Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yulia Surya Dewi

NIM : 10218075
Prodi : S1 Keperawatan tingkat IIIB

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar


1. Definisi bantuan hidup dasar pada bayi dan anak
2. Maksud dan tujuan dari bantuan hidup dasar pada bayi dan anak
3. Indikasi pemberian RJP/bantuan hidup dasar
4. Langkah langkah bantuan hidup dasar
5. Evaluasi keberhasilan bantuan hidup dasar

JAWABAN

1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada bayi dan anak adalah dasar untuk menyelamatkan
nyawa ketika terjadi henti jantung dan nafas, upaya mempertahankan hidup bayi serta
anak yang dilakukan melalui penguasaan jalan nafas, memberikan bantuan pernafasan
dan membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban,
sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak. Bantuan
ini berupa CPR (cardiopulmonary resuscitation), RJP (resusitasi jantung paru), dan
AED (automated external defibrillator). Pengenalan dini dan respon terhadap
serangan jantung dan stroke juga dianggap sebagai bagian dari BHD. Resusitasi
jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk
mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti jantung (yang dikenal dengan
kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis
2. Tujuan BHD pada bayi dan anak:
a. Suatu tindakan oksigenansi darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan
mendistribusikan darah-oksigenasi ke jaringan tubuh
b. Usaha pemberian bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh
secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan
atau lelah tiba bntuan peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan
bantuan hidup jantung lanjutan.
c. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk proses memberikan penanganan
terhadap bayi serta anak yang henti jantung dan nafas
3. Indikasi RJP/BHD:
a. Henti Nafas
Jika korban tidak bernapas tetapi didapati nadi yang adekuat, maka pasien
dapat dikatakan mengalami henti napas. Maka langkah awal yang harus dilakukan
adalah mengaktifkan sistem tanggapan darurat, kemudian penolong dapat
memberikan bantuan napas.
b. Henti Jantung
Jika korban tidak bernapas, nadi tidak ada dan tidak ada respon, maka pasien
dapat dikatakan mengalami henti jantung. Pada keadaan ini, langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah mengaktifkan sistem tanggapan darurat dan menghubungi
pusat layanan kesehatan darurat terdekat.
4. Langkah-langkah:
A. Memastikan keamanan lingkungan bagi penolong
B. Memastikan kesadaran dari korban / pasien
Dengan cara menyentuh atau menggoyangkan bahu korban / pasien dengan
lembut dan mantap untuk mencegah pergerakan yang berlebihan, sambil
memanggil namanya atau Pak! / Bu! / Mas! /
Mbak! Sambil membuka jalan nafas dan melihat pergerakan dada, dan
mendengarkan suara nafas.
C. Memperbaiki posisi pasien dan posisi penolong segera lakukan resusitasi (30 kali
kompresi efektif) sambil minta pertolongan / aktifkan emergency system dengan
cara berteriak “Tolong-Tolong ada Code Blue !!!”
D. Memastikan ada tidaknya denyut jantung korban / pasien
1. Penolong awam tidak perlu memeriksa nadi dan langsung mengasumsikan
penderita menderita henti jantung jika penderita mengalami pingsan
mendadak, atau tidak berespons tidak bernapas, atau bernapas tidak normal.
2. Penilaian pulsasi nadi dilakukan kurang dari 10 detik. Jika dalam 10 detik
penolong belum bisa meraba pulsasi arteri, maka segera lakukan kompresi
dada.
E. Melanjutkan bantuan sirkulasi
Cara melakkan bantuan sirkulasi yang benar :
1. Tentukan lokasi kompresi di dada yaitu di setengah bagian bawah tulang
sternum. Letakkan tumit salah satu tangan di titik kompresi tersebut. Tangan
satunya ditumpangkan di atas tangan yang melakukan kompresi.
2. Posisi lengan lurus dengan siku terkunci, sehingga bahu ada di atas sternum
pasien. Untuk mendapatkan posisi ini, biasanya lutut harus dekat dengan
tubuh pasien
3. Untuk dewasa, berikan kompresi dada dengan kedalaman 5 hingga 6 cm.
Pada anak dan bayi, kedalaman sepertiga
4. diameter dinding anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5 inch) pada bayi dan
sekitar 5 cm (2 inchi) pada anak (1/3 diameter
5. dinding arterior dan posterior)
6. Penolong melakukan kompresi 100 - 120x/menit tanpa interupsi. Penolong
tidak terlatih lakukan kompresi saja. Penolong terlatih lakukan kompresi dan
ventilasi dengan perbandingan 30 : 2 (setiap 30 kali kompresi efektif, berikan
2 napas bantuan)
7. Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali secara sempuma
setelah setiap kompresi (complete chest recoil).
8. Seminimal mungkin melakukan interupsi pada kompresi
F. Tim Code Blue membawa trolley emergency dan melanjutkan BHD serta
pertolongan lanjutan.
G. Tim Code Blue melakukan dokumentasi di rekam medis dengan mengisi formulir
resusitasi jantung paru
H. Pada kondisi “ Return Of Spontaneous Circulation/ ROSC” yaitu jantung
berdenyut, korban dibawa ke ICU untuk dilakukan penanganan lebih lanjut (post
cardiac arrest).
I. Pada kondisi korban meninggal maka korban dibawa ke IGD untuk perawatan
jenasah dan pendataan selanjutnya dibawa ke kamar jenasah
5. Evaluasi keberhasilan bantuan hidup dasar
Keberhasilan Bantuan Dasar Hidup (BHD) tergantung pada durasi antara kecelakaan
dan kualitas pertolongan pertama yang diberikan juga berpengaruh pada keselamatan
korban atau pasien.

Anda mungkin juga menyukai