Anda di halaman 1dari 20

UJI HIPOTESIS KESAMAAN DUA RATA-RATA

Makalah untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Statistik Pendidikan

Dosen Pembimbing:
Mauna setyawati, M.Si.
Disusun Oleh:
Abdur Rachman AS
Asror
Riska ardila
M. Firas Alfian
M. Wahyu Sahniyar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH SURABAYA
2020

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Atas segala limpahan dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pembimbing
dalam mata kuliah Sosiologi Pendidikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, nabi yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju jalan terang benderang melalui jalan addinul Islam.
Makalah ini kami buat untuk memberi pemahaman kepada pembaca mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan “Uji Hipotesis kesamaan dua rata-rata”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam penulisan maupun dari segi yang lain sebagainya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca. Khususnya dosen yang telah membimbing kami
dalam mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan pihak yang telah membantu dalam mendapatkan sumber-sumber materi dalam
pembuatan makalah ini serta para pembaca yang memberikan saran dan kritik pada penyusunan
makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, 27 Maret 2021

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam usaha memecahkan masalah penelitian, mula-mula orang belum mempunyai
gambaran yang jelas dan detail mengenai keadaan sesungguhnya. Berdasarkan penalaahan
keputusan, apa yang dimilikinya adalah gambaran garis besar, gambaran mengenai pokok-
pokonya, yang merupakan abstrak dari keadaan yang sesungguhnya. Peranan statistic sebagai
pernyataan yang menujukan pertautan antara dua variable atau lebih itu sebenarnya adalah
perumusan menurut model matematis. Selanjutnya perumusan-perumusan hipotesis dalam
hipotesis alternative dan hipotesis nol adalah konsep dalam statistic. Hipotesis nol dirumuskan
atas dasar teoritis probabilitas. Karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep dasar mengenai
teori ini akan sangat membantu sesorang untuk merumuskan hipotesisnya secara lebih cermat.
Uji t sample berpasangan sering kali disebut sebagai paired-sampel t test. Uji t untuk data
sampel berpasangan membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal. Uji
ini menghitung selisih antara nilai dua variabel untuk tiap kasus dan menguji apakah selisih rata-
rata tersebut bernilai nol.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang kami angkat pada makalah ini adalah :


1. Apa yang dimaksud dengan paired sample t test ?
2. Bagaimana prosedur pengujian paired sample t test ?
3. Bagaimana langkah-langkah pengujian paired sample t test menggunakan SPSS ?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makah ini adalah:
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan paired sample t test.
2. Untuk mengetahui prosedur pengujian paired sample t test.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pengujian paired sample t test menggunakan
SPSS

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paired Sample T-Test

Paired sample t test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata –
rata dua variabel dalam satu group. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian
terhadap dua sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan dengan asumsi data
berdistribusi normal.
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata – rata antara dua
kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan). Maksudnya disini adalah sebuah sampel
tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Contoh data berpasangan antara lain: berat badan
sebelum dan sesudah mengikuti program diet, nilai ujian matematika sebelum dan sesudah
mengikuti les matematika dll.
Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji-t ini adalah sebagai berikut :
X̅ − 𝑌̅
𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g =
𝑆 2 𝑆 22 𝑆 𝑆
1
√+ 1 2
− 2𝑟 ( ) 2
𝑛2 ( √𝑛2 )
𝑛1 √𝑛1
B. Prosedur Pengujian Paired Sample T-Test

Prosedur yang umum dan harus diikuti untuk melakukan uji hipotesis ini adalah
sebagai berikut :
1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
𝐻0 : Tidak ada perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah ada perlakuan terhadap
sampel I dan sampel II.
𝐻1 : Ada perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah ada perlakuan terhadap
sampel I dan sampel II.
2. Membuat hipótesis dalam model statistik

Ada tiga bentuk hipotesis untuk uji-t di mana penggunaanya tergantung dari persoalan
yang akan diuji :

