STATISTIKA INDUSTRI
Disusun Oleh:
BAB II
LANDASAN TEORI
H0 : θ = θ 0
H1 : θ > θ 0
H1 : θ < θ 0
H1 : θ θ0
..…………………………………………… (2.1)
2. Menentukan taraf nyata atau significant level
Taraf nyata atau significant level merupakan besarnya dari suatu batas
toleransi dalam menerima kesalahan yang berasal dari hasil hipotesis
terhadap nilai parameter populasinya. Taraf nyata sering disimbolkan
dengan α (alpha). Apabila semakin tinggi taraf nyata yang digunakan,
maka semakin tinggi pula penolakan terhadap hipotesis nol atau hipotesis
yang diuji, padahal hipotesis nol adalah benar. Besaran yang digunakan
dalam menentukan suatu taraf nyata dinyatakan dalam bentuk persen (%),
contohnya yaitu 1% (0,01), 5% (0,05), dan 10% (0,1), pada umumnya
suatu taraf nyata dituliskan dengan α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya suatu nilai α
tergantung pada keberanian suatu pembuat keputusan dalam hal berapa
besarnya kesalahan yang ditolerin. Besarnya suatu kesalahan tersebut
sering disebut sebagai daerah kritis pengujian atau daerah penolakan. Nilai
taraf nyata yang digunakan untuk menentukan nilai distribusi digunakan
pada pengujian seperti pada distribusi normal (Z), distribusi t dan
distribusi X2. Nilai dari distribusi tersebut sudah disediakan dalam bentuk
tabel-tabel yang disebut dengan nilai kritis.
3. Menentukan kriteria pengujian
Kriteria pengujian adalah pembuatan hipotesis atau keputusan apakah
hipotesis nol dapat diteriama atau ditolak, yang dilakukan dengan cara
membandingkan nilai alpha pada tabel distribusi F dengan nilai dari uji
statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Bentuk pengujian adalah
sisi atau arah pengujian.
4. Menentukan nilai uji statistik
Uji statistik merupakan suatu perhitungan dengan menggunakan rumus-
rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian
hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan yang dilakukan untuk
menduga suatu parameter data sampel yang diambil secara acak dari
sebuah populasi.
5. Pembuatan kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan hasi dari hipotesis apakah suatu
hipotesis diterima atau ditolak, sesuai dengan kriteria pengujiannya.
Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan dari nilai uji
statistik dengan nilai alpha tabel atau nilai kritis.
2.5 Distribusi F
Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi F merupakan distribusi
probabilitas kontinu. Distribusi F juga dikenal dengan sebutan distribusi
FSnedecor atau distribusi Fisher-Snedecor. Nama tersebut diambil dari nama
penemunya, yakni untuk menghargai Sir Ronald Aylmer Fisher (1890 – 1962) dan
George W. Snedecor (1881 – 1974) yang merupakan pakar statistika, pertanian
eksperimental, dan genetika kuantitiatif asal Inggris dan asal Amerika. Distribusi
F seringkali digunakan dalam pengujian statistika, antara lain analisis varians dan
analisis regresi. Walpole, Ronald, Sharon, dan Raymond (1998) menyatakan
bahwa suatu peubah acak dikatakan berdistribusi F jika fkp nya ditentukan oleh
Walpole et al. (1998) juga mendiskusikan ciri-ciri dari distribusi F, yaitu sebagai
berikut.
1. Distribusi F bersifat kontinu. Hal ini berarti bahwa distribusi F nilainya bisa
jadi tidak terbatas, antara nol dan positif tak hingga,
2. Ditribusi F tidak dapat bernilai negatif. Nilai terkecil dari F adalah nol,
3. Bentuknya tidak simetris. Semakin besar jumlah derajat kebebasan pada
pembilang dan penyebut, distribusinya semakin mendekati distribusi normal,
4. Bersifat asimtotik (asymptotic). Semakin besar nilai x, kurva generalized F
semakin mendekati sumbu X tetapi tidak akan pernah menyentuhnya.
