Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS UJI BEDA

A. Uji T-Test Satu Sampel (One Sample T-Test)


1. Dasar Teori
Pengujian rata-rata satu sampel dimaksudkan untuk menguji nilai tengah atau rata-rata
populasi μ sama dengan nilai tertentu μo, lawan hipotesis alternatifnya bahwa nilai tengah
atau rata-rata populasi μ tidak sama dengan μo. Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin
menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara
nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya
adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi (Nuryadi et al., 2017).
Jadi kita akan menguji :
H 0: μ = μ0 lawaan H 1: μ ≠ μ0
Ho merupakan hipotesa awal sedangkan H 1 merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis
kerja.

2. Rumus One sample t-test

t
Rumus : h¿=
x− μ 0
¿
s /√ n

T = nilai t hitung
x = rata-rata sample
μ 0= nilai parameter
s= standar deviasi sample
n= jumlah sample

3. Interpretasi
a) Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
 Nilai signifikansi α

 Bandingkan nilai t h¿¿dengan t tab dimana t tab = ; N-1
2
 Apabila :
t h¿¿ > berbeda secara signifikansi ( H 0 DITOLAK)
t h¿¿ < Tidak berbeda secara signifikansi ( H 0 DITERIMA)
B. Paired sampel t-test
1. Dasar Teori
Uji – t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui
pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah
perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap
memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan
kedua. Hipotesis dari kasus ini dapat ditulis :

H 0 = μ1 - μ1 = 0 atau μ1 = μ1
H a = μ1 - μ1 ≠ 0 atau μ1 ≠ μ1
Ha berarti bahwa seilisih sebenarnya dari kedua rata-rata tidak sama dengan nol.

2. Rumus Paired Sample t-test.


t D
Rumus : h¿=
SD
¿
√n

SD = √ Var

1
1
Var ( S2) =
n−1 ∑ ¿¿ ¿
i=1

t = nilai t hitung
D = rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2
SD= standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2
n = jumlah sample.

3. Interpretasi
a) Untuk menginterpretasikan uji t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
 Nilai signifikansi α
 Df (degree of freedom)= N-k, khusus untuk paired sample t-test df = N-1
 Bandingkan nilai t h¿¿dengan t tab = α ; n−1
 Apabila :
t h¿¿ > berbeda secara signifikansi ( H 0 DITOLAK)
t h¿¿ < Tidak berbeda secara signifikansi ( H 0 DITERIMA)
C. Independent sample t test
1. Dasar Teori
Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuanuntuk
membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atautidak saling berkaitan.
Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwapenelitian dilakukan untuk dua subjek sampel
yang berbeda. Misalnya antarapria dan wanita, antara kelompok usia remaja dan dewasa,
antara jakarta danluar jakarta, dan sebagainya. Pertanyaan yang coba dijawab adalah
apakahkedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak samasecara
signifikan.
Independen T Test adalah uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah
perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data
interval/rasio. Dua kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yang tidak
berpasangan, artinya sumber data berasal dari subjek yang berbeda. hipotesis dapat diartikan
sebagai dugaan mengenai suatu hal, atau hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
suatu masalah, atau hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan suatu variabel
dengan variabel lainnya. Hipotesis disajikan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan
secara eksplisit mauppun implisit satu variabel dengan variabel lain. Hipotesis yang baik
selalu memenuhi dua persyaratan, yaitu: menggambarkan hubungan antar variabel dan dapat
memberikan petunjuk bagaimana pengujian terhadap hubungan tersebut.
Di dalam pengujian terdapat 2 hipotesis yaitu:
 Hipotesis nol (H0) digunakan sebagai dasar pengujian statistik, atau hal yang berlaku
secara umum.
 Hipotesis alternative (H1) merupakan kesimpulan sementara dari hubungan antar
variabel yang sudah dipelajari dari teori-teori yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan analisis Independent Sample T-test pada
program SPSS, pengambilan keputusannya dilakukan dengan cara membandingkan nilai t
hitung dengan table dengan ketentuan:
a. Jika ± t hitung < ± t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
b. Jika ± t hitung > ± t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Selain itu, pengambilan keputusan juga dapat dilihat dari taraf signifikan p (Sig(2-
tailed)). Jika p > 0,05 maka H0 diterima dan jika p < 0,05 maka H0 ditolak.

