Anda di halaman 1dari 33

HIPOTESIS

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani :


 Hupo berarti lemah atau kurang atau dibawah
 Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti
Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai
“Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau
dugaan yang sifatnya masih sementara”
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai
parameter populasi.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


UJI HIPOTESIS
Dalam pengujian hipotesis dikenal dua buah hipotesis yang satu sama lain
saling bertolak belakang.

• Hipotesis nol atau pernyataan yang mengandung pengertian


𝐻0 kesamaan (=, ≤, ≥)

• Hipotesis alternatif atau pernyataan yang mengandung


𝐻𝑎 /𝐻1 pengertian kebalikan dari 𝐻0 (≠, <, >)

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


UJI HIPOTESIS

Dalam statistika
• Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara
parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara
ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis yang
diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak mengharapkan
adanya perbedaan data populasi dengan sampel.
• Hipotesis alternatif adalah lawan hipotesis nol, yang berbunyi ada
perbedaan antara data populasi dengan data sampel

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


UJI HIPOTESIS

Hipotesis dibagi menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji,


maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu

• Hipotesis Deskriptif
1

• Hipotesis Komparatif
2

• Hipotesis Asosiatif (Hubungan)


3

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


UJI HIPOTESIS

1. Hipotesis Deskriptif

• Hipotesis tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat


perbandingan atau hubungan.
• hipotesis nol (𝐻0 ) dan hipotesis alternatif (𝐻1 ) selalu berpasangan,
bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga
dapat dibuat keputusan yang tegas
Contoh :
Suatu perusahaan minimum harus mengikuti ketentuan, bahwa salah
satu unsur kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak 1%. Dengan
demikian rumusan hipotesis statistik adalah :
𝐻0 : 𝜇 ≤ 0,01
𝐻1 : 𝜇 > 0,01
UJI HIPOTESIS

2. Hipotesis Komparatif

• Pernyataan yg menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau


lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh :
Apakah ada perbedaan daya tahan lampu merk A dan B ?
Rumusan hipotesis dan hipotesis statistik adalah
i. Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A
dan B.
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 dan 𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
ii. Daya tahan lampu merk B paling kecil sama dengan lampu merk A.
𝐻0 : 𝜇1 ≥ 𝜇2 dan 𝐻1 : 𝜇1 < 𝜇2
iii. Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A.
𝐻0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 dan 𝐻1 : 𝜇1 > 𝜇2 METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si
UJI HIPOTESIS

3. Hipotesis Asosiatif (Hubungan )

• pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara


dua variabel atau lebih.
Contoh :
Apakah ada hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektifitas
Kerja ?
Rumusan hipotesisnya adalah
hipotesis nol : Tidak ada hubungan antar gaya kepemimpinan dengan
efektifitas kerja.
Hipotesis statistiknya adalah
𝐻0 : 𝜌 = 0 dan 𝐻1 : 𝜌 ≠ 0

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


UJI HIPOTESIS

Prosedur pengujian hipotesis ada dua macam, yaitu :

Uji dua arah (two-sided test)

Uji satu arah (one-sided test)

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


UJI HIPOTESIS

1. Uji dua arah (Two-side test)

𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 dan 𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝜇0

𝛼
• Menentukan nilai 𝛼 atau 2

• Menentukan besaran nilai Z-tabel atau t-tabel


• 𝜇0 adalah suatu konstanta yang diketahui
METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si
UJI HIPOTESIS

2. Uji satu arah (one-side test)

𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 dan 𝐻1 : 𝜇 > 𝜇0 atau 𝐻1 : 𝜇 < 𝜇0

𝛼
• Menentukan nilai 𝛼 atau 2

• Menentukan besaran nilai Z-tabel atau t-tabel


• 𝜇0 adalah suatu konstanta yang diketahui
METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si
Statistik Uji & Titik Kritis

 Statistik uji, besaran yang nilainya menunjukkan posisi apakah 𝐻0


diterima atau ditolak. Notasinya berpadanan dengan jenis distribusi yang
digunakan.
 Titik kritis, besaran yang nilainya menyatakan posisi yang membatasi
daerah kritis (daerah penolakan 𝐻0 ) dengan penerimaan 𝐻0 . Nilai titik kiritis
diperoleh dari tabel distribusi peluang.
 𝐻0 ditolak jika nilai statistik uji jatuh di daerah kritis.

