Kurang
10 Sopir 0 1 - Sopir
2 Kontrak
Dinas, 1 Kurang
Kontrak Administra
11 Administrasi 3 1 Puskesmas si
1 Kontak
Dinas, 2
Kontak
12 Kebersihan 3 0 Puskesmas
13 Keamanan 1 0 Kontrak
Puskesmas
Sistem Informasi
14 Kesehatan 0 1 - Kurang I.T
PUSKESMAS
B PEMBANTU
1 PNS, 1
1 D3 Perawat 2 0 Kontrak Dinas
POLINDES/PONKES
C DES
1 Bidan 13 0 Mandiri
Kontrak
2 Perawat 1 0 Povinsi
BAB III
ANALISA MASALAH
B. Identifikasi masalah
Masalah adalah :
Kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia.
Kesenjangan antara harapan dan pencapaian.
Kesenjangan antara target dan cakupan.
Berdasarkan tabel diatas maka urutan prioritas masalah adalah sebagai berikut :
Alternatif
No Prioritas Pemecahan
Penyebab Masalah Pemecahan Ket
. Masalah Masalah terpilih
Masalah
1. Cakupan Posyandu masyarakat Soialisai tentang Soialisai tentang
jumlah kurang di opyomalkan posyandu posyandu
masyaraka oleh masyarakat masyarakat masyarakat
t yang di
layani
MAN METODE
Kurangnya peran
Kurangnya media
lintas sektor
Promosi dan ATK SWADANA
DANA
SARANA LINGKUNGAN
BAB VII
PENUTUP
DBD merupakan keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi laki – laki dan perempuan. Reproduki sendiri merupakan
proses alami untuk melanjutkan keturunan. Reproduksi sehat berkaitan dengan
Sikap dan perilaku sehat yang bertanggung jawab dari seseorang berkaitan dengan alat
reproduksi dan fungsi – fungsinya serta pencegahan terhadap gangguan – gangguan
yang mungkin timbul. Pemeliharaan DBD mutlak diperlukan dalam rangka
pengembangan keturunan yang sehat dan berkualitas.
Meningkatkan kemampuan mengelola program DBD melalui pendekatan
pengembangan jaringan kerja lintas sektoral serta peningkatan pelayanan DBD melalui
pusat informasi dalam konsultasi DBD, dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ikap
dan perilaku masyarakat dan orang tua agar mendukung peningkatan DBD.
Meningkatkan pengelola DBD dengan pendekatan pengembangan jaringan kerja
lintas sektoral dalam program DBD. Mengembangkan jaringan pelayanan di bidang
informasi, konsultasi, pelayanan penanggulangan masalah DBD dan dukungan
kegiatan masyarakat yang positif, melalui pusat informasi dan konsultasi DBD.
Meningkatkan pengetahuan perubahan sikap dan perilaku masyarakat dan orang tua
serta kepedulian masyarakat dalam mendukung DBD baik secara kelembagaan
maupun perorangan.