2. Prasyarat
Syarat yang harus dipenuhi pada independen t test antara lain:
a) Skala data interval/rasio.

b) Kelompok data saling bebas atau tidak berpasangan.

c) . Data per kelompok berdistribusi normal.

d) Varians antar kelompok sama atau homogen.

3. Rumus Dan Penggunaan


Rumus Independent Sample T-Tes

D. One way anova


Uji Anova Satu Jalur (One Way Anova) Analisis varians satu jalur merupakan teknik
statistika parametrik yang digunakan untuk pengujian perbedaan beberapa kelompok rata-
rata, di mana hanya terdapat satu variabel bebas atau independen yang dibagi dalam beberapa
kelompok dan satu variabel terikat atau dependen. Dalam teknik Anova satu jalur biasanya
digunakan dalam penelitian eksperimen atau pun Ex-Post-Facto Hipotesis dalam ANOVA
akan membandingkan rata-rata dari beberapa populasi yang diwakili oleh beberapa kelompok
sampel secara bersama, sehingga hipotesis matematikanya adalah :
H0 : μ1 = μ2 … = μk
 Seluruh mean populasi adalah sama
 Tak ada efek treatment (tak ada keragaman mean dalam grup)
H1 : tidak seluruh mean populasi adalah sama
 Minimal ada 1 mean populasi yang berbeda
 Terdapat sebuah efek treatment
 Tidak seluruh mean populasi berbeda (beberapa pasang mungkin sama).

Bunyi hipotesis alternatif seperti tersebut diatas, merupakan hipotesis yang fleksibel, karena
tidak menyebutkan secara pasti μ mana yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
mempunyai arti bahwa μ mana yang tidak sama bukan merupakan masalah dalam penolakan
hipotesis nol.

H0 pada One Way ANOVA adalah tidak ada perbedaan signifikan rata-rata sampel yang ada.
Bila H0 ditolak, maka analisisnya belum selesai sehingga perlu analisis lanjutan. Analisis
lanjutan setelah ANOVA sering disebut Post Hoc atau pasca-ANOVA adalah sebagai
berikut:
a) LSD (Least Significance Difference), digunakan untuk melakukan uji t di antara
seluruh pasangan kelompok mean. Uji ini sangat baik apabila pengujian mean yang
akan dibandingkan sebelumnya telah direncanakan.

b) Tukey (HSD : Honestly Significant Difference), uji ini disebut uji beda nyata yang
merupakan perbaikan dari LSD karena uji ini untuk membandingkan mean tanpa
perencanaan terlebih dahulu.

c) Tukey’s-b, alternative lain dari uji Tukey.

d) Duncan, digunakan untuk menguji perbedaan di antara semua pasangan perlakuan


yang ada dari percobaan tersebut serta masih dapat mempertahankan tingkat
signifikansi yang ditetapkan.

e) S-N-K (Student Newman Keuls), pengembangan dari LSD dan Duncan. 14 14 6)


Dunnet, digunakan untuk membandingkan mean dari semua perlakuan dengan mean
perlakuan control.

f) Scheffe, digunakan untuk pembanding yang tidak perlu orthogonal.


Daftar Rujukan

Nuryadi, Tutut Dewi Astuti, Endang Sri Utami, & Martinus Budiantar. (2017). Dasar-Dasar
Statistika Penelitian.
http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Buku-Ajar_Dasar-
Dasar-Statistik-Penelitian.pdf

Anda mungkin juga menyukai