Titik kritis Titik kritis Titik kritis

Diperoleh dari
tabel METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si
Langkah Uji Hipotesis

• Menentukan formulasi hipotesis


1

• Menentukan taraf nyata (significant level )


2

• Menentukan kriteria pengujian


3

• Hitung nilai statistik uji


4

• Pengambilan kesimpulan
5

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Langkah Uji Hipotesis
1. Menentukan formulasi hipotesis

• Hipotesis nol (𝐻0 ), dirumuskan sebagai pernyataan yang akan diuji.


Rumusan pengujian hipotesis, hendaknya Ho dibuat pernyataan
untuk ditolak
• Hipotesis Alternatif / Tandingan (𝐻1 ), dirumuskan sebagai lawan
/tandingan hipotesis nol.
Jenis uji hipotesis :
 Uji hipotesis satu arah (one-tailed)
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 → 𝐻1 : 𝜇 > 𝜇0 atau 𝐻1 : 𝜇 < 𝜇0
 Uji hipotesis dua arah (two-tailed)
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 → 𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝜇0

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
2. Menentukan taraf nyata (significant level)

• Taraf nyata ( 𝛼 ) adalah besarnya toleransi dalam menerima


kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya.
• Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5% dan 10%
secara berturut – turut ditulis 𝛼0,01 ; 𝛼0,05 ; 𝛼0,1 .
• Besarnya kesalahan disebut sebagai daerah kritis pengujian (critical
region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection)

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
3. Menentukan kriteria pengujian

• Bentuk keputusan menerima/menolak 𝐻0


• Ada banyak jenis pengujian, dalam materi ini yang akan dipelajari
adalah:
a. Uji hipotesis satu rata-rata
b. Uji hipotesis dua rata-rata tidak berpasangan (independent)
c. Uji hipotesis data berpasangan (paired)
d. Uji hipotesis satu variansi
e. Uji hipotesis dua variansi populasi

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
3. Menentukan kriteria pengujian

a. Uji Hipotesis satu rata - rata


Hipotesis Daerah kritis/ Penolakan 𝑯𝟎 Daerah kritis/ Penolakan 𝑯𝟎
(Variansi Diketahui, 𝒏 ≥ 𝟑𝟎) (Variansi Tidak Diketahui, 𝒏 < 𝟑𝟎)
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 𝑍0 < −𝑍𝛼 atau 𝑍0 > 𝑍𝛼 𝑡0 < −𝑡𝛼 atau 𝑡0 > 𝑡𝛼
2 2 2 2
𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝜇0
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 𝑍0 > 𝑍𝛼 𝑡0 > 𝑡𝛼
𝐻1 : 𝜇 > 𝜇0
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0 𝑍0 < −𝑍𝛼 𝑡0 < −𝑡𝛼
𝐻1 : 𝜇 < 𝜇0

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
3. Menentukan kriteria pengujian

b. Uji Hipotesis dua rata – rata tidak berpasangan


Hipotesis Daerah kritis/ Penolakan 𝑯𝟎 Daerah kritis/ Penolakan 𝑯𝟎
(Variansi Diketahui, 𝒏 ≥ 𝟑𝟎) (Variansi Tidak Diketahui, 𝒏 < 𝟑𝟎)
𝐻0 : 𝜇1 − 𝜇2 = 𝜇0 𝑍0 < −𝑍𝛼 atau 𝑍0 > 𝑍𝛼 𝑡0 < −𝑡𝛼 atau 𝑡0 > 𝑡𝛼
2 2 2 2
𝐻1 : 𝜇1 − 𝜇2 ≠ 𝜇0
𝐻0 : 𝜇1 − 𝜇2 = 𝜇0 𝑍0 > 𝑍𝛼 𝑡0 > 𝑡𝛼
𝐻1 : 𝜇1 − 𝜇2 > 𝜇0
𝐻0 : 𝜇1 − 𝜇2 = 𝜇0 𝑍0 < −𝑍𝛼 𝑡0 < −𝑡𝛼
𝐻1 : 𝜇1 − 𝜇2 < 𝜇0