.…….…………(2.2)
Keterangan:
Y = nilai tabel yang dicari
X = nilai tabel batas atas
Z = nilai tabel batas bawah
a = df batas atas
b = df yang dicari nilai tabelnya
c = df batas bawah
Taraf nyata ( ) dan F table dapat ditentukan dengan derajat pembilang dan
penyebut masing-masing:
a. diterima apabila
b. ditolak apabila
JKT =
JKB =
JKK =
Rata-rata
JKK f2 =
Kolom k–1
5. Membuat kesimpulan
JKT =
…...…….…………(2.3)
JKB = ……..........................(2.4)
JKK = ..…………..............(2.5)
JKI = 0
….…….……….(2.6)
Jumlah Rata-rata
Sumber Varians Derajat Bebas Fo
Kuadrat Kuadrat
Rata-rata Baris f1 =
JKB b–1
Rata-rata
Kolom JKK k–1 f2 =
5. Membuat Kesimpulan
Menyimpulkan Ho diterima atau ditolak dengan membandingkan antara
langkah ke-4 dengan kriteria pengujian pada langkah ke-3
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Ukuran Roti
Jenis Pemasaran
Small Medium Large
35 45 41
36 45 42
Alfamart
37 46 42
37 46 43
31 39 27
31 39 28
Indomart
32 40 28
33 41 29
30 32 34
30 33 35
Superindo
31 33 35
31 34 36
36 38 39
37 38 39
Giant
37 39 40
38 40 41
41 43 45
42 44 46
Alfamidi
42 44 46
43 45 47
Gambar 3.2 Values pada Wilayah dan Values pada Jenis Roti
Langkah ketiga yaitu memasukan data untuk wilayah dan jenis roti. Untuk
kolom 1-10 pada Wilayah diisikan kota Bandung sebanyak 6 data, pada Jenis Roti
diisikan Roti Gandum sebanyak 6 data ( Roti Gandum, Roti Tawar, Roti Manis,
Roti Muffin, Roti Kukus, BreadStick ) dan lakukan hal yang sama untuk kolom
wilayah pada kota Surabaya, Semarang, Medan, Solo. Seperti gambar dibawah
ini.
Gambar 3.3 Memasukan Data pada Data View
Langkah keempat yaitu langkah untuk melakukan pengujian data, apakah
data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Setelah semua data telah
dimasukkan, klik analyze lalu memilih Descriptive Statistics, kemudian memilih
explore. Seperti gambar dibawah ini.
d. Menganalisis varians
Tabel 3.5 Perhitungan Manual Anova Dua Arah Tanpa Interaksi
Wilayah
jenis Roti Total
Bandung Surabaya Semarang Medan Solo
Roti Gandum 20 21 22 21 23 107
Roti Tawar 20 22 23 21 24 224
Roti Manis 21 22 23 22 26 114
Roti Muffin 21 23 24 23 26 239
Roti Kukus 22 24 25 24 27 122
Breadstick 23 24 25 25 25 814
Total 127 136 142 136 151 692
nk1= 127 nk2= 136 nk3= 142 nk4= 136 nk5= 151
nb1= 107 nb2= 110 nb3= 114 nb4= 117 nb5= 122 nb6= 122
b k
T 2 ..
JKT = x ij2
i 1 j1 kb
692 2
= 202 + 212 +...+ 252 -
30
= 16060 – 15962,1333
= 97,8667
b
JKB = T i
2
T 2 ..
i 1
k kb
107 2 110 2 114 2 117 2 122 2 122 2 692 2
=
5 30
= 16000,4 – 15962,1333
= 38,2667
k
JKK =
T
j1
2
j
T 2 ..
b kb
127 2 136 2 142 2 136 2 1512 692 2
=
6 30
= 16014,3333 – 15962,1333
= 52,2000
JKE = JKT – JKB − JKK
= 97,8667 – 38,2667 – 52,2000
= 7,4000
Kuadrat rata-rata diantara kriteria kelompok:
JKB 38,2667
s12 = = 7,6533
b -1 6 1
JKK 52,2000
s 22 = = 13,0500
k -1 5 1
JKE 7,4000
s 32 = = 0,3700
(k - 1)(b - 1) (5 1)(6 1)
Nilai F rasio:
Fhitung (baris)
s1 2 7,6533
f1 2 = = 20,6845
s3 0,3700
Fhitung (kolom)
s 22 13,0500
f2 2 = = 35,2702
s3 0,3700
e. Kesimpulan.