4
1. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one – sided atau one-tailed test) untuk sisi bawah
(lower tailed) dengan hipotesis :
𝐻0 : 𝜇1 ≥ 𝜇2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐻0 : 𝜇𝐷 ≥ 0
𝐻1 : 𝜇1 < 𝜇2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐻1 : 𝜇𝐷 < 0
Dimana𝜇𝐷 = 𝜇1 − 𝜇2
2. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one – sided atau one-tailed test) untuk sisi atas (upper
tailed) dengan hipotesis :
H0 : 𝜇1≤ 𝜇2 atau H0 : 𝜇D≤ 0
H1 : 𝜇1> 𝜇2 atau H1 : 𝜇D> 0
Dimana 𝜇D = 𝜇1 – 𝜇2
3. Bentuk uji hipotesis dua sisi (two-sided atau two- tailed test) dengan hipotesis
: H0 : 𝜇1= 𝜇2 atau H0 : 𝜇D= 0
H1 : 𝜇1G 𝜇2 atau H1 : 𝜇DG 0
Dimana 𝜇D = 𝜇1 – 𝜇2
3. Menentukan taraf signifikan
Pada tahap ini, kita menentukan seberapa besar peluang membuat risiko kesalahan dalam
mengambil keputusan menolak hipótesis yang benar. Biasanya dilambangkan dengan 𝛼
taraf kesalahan atau kekeliruan.
4. Menentukan uji yang akan digunakan
Uji statistik yang digunakan adalah sampel paired test. Uji ini digunakan, karena datanya
bersifat interval/rasio, dan data antara dua sampel berpasangan dengan jumlah data yang
digunakan tidak lebih dari 30.
5. Kaidah pengujian
Jika : 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼), maka 𝐻0 diterima
Jika : 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼), maka 𝐻0 ditolak atau
Jika 𝑝. 𝑠i𝑔 > 𝛼, maka 𝐻0 diterima
Jika 𝑝. 𝑠i𝑔 < 𝛼, maka 𝐻0 ditolak
6. Menghitung nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Tahapan menghitung nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g
a) Membuat table penolong

5
b) Menghitung nilai rata-rata sampel sebelum dan sesudah perlakuan
1) Nilai rata-rata sampel sebelum perlakuan
∑ Xi
X̅ =
𝑛
2) Nilai rata-rata sampel sesudah perlakuan
∑ 𝑌i
𝑌̅ =
𝑛
Keterangan :
Xi : data pengukuran sebelum perlakuan
𝑌i : data pengukuran sesudah perlakuan
𝑛 : jumlah responden/data
c) Menghitung nilai varian sebelum dan sesudah perlakuan
1) Nilai varian sebelum perlakuan
(Xi − X̅)2
2 =∑
𝑆𝑥 𝑛−1
2) Nilai varian sesudah
perlakuan (𝑌i − 𝑌̅)2
2
𝑆F = ∑
𝑛−1
Keterangan :
𝑆𝑥2 : nilai varian sampel sebelum perlakuan
𝑆F2: nilai varian sampel sesudah perlakuan
d) Menghitung nilai deviasi estándar sampel ke-i
1) Nilai deviasi estándar sampel sebelum perlakuan

(Xi − X̅)2
𝑆𝑥 = √∑ 𝑛−1

2) Nilai deviasi estándar sampel sesudah perlakuan

(𝑌i − 𝑌̅)2
𝑆F = √ ∑ 𝑛−1

Keterangan :
𝑆𝑥 : nilai deviasi estándar sampel sebelum perlakuan
𝑆F : nilai deviasi estándar sampel sesudah perlakuan

6
e) Menghiting nilai korelasi
Tahapan menghitung nilai korelasi (r)
1) Membuat tabel penolong
2) Menghitung korelasi (r)
𝑛(∑ X𝑌) − (∑ X)(∑ 𝑌)
𝑟=
√[𝑛(∑ X2) − (∑ X)2][𝑛(∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2]
Keterangan :
𝑟 : nilai koefisien korelasi
X : nilai pengukuran sebelum
perlakuan
𝑌 : nilai pengukuran sesudah
f) Menghitung nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g
X̅ − 𝑌̅
𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g =
𝑆1 𝑆2
𝑆12 𝑆22
√ + − 2𝑟 1) ( 2)
𝑛1 𝑛2 √𝑛
Keterangan :
𝑛1 : sampel 1
𝑛2 : sampel 2
g) Menghitung 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Karena penelitian dua sisi, sehingga nilai 𝛼/2 dan 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1. Kemudian dicari nilai

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼/ pada tabel distribusi –t.