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
3. Menentukan kriteria pengujian

c. Uji Hipotesis dua rata – rata berpasangan


Hipotesis Daerah kritis/ Penolakan 𝑯𝟎
(Variansi Tidak Diketahui, 𝒏 < 𝟑𝟎)
𝐻0 : 𝜇𝑑 = 𝜇0 𝑡0 < −𝑡𝛼 atau 𝑡0 > 𝑡𝛼
2 2
𝐻1 : 𝜇𝑑 ≠ 𝜇0
𝐻0 : 𝜇𝑑 = 𝜇0 𝑡0 > 𝑡𝛼
𝐻1 : 𝜇𝑑 > 𝜇0
𝐻0 : 𝜇𝑑 = 𝜇0 𝑡0 < −𝑡𝛼
𝐻1 : 𝜇𝑑 < 𝜇0

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
4. Hitung nilai statistik uji

a. Statistik uji untuk satu rata - rata


Variansi (𝜎 2 ) diketahui, 𝑛 ≥ 30 𝑥 − 𝜇0 𝑥 − 𝜇0
𝑍0 = = 𝜎
𝜎𝑥
𝑛
Variansi (𝜎 2 ) tidak diketahui, 𝑛 < 30 𝑥 − 𝜇0 𝑥 − 𝜇0
𝑡0 = =
𝑆𝑥 𝑆
𝑛

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
4. Menentukan nilai statistik uji

b. Statistik uji untuk dua rata – rata tidak berpasangan


Variansi (𝜎12 dan 𝜎22 ) diketahui, 𝑥1 ;𝑥2 ;𝜇0 𝜎1 2 𝜎2 2
𝑍0 = dengan 𝜎𝑥1 ;𝑥2 = +
𝑛 ≥ 30 𝜎𝑥1 −𝑥2 𝑛1 𝑛2

Variansi (𝜎12 dan 𝜎22 ) tidak 𝑥1 ;𝑥2 ;𝜇0 𝑆1 2 𝑆2 2


𝑡0 = dengan 𝑆𝑥1 ;𝑥2 = +
diketahui dan 𝜎1 2 ≠ 𝜎2 2, 𝑆𝑥1 −𝑥2 𝑛1 𝑛2
𝑛 < 30
Variansi (𝜎12 dan 𝜎22 ) tidak 𝑡0 =
𝑥1 ;𝑥2 ;𝜇0
dengan 𝑆𝑝 =
(𝑛1 ;1)𝑆1 2 :(𝑛1 ;1)𝑆2 2
diketahui dan 𝜎1 2 = 𝜎2 2 , 1 1
𝑆𝑝 (𝑛 :𝑛 ) 𝑛1 :𝑛2 ;2
1 2
𝑛 < 30
Derajat bebas, 𝑑𝑏 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
4. Menentukan nilai statistik uji

c. Statistik uji untuk dua rata - rata berpasangan


• Statistik uji untuk rataan dua populasi berpasangan menyerupai statistik
untuk kasus satu populasi dengan variansi tidak diketahui
𝑑 − 𝜇0
𝑡=
𝑆𝑑
𝑛
Dimana : 𝑑 = rata – rata nilai d
𝑆𝑑 = simpangan baku nilai d
𝑛 = banyaknya pasangan
Derajat bebas, 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Lanjutan
5. Membuat kesimpulan

Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal


penerimaan atau penolakan hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria
pengujiaanya.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Contoh

1. Berdasarkan 100 laporan kematian di AS yang diambil secara acak, diperoleh


bahwa rata-rata usia saat meninggal adalah 71.8 tahun dengan simpangan
baku 8.9 tahun. Hal ini memberikan dugaan bahwa rata-rata usia meninggal di
AS lebih dari 70 tahun.
i. Nyatakan dugaan tersebut dalam pernyataan hipotesis statistik
ii. Untuk tingkat signifikansi 5% , benarkah dugaan tersebut?

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Contoh

1. Jawab :
Diketahui : 𝑛 = 100 ; 𝜇0 = 70 ; 𝜎 = 8,9 ; 𝑥 = 71,8
i. Formula hipotesis
𝐻0 : 𝜇 = 70 dan 𝐻1 : 𝜇 > 70
ii. Taraf nyata dan nilai Z-tabel
𝛼 = 5% dan 𝑍0,05 = 1,645 → satu sampel
iii. Kriteria pengujian
𝐻0 ditolak, jika 𝑍0 > 1,645
iv. Statistik Uji
𝑥;𝜇0 71,8;70
𝑍0 = 𝜎 = 8,9 = 2,02 maka 𝑍0 > 1,645 → 𝐻0 ditolak
𝑛 100

v. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa rentang usia rata-rata hari ini lebih dari 70
tahun.
METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si
Contoh

2. Suatu percobaan dilakukan untuk membandingkan keausan yang


diakibatkan oleh gosokan, dari dua bahan yang dilapisi. Dua belas potong
bahan 1 diuji dengan memasukan tiap potong bahan ke dalam mesin
pengukur aus. Sepuluh potong bahan 2 diuji dengan cara yang sama.
Dalam tiap hal, diamati dalamnya keausan. Sampel bahan 1 memberikan
rata-rata keausan (sesudah disandi) sebanyak 85 satuan dengan variansi
sampel 4, sedangkan sampel bahan 2 memberikan rata-rata keausan
sebanyak 81 dengan variansi sampel 5. Dapatkah disimpulkan, pada taraf
keberartian 5%, bahwa rata-rata keausan bahan 1 melampaui rata-rata
keausan bahan 2 lebih dari dua satuan? Anggaplah kedua populasi
berdistribusi hampir normal dengan variansi yang sama.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Contoh

2. Jawab :
Diketahui : 𝑥1 = 85 ; 𝑛1 = 12 ; 𝑆1 = 4 dan
𝑥2 = 81 ; 𝑛2 = 10 ; 𝑆2 = 5.
i. Formula hipotesis
Misalkan 𝜇1 dan 𝜇2 menyatakan rata-rata populasi bahan 1 dan
populasi bahan 2. Variansi populasi kedua bahan tidak diketahui,
yang diketahui adalah variansi sampel. Diasumsikan variansi populasi
kedua bahan adalah sama. Rumusan hipotesis yang diuji adalah:
𝐻0 ∶ 𝜇1 − 𝜇2 = 2
𝐻1 ∶ 𝜇1 − 𝜇2 > 2 → dua sampel tidak berpasangan
ii. Taraf nyata dan nilai t-tabel
𝛼 = 5% = 0,05
derajat kebebasan, 𝑑𝑏 = 𝑛1 − 𝑛2 − 2 = 12 + 10 − 2 = 20 , sehingga
titik kritisnya adalah 𝑡0,05,(20) = 1,725.
METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si
Contoh

iii. Kriteria pengujian


𝐻0 ditolak, jika 𝑡0 > 1,725
iv. Uji statistik
menggunakan statistik uji untuk variansi kedua populasi tak diketahui tapi
dianggap sama yaitu

𝑥1 ;𝑥2 ;𝜇0 (𝑛1 ;1)𝑆1 2 :(𝑛1 ;1)𝑆2 2 11 16 : 9 25


𝑡0 = dengan 𝑆𝑝 = = = 4,478
1 1
𝑆𝑝 (𝑛 :𝑛 ) 𝑛1 :𝑛2 ;2 12:10;2
1 2

𝑥1 ;𝑥2 ;𝜇0 85;81 ;2


maka diperoleh 𝑡0 = 1 1
= = 1,04.
1 1
𝑆𝑝 (𝑛 :𝑛 ) 4,478 (12:10)
1 2

sehingga 𝑡0 < 1,725 → 𝐻0 tak ditolak


v. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata keausan bahan 1 melampaui rata-rata
keausan bahan 2 melebihi 2 satuan.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Contoh

3. Pada tahun 1976, J.A. Weson memeriksa pengaruh obat succinylcholine terhadap
kadar peredaran hormon androgen dalam darah. Sampel darah dari rusa liar yang
hidup bebas diambil melalui urat nadi leher segera setelah succinylcholine
disuntikkan pada otot rusa. Rusa kemudian diambil lagi darahnya kira-kira 30 menit
setelah suntikan dan kemudian rusa tersebut dilepaskan. Kadar androgen pada
waktu ditangkap dan 30 menit kemudian diukur dalam nanogram per ml (ng/ml)
untuk 15 rusa. Data terdapat pada tabel berikut
Anggap populasi androden sesaat
setelah suntikan dan 30 menit
kemudian berdistribusi normal.
Ujilah, pada tingkat keberartian
5%, apakah konsentrasi androgen
berubah setelah ditunggu 30
menit.
Contoh

3. Jawab :
Ini adalah data berpasangan karena masing-masing unit percobaan (rusa)
memperoleh dua kali pengukuran.
i. Formula hipotesis
Misalkan 𝜇1 dan 𝜇2 menyatakan rata-rata konsentrasi androgen
sesaat setelah suntikan dan 30 menit kemudian. Rumusan hipotesis
yang diuji adalah
𝐻0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2 dan
𝐻1 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2 → dua sampel berpasangan
ii. Taraf nyata
𝛼 = 5% = 0,05
derajat kebebasan, 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1 = 15 − 1 = 14, sehingga titik kritisnya
adalah 𝑡𝛼,(14) = 𝑡0,025,(14) = 2,145.
2

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Contoh

iii. Kriteria pengujian


𝐻0 ditolak, jika 𝑡0 < −2,145 atau 𝑡0 > 2,145
iv. Uji statistik
Rata – rata sampel dan variansi sampel untuk selisih (𝑑𝑖 ) adalah
𝑑 = 9,848 dan 𝑆𝑑 = 18,474
Statistik uji untuk rataan dua populasi berpasangan adalah
𝑑;𝜇0 9,848;0
𝑡0 = 𝑆𝑑 = 184,74 = 2,06
𝑛 15

sehingga −2,145 ≤ 𝑡0 ≤ 2,145 → 𝐻0 tak ditolak


v. Kesimpulan
Dari hasil tidak terdapat perubahan/perbedaan rata - rata konsentrasi
sesaat dan setelah 30 menit. Akan tetapi, dengan nilai 𝑡 = 2,06 mendekati
nilai 𝑡0,025,(14) = 2,145 maka perubahan/perbedaan rata – rata kadar
peredaran androgen juga tidak bisa diabaikan.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Soal 1

The Edison Electric Institute has published gures on the number of kilowatt
hours used annually by various home appliances. It is claimed that a vacuum
cleaner uses an average of 46 kilowatt hours per year. If a random sample of
12 homes included in a planned study indicates that vacuum cleaners use an
average of 42 kilowatt hours per year with a standard deviation of 11.9
kilowatt hours, does this suggest at the 0.05 level of signicance that vacuum
cleaners use, on average, less than 46 kilowatt hours annually? Assume the
population of kilowatt hours to be normal.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Soal 2

According to Chemical Engineering, an important property of ber is its water


absorbency. The average percent absorbency of 25 randomly selected pieces
of cotton ber was found to be 20 with a standard deviation of 1.5. A random
sample of 25 pieces of acetate yielded an average percent of 12 with a
standard deviation of 1.25. Is there strong evidence that the population mean
percent absorbency is signicantly higher for cotton ber than for acetate?
Assume that the population variances in percent absorbency for the two bers
are the same. Use a signicance level of 0.05.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si


Soal 3

Table below shows the results of a bioavailability study comparing a new


formulation (A) to a marketed form (B) with regard to the area under the
blood-level curve. The average dierence is 18.5 and the standard deviation of
the dierences is 13. Test at the 0.05 level of signicance that there is dierence
of the bioavailability between A and B.

METPEN & STATISTIKA AHMAD AFIF, M.Si

Anda mungkin juga menyukai