1) Karena F0 = 20,6845 > F0,05(5;20) = 2,71, maka H0 ditolak. Jadi, sekurang-
kurangnya terdapat satu jenis roti yang mempengaruhi banyaknya
pengiriman roti.
2) Karena F0 = 35,2702 > F0,05(4;20) = 2,87, maka H0 ditolak. Jadi, sekurang-
kurangnya terdapat satu wilayah yang mempengaruhi banyaknya
pengiriman roti.
b k n
T 2 ..
JKT =
i 1 j1 c l
x ij2
kbn
2277 2
= 352 + 362 + … + 472 −
60
= 88157 – 86412,1500
= 1744,8500
b
JKB = T i
2
T 2 ..
i 1
kn kbn
495 2 398 2 394 2 462 2 528 2 2277 2
=
12 60
= 87574,4166 – 86412,1500
= 1162,2666
k
JKK =
T
j1
2
j
T 2 ..
bn kbn
710 2 804 2 763 2 2277 2
=
20 60
= 86634,2500 – 86412,1500
= 222,1000
b k b k
JKI =
Tij2
i l j l
Ti2
i j
T
j l
2
.j
T 2 ...
bn kn bn bkn
Nilai F rasio:
Fhitung (baris)
s1 2 290,5666
f1 = 0,7055 = 411,8591
s 42
Fhitung (kolom)
s 22 111,0500
f2 = 0,7055 = 157,4060
s 42
Fhitung (interaksi)
s 32 41,0915
f3 2 = = 58,2445
s4 0,7055
e. Kesimpulan
1) Karena F0 = 411,8591 > F0,05(4;45) = 2,59, maka H0 ditolak atau H1
diterima. Jadi, sekurang-kurangnya terdapat satu jenis pemasaran yang
mempengaruhi banyaknya penjualan..
2) Karena F0 = 157,4060 > F0,05(2;45) = 3,21, maka H0 ditolak. Jadi,
sekurang-kurangnya terdapat satu ukuran roti yang mempengaruhi
banyaknya penjualan roti.
3) Karena F0 = 58,2445 > F0,05(8;45) = 2,16, maka H0 ditolak. Jadi, terdapat
interaksi antara jenis pemasaran dengan ketiga ukuran roti yang
digunakan.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan adalah jawaban dari tujuan yang sudah ditentukan kemudian
dilakukan pembahasan dan didapatkan jawabannya pada setiap modul. Berikut
adalah kesimpulan dari setiap modul statistika industri :
1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari jenis roti dengan wilayah
terhadap pengiriman roti
a. Karena F0 = 20,6845 > F0,05(5;20) = 2,71, maka H0 ditolak. Jadi, sekurang-
kurangnya terdapat satu jenis roti yang mempengaruhi banyaknya
pengiriman roti.
b. Karena F0 = 35,2702 > F0,05(4;20) = 2,87, maka H0 ditolak. Jadi, sekurang-
kurangnya terdapat satu wilayah yang mempengaruhi banyaknya
pengiriman roti.
2. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari jenis pemasaran dengan ukuran
roti terhadap penjualan roti selama 4 minggu dan apakah terdapat interaksi
antara jenis pemasaran dengan ukuran roti tersebut.
a. Karena F0 = 411,8591 > F0,05(4;45) = 2,59, maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Jadi, sekurang-kurangnya terdapat satu jenis pemasaran yang
mempengaruhi banyaknya penjualan..
b. Karena F0 = 157,4060 > F0,05(2;45) = 3,21, maka H0 ditolak. Jadi, sekurang-
kurangnya terdapat satu ukuran roti yang mempengaruhi banyaknya
penjualan roti.
c. Karena F0 = 58,2445 > F0,05(8;45) = 2,16, maka H0 ditolak. Jadi, terdapat
interaksi antara jenis pemasaran dengan ketiga ukuran roti yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA