Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi Trakoma
Trakoma adalah salah satu infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Seseorang dapat tertular kondisi ini jika bersentuhan langsung dengan
penderita, atau menyentuh mata setelah memegang benda yang telah terpapar
bakteri Chlamydia trachomatis.
Trakoma biasanya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dahulu, dengan gejala
awal berupa iritasi dan gatal ringan. Namun jika tidak diobati, trakoma dapat menyebabkan
komplikasi serius hingga kebutaan. Perlu diingat bahwa kebutaan yang diakibatkan oleh
trakoma bersifat permanen dan tidak bisa diobati kembali.
Penyakit trakoma dapat menulari anak-anak dengan mudah. Akan tetapi, penyakit ini
biasanya berkembang dengan sangat lambat. Gejala-gejalanya dapat muncul ketika
penderita sudah beranjak dewasa.

2. Gejala Trakoma
Gejala trakoma umumnya terjadi pada kedua mata, antara lain berupa:
 Gatal-gatal dan iritasi pada mata, termasuk kelopak mata.
 Nyeri mata.
 Merasa lebih sensitif terhadap cahaya (photophobia).
 Pembengkakan kelopak mata.
 Keluarnya cairan dari mata yang mengandung nanah dan mukus.
Untuk mengidentifikasi tingkat keparahan trakoma, WHO menetapkan adanya 5
tahapan perkembangan penyakit ini, yaitu:
 Peradangan folikuler. Tahapan ini merupakan tahapan awal perkembangan
penyakit trakoma yang ditandai dengan munculnya folikel pada mata, yang dapat
dilihat dengan bantuan kaca pembesar. Folikel ini berbentuk seperti benjolan kecil
yang mengandung sel darah putih (limfosit), yang terletak pada bagian dalam
kelopak mata atas.
 Peradangan berat. Tahapan ini ditandai dengan mata yang mengalami iritasi dan
infeksi berat, serta diiringi oleh pembengkakan dan penebalan kelopak mata bagian
atas.
 Luka di kelopak mata bagian dalam. Infeksi dan iritasi pada tahapan sebelumnya
dapat menyebabkan luka pada kelopak mata. Luka ini dapat dilihat dengan kaca
pembesar yang terlihat sebagai garis-garis putih. Pada tahapan ini, kelopak mata
dapat mengalami perubahan bentuk (distorsi) dan menekuk ke bagian dalam
(entropion).
 Trichiasis. Trichiasis terjadi ketika kelopak mata mengalami perubahan bentuk,
sehingga menyebabkan bulu mata tumbuh ke dalam. Bulu mata yang tumbuh ke
dalam dapat menyebabkan gesekan pada mata, terutama pada kornea, sehingga
korena mengalami iritasi dan luka.
 Pengeruhan kornea. Kornea yang mengalami iritasi akibat trichiasis dapat
terkena inflamasi, sehingga mengalami pengeruhan. Kornea yang mengalami
pengeruhan dapat terlihat tidak jernih seperti kornea normal.
Gejala trakoma akan terlihat lebih parah pada kelopak mata bagian atas
dibandingkan dengan kelopak mata bagian bawah. Pada trakoma yang sudah parah,
bagian mata lain seperti kelenjar air mata dapat terkena infeksi. Jika kelenjar air mata
sudah terkena gejala trakoma, produksi air mata dapat berkurang dan menyebabkan
mata kering, sehingga gejala trakoma yang terjadi dapat menjadi lebih parah.
3. Penyebab Trakoma
Trakoma disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis pada
mata. Chlamydia trachomatis merupakan bakteri gram negatif yang hanya dapat hidup
sebagai parasit di dalam jaringan tubuh manusia. Selain bakteri Chlamydia
trachomatis, bakteri jenis lain, seperti Chlamydia psittaci dan Chlamydia pneumoniae, juga
diduga dapat menyebabkan trakoma pada manusia.
Trakoma dapat menyebar melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penyebaran
trakoma secara kontak langsung dapat melalui cairan mata dan hidung dari penderita
trakoma. Perabotan yang digunakan oleh penderita sehari-hari juga dapat menjadi media
penyebaran trakoma. Contohnya adalah pakaian, handuk dan sapu tangan. Trakoma juga
dapat menyebar melalui serangga yang sering hinggap di feses (tinja) manusia.
Beberapa faktor lain yang juga berperan dalam penularan trakoma adalah:
 Kebersihan yang buruk
Seseorang yang hidup di lingkungan yang tidak bersih dapat lebih mudah
terkena trakoma. Kebiasaan sehari-hari yang tidak bersih, seperti kurang memerhatikan
kebersihan wajah dan tangan, juga dapat mempermudah penularan trakoma.
 Tinggal di lingkungan kumuh
Seseorang yang tinggal di lingkungan yang kumuh lebih mudah terkena
trakoma dikarenakan kontak antar penduduk di daerah tersebut lebih rentan terjadi.
 Hidup di bawah garis kemiskinan
Orang yang hidup di bawah garis kemiskinan ataupun tinggal di negara miskin
lebih mudah terkena trakoma dibanding orang yang hidup di atas garis kemiskinan atau
tinggal di negara maju.
 Anak-anak
Anak-anak yang tinggal di daerah yang terdapat penderita trakoma lebih mudah
terkena trakoma dibanding orang dewasa
 Wanita lebih mudah terkena trakoma dibanding pria, salah satunya adalah karena
wanita sering melakukan kontak dengan anak-anak.
 Tidak terdapat MCK yang memadai
Tidak adanya MCK yang memadai di suatu pemukiman, baik MCK pribadi atau
umum, menyebabkan penularan trakoma antar penduduk lebih mudah terjadi.
4. Pengobatan dan Pencegahan Trakoma
Metode pengobatan trakoma akan berfokus pada pemberian antibiotik dan
pembedahan. Namun untuk membantu penyembuhan, pasien juga perlu menjalani metode
pengobatan lainnya. WHO menyusun rangkaian pengobatan trakoma dalam bentuk strategi
SAFE, yang terdiri dari:
 Surgery (pembedahan)
Pembedahan dilakukan untuk mencegah komplikasi kebutaan akibat trakoma,
terutama pada pasien yang sudah masuk tahap trichiasis. Pembedahan mata dilakukan
oleh dokter mata dengan cara memperbaiki kelopak mata yang mengalami luka agar
tidak memperparah iritasi pada mata. Jika kornea mata sudah mengalami pengeruhan
akibat trakoma, pasien trakoma dapat menjalani transplantasi kornea.
 Antibiotics (pemberian antibiotik)
Pemberian antibiotik bertujuan untuk membasmi bakteri Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan trakoma pada pasien. Antibiotik yang diberikan
adalah azithromycin atau tetracyclin. Jika di suatu lingkungan penduduk terdapat
banyak anak-anak yang mengalami trakoma, maka disarankan anggota keluarga dan
masyarakat sekitar juga menjalani pengobatan dengan antibiotik untuk mencegah
penularan
 Face cleanliness (menjaga kebersihan daerah wajah)
Menjaga kebersihan area wajah dapat mengurangi tingkat keparahan trakoma
yang diderita, terutama pada anak-anak. Selain itu, dengan menjaga kebersihan daerah
wajah, penyebaran trakoma dapat dikurangi.
 Environmental improvement (menjaga kebersihan lingkungan)
Langkah ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat penderita
trakoma tinggal, terutama kebersihan air. Langkah utama lainnya adalah mencegah
pembuangan feses di sembarang tempat yang dapat meningkatkan penyebaran trakoma.
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini melalui serangga, keluarga dan masyarakat
di sekitar penderita juga dianjurkan memakai alat pengusir lalat di sekitar rumah.
5. Komplikasi Trakoma
Infeksi trakoma yang tidak segera diobati atau terjadi berulang kali dapat menyebabkan
komplikasi serius. Beberapa di antaranya:
 Jaringan parut pada permukaan bagian dalam kelopak mata.
 Perubahan bentuk pada kelopak mata. Kelopak mata dapat melipat ke arah dalam
(entropion) atau bulu mata tumbuh ke dalam (trichiasis).
 Jaringan parut pada kornea mata atau ulkus kornea.
 Menurunnya tajam penglihatan hingga kebutaan.
Referensi
Burton, MJ. (2007). Trachoma: An Overview. British Medical Bulletin, 84, pp.99-116.
Hu, et al. (2010). Epidemiology and Control of Trachoma: Systematic Review. Tropical
Medicine & International Health, 15(6), pp.673-91.
World Health Organization (2018). Trachoma.
Mayo Clinic (2015). Diseases and Conditions. Trachoma.
Bashour, M. Medscape (2016). Ophthalmologic Manifestation of Chlamydia.

Anda mungkin juga menyukai