2,𝑑𝑏)

7. Membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g


Tujuan membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g adalah untuk mengetahui hipótesis mana yang
akan diterima berdasarkan kaidah pengujian.
8. Membuat keputusan
Menerima atau menolak 𝐻0 berdasarkan hasil perbandingan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g.
C. Pengolahan Data dengan SPSS
1. Uji-t Berpasangan Satu Sisi Untuk Sisi Bawah

Suatu penelitian dilakukan terhadap 25 mahasiswa (yang tidak kidal) yang dipilih secara
acak untuk menginvestigasi desain pegangan pintu. Ada dua macam desain pegangan pintu yang
identik , yang satu harus diputar kekiri untuk membuka pintu dan yang satu lagi harus diputar
7
kekanan untuk membuka pintu. Ke – 25 mahasiswa tersebut diminta membuka pintu yang
menggunakan kedua desain pegangan piintu yang identik tersebut. Data berikut merupakan data
waktu (dalam detik ) yang diperlukan untuk membuka pintu dari jarak tertentu yang sama jauh
dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri dari ke 25 mahasiswa tersebut.
Subjek Lama waktu utk membuka desain Lama waktu utk membuka desain
pegangan pintu putar kanan (dalam pegangan pintu putar kiri (dalam
detik) detik)
1 113 137
2 105 105
3 130 133
4 101 108
5 138 115
6 118 170
7 87 103
8 116 145
9 75 78
10 96 107
11 122 84
12 103 148
13 116 147
14 107 87
15 118 166
16 103 146
17 111 123
18 104 135
19 111 112
20 89 93
21 78 76
22 100 116
23 89 78
24 85 101

8
25 88 123
Apakah rerata waktu untuk membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar kanan untuk
orang yang tidak kidal akan lebih cepat dibandingkan waktu untuk membuka pintu dengan
desain pegangan pintu putar kiri ? (gunakan α = 0,05).
Solusi:
Dalam contoh ini kita akan menguji bahwa purata (mean) waktu untuk membuka pintu dengan
desain pegangan pintu putar kanan untuk orang yang tidak kidal akan lebih cepat dibandingkan
purata waktu untuk membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar kiri. Subyek dalam
penelitian ini adalah 25 mahasiswa yang harus membuka pintu dengan desain pegangan pintu.
Jadi ini adalah persoalan uji t (paired sample t test) satu sisi untuk sisi bawah (lower tailed)
dengan hipotesis sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜇𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 ≥ 𝜇𝑘i𝑟i 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐻0 : 𝜇𝐷 ≥ 0
𝐻1 : 𝜇1𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 < 𝜇𝑘i𝑟i 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐻1 : 𝜇𝐷 < 0
𝜇D = 𝜇kanan – 𝜇kiri

Dimana:

𝜇kanan: purata waktu untuk membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar

kanan.

𝜇kiri : purata waktu untuk membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar

Kiri.

Prosedur SPSS Pired-Sample T Test


a. Masuk ke Program SPSS
b. Klik Variabel View pada SPSS Data Editor, kita definisikan variabel waktu untuk
membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar kanan dengan nama kanan dan
variabel waktu untuk membuka pintu dengan desain pegangan pintu putar kiri dengan
nama kiri. Pada layar monitor akan tampak seperti :
c. Klik Data View pada SPSS Data Editor

9
1) Pada kolom kanan masukkan data lama waktu untuk membuka desain pegangan pintu
putar kanan (dalam detik).
2) Pada kolom kiri masukkan lama waktu untuk membuka desain pegangan pintu putar
kiri (dalam detik).Pada layar monitor akan tampak seperti :

d. Pengolahan data
1) Menu Analyze → Compare Means→Paired-samples T
Test Pada layar monitor akan tampak seperti :

2) Pada Paired Sample T-Test masukkan kanan dan kiri ke Paired Variable
Pada layar monitor akan tampak seperti :

10
e. Pengisian Tingkat Signifikan dengan 𝛼 = 5%
1) Klik Options
2) Confidense level diubah menjadi 95%

Pada layar monitor akan tampak seperti :

Setelah pengisian selesai, tekan Continue untuk kembali ke menú sebelumnya.


f. Kemudian Tekan OK untuk memproses
data Hasil SPSS
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 lama waktu untuk
membuka pintu
104.12 25 15.796 3.159
dengan desain pintu
putar
kanan
lama waktu untuk
membuka pintu 117.44 25 27.263 5.453
dengan
desain pintu putar kiri
Paired Samples Correlations
Correlatio
N n Sig.
Pair 1 lama waktu untuk
membuka pintu
dengan desain pintu
putar kanan & lama 25 .542 .005
waktu untuk membuka
pintu dengan desain

11
pintu
putar kiri

12
Interpretasi Hasil SPSS
Selisih purata waktu antara membuka pintu dengan pegangan pintu putar kanan dan
pegangan pintu putar kiri adalah 104,12-117,44= -13.32. uji t menguji 𝐻0 : 𝜇𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 ≥ 𝜇𝑘i𝑟i,
memberikan nilai t = -2,904 dengan derajat kebebasan n-1= 24. Output SPSS memberikan nilai
p-value untuk uji dua sisi (2-tailed)= 0,008 karena kita melakukan uji hipotesis satu sisi ( one

tail) 𝐻1 : 𝜇1𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 < 𝜇𝑘i𝑟i , maka nilai p-value harus dibagi dua
0.008
= 0.004. nilai p-value
2

untuk uji satu sisi ini lebih kecil dari α = 0,05 sehingga merupakn bukti kuat menolak
𝐻0 : 𝜇𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 ≥ 𝜇𝑘i𝑟i. Kesimpulan purata (mean) waktu untuk membuka pintu dengan dasain
pegangan pintu putar kanan akan lebih cepat dibandingkan purata waktu untuk membuka pintu
dengan desain pegangan pintu putar kiri.
2. Uji-t Berpasangan Dua Sisi

Seorang peneliti ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh obat tidur baru terhadap 10
pasien penderita gangguan tidur, (gunakan α = 0,05). Berikut datanya:

13
Solusi:
Dalam contoh ini kita akan menguji bahwa purata waktu (mean) terhadap pasien pederita
gangguan tidur sebelum mengkonsumsi dan sesudah mengkomsumsi obat tidur adalah tidak
sama. Subyek dalam penelitian ini adalah 10 pasien penderita gangguan tidur.
H0 : 𝜇sebelum= 𝜇sesudah atau H0 : 𝜇D= 0
H1 : 𝜇sebelumG 𝜇sesudah atau H1 : 𝜇DG 0
Dimana 𝜇D = 𝜇1 – 𝜇2

Dimana:

𝜇sebelum: purata waktu sebelum mengkomsumsi obat tidur

𝜇ksesudah : purata waktu sesudah mengkomsumsi obat tidur

Prosedur SPSS Pired-Sample T Test


a. Masuk ke Program SPSS
b. Klik Variabel View pada SPSS Data Editor, kita definisikan variabel waktu yang
digunakan pasien untuk tidur sebelum mengkomsumsi obat tidur dengan nama sebelum
dan variabel waktu yang digunakan pasien sesudah mengkomsumsi obat tidur dengan
nama sesudah. Pada layar monitor akan tampak seperti :

c. Klik Data View pada SPSS Data Editor


1) Pada kolom sebelum masukkan data lama waktu untuk tidur sebelum mengkomsumsi
obat tidur (dalam detik).
2) Pada kolom sesudah masukkan data lama waktu untuk tidur sesudah mengkomsumsi
obat tidur (dalam detik).

14
d. Pengolahan data

Menu Analyze → Compare Means→Paired-samples T Test


Pada layar monitor akan tampak seperti :

a. Pada Paired Sample T-Test masukkan kanan dan kiri ke Paired Variable
Pada layar monitor akan tampak seperti :

b. Pengisian Tingkat Signifikan dengan 𝛼 = 5%


c. Klik Options
d. Confidense level diubah menjadi 95%

Pada layar monitor akan tampak


seperti :

15
Setelah pengisian selesai, tekan Continue untuk kembali ke menú sebelumnya.
e. Kemudian Tekan OK untuk memproses data

Hasil SPSS

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 sebelum menggunaka
4.960 10 1.1491 .3634
obat tidur
sesudah
7.290 10 1.1939 .3776
menggunakan obat
tidur

Paired Samples Correlations


Correlatio
N n Sig.
Pair 1 sebelum
menggunaka obat
10 -.460 .181
tidur & sesudah
menggunakan obat
tidur

Interpretasi Hasil SPSS


Selisih purata waktu antara sebelum dan sesudah mengkomsumsi obat tidur adalah 4.960-
7.290 = -2.33. uji t menguji 𝐻0 : 𝜇sebelum= 𝜇sesudah , memberikan nilai t = -3,680 dengan derajat
kebebasan n-1= 9. Output SPSS memberikan nilai p-value untuk uji dua sisi (2-tailed)= 0,005
nilai p-value untuk uji dua sisi ini lebih kecil dari α = 0,05 sehingga merupakan bukti kuat
menolak 𝐻0 : 𝜇sebelum= 𝜇sesudah . Kesimpulan bahwa selisih waktu tidur sebelum dan sesudah di
16
beri obat untuk setiap responden tidak sama dengan nol, jadi obat tersebut terbukti memberikan
pengaruh terhadap 10 pasien penderita gangguan tidur.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Paired sample t test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata –
rata dua variabel dalam satu group. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian
terhadap dua sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan dengan asumsi data
berdistribusi normal.
Prosedur Pengujian Paired Sample T-Test
1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat;
2. Membuat hipótesis dalam bentuk model statistic;
3. Menentukan resiko kesalahan 𝛼 (taraf signifikan);
4. Menentukan uji yang akan digunakan;
5. Kaidah pengujian;
Jika : 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼), maka 𝐻0 diterima
Jika : 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(𝛼), maka 𝐻0 ditolak atau
Jika 𝑝. 𝑠i𝑔 > 𝛼, maka 𝐻0 diterima
Jika 𝑝. 𝑠i𝑔 < 𝛼, maka 𝐻0 ditolak
6. Menghitung 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙;
7. Membandingkan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g, dan
8. Mengambil keputusan.
Pengolahan Data dengan SPSS
1. Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.
2. Masukan data variable.
3. Setelah itu masukan data pada Data View yang ada di kiri bawah.
4. Pengolahan Data dengan SPSS :
Menu Analyze → Compare Means→Paired-samples T Test
5. Akan muncul jendela Paired Sample T-Test, pindahkan variabel ke test variabel
dengan memilih variable 1 dan variable 2 secara bersamaan.

18
6. Klik Option pada jendela Paired samplet-test kemudian muncul jendela berikutnya.
Isikan derajat keyakinan sebesar 95% (α = 55)
7. Klik Continue kemudian Ok akan muncul jendela hasil yang menampilkan text dan
table yang merupakan hasil uji hipotesis Paired Sample T-Test.

B. Saran
Untuk lebih memahami pengunaan Paired Sample T-Test diperlukan pemahaman lebih
mengenai defenisi, penggolongan dan contoh-contoh dari Paired Sample T-Test itu sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistika 2 (statistika inferensial). Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2012.
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta; Erlangga, 2009.
Subagyo, Pangestu dan Djarwanto. Statistika Deduktif. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

20

Anda mungkin juga menyukai