Anda di halaman 1dari 6

Wahyu Nur Asih / 2014 4031 013

Laporan Pendahuluan
1. Defenisi
Amputasi adalah pembuangan suatu anggota badan atau suatu penumbuhan dari badan
Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic. Amputasi adalah tindakan
pembedahan dengan membuang bagian tubuh.
2. Klasifikasi Amputasi :
a. Berdasarkan Ekstremitas : Amputasi ektremitas bawah : Amputasi Atas Lutut
(AL), Disartikulasi lutut, Amputasi Bawah Lutut (BL), dan Syne. Amputasi
ekstremitas atas : Amputasi Atas Siku (AS), Amputasi Bawah Siku (BS)
b. Berdasarkan sifat :
i. Amputasi terbuka : dilakukan untuk infeksi berat, ini meliputi
pemotongan tulang dan jaringan otot pada tingkat yang sama. Pembuluh
darah dikauterisasi, dan luka dibiarkan terbuka untuk mengalir.
ii. Amputasi tertutup : menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan
memotong tulang kira-kira dua inchi lebih pendek daripada kulit dan otot
3. Etiologi
a. Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki
b. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki
c. Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat
d. Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya
e. Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif
f. Deformitas organ
g. Trauma
4. Jenis Amputasi
a. Amputasi guillotine :Amputasi ini dilakukan pada saat darurat jika penyembuhan
primer luka tidak mungkin berlangsung karena kontaminasi atau infeksi berat
b. Amputasi definitive : Amputasi hanya dilakukan pada kasus anggota badan yang
sudah hancur
c. Menurut Tempat Amputasi :
i. Amputasi pada superior : Jari tangan, Setinggi / sekitar pergelangan
tangan (amputasi transkarpal), Lengan bawah (Bagian distal,1/3
proksimal), Lengan atas (Daerah suprakondiler, Daerah proksimal
suprakondiler), Bahu,
ii. Amputasi pada ekstremitas inferior (Paha,Lutut,Kaki)
d. Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi :
i. Amputasi selektif / rencana : Amputasi jenis ini dilakukan pada
penyakit yang terdiagnosis dan mendapat penanganan yang baik serta
terpantau secra terus-menerus. Amputasi dilakukan sebagai salah satu
tindakan alternatif terakhir.
ii. Amputasi akibat trauma : Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat
trauma dan tidak direncanakan. Kegiatan tim kesehatan adalah
memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta memperbaiki kondisi umum
klien.
iii. Amputasi darurat : Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim
kesehatan. Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang
cepat seperti pada trauma dengan patah tulang multiple dan
kerusakan/kehilangan kulit yang luas.
Wahyu Nur Asih / 2014 4031 013

5. Pathway

6. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada pasien dengan post operasi amputasi
antara lain :
a. Nyeri akut
b. Keterbatasan fisik
c. Pantom syndrome
d. Pasien mengeluhkan adanya perasaan tidak nyaman
e. Adanya gangguan citra tubuh, mudah marah, cepat tersinggung, pasien cenderung
berdiam diri
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto Rontgen : Untuk mengidentifikasi abnormalitas tulang
b. CT Scan : Mengidentifikasi lesi neopalstik, osteomfelitis, pembentukan
hematoma
c. Angiografi dan pemeriksaan aliran darah : Mengevaluasi perubahan sirkulasi /
perfusi jaringan dan membantu memperkirakan potensial penyembuhan
jaringan setelah amputasi
d. Kultur luka : Mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme penyebab
e. Biopsy : Mengkonfirmasi diagnosa benigna / maligna
f. Led : Peninggian mengidentifikasi respon inflamasi
g. Hitung darah lengkap / deferensial : Peninggian dan perpindahan ke kiri di
duga proses infeksi
8. Pencegahan
a. Mengajarkan klien tentang hidup sehat
Wahyu Nur Asih / 2014 4031 013

b. Pemeriksaan kesehatan teratur untuk deteksi penyakit diabetes melitus, dan


mengajarkan perawatan kaki
c. kebiasaan berkendara yang aman
d. Memberitahu tentang penggunaan mesin industri dengan prinsip K-3
9. Komplikasi
Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi dan kerusakan kulit. Karena ada
pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan masif. Infeksi
merupakan infeksi pada semua pembedahan; dengan peredaran darah buruk atau
kontaminasi luka setelah amputasi traumatika, resiko infeksi meningkat.
Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prostesis dapat menyebabkan
kerusakan kulit.
10. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan luka amputasi, pasca pembedahan
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit yang terluka
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan anggota ekstremitas
d. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan anggota badan
11. Intervensi
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan luka amputasi pasca pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka nyeri dapat berkurang sampai
hilang
Kriteria Standart : Pasien menyatakan nyeri hilang / terkontrol, Wajah pasien tampak
rileks dan tenang, Mampu tidur / istirahat dengan tepat, Pasien memahami nyeri
fantom dan mampu / mengerti cara menghilangkan

INTERVENSI RASIONAL

catat lokasi dan intensitas nyeri, selidiki membantu dalam evaluasi kebutuhan
karakteristik nyeri dan keefektifan intervensi perubahan dapat
mengindikasikan terjadinya komplikasi

mengurangi terbentuknya odem


dengan peningkatan aliran balik vena
tinggikan bagian yang sakit dengan menurunkan kelelahan otot otot tekanan
meninggikan kaki tempat tidur/ kulit / jaringan
mengunakan bantal guling untuk mengetahui sensasi nyeri
amputasi tungkai atas memungkinkan pemahaman fenomena
berikan informasi tentang sensasi normal ini yang dapat terjadi segera /
fantom tungkai dan penggunaan alat beberapa minggu pasca operasi. Sensasi
untuk menghilangkan nyeri fantom tidak dapat teratasi dengan obat
tradisional

meningkatkan relaksasi,
berikan tindakan kenyamanan (mis: meningkatkan kemampuan koping dan
ubah posisi) dan aktifitas terapeutik. menurunkan terjadinya nyeri fantom tungkai
Dorong penggunaan teknik manajemen
stress

berikan pijatan lembut pada puntung meningkatkan sirkulasi, menurunkan


Wahyu Nur Asih / 2014 4031 013

sesuai toleransi bila balutan telah tegangan otot


dilepas

kolaborasi

berikan obat jenis analgetik,


relaksan otot menurunkan nyeri / spasme otot

pertahankan Tens bila


menggunakan memberikan rangsangan saraf terus
berikan pemanasan lokal sesuai menerus blok transmisi sesasi nyeri
indikasi meningkatkan relaksasi oto,
meningkatkan sirkulasi perbaikan odem

2. Dx 2 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, kulit yang terluka

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien terkontrol/ terkurangi


sampai hilang tanda tanda infeksi dan infeksi tidak terjadi

Kriteria Standart :

Mencapai penyembuhan tepat waktu

Bebas drainase purulen atau eritema

Tidak demam atau tidak muncul tanda tanda infeksi

INTERVENSI RASIONAL

pertahankan teknik aseptik bila meminimalkan kesempatan


mengganti balutan / merawat luka introduksi bakteri

inspeksi balutan dan luka, deteksi dini terjadinya infesi


perhatikan karakteristik drainase memberikan kesempatan untuk intervensi
tepat waktu dan mencegah komplikasi
lebih serius

meningkatkan penyembuhan luka


pertahankan potensi dan dan menurunkan resiko infeksi
pengurangan drainase secara rutin mencegah kontaminasi pada
tutup balutan dengan plastik bila amputasi tungkai bawah
menggunakan pispot / bila inkontenensia
Wahyu Nur Asih / 2014 4031 013

buka puntung terhadap udara,


pencucian dengan sabun ringan
meningkatkan penyembuhan
kebersihan, meminimalkan kontaminasi

awasi tanda tanda vital peningkatan suhu dapat


menunjukkan sepsis

Kolaborasi
mengidentifikasi adanya infeksi /
ambil kultur luka / drainase organisme khusus
dengan tepat
antibiotik spetrum luas dapat
berikan antibiotik sesuai indikasi digunakan secara profilatik atau terapi
antibiotik mungkin disesuaikan tehadap
organisme terhadap organisme khusus

Dx.3 Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan anggota badan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan citra tubuh pasien tidak
terganggu.
Kriteria Standart :
Klien dapat meningkatkan body image dan harga dirinya.
Klien dapat berperan serta aktif selama rehabilitasi dan self care
Pasien mampu berdaptasi
Menyatakan penerimaan pada situasi diri mengenai perubahan konsep diri yang akut
Membuat rencana nyata untuk adaptasi peran baru/perubahan peran
INTERVENSI RASIONAL
Kaji/perimbangkan persiapan pasien Pasien yang memandang amputasi
dan pandangan amputasi sebagai pemotongan hidup atau rekonstruksi
akan menerima diri yang baru lebih cepat.
Pasien dengan amputasitraumatik yang
mempertimbangkan amputasi
menjadi akibat kegagalan tindakan berada
pada risiko tinggi gangguan konsep diri.
Ekspresi emosi membantu pasien mulai
Dorong ekspresi ketakutan, perasaan menerima kenyataan dan realitas hidup
negatif, dan kehilangan bagian tubuh. tanpa tungkai.
Beri penguatan informasi Memberikan kesempatan untuk
Wahyu Nur Asih / 2014 4031 013

pascaoprasi termasuk tipe/lokasi menanyakan dan mengasimilasi informasi


amputasi, tipe prostese bila tepat dan mulai menerima perubahan gambaran
(segera, lambat), harapan tindakan diri dan fungsi, yang dapat membantu
pascaoperasi, termasuk kontrol nyeri penyembuhan.
dan rehabilitas.
Kaji derajat dukungan yang ada Dukungan yang cukup dari orang
untuk pasien terdekat dan teman dapat membantu proses
rehabilitasi.
Diskusikan persepsi pasien tentang Membantu mengartikam masalah
diri dan hubungannya dengan sehubungan dengan pola hidup sebelumnya
perubahan dan bagaimana pasien dan membantu pemecahan masalah, sebagai
melihat dirinya dalam pola/peran fungsi contoh, takut kehilangan kemandirian,
yang biasanya. kemampuan bekerja, dan sebagainya.
Meningkatkan kemandirian dan
Dorong partisipasi dalam aktivitas meningkatkan perasaan harga diri. Meskipun
sehari-hari. Berikan kesempatan untuk penyatuan puntung dalam gambaran diri
memandang/merawat puntung dapat memerlukan waktu berbulan-bulan
menggunakan wkatu untuk atau bahkan bertahun-tahun, melihat
menunjukkan tanda positif puntung dan mendengar pernyataan positif
penyembuhan. (dibuat dengan cara, waktu yang normal)
dapat membantu pasien dalam penerimaan
Teman senasib yang telah melalui
pengalaman yang sama bertindak sebagai
Dorong/berikan kunjungan oleh model peran dan dapat memberikan
orang yang telah diamputasi, khususnya keabsahan pernyataan juga harapan untuk
seseorang yang berhasil dalam pemulihan dan masa depan normal.
rehabilitasi. Dibutuhkan pada masalah ini untuk
membantu adaptasi lanjutan yang optimal
dan rehabilitasi
Diskusikan tersedianya berbagai
sumber, contoh konseling
psikiatrik/seksual, terapi kejuruan.

Anda mungkin juga